Anda di halaman 1dari 20

NYCTALOPIA

NOVINA SARI
PEMBIMBING:

dr. DAHRIZAL, Sp.M


dr. ARLINA YUNITA, Sp.M

SMF ILMU PENYAKIT


MATA
RUMAH SAKIT UMUM
LANGSA
1
2014

BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Vitamin A atau retinol adalah senyawa yang larut
lemak yang ditemukan di dalam hati, khususnya pada
hati ikan, unggas, daging, dan produk susu. Vitamin A
terdiri dari kelompok retinoids dan karotenoids.
Banyaknya masalah defisiensi vitamin A di dunia
diperkiran berdasarkan survey klinik di seluruh dunia,
sekitar 350.000 kasus baru kerusakan mata yang parah
muncul setiap tahunnya pada anak-anak usia pra
sekolah, diperkirakan 60% dari anak-anak ini meninggal
dalam waktu 1 tahun setelah menjadi buta. Manifestasi
yang paling awal dari defisiensi vitamin A adalah rabun
senja.
3

Penyakit ini paling banyak dialami oleh anakanak, pada anak berusia 1 sampai 3 tahun hal ini
bisa terjadi karena tidak lama setelah disapih
anak tersebut diberikan makanan yang tidak
mengandung vitamin A.
Rabun senja (nyctalopia) adalah gangguan
penglihatan kala senja atau malam hari, atau pada
keadaan cahaya remang-remang. Banyak juga
menyebutnya sebagai rabun ayam

BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA

ANATOMI MATA

BAGIAN
DALAM

BAGIAN LUAR

RABUN SENJA
(NYCTALOPIA)

Rabun senja, sering disebut juga


sebagai
rabun
ayam
atau
Nyctalopia, merupakan kelainan
pada mata yang terjadi akibat
kekurangan vitamin A.
7

ETIOLOGI

Kekurangan
Energi
Protein (KEP)

Kekurangan
Zinc

Mengkonsum
si alkohol
berlebihan

Keabnormala
n Hereditas

Efek obat
pencahar

PATOFISIOLOGI

Penguran
gan
kemampu
an
menyerap
vitamin A,
seperti
operasi
lambung
atau
Crohn
disease

nutrisi
untuk
rhodopsin
pada sel
batang
tidak
tercukupi

Defisiensi
vitamin A

Rabun
Senja

KLASIFIKASI

1. XN: Keadaan ringan, sel batang retina sulit


beradaptasi pada lingkungan dengan keadaan
kurang cahaya kemampuan penglihatan
menurun pada kondisi ini (hemerolopia,
nyctalopia)
2. X IA: Selaput lendir bola mata tampak kering,
berkeriput, dan berpigmentasi serta permukaan
tampak kasar dan kusam (xerosis konjungtiva)
3. X IB: Kelanjutan dari XIA (xerosis konjungtiva)
yang ditambah dengan munculnya bercak bitot.
10

4. X2: hingga kornea, disebut dengan xerosis


kornea. Kornea tampak kering dengan
permukaan yang tampak kasar. (xerosis
kornea)
5. X3A: Perforasi kornea kurang dari 1/3
permukaan kornea dan prolaps jaringan isi
bola mata dan dapat membentuk cacat tetap
yang dapat menyebabkan kebutaan.
(Keratomalasia)
6. X3B: Sama seperti X3A, namun lebar
infeksinya lebih dari 1/3 permukaan kornea.
11

7. XS: Kornea mata tampak menjadi putih atau


bola mata tampak mengecil. Apabila luka pada
kornea telah sembuh, maka akan
meninggalkan bekas berupa sikatrik atau
jaringan parut. (Xeroftalmia scar)
8. XF: keadaan dimana terjadi kelainan pada
fundus. Fundus tampak seperti cendol.
Ditandai pula dengan adanya noda-noda putih
yang menyebar di seluruh fundus.
(Xeroftalmia Fundus)
12

XIA

XIB

X2

X3A
XS

X3B
13

GEJALA KLINIS

1. Sulit melihat pada tempat dengan cahaya


minimal.
2. Kesulitan melihat saat mengemudi di sore hari.
3. Selain itu, perasaan bahwa mata memerlukan
waktu yang lebih lama untuk penyesuaian
terhadap perubahan dari terang menjadi gelap
juga dapat merupakan gejala rabun senja.

14

DIAGNOSIS
a. Identitas diri
b. Keluhan pada
pengelihatan
c. Riwayat penyakit
d. Riwayat pola makan

Anamnesis

Pemeriksaan
secara Biofisik
15

a. Tes adaptasi gelap


sederhana
b. Tes adaptasi gelap
dengan
menggunakan alat
c. Pemeriksaan dengan
Electroretinography
(ERG)

DIAGNOSA BANDING

Retinitis Pigmentosa adalah suatu kemunduran


yang progresif pada retina yang mempengaruhi
penglihatan pada malam hari dan penglihatan tepi,
pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan. Retinitis
pigmentosa merupakan penyakit keturunan yang
jarang terjadi. Beberapa bentuk penyakit ini
diturunkan secara dominan, hanya memerlukan 1 gen
dari salah satu orang tua resesif atau bentuk yang
lainnya diturunkan melalui kromosom X, hanya
memerlukan 1 gen dari ibu.
Sel
batang
pada 16
retina
(berperan
dalam
penglihatan pada malam hari) secara bertahap

PENATALAKSANAAN
Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan
nyata dalam 1-2 minggu. Dianjurkan bila didiagnosis
defisiensi vitamin A dibuat maka diberikan vitamin A
200.000 IU peroral dan pada hari kesatu dan kedua.
Bila belum ada perbaikan maka diberikan obat yang
sama pada hari ketiga.

17

KESIMPULAN
1. Rabun senja disebut juga sebagai rabun ayam atau
Nyctalopia, Rabun senja disebabkan oleh rusaknya
sel retina yang semestinya bekerja pada lingkungan
minim cahaya.
2. Kekurangan vitamin A menujukkan gejala-gejala
klinis yang bertahap. Klasifikasi kekurangan
vitamin A menurut WHO/UNICEF, yaitu X1-A, X1-B,
X2, X3, X3-b, XN, XF, dan XS.
3. Untuk mendiagnosis rabun senja dikelompokkan
menjadi dua, yaitu anamnesis dan pemeriksaan
secara biofisik
4. Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan
nyata
dalam
1-2
minggu.
Dianjurkan
bila
didiagnosis defisiensi 18vitamin A dibuat maka
diberikan vitamin A 200.000 IU peroral dan pada

DAFTAR PUSTAKA
1. Sommer A. 1978. Field Guide to the Detection and
Control of Xerophthalmia. Geneva: WHO.
2. http://www.slideshare.net/99yuda/makalah-anatomi-dan-fi
siologi-indra-penglihatan
, diakses tanggal 23-09-2014
3. Ward, Jeremy P. T dkk. 2007. A Glance Fisiologi. Jakarta:
Erlangga
4. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta, 2009.
5. Hutahuruk J. 2009. Pencegahan Kebutaan pada Anak.
Jakarta : Garamedia Pustaka.
6. Herman. S. dkk. Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia:
Perhatian Khusus pada 19 Kurang Vitamin A (KVA).
Anemia, dan Seng.

TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai