Anda di halaman 1dari 13

Ittiba' adalah mengikuti atau menerima semua yang di perintahkan atau di larang atau di

benarkan oleh rasulallah.

Maksud dari ittiba kepada Rasul Shallallahualaihi Wasallam adalah


mengamalkan segala ajaran yang beliau bawa
Baik yang ada di dalam Al-Quran sebagai wahyu dari Allah Taala kepada beliau, maupun
berupa perintah maupun larangan, dan juga mengamalkansunnah yang suci.
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda,














Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi al-Kitab bersama dengan yang semisalnya. Ketahuilah,
sesungguhnya aku diberi al-Kitab bersama dengan yang semisalnya.8
Atha berkata, Mentaati Rasul adalah dengan mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah. 9
Al-allamah As-Sadi berkata, Sesungguhnya wajib bagi seluruh hamba untuk berpegang dan
mengikuti apa yang dibawa oleh Rasul Shallallahualaihi Wasallam, tidak halal menyelisihinya.
Dan sesungguhnya pernyataan Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam sama dengan
pernyataan Allah Taala di dalam memberikan hukum. Maka tidak ada keringanan ataupun
alasan bagi seorangpun untuk meninggalkannya. Dan tidak boleh mendahulukan perkataan
seseorang atas perkataan beliau Shallallahualaihi Wasallam.

Pada program lima tahunan sebagaimana program jangka panjang ditetapkan dua aspek yaitu
visi pengembangan dan program pengembangan. Visi pengembangan adalah kondisi/keadaan
yang ingin diwujudkan sebagai tujuan dari setiap program Muhammadiyah. Adapun program
pengembangan yakni rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang pelaksanaannya dijabarkan
kemudian dalam bentuk jenis-jenis kegiatan dari program Muhammadiyah tersebut.
Program Muhammadiyah dikategorisasikan ke dalam dua aspek yaitu program umum dan
program perbidang. Program umum merupakan rangkaian kegiatan yang bersifat lintas aspek
dan lintas majelis/lembaga yang koordinasinya langsung oleh Persyarikatan atau
Majelis/Lembaga tertentu atau badan lain yang dimandati Pimpinan Persyarikatan untuk
menjadi koordinator dalam pelaksanaan program tersebut. Adapun program perbidang
merupakan rencana kegiatan yang bersifat aspek tertentu yang pelaksanaannya di bawah
Majelis/Lembaga tertentu.
Dalam kerangka kebijakan program jangka panjang disebutkan bahwa kebijakan program
Muhammadiyah pada lima tahun kedua (2010-2015) difokuskan pada sasaran yaitu peningkatan

dan pengembangan (1) organisasi dan jaringan untuk menjadi gerakan Islam yang maju,
profesional, dan modern; (2) sistem gerakan dan amal usaha yang unggul dan mandiri bagi
terciptanya kondisi dan faktor-faktor pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya; serta (3) peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan umat, bangsa, dan
dinamika global.
Berdasar pada kerangka kebijakan program Muhammadiyah tersebut maka disusun kerangka
program periode 2010-2015. Dalam periode lima tahun ke depan sebagaimana pada periode
2005-2010 program perbidang mengalami perubahan atau pengembangan, sehingga jenis
program perbidang tidak persis sama dengan bidang-bidang program jangka panjang.

Metode Dakwah dalam Muhammadiyah

Untuk mengajak orang lain agar dia tertarik melakukan amar maruf nahi mungkar sesuai
dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, diperlukan metode dakwah. Dalam kaitan ini Allah Swt
berfirman dalam surat an-Nahal ayat 125 sebagai berikut :

125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.

[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil.
Sesuai dengan penjelasan di atas bahwsanya Muhammadiyah mmenggunakan metode dakwah
nya sesuai dengan surah an Nahal ayat 125, bahwasanya islam mengajarkan untuk
melaksanakn dakwah dalam al-Mauizatil hasanah ( dalam diskusi yang baik ) islam tidak
mengajarkan sebaliknya yaitu dengan kekerasan / peperangan.
Sejauh ini Muhammadiyah sudah berusia satu abad atau seratus tahun. Perkembangan
masyarakat sudah begitu jauh dibanding dengan masa yang lalu. Perkembangan zaman
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihambat oleh siapapun dan di dalamnya tertuang unsur
positif dan negatif. Perkembangan zaman yang ditandai dengan derasnya arus komunikasi yang
serba canggih telah banyak membantu kehidupan umat manusia dalam mengembangkan
dakwah / penyebaran ajaran islam sesuai dengan visi dan misi Muhammadiyah.
Berbagai metode dakwah dalam Muhammadiyah mencakup beberapa hal dalam penyebaran
dakwah yaitu melalui dakwah secara cultural ( budaya ) dan dakwah secara modern baik itu
perkembangan teknologi maupun pola pikir masyarakat modern.

Adapun dakwah dalam kulturaal yakni Menggunakan budaya sebagai alat untuk menyampaikan
dakwah, akan tetapi muhammadiyah dalam menggunakan dalwah cultural bukan bearti
menghapus atau menghilangkan budaya masyarakat setempat dalam artian memperbaiki budaya
masyarakat setempat dan mengarahkan kepada ajaran ajaran islam. Contohnya : Yaitu dalam
pewayangan yang pernah dicontohkan oleh para wali,yang mana wayang pada zaman dulu
masyarakat setempat mengunakanya sebagai hiburan dan pendalaman agama hindu,karena
agama yang pertamakali masuk dalam Indonesia adalah ajaran hindu.jadi budaya hindu sangat
kental oleh masyarakat khususnya daerah jawa,sehingga metode dakwah secara cultural sangat
efektif dalam mengatasi masyarakat yang sangat fanatic dengan budaya.sehingga menggunakan
cara tersebut tidak mengakibatkan kesalahan fatal dalam menyampaikan dakwah islamiyah.
Kemudian mengenai metode dakwah secara modern ( perkembangan teknologi ) yakni
penyampaian dakwah melalui media komunikasi seperti hal nya televise maupun internet serta
media media lainnya. Namun dalam pelaksanaan nya program - programnya harus dikemas
sedemikian rupa sehingga menarik semua orang dan tentunya tetap membawa missi islamisasi
pengetahuan dan budaya. Membuat jaringan melalui internet dan mengisi sarana yang ada
dengan tetap mengacu pada islamisasi yang sesuai dengan kaidah islam. Menjalankan dakwah
secara profesional dengan landasan ikhlas karena Allah merupakan kunci keberhasilan dakwah
di masa mendatang.

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah perserikatan yang merupakan Gerakan Islam.Maksud gerakanya ialah
Dakwah Islam dan Amar Maruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang yaitu perseorangan
dan masyarakat.Dakwah dan Amar Maruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua
golongan.
Pertama, kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada
ajaran Islam yang asli dan murni.Kedua, kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama Islam.
Adapun dakwah Islam dan Amar Maruf nahi Munkar bidang kedua ialah kepada masyarakat
bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan.Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa
dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.

Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar maruf nahi munkar dengan caranya masingmasing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana rumusan sejarah kepribadian Muhammadiyah?
2. Bagaimana kepribadian Muhammadiyah?
3. Apa saja pokok pikiran yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah?
4. Apa fungsi dari kepribadian Muhammadiyah?
5. Bagaimana cara menuntunkan kepribadian Muhammadiyah?
6. Bagaimana kepribadian Warga Persyarikatan Muhammadiyah?
7. Kepribadian kita dan Pergeseran Tata Nilai Umat
C. Tujuan
1. Mengerti betapa pentingnya berkpribadian muhammadiyah.
2. Menjadi acuan atau pedoman untuk menjadi lebih baik kedepannya.
3. Menjadi manusia yang lebih baik di berbagai aspek kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah


Kepribadian Muhammadiyah ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak
Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada periode 1959-1962.Kepribadian Muhammadiyah ini semula
berasal dari uraian Bapak H. Faqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan
yang diadakan Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.Pada saat itu almarhum KH. Faqih
Usman menjelaskan bahasan yang berjudul: Apa sih Muhammadiyah itu?
Kemudian oleh Pimpinan Pusat dimusyawarahkan bersama-sama Pimpinan Muhammadiyah
Wilayah Jawa Timur (HM. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono), dan Jawa Barat (H. Adang
Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh suatu Tim yang antara lain, terdiri dari: KH. Moh.Wardan,
Prof. KH.Farid Maruf, M. Djarnawi Hadikusuma, M. Djindar Tamimy; kemudian turut membahas
pula Prof.H.Kasman Singodimejo SH. di samping pembawa prakarsa sendiri KH. Faqih Usman.
Setelah urusan itu sudah agak sempurna, maka ditengahkan dalam Sidang Tanwir menjelang
Muktamar ke 35 di Jakarta (Muktamar Setengah Abad).Dan di Muktamar ke-35 itulah Kepribadian
Muhammadiyah disahkan setelah mengalami usul-usul penyempurnaan.Dengan demikian maka
rumusan Kepribadian Muhammadiyah ini adalah merupakan hasil yang telah disempurnakan
dalam Muktamar ke-35 setengah abad pada tahun 1962, akhir periode pimpinan HM. Yunus Anis.

B. Kepribadian Muhammadiyah
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang
memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri.KH. Faqih Usman pada saat itu
hanyalahmeng-idhar-kan apa yang telah ada jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam
Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai
perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammmadiyah sudah tidak dalam keadaan
yang sebenarnya.
K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam
Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri khas)
Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam
Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas.
Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam,
berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah
Subhanahu wataala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan
dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa memperdilikan bagamana struktur politik yang
manguasainya, sejak zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan sampai zaman kemerdekaan
Republik Indonesia.
Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik,tetapi Muhammadiyah bukan
organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi apabila soal-soal
politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan Agama
Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah
sendiri.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka warga
Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka masuk kembali
dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan perjuangan cara politik, maka dalam
mereka berjuang dana beramal dalam Muhammadiyah pun masih membawa cara dana nada politik
cara partai.
Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat itu, caracara demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan
iramaMuhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas.
Muhammadiyah bergerak bukan untuk Muhammadiyah sebagai golongan.
Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan kalimah
Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu

wataala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam yang sajadah, Islam
yang lugas (apa adanya), Islam yang menurutAl-Quran dan Sunnah Rasulullah saw, dana
menjalankannya dengan menggunakan akal pikirannya yang sesuai dengan ruh Islam.
Secara leksikal, kepribadian berasal dari kata pribadi yang berarti manusia sebagai
perseorangan. Kepribadian (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan kepribadian Muhammadiyah ialah rumusan yang
menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha
dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Narasi berikut ini menjelaskan kepribadian
Muhammadiyah yang diharapkan dapat menjadi munthalaq (start pont), pedoman dan pijakan utama
dalam merumuskan kepribadian seorang muballigh Muhammadiyah, termasuk Muballigh di
kalangan mahasiswa.
Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Maruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. Secara fungsional Muhammadiyah
merupakan alat untuk berjuang dan mencapai cita-cita mulia, terwujudnya masyarakat utama, adil,
makmur yang diridhoi Allah s.w.t. untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi, sebagaimana firman Allah s.w.t. :

Sebuah negeri yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Rabb Yang Maha
Pengampun. (Saba : 15)
Untuk mencapai tujuan itulah Muhammadiyah didirikan dengan bersendikan dua pilar gerakan
utama; amar maruf dan nahi munkar,berdasarkan :


Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh kepada
kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia.
(Alu Imran : 104)
C. POKOK PIKIRAN YANG TERKANDUNG DALAM KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Kepribadian muhammadiyah adalah sifat hakiki yang dirumuskan dan menjadi suatu sistem yang
terdiri dari empat pokok pikiran, yaitu :
1. Memahami Kepribadian Muhammadiyah
Muhammaduyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam, maksud gerakannya

ialah Dakwah Islam Amar Maruf Nahi Munkar yang ditujukan pada dua bidang :
Bidang perorangan
Kepada yang telah islambersifat pembaruan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran islam yang
murni.
Kepada yang belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memmeluk islam.

Bidang masyarakat
Dakwah ini bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.Dan semua itu dilaksanakan bersama
dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah dan amar maruf nahi munkar dengan cara masing-masing yang
sesuai, muhammadiyah menggerakan menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat islam yang
sebenar-benarnya.

2. Dasar Amal dan Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat islam yang
sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah
mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
a.

Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.

b. Hidup manusia bermasyarakat


c.

Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.

d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai
ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
e.

Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW

f.

Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

3. Pedoman amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi


Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara
perjuangan Muhammai=diyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman: Berpegang
teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan
dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah SWT.
4. Sifat Muhammadiyah
Dengan prinsip-prinsip dasar tersebut maka apapun yang diusahakan termasuk cara-cara atau sistem
perjuangannya, Muhammadiyah berpedoman : Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya,
bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh
jalan yang diridlai Allah.
Kesemua rumusan tertera di atas mengantarkan kita kepada sepuluh sifat-sifat dasar Muhammadiyah
yang wajib dipelihara dan diamalkan :
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya,
Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan

hak untuk membela diri kalau perlu, dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi
perasaan aneh.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah
Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk dainya, harus memegang tegyh sifat
ini.Dalam rangka untuk Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.Inilah, pada
umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang diincarkan oleh dai-daI Muhammadiyah
memakai gaya sejuk penuh sennyum, bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke
mari.
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat,
apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Tanpa adanya lapang
dada, kehidupan akan goncang. Dan prinsip Memperbanyak Kawan tentu berubah menjadi
Memperbanyak Musuh.Namun bagaimana pun, dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan
identitas yang harus tetap memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
Sifat Keagamaan dan kemasyarakatan sudah merupakan sifat Muhammadiyah sejak lahir.Karena
sifat yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah.Mengapa ?
Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah melalui
para Nabi-Nya juga untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat adalah
lahan bagi perjuangan aktivitas perjuangan Muhammadiyah.Dua sifat ini, yakni keagamaan dan
kemasyarakatan tidak boleh berdiri sendiri-sendiri.Harus berjalin berdampingan.Karena itu,
Muhammadiyah bukan gerakan soasial semata-mata.Muhammadiyah adalah gerakan kedua-duanya,
baik ke agamaan maupun kemasyarakatan.Tetapi Muhammadiyah bukan gerakan politik, sebab
kalau gerakan politik, tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah ditekuninya selama ini.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah.
Muhammadiyah sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota.Anggota ini adalah warga
Negara dari suatu Negara hokum.Hukum Negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap
warga negaranya.Ini adalah kenyataan, maka itu Muhammadiyah mengindahkan semua.
6. Amar maruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar maruf dan nahi munkar, yakni menyuruh berbuat
baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran adalah semua kejahatan yang merusak
dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar maruf dan nahi munkar, kebaikan tidak akan
ditegakkan, dan kejahatan tidak akan dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup
menjadi suri teladan dalam kegiatan ini, baik kedalam tubuh sendiri ataupun ke luar, ke tengahtengah masyarakat ramai, dengan penuh kenijaksanaan dan pendekatan yang simpatik.

7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan
ajaran Islam
Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang haeus selalu aktif dalam perkembangan
masyarakat, sebab tanpa begtu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh
sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan masyarakat, tidak berarti sekedar
ikut arus perkembangan masyarakat, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama
Islam serta membela kepentingannya
Menyiarkan islam, mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas
Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam. Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin
kerjasam dengan semua golongan umat islam. Tanpa kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan
tugas yang berat ini.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun
negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Negara Indonesia adalah milik semua warga negaranya, termasuk warga Muhammadiyah.Suatu
keharusan dijalinnya kerjasama diantara semua unsur pemilik Negara, untuk membangun Negara
dan bangsa menuju masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

10. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.
Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya,
dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai diri sendiri.Jadi
Muhammadiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid.Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini
tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana.

D. Fungsi Dari Kepribadian Muhammadiyah


a.

Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah


Merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Quran dan sunnah tentang pengabdian
manusia kepada Allah, amal dan perjuangan setiap muslim. Menapaskan semangat pengabdian dan
perjuangan itu ke dalam tubuh dan gerak organisasi Muhammadiyah dan dengan demikian juga
menjiwai anggaran dasar Muhammadiyah.

b. Anggaran dasar Muhammadiyah.

Anggaran pokok yang mencakup dasar, maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah, serta
peraturan-peraturan tentang rangka dan pimpinan organisasi. Anggaran dasar ini menjelaskan usahausaha yang dijalankan suatu organisasi untuk mencapai cita-cita serta tujuannya serta pembiayan
untuk itu semua.
c.

Khittah Muhammadiyah
Langkah-langkah yang berjangka waktu, sambung menyambung berjenjang naik menuju tercapainya
maksud dan tujuan Muhammadiyah.Setiap waktu dan setiap muktamar harus mampu meninjau dan
menilai kembali jika ingin merubah khittah.Karena khittah putusan muktamar, maka keresmian itu
pun dalam muktamar.

d. Kepribadian Muhammadiyah
Pedoman atau pegangan bagi gerak dan jalannya Muhammadiyah di dalam perjuangannya menuju
cita-cita.

E. Cara Menentunkan Kepribadian Muhammadiyah


Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menuntunkan Kepribadian Muhammadiyah ini,
kecuali harus dengan teori dan praktek penanaman pengertian dan pelaksanaan.
1. Penandasan atau pendalaman pengertian tentang dakwah atau bertabligh.
2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berdawah. Tidak merasa rendah diri dalam menjalankan
dawah; namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan lainnya (politik,
ekonomi, seni-budaya dan lain-lain).
3. Keadaan mereka para warga hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu, bukan hanya
dengan sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya dengan perjanjian, dengan
baiat dan lain-lain.
4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya mengevaluasi tugastugas itu. Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dilakukan dengan formalitas yang menarik,
yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistic.
5. Pimpinan Cabang, Ranting bersama-sama dengan anggota-anggotanya memusyawarahkan sasaransasaran yang dituju, bahan-bahan yang perlu dibawakan dan membagi petugas-petugas sesuai
dengan kemampuan dan sasarannya.
6. Pada musyawarah yang melakukan evaluasi, sekaligus dapat ditambahkan bahan-bahan atau bekal
yang diperlukan, yang akan dibagikan kepada para warga selaku muballigh dan muballighot.
F. Kepribadian Warga Peserikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai tenda besar segala amal usaha dan gerak dakwah kita memiliki
kepribadian, sifat-sifat dan karakter dasar yang demikian kuat. Tentunya kita, kader Persyarikatan,
khususnya para muballigh/dai di kalangan mahasiswa, yang menjadi agen utama perubahan umat
kepada kebaikan dan penerus estapet perjuangan Muhammadiyah dituntut untuk secara ikhlas dan
sungguh-sungguh memegang teguh (iltizam)serta committed dengan kepribadian warga
Persyarikatan Muhammadiyah yang telah dirumuskan berikut ini :
1. Memahami hakekat Islam secara menyeluruh mencakup aspek akidah, ibadah,
akhlaq dan muamalat dunyawiyah; bersumberkan Al-Quran dan Sunnah Maqbulah
2. Melandasi segala sesuatu dengan niat ikhlas mencari ridla Allah s.wt. semata-mata
3. Mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupannya, dan berusaha
untuk menegakkan Islam dalam kehidupan pribadi, kehidupan keluarga dan kehidupan
bermasyarakat sehingga terwujud masyarakat utama yang diridlai oleh Allah SWT
4. Memiliki semangat jihad untuk memperjuangklan Islam
5. Memiliki kemauan dan kesediaan untuk berkorban demi Islam baik korban waktu, harta, tenaga
bahkan nyawa sekalipun
6. Mempunyai keteguhan hati dalam mengamalkan, menegakkan dan memperjuangkan Islam dengan
arti kata tidak mundur karena ancaman dan tidak terbujuk dengan rayuan dan selalu istiqamah dalam
kebenaran
7. Mematuhi pimpinan dalam hal-hal yang disukai dan tidak disukai selama berada dalam garis
kebenaran. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara dia dan pimpinan dalam hal yang sifatnya
mubah atau ijtihad, dia akan mendahulukan pendapat pimpinan
8. Mengamalkan ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan bermasyarakat
9. Aktif dalam dakwah Islam (Muhammadiyah) secara murni dan penuh
10. Bisa dipercaya dan mempercayai orang lain dalam organisasi.
Demikianlah Muhammadiyah telah berusaha maksimal untuk mengkonstruksi karakter dan
kepribadian warganya yang diharapkan menjadi shibgah (celupan, warna dasar) yang
menjadikannya unggul dalam berinteraksi dengan dirinya sendiri, umat dan sesama anak bangsa.
G. Kepribadian Kita dan Pergeseran Tata Nilai Umat
Setelah mencermati narasi kepribadian Muhammadiyah dan Warga Muhammadiyah tertera di
atas, ada baiknya kita sandingkan dengan fakta dan orientasi kehidupan masa kini yang berubah
dalam durasi dan dengan akselarasi yang sangat cepat. Arus globalisasi yang ditandai dengan
revolusi teknologi di bidang komunikasi dan transportasi telah berhasil melipat belahan bumi serta
meminimalisir jarak dan selisih waktu antar negara.
Melalui kekuatan teknologi komunikasi setiap peristiwa di belahan bumi manapun dapat
direkam dengan baik, teknologi transportasi telah mampu membuat seseorang untuk berada di
beberapa negara dalam waktu yang sedemikian singkat.Inilah yang kemudian mengakhiri segala
bentuk sekat-sekat budaya, ras, aliran, ideologi dan bahkan agama di antara manusia sejagad.

Selain itu sistem kapitalisme global semakin menjerat para pemimpin dan warga negara-negara
berkembang, yang nota bene-nya adalah umat Islam. Namun di sisi yang lain muncul segelintir
pemilik modal raksasa yang dapat menggerakkan kecenderungan masyarakat umum semaunya
melalui impor budaya destruktif secara masal. Masyarakat masuk ke sebuah tatanan kehidupan
liberal yang individual, materialistis, sekularistik dan hedonis.
Orientasi politik masyarakatpun tak terelakkan dari arus deras ini.Lembaga trias
politica; eksekutif, legislatif dan yudikatif terjebak pada kubangan pragmatisme dan demokrasi
liberal yang mengingkari fakta kehendak nurani umat yang mayoritas.Dengan nalar demokrasi
liberal masyarakat dicekoki dengan berbagai produk legislasi yang berada di luar domain akal sehat.
Di tengah-tengah arus deras di atas kita hidup. Dalam menghadapi arus kehidupan yang
sedemikian deras, masyarakat dunia, tak terkecuali umat Islam, khususnya kita di Indonesia ini, akan
berhadapan face to face dengan berbagai dampak dari era ini dalam bentuk agresi ideologi, politik,
ekonomi, budaya, intelektual dll. Yang semuanya ini dapat memarjinalkan dan menggerus
konservasi kearifan dan budi luhur serta nilai-nilai agama yang telah lama mereka pegang dengan
teguh.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya
ialah Dakwah Islam dan Amar Maruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan
dan masyarakat. kepribadian berasal dari kata pribadi yang berarti manusia sebagai perseorangan.
Kepribadian (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau
suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain. Kepribadian
Muhammadiyah ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus
Anis, ialah pada periode 1959-1962.
Dengan demikian, perlu difahamkan kepada warga Muhammadiyah: apakah Muhammadiyah
itu sebenarnya dan bagaimana cara membawa/menyebarluaskannya. Menyebarkan faham
Muhammadiyah itu pada hakekatnya menyebarluaskan Islam yang sebenar-benarnya; dan oleh

karena itu, cara menyebarkannya pun kita perlu mengikuticara-cara Rasulullah saw menyebarkan
Islam pada awal pertumbuhannya.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, diperlukan pemahaman tentang kepribadian
kemuhammadiyahan agar tingkah laku kita lebih baik dan teratur sesuai dengan pedoman tingkah
laku yg di dasarkan oleh konsep dasar kemuhammadiyahan.

Anda mungkin juga menyukai