1. METODOLOGI
1.1
1.1.1
Penyelidikan Lapangan
Pengeboran Inti (Bor Mesin)
Pengeboran adalah suatu proses pembuatan lubang vertikal/miring/horisontal pada tanah/batuan
dengan atau tanpa menggunakan alat/mesin untuk keperluan deskripsi tanah/batuan, biasanya
dapat
dilakukan
bersama-sama
tanah/batuan.Pemboran
dilakukan
dengan
dengan
uji
acuan
lapangan
SNI
dan
pengambilan
03-2436-1991
sedangkan
contoh
cara
mendeskripsikan contoh tanah mengacu pada SNI 03-4148-1996. Metode pemboran kering
diterapkan dalam pekerjaan ini untuk mendapat deskripsi tanah yang tepat. Pemboran antara
pekerjaan ini menggunakan Single Tube Core Barrels berdiameter 76 mm dan panjang 100 cm,
dan Double Tube Core Barrels dengan diameter core dalam . Thin Walled digunakan dalam
pengambilan contoh tanah tak terganggu. Dalam pekerjaan ini juga dilakukan Standard
Penetration Test (SPT) yang mengacu pada SNI 03-4153-1996. Pemboran inti dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tentang jenis tanah/ batuan serta pelapisannya berdasarkan deskripsi
visual terhadp inti bor. Dengan demikian dapat diketahui susunan pelapisannya.
1.
Peralatan yang digunakan adalah mesin hidrolis (Hydrolic type drilling machine) yang
dilengkapi dengan tabung penginti (core barrel) berdiameter NX (76 mm) berdasarkan
DCDMA.
2.
Pembuatan lubang bor dilakukan dengan pemboran inti bermesin untuk memperoleh contoh
dan inti. Pusaran air lumpur tidak boleh terjadi selama pemboran berlangsung guna
mencegah agar dinding lubang bor tidak runtuh, dipakai pipa pelindung (casing).
3.
Pelaksanaan pekerjaan harus memuat catatan kemajuan pemboran dalam buku lapangan
dengan format seperti yang telah disetujui oleh pengawas pekerjaan. Catatan tersebut akan
ditunjukkan antara lain type dan ukuran mata bor, tabung penginti dan alat pengambil
contoh, air tanah, elevasi dimana dijumpai air dengan tekanan sangat besar, tebal lapisan,
kedalaman pemboran pengujian yang dilakukan.
4.
Pada waktu memberi formasi batuan, harus dipakai reaming shell guna mencegah
menyempitnya diameter lubang. Untuk lapisan endapan, harus dipakai pipa pelindung baja
guna mencegah agar dinding lubang tidak runtuh.
5.
Hanya bahan yang diambil dari tabung penginti saja yang boleh dianggap sebagai contoh
inti. Bahan-bahan lain seperti lender (slime), potongan-potongan tanah atau bahan yang jatuh
dari dinding lubang tidak boleh dianggap sebagai contoh. Untuk mengatasi hal ini harus
diambil contoh menerus (continous core) pelaksnaan pekerjaan harus berusaha keras untuk
memperbanyak rasio perolehan inti.
6.
Setiap kali pemboran selesai, lubang bor harus ditandai dan tanda ini harus diplot pada
gambar. Lokasi dan elevasi lubang bor yang telah selesai harus diukur oleh pelaksana
pekerjaan.
7.
Hasil pengeboran berupa inti berbentuk batang (core), disyaratkan menggunakan tabung
penginti rangkap (double tube core barrel) atau untuk hal-hal khusus dapat dipergunakan
tabung penginti rangkap tiga (Triple tube core barrel) dimasukkan ke dalam peti kayu serta
disusun sesuai dengan urutan kemajuan pemboran.
1.1.1.1
Untuk penelitian kadar air aslinya, maka diadakan pengambilan contoh tanah asli dengan
menggunakan tabung PVC diameter 2 inci, panjang 20 cm yang selanjutnya ditutup dengan
parafin di kedua ujungnya.
1.1.1.3
Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai berikut:
Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya;
Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;
Split barrel sampler yang dilengkapi dengan dimensi (ASTM D 1586-84);
Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset 1%.
Alat penahan (tripod);
Rol meter;
Alat penyipat datar;
Kerekan;
Kunci-kunci pipa;
Tali yang cukup kuat untuk menarik palu dan Perlengkapan lain.