Mata Tenang Visus Turun Mendadak
Mata Tenang Visus Turun Mendadak
TURUN MENDADAK
Disusun Oleh :
Rizky Aisyah
Novi Alfirahmi
Pembimbing
Dr. Nasrudin, Sp M
Sklerosis multipel
Neuromyelitis optica (Devics disease)
Neuritis
intraokular atau
papilitis
Neuritis
retrobulbar
DIAGNOSA
Anamnesis (gejala subjektif)
Penglihatan turun mendadak dalam beberapa jam sampai hari yang mengenai
satu atau kedua mata.
Pasien mengeluh penglihatan menurun setelah olahraga atau suhu tubuh naik
(tanda Uhthoff).
DIAGNOSA
Pemeriksaan (Gejala Objektif)
Didapatkan penurunan visus yang bervariasi mulai dari ringan
Pemeriksaan Visus
Pemeriksaan
Segmen Anterior
pupil
umumnya
DIAGNOSA
Pemeriksaan (Gejala Objektif)
Pemeriksaan
Segmen Posterior
DIAGNOSA
Pemeriksaan (Gejala Objektif)
Pemeriksaan
Penunjang
DIAGNOSIS BANDING
- Iskemik optik neuropati
Tidak sakit dengan skotoma altitudinal
- Edema papil
Merupakan edema dari papil akibat peningkatan
tekanan intrakranial, biasanya terjadi bilateral,
tajam penglihatan yang normal terkoreksi, refleks
pupil yang normal, dan lapang pandang yang
intak kecuali pembesaran bintik buta.
- Ablasi retina
- Oklusi arteri retina sentral
- Obstruksi vena retina sentral
- Toksik neuropati
TERAPI
Terapi steroid digunakan karena mungkin dapat mempersingkat periode akut
penyakit, namun tidak mempengaruhi hasil akhir dari penglihatan.
Pada penelitian Optic Neuritis Treatment Trial di Amerika Serikat, prednisolone
oral sendiri tidak meningkatkan kecepatan kembalinya tajam penglihatan dan
meningkatkan resiko terjadinya neuritis optik rekuren.
2. ABLASIO RETINA
Ablasio
Regmatogenosa
Ablasio Retina
Traksional
Ablasio Retina
Eksudatif
Gambar ablasio retina dengan perpindahan cairan (A) perpindahan ke arah inferior saat pasien
duduk; (B) perpindahan ke arah superior saat pasien supinasi
DIAGNOSA
ANAMNESIS
DIAGNOSA
Penurunan
OFTALMOLOGI
tajam
penglihatan
akibat
kekeruhan
media
TATALAKSANA
A. Pneumatic Retinopexy
Dilakukan jika robekan kecil yang terletak dibagian superior (2/3 atas
retina perifer) dan Onset baru (< 2 jam)
Prosedur dengan menyuntikan gelembung gas (perfluoropropane atau
sulfurhexafluoride) pada vitreous menekan robekan retina sampai
retina melekat laser/krioterapi
TATALAKSANA
B. Cleral buckling
Ukuran dan bentuk sabuk yang digunakan
tergantung lokasi dan jumlah robekan retina.
Sabuk ini biasanya terbuat dari spons silikon
atau silikon padat.
Pertama-tama dilakukan kryopeksi atau laser
untuk memperkuat perlengketan antara retina
sekitar dan epitel pigmen retina
Sabuk dijahit mengelilingi sklera sehingga
terjadi tekanan pada robekan retina sehingga
terjadi penutupan pada robekan tersebut.
TATALAKSANA
C. Vitrektomi
Dengan membuat insisi kecil pada bola mata kemudian memasukkan instrumen hingga ke
cavum melalui pars plana.
Setelah itu pemotongan vitreus. Teknik dan instrumen yang digunakan tergantung tipe
dan penyebab ablasio.
PROGNOSIS
Emboli akibat penyaklit emboli jantung, nodusnodus reuma, carotid plaque atau emboli
endokarditis.
Radang arteri
Spasme pembuluh darah, disebabkan oleh antara
lain pada overdosis obat, keracunan alkohol,
tembakau, kina atau timah hitam.
Akibat terlambatnya pengaliran darah retina yang
terjadi pada peninggian tekanan intraokular, stenosis
aorta atau arteri karotis.
Giant cell artritis
Kelainan hiperkoagulasi
Trauma
Adanya sumbatan
pembuluh
darah
sentral
pada
retina
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Kerusakan retina irreversibel ternyata terjadi setelah 90 menit sumbatan total arteri retina
sentralis, sehingga hanya tersedia sedikit waktu untuk memulai terapi
Menurunkan tekanan bola mata dapat dengan Asetazolamid (500 mg IV) bisa
ditambahkan timolol 0,5%
Vasodilator pemberian bersama dengan antikoagulan. Akan tetapi antikoagulan
sistemik biasanya tidak diberikan.
Steroid bila di duga terdapatnya peradangan
DIAGNOSIS BANDING
KLASIFIKASI
Oklusi vena retina cabang (BRVO)
Ketika vena mengalami hambatan aliran balik menyebabkan darah tersebut bocor ke retina
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fundus
Fluorescein
angiogram
PENATALAKSANAAN
Pengobatan terutama ditujukan untuk mencari penyebab dan mengobatinya
Antikoagulasi dan fotokoagulasi daerah retina yang mengalami hipoksia
Triamcinolone acetonide intravitreous telah banyak digunakan untuk penanganan
edema makula yang tidak responsif dengan laser
Sheathotomy, teknik bedah untuk memisahkan pembuluh darah yang berdekatan untuk
mengatasi edema makula dalam usaha meningkatkan tajam penglihatan
KOMPLIKASI
-
Glaucoma, yang disebabkan oleh adanya pembuluh darah baru yang abnormal,
yang tumbuh di bagian depan mata
DIAGNOSIS
Turunnya
penglihatan
mendadak,
lapang
pandangan ditutup oleh sesuatu sehingga
mengganggu penglihatan tanpa rasa sakit.
Pemeriksaan fundus tidak terlihat adanya reflex
fundus yang berwarna merah dan sering
memberikan bayangan hitam yang menutup
retina.
TATALAKSANA
6. AMBLIOPIA TOKSIK
Terdapat
tanda-tanda
lapang
pandangan
yang
berubah-ubah.
OKULOPATI ISKEMIK
Sindrom yang terjadi akut akibat oklusi arteri karotis
yang mengakibatkan iskemia seluruh bola mata.
Pada mata menyebabkan keluhan sangat sakit, edema
kornea, suar pada cairan mata, pupil dilatasi dan atrofi,
rubeosiris, katarak, hipotoni, mikroaneurisma, dan
neovaskularisasi.
Emboli merupakan penyebab penyumbatan arteri
retina sentral yang paling sering.
Emboli dapat berasal dari perkapuran yang berasal dari
penyakit emboli jantung.
MIGRAIN
Nyeri kepala sebelah yang dapat juga dirasakan di belakang
kedua bola mata yang berdenyut disertai dgn mual, muntah,
letih, dan fotofobia.
Kelainan penglihatan ini mendahului keluhan sakit kepala.
Gejala penglihatan:
Fotofobia (lebih menonjol)
terlihat garis cahaya berkelok-kelok ireguler yang kadang-kadang tepi
garis berwarna terang yang disebut spectrum fortifikasi (pernyataan
spectrum).
kaburnya benda di atas atau di bawah obyek yang dilihat, kadang juga
dengan skotoma sentral
gangguan lapang pandang hemianopsia lateral, yang sering disertai
dengan garis-garis bersilang terang yang bergerak cepat pada
skotoma lapang pandangan yang disebut skotoma skintilans.
Gejala:
Visus menurun disertai metamorfopsia
Hipermetropia dengan skotoma relative dan positif
Dengan uji Amster terdapat penyimpangan garis lurus disertai
dengan skotoma.
Berkurangnya fungsi makula terlihat dengan penurunan
kemampuan melihat warna.
Funduskopi: terangkatnya retina dapat sangat kecil dan dapat
seluas diameter papil
Pengobatan:
Bila terjadi penurunan visus akibat gangguan metabolisme
makula maka dapat dipertimbangkan fotokoagulasi.
Umumnya kelainan ini menghilang dengan sendirinya setelah
6 sampai 8 minggu, biasanya akan hilang total setelah 4
sampai 6 bulan.
AMAUROSIS FUGAKS
Buta sekejap satu mata yang berulang.
Gelap sementara selama 2 sampai 5 detik yang
biasanya mengenai satu mata pada saat serangan dan
normal kembali sesudah beberapa menit dan jam,
disertai dengan gangguan kampus segmental tanpa
rasa sakit dan terdapatnya gejala-gejala sisa.
terjadi akibat hipotensi ortostatik, spasme pembuluh
darah, aritmia, migren retina, anemia arthritis dan
koagulopati
UVEITIS POSTERIOR
Uveitis posterior adalah radang uvea bagian posterior
yang biasanya disertai dengan keradangan jaringan
disekitarnya.
Inflamasi ini terletak di uvea bagian belakang dengan
batas basis vitreus.
Jika mengenai retina retinitis
Jika mengenai vitreous vitritis.
Epidemiologi
Insiden uveitis di Amerika Serikat dan di seluruh dunia
diperkirakan sebesar 15 kasus/100.000 penduduk dengan
perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Toxoplasma dianggap sebagai penyebab 30-50% uveitis
posterior.
Penderita umumnya berada pada usia 20-50 tahun.
Setelah usia 70 tahun, angka kejadian uveitis mulai
berkurang.
Pada penderita berusia tua umumnya uveitis diakibatkan
oleh toksoplasmosis, herpes zoster, dan afakia.
Etiologi
Penyakit infeksi (uveitis granulomatosa)
o Virus virus sitomegalo, herpes simpleks, herpes
zoster, rubella, rubeola, HIV, virus epstein-barr, virus
coxsackie.
o Bakteri mycobacterium tuberculosis, brucellosis,
sifilis sporadik dan endemik, nocardia, neisseria
meningitides,
mycobacterium
avium-intracellulare,
yersinia, dan borrelia.
o Fungus candidia, histoplasma, cryptococcus, dan
aspergillus.
o Parasit toxoplasma, toxocara, cysticercus, dan
onchocerca.
Penyakit
non
granulomatosa)
infeksi
(uveitis
non
Patofisiologi
Pada stadium awal kongestif dan infiltrasi dari sel-sel
radang seperti PMN, limfosit, dan fibrin pada koroid dan
retina yang terkena.
PMN lebih banyak berperan pada uveitis jenis
granulomatosa sampai terjadinya supurasi.
Sebaliknya, pada uveitis non granulomatosa limfosit lebih
dominan.
Apabila inflamasi berlanjut, lamina vitrea akan robek
lekosit pada retina akan menginvasi rongga vitreum
timbulnya proses supurasi di dalamnya.
Yang
dapat
ditemukan
posterior, antara lain:
pada
uveitis
Gejala Klinis
Penurunan ketajaman penglihatan
dapat terjadi pada semua jenis uveitis posterior.
Injeksi mata
kemerahan mata tidak terjadi bila hanya segmen
posterior yang terkena, jadi gejala ini jarang pada
toksoplasmosis dan tidak ada pada histoplasmosis.
Rasa sakit pada mata
terdapat pada pasien dengan sindrom nekrosis
retina akut, sifilis, infeksi bakteri endogen, skleritis
posterior, dan pada kondisi-kondisi yang mengenai
nervus optikus.
Pasien toksoplasmosis, toksokariasis, dan retinitis
sitomegalovirus yang tidak disertai glaukoma
umumnya tanpa rasa sakit pada mata.
Tanda
Hipopion
Uveitis posterior dengan hipopion misalnya pada
leukemia, penyakit Behcet, sifilis, toksokariasis, dan
infeksi bakteri endogen.
Pembentukan Granuloma
Pada uveitis granulomatosa anterior yang juga
mengenai retina posterior dan koroid, sarkoidosis,
tuberkulosis, toksoplasmosis, sifilis, Sindroma VogtKoyanagi-Harada, dan oftalmia simpatis.
Glaukoma
Sekunder mungkin terjadi pada pasien nekrosis retina
akut, toksoplasmosis, tuberkulosis, atau sarkoidosis
Vitritis
Peradangan korpus vitreum dapat menyertai
uveitis posterior.
Berasal dari fokus-fokus radang di segmen
posterior mata.
Morfologi dan lokasi lesi
Toksoplasmosis
adalah
contoh
khas
yang
menimbulkan retinitis dengan peradangan koroid
di dekatnya.
Pada pasien tuberkulosis, koroid merupakan
sasaran utama proses granulomatosa, yang juga
mengenai retina.
Koroiditis geografik terutama mengenai koroid
dengan sedikit atau tanpa merusak retina dan
pasien tidak menderita pasien sistemik.
Ciri morfologiknya dapat berupa lesi geografik, lesi
punctata, nodul Dalen-Fuchs
Vaskulitis.
Hemoragik retina.
Parut lama.
Terapi
Prinsip pengobatan:
o Mempertahankan penglihatan sentral
o Mempertahankan lapang pandang
o Mencegah atau mengobati perubahan-perubahan struktur
mata yang terjadi (katarak, glaukoma sekunder, sinekia
posterior, kekeruhan badan kaca, ablasi retina dan
sebagainya)
Midriatikum
Steroid
Sitotoksik
Siklosporin.
Indikasi operasi:
o Rehabilitasi visual
o Biopsi diagnostik (hasil penemuan dari biopsi
menyebabkan adanya perubahan pada rencana
pengobatan)
o Pengeluaran opacities media untuk memonitor
segmen posterior.
Apabila timbul perubahan struktur pada mata
(katarak, glukoma sekunder) maka terapi terbaik
adalah dengan operasi.
Komplikasi
Dapat mengenai daerah sekitar koroid, misalnya retina,
vitreus humour, badan siliar, iris, nervus optikus, dan
sklera.
Sinekia posterior.
Edema makula sistoid.
Vaskular dan optik atropi.
Traction retinal detachment.
Uveitis posterior dapat menyebabkan katarak sisi
posterior.
Prognosis
Prognosis pasien tergantung pada lokasi dan luasnya
eksudasi dan atrofi daerah lesi.
Lesi yang kecil tetapi jika mengenai daerah makula
lutea akan berpengaruh pada fungsi penglihatan.
Sebaliknya lesi yang meluas sepanjang fundus tidak
mempengaruhi penglihatan apabila tidak mengenai
area makula.