Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jumaat

(Surau Al-Ikhwan Taman Bernam) 20.11.15

Muslim itu hidup berdamai


...


Sidang Jumaat yang dirahmati Allah,








()



Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah


dan tetaplah beriman kepada RasulNya (Muhammad), supaya Allah
memberi kepada kamu dua bahagian dari rahmatNya dan
menjadikan bagi kamu cahaya untuk kamu berjalan dengannya
(pada hari kiamat kelak), serta diampunkannya dosa kamu dan
(ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (28)
Sidang Jumaat yang dikasihi dan dirahmati oleh Allah sekalian,
Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya takwa kepada Allah
Subhanahu wa Taala adalah bekal terbaik bagi setiap orang yang mengharap
rahmat-Nya. dengan takwa, seseorang akan mendapatkan rezeki dari arah
yang tidak disangka dan dia akan mendapatkan kemudahan setelah
kesusahan, dan kelapangan setelah kesempitan. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman,




63 62 :)

Ingatlah sesungguhnya wali-wali (kekasih-kekasih Allah itu tidak ada


kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)mereka bersedih hati. (yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus: 62-63)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Sesungguhnya pengetahuan manusia, keinginan, dan watak mereka itu
berbeza-beza meskipun mereka berasal dari bapak dan ibu yang sama (yaitu
Nabi Adam dan Hawa). Dan sebenarnya ini merupakan ujian, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Taala :


Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi yang lain.Sanggupkah
kamu bersabar Dan Rabbmu Maha Melihat. (QS. Al-Furqan: 20)
Sebahagian orang ada yang bijak, arif, penuh toleran dan tepat kata-katanya.
Dia tidak mudah emosi dengan sedikit kalimat yang dia dengar.
Sebahagian lain, ada yang gopoh, gelapah, mudah tertipu, tidak sabar, mudah
tersasar perkataan lalu timbullah perkataan yang tidak menyenangkan. Lisan
dan tindak-tanduknya mendahului akalnya.

Kaum Muslimin rahimakumullah


Seorang Mukmin adalah seorang pendamai yang agung, yang mampu
menyatukan bukan memecah belah, yang memperbaiki bukan merosak; bijak
dalam mendamaikan pihak yang bertikai. Dan sebagai imbal baliknya, banyak
orang yang mendoakan kebaikan untuknya dan memujinya kerana dia telah
mendamaikan dan menyelamatkan dari perpecahan.
Orang yang memperhatikan realiti saat ini, dia akan dapati adanya keretakan
yang menggores kemurnian kecintaan dan jalinan persaudaraan. Hal ini lahir
dari hawa nafsu kiita sendiri, sifat bakhil, tamakan dan bangga terhadap
pendapat sendiri.
Sungguh benar Rasululah shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau bersabda:

Sesungguhnya syaitan telah putus asa dari (mendapatkan) penyembahan dari


orang-orang yang shalat di jazirah arab, akan tetapi dia akan selalu mengadu
domba di antara mereka. (HR. Muslim no. 2812).

Ketika terjadi pertengkaran dan pertikaian, maka perdamaian menjadi suatu


yang sangat terpuji. Jika perselisihan adalah keburukan, pertengkaran dan
pertikaian adalah aib, maka sebaliknya, perdamaian dan usaha mendamaikan
adalah sebuah rahmat. Meskipun perbezaan pendapat pada manusia adalah
hal yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu wa Taala sebagaimana
firman-Nya:


Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang
satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. (QS. Hud: 118)
Namun Allah mengecualikan darinya orang-orang yang mendapat rahmatNya.




Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. (QS. Hud: 119)
Perdamaian yang terwujud pada umat akan menjadikannya indah, namun jika
hilang maka berbagai keburukan tidak akan terhindarkan.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:





Dan perdamaian itu lebih baik. (QS. An-Nisa: 128)
Allah Subhanahu wa Taala juga berfirman:


Sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara
sesamamu.(al-Anfal: 1)
Allah Subhanahu wa Taala befirman,
3

(114 : )


Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikanbisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat
makruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia. (QS. An-Nisa: 114)





Dan jika ada dua golongan dari orang-orang Mukmin berperang maka
damaikanlah antara keduanya. (QS. Al-Hujurat: 9)

Sesugguhnya orang-orang mukmin adalah saudara. (QS. Al-Hujurat: 10)

Dan sungguh tidak ada di dunia pendamai yang setanding dengan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam . Beliau mendamaikan suku-suku, antara individuindividu dan kelompok masyarakat. Beliau juga mendamaikan pasangan
suami-isteri, dua orang yang berutang-piutang, dan juga pendamai antara
pemilik harta, maruah, ketururan dan nyawa. Bagaimana tidak, padahal beliau
sendiri bersabda:





Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama daripada
puasa, solat dan sedekah? Para sahabat menjawab, Tentu wahai
Rasulullah. Beliau bersabda, Yaitu mendamaikan perselisihan di antara
kamu, kerana rusaknya perdamaian di antara kamu adalah pencukur (perusak
agama). (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Disebutkan di dalam sebuah hadits;




)






)
Dari Sahal bin Saad radhiyallahu anhu, bahwa penduduk Quba telah
berbalah sehingga saling melempar batu, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam dikabarkan tentang peristiwa itu, maka beliau bersabda: Mari kita pergi
untuk mendamaikan mereka. (HR. al-Bukhari)







.


}





{

,Muslimin yang dirahmati Allah
Wahai kaum Muslimin, semoga Allah selalu menjaga kita semua.
Sesungguhnya perdamaian termasuk di antara sebab munculnya rasa cinta
dan kunci untuk menghubungkan eratan yang sudah retak. Terkadang
perdamaian itu lebih baik daripada hukum yang diputuskan hakim. Dalam
perdamaian, ada pahala dari Allah Subhanahu wa Taala dan ada dosa yang
dihapuskan. Termasuk di dalamnya, pertikaian dalam rumah tangga.
5

Namun untuk kita sedar bersama, bahwa semua usaha damai itu tidak akan
terwujud kecuali datang bersama keinginan kuat yang nyata serta niat tulus
dari semua pihak, antara jpendamai dan yang didamaikan. Kerana Allah
Subhanahu wa Taala mengaitkan perdamaian itu dengan adanya kemahuan
yang baik dari semua pihak. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:








Jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufiq kepada suami-istri itu. (QS. An-Nisa: 35)

Suatu ketika, Imam Hasan al-Basri rahimahullah didatangi oleh dua orang
yang berbalah dari Tsaqif. Lalu si Imam berkata, Kamu berdua masih satu
kelompok dan satu kerabat, (kenapa) masih lagi bertikai? mereka menjawab,
Wahai Abu Said, kami hanya ingin damai. Beliau rahimahullah berkata, Ya.
Kalau begitu kalian berbincanglah! Akan tetapi keduanya malah terus
melempar tuduhan dusta kepada lawannya. Melihat ini, si Imam menjawab,
Demi Allah! Kalian berbohong! Bukan perdamaian yang kamu inginkan,
kerana Allah Subhanahu wa Taala berfirman yang ertinya: Jika kedua orang
hakim itu bermaksud mengadakan kebaikan niscaya Allah memberi taufiq
kepada suami-istri itu. (QS. An-Nisa: 35)

Oleh kerana itu bertakwalah wahai para hamba Allah! Sudahilah dan
hentikanlah pertengkaran dan perbalahan, terutama yang disebabkan hal-hal
remeh.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman,






Dan (jika kamu hendak membalas maka) balasan sesuatu kejahatan
ialah kejahatan yang bersamaan dengannya; dalam pada itu sesiapa
yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya),

maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (dengan diberi balasan


)yang sebaik-baiknya). (QS. Asy-Syura: 40
Semoga Allah Subhanahu wa Taala memberkahi kita semua dengan alQuran dan mencurahkan manfaat dari isinya berupa ayat-ayat dan
hikmahNya yang Maha Bijak. Banyaklah beristighfar kepada Allah,
sesungguhnya Ia Maha Pengampun.


.







.



.
.
.

.
7

{







.










.

Anda mungkin juga menyukai