Pengukuran Tinggi Permukaan Level
Pengukuran Tinggi Permukaan Level
OLEH ;
NAMA
: WILLY SIRAIT
NIM
: 07.02.153
JURUSAN
INDUSTRI
: TEKNOLOGI MEKANIK
LABORATORIUM INSTRUMENT
PTKI MEDAN
2009
PENGUKURAN TINGGI PERMUKAAN (LEVEL) PADA INSTRUMENT
PENGENDALIAN PROSES
Maksud dari pengukuran tinggi permukaan cairan (level) di dalam suatu
tangki adalah untuk mengetahui volume atau berat dari cairan yang ada di dalam
tangki tersebut.
Ada dua cara utama untuk mengukur ketinggian permukaan (level) cairan, yaitu:
1. Pengukuran secara langsung.
2. Pengukuran tidak langsung.
Untuk menentukan tinggi
juga dipergunakan cara:
permukaan
atau
level
permukaan
zat
padat,
dapat
1. Listrik.
2. Isotop.
3. Ultrasonik.
A. Pengukuran Langsung
Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengukur
secara langsung.; tetapi hanya akan dibahas dua
sederhana, yaitu:
Banyak sekali cara-cara pengukuran dengan pelampungini, tetapi pada dasarnya mempunyai
prinsip yang sama, yaitu gerakana permukaan cairan diikuti dengan gerakan pelampung yang
selanjutnya dihubungkan pada jarum skala. Hubungan antara pelampung jarum petunjuk bias
berupa tali, kawat dengan katrol atau batang kaku dengan suatu engsel.
Dengan menggunakan pelampung, daerah kerja pengukurpermukaan dapat diperbesar (lebih
dari 1 meter). Skala pembacaan dapat diletakkan pada tempat yang tinggi atau rendah, atau
terpisah jauh dari tangki cairan. Untuk memperoleh ketelitian yang baik, pelampung harus
tercelup sampai batas penampang yang terbesar.
B. Pengukuran Tidak Langsung
Meskipun pengukuran secara tidak langsung ini banyak jenisnya tetapi hanya akan dibahas
empat macam, yaitu:
1. Sistem gelembung suara.
2. Sistem kotak diafragma
3. Sistem jebakan udara.
4. Manometer pipa U.
Pada keempat cara ini, tinggi permukaan (level) cairan di dalam bejana (tangki) ditentukan
dengan megukur tekanan hidrostatika dari cairan.
1. Sistem
gelembung suara
Suatu pipa panjang dicelupkan ke dalam tangki berisi cairan dan bagian atasnya
dihubungkan dengan sumber tekanan melalui pengatur tekanan dan juga ke pengukur tekanan.
Mulut pipa i bagian bawah tidak diletakkan sampai dasar bejana untuk menghindari kotorankotoran atau endapan-endapan yang dapat mengganggu pengukuran. Udara sedikit demi sedikit
dimasukkan kedalam pipa dengan tekanan. Karena adanya udara masuk maka cairan
di dalam pipa terdesak ke bawah.
Pada saat udara mulai meninggalkan mulut pipa timbullah gelembung-gelembung (lihat
gambar 2.3). Pada saat ini tekanan cairan di mulut pipa sama dengan tekanan udara yang
ditunjukkan oleh pengukur tekanan, yaitu:
P=gH
Jadi tinggi permukaan cairan diukur dari dasar tangki adalah:
HT = Ho +
H
Di mana:
Ho = Ketinggian mulut pipa dari dasar bejana
g = Berat jenis cairan
Pengukuran permukaan dengan sistem gelembung udara mempunyai beberapa kerugian,
diantaranya adalah:
a. Harus menggunakan sumber udara dengan pengatur tekanan yang dapat
mengubah tekanan sedikit demi sedikit supaya pengukuran teliti.
Udara
Dalam
hal
tidak
ada
diafragma
yang
sesuai
untuk
sesuatu
cairan, maka dapat dipakai sistem jebakan udara. Sistem ini terdiri dari satu
kotak dengan lubang di bawahnya. Dan yang dipasang di ujung pipa yang
dicelupkan ke dalam cairan seperti terlihat pada gambar 2.5. Lubang kotak
dibiarkan tanpa diafragma. Karena udara di dalam kotak mendapat tekanan cairan
maka akan terdesak ke atas. Tekanan ini diteruskan ke pengukur tekanan. Dengan
mengetahui besarnya tekanan ini dapat diketahui tinggi cairan di dalam tangki.
dimana:
gm = berat jenis cairan manometer
Untuk mengukur permukaan di dalam tangki tertutup dapat dipakai manometer pipa U
seperti yang terlihat pada gambar 2.7. Pada kaki kiri dari manometer yang dibuat lebih besar
daripada kaki kanan, dipasang suatu pelampung. Pelampung ini dipakai untuk mengukur
perubahan tinggi (level) cairan di kaki kiri.
Bila diinginkan agar cairan di dalam tangki tidak mengadakan kontak langung dengan cairan
manometer, dipakai cairan pemisah seperti terlihat pada gambar 2.8.