Makalah Pengembangan Produk
Makalah Pengembangan Produk
Oleh : Kelompok 7B
Afria Siska
(05021181320028)
Hoky Sandra
(05021181320022)
M. Haris Abdar
(05021181320024)
Mochammad Rizky C
(05021181320025)
Ria Lestari
(05021181320031)
Rivaldi Husni
(05021181320020)
BAB 1
PENDAHULUAN
dan mesin pertanian (alsintan). Jika teknologi pertanian dianggap sebagai unsur
penentu dalam upaya mencukupi ketersediaan bahan pangan dalam negeri saja,
maka perkembangan teknologi alsintan tersebut masih sangat lambat.
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya.
Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah
berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan
atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal
ekonomi dan politik dapat kita wujudkan. Apabila hal tersebut benar-benar kita
miliki, maka dalam menghadapi era global nanti kita sudah punya bekal paling
tidak ketahanan pangan dalam menghadapi beberapa goncangan. Dengan
ketahanan pangan berarti bahaya kekurangan pangan atau kelaparan akibat
tajamnya persaingan pada era global dapat dihindarkan.
1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk melihat pengembangan produk
dan industri dalam hal ini adalah alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk
mengurangi kehilangan hasil padi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
PEMBAHASAN
thresher, dan (5) menggunakan mesin perontok. Kapasitas perontokan dengan cara
digebot berkisar antara 58,8-89,8 kg/jam/ orang. Perontokan gabah dengan cara
digebot menyisakan gabah yang tidak terontok sebanyak 6,4-8,9%. Angka
tersebut dapat ditekan jika perontokan menggunakan mesin perontok. Penggunaan
mesin perontok menghasilkan gabah rontok sebesar 99%. Kapasitas mesin
perontok bervariasi antara 523-1.125 kg/jam, bergantung pada spesifikasi atau
pabrik pembuatnya.
3.3 Pengeringan
Secara biologis, gabah yang baru dipanen masih hidup sehingga masih
berlangsung proses respirasi yang menghasilkan CO2 , uap air, dan panas
sehingga proses biokimiawi berjalan cepat. Jika proses tersebut tidak segera
dikendalikan maka gabah menjadi rusak dan beras bermutu rendah. Salah satu
cara perawatan gabah adalah melalui proses pengeringan dengan cara dijemur
atau menggunakan mesin pengering. Di tingkat petani, gabah umumnya dijemur
di atas anyaman bambu atau terpal plastik, sedangkan di unit penggilingan padi
pada lantai semen atau menggunakan mesin pengering. Menggunakan mesin
pengering vortek. Cara ini menghasilkan gabah berkualitas baik, tetapi waktu
pengeringan relatif lama, lebih dari 10 hari . Pengeringan gabah secara sederhana
menggunakan silo sirkuler dengan sumber pemanas dari kompor mawar
menghasilkan beras bermutu baik dengan biaya yang lebih rendah. Pengeringan
gabah dengan box dryer dapat menghasilkan beras giling bermutu baik dan
kehilangan hasil kurang dari 1%, lebih rendah dibandingkan dengan penjemuran.
Kehilangan hasil pada tahapan penjemuran relatif tinggi, yaitu 1,5-2,2% karena
sebagian gabah tercecer, dimakan ayam atau burung.
3.4 Penggilingan
Proses pemberasan gabah dilakukan dengan cara ditumbuk dalam lesung
menggunakan alu. Penggunaan lesung menggunakan lebih banyak orang dan
tenaga. Kemudian berkembang menggunakan mesin penggiling padi.
3.5 Penyimpanan
Hasil panen disimpan dalam bentuk gabah kering dengan cara ditumpuk.
Gabah bisa disimpan dangan sistem curah atau dengan kemasan atau gabah.
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan produk pascapanen padi bisa dilihat mulai dari
pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan dan
penyimpanan.
2. Pengembangan pada pemanenan padi antara lain dari penggunaan alat
panen ani-ani, sabit biasa, sabit bergeriji, stripper, reaper, dan combine
harvester.
3. Pengembangan pada perontokan padi dikelompokan menjadi (1)
iles/injak-injak, (2) pukul/gedig, (3) banting/gebot, (4) menggunakan pedal
thresher, dan (5) menggunakan mesin perontok.
4. Pengembangan pada pengeringan gabah umumnya dijemur di atas
anyaman bambu atau terpal plastik, sedangkan di unit penggilingan padi
pada lantai semen atau menggunakan mesin pengering
5. Pengembangan pada penggilingan gabah dilakukan dengan cara ditumbuk
dalam lesung menggunakan alu. Kemudian berkembang menggunakan
mesin penggiling padi.
6. Pengembangan penyimpanan padi mulai dari pengemasan dalam wadah
dan menggunakan sistem curah.
DAFTAR PUSTAKA
Mendukung
Ketahanan
Pangan
Nasional.
Jurnal
Function
Deployment
(QFD)
Untuk
Optimalisasi
Hasil