OKTAVIA EP
PSF FKUB
GASAL 2015
Bahan kajian:
Warna kulit
Whitening agent
Formulasi sediaan whitening
agent
Warna Kulit
Lapisan epidermis kulit terdiri dari lima lapisan: stratum basale, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lucidum, dan stratum corneum.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengalami transisi dari basal layer
hingga stratum corneum adalah 24 40 hari.
Melanosit
Melanosit adalah sel yang memproduksi melanin, yaitu mensintesis
melanin dalam organel yang disebut melanosom.
Melanin merupakan penentu utama warna kulit, menyerap UV dan
memblok pembentukan radikal bebas, dan melindungi kulit dari
photoaging.
Melanogenesis
Tipe melanin:
1) eumelanin, dark brown black pigment
2) pheomelanin, yellow reddish pigment
Videira, et al., 2013
Melanogenesis
signaling pathway
Whitening Agent
Produk skin-whitening digunakan untuk kosmetik dan terapi.
Tujuannya untuk memodifikasi warna kulit supaya lebih terang, untuk
depigmentasi kulit (terapi untuk abnormal-hyperpigmentation skin
seperti melasma, freckles, dan senile lentigines).
Before
After
Antioksidan
2) Arbutin
Azelaic acid secara alami terdapat pada wheat, rye, dan barley
5) Senyawa flavonoid
Secara umum, golongan flavonoid memiliki aktivitas seperti antiinflammatory, antiviral, antioxidant and anticarcinogenic
properties.
Mekanisme utama dalam hal pigment-reducing effect adalah
kemampuannya sebagai ROS-scavenging dan mengkelat sisi
aktif metalloenzymes.
Contoh flavonoid yang digunakan untuk produk skin-lightening:
aloesin, hydroxystilbene derivates, dan licorice extracts.
Aloesin
Aloesin, diperoleh dari Aloe vera, merupakan inhibitor tirosinase.
Sifatnya yang hidrofilik dan bobot molekul yang besar, sehingga
penetrasinya ke kuilt rendah.
Jones et al. menunjukkan bahwa aloesin yang dilarutkan dalam
ethanol mempenetrasi kulit sangat lambat, hanya 1.59% dari dosis
yang diaplikasikan dalam waktu lebih dari 32 jam.
(Jones K, Hughes J, Hong M, et al. Modulaton of melanogenesis by aloesin: a
competitive inhibitor of tyrosinase. Pigment Cell Res 2002; 15:335340)
Ekstrak Mulberry
Morus alba L. mengandung rutin,
isoquercitrin, dan astragalin. The root bark
of Morus alba has been shown to have a
skin whitening effect.
Lee et al. melakukan studi efek in vitro 85% ekstrak methanol
daun Morus alba kering terhadap sintesis melanin. Ekstrak ini
menghambat aktivitas tyrosinase yang mengubah dopa
menjadi dopachrome dalam sistesis melanin.
Mulberroside F (moracin M-6, 30-di-O-beta-D-glucopyranoside),
yang diperoleh dari isolasi ekstrak tersebut, menunjukkan efek
penghambatan aktivitas tirosinase.
(Lee SH, Choi SY, Kim H, et al. Mulberroside F isolated from the leaves of Morus alba
inhibits melanin biosynthesis. Biol Pharm Bull 2002; 25:10451048)
6) Miscellaneous
1) Niacinamide
Niacinamide (nicotinamide; niacin; vitamin B3).
Hakozaki et al. melakukan studi yang menunjukkan bahwa
niacinamide menurunkan jumlah melanosomes yang ditransfer
dari melanocytes ke keratinocytes.
Penggunaan moisturizer yang mengandung niacinamide efektif
dalam mengurangi hyperpigmentation dan memutihkan warna
basal skin.
(Hakozaki T, Minwalla L, Zhuang J, et al. The effect of niacinamide on reducing
cutaneous pigmentation and suppression of melanosome transfer. Br J Dermatol
2002; 147:2031)
Antioksidan
Mengurangi Reactive Oxigen Species (ROS)
Bahan yang memiliki sifat redoks dapat memiliki efek depigmentasi
dengan cara berinteraksi dengan o-quinones.
Dengan demikian, akan mencegah oxidative polymerization
melanin intermediates sehingga melanin tidak dapat terbentuk
oleh tirosinase.
1) Ascorbic Acid
Ascorbic acid (AsA) mengganggu proses pembentukan melanin
dengan cara berinteraksi dengan logam copper pada sisi aktif
tyrosinase.
AsA merupakan bahan pereduksi, yang pada konsentrasi tinggi
dapat memperlambat sintesis melanin.
AsA sangat tidak stabil, cepat teroksidasi dan rusak dalam
larutan berair. Sifatnya yang hidrofilik, sulit untuk menembus kulit
2) Alpha-Lipoic Acid
Berinteraksi dengan ROS, pengkelat logam
Mencegah kerusakan akibat UV-induced photo-oxidative dan
menghambat aktivitas tirosinase (kemungkinan melalui
mengkelasi ion Cu)
3) Alpha-Tocopherol (a-Toc)
Menghambat tirosinase (in vitro) dan melanogenesis.
Mengganggu peroksidasi lipid membran melanosit dan
meningkatkan glutation intraseluler
Formulasi Vitamin C
Masalah utama dalam memformulasikan vitamin C (ascorbic acid)
adalah stabilitas (oxygen sensitivity),
Adanya oksidasi akan menurunkan kadar vitamin C dalam produk, juga
menimbulkan warna kekuningan pada produk
Strategi untuk stabilisasi: menghindari kontaminasi oksigen selama
formulasi dan pada kemasanya, enkapsulasi, memformulasikan produk
pada pH rendah, meminimalkan jumlah air, dan menggunakan
antioksidan tambahan
Penggunaan pH rendah menimbulkan efek samping pada kulit
Permasalahan lain adalah dalam hal penetrasi vitamin C menembus
kulit (kurang dari 1%, bahkan akan lebih kecil untuk bentuk turunan
vitamin C)
Vitamin B3
Bentuk molekul: niacinamide (nicotinamide), nicotinic acid, dan
nicotinate esters (e.g., myristoyl nicotinate, benzyl nicotinate).
Formulasi Vitamin B3
Nicotinic acid, pada dosis yang rendah sekalipun akan dapat
menginduksi kemerahan pada kulit.
Reaksi pada setiap individu berbeda-beda.
Reaksi hidrolisis ester nicotinate menjadi nicotinic acid dapat terjadi
pada kulit
Formulasinya pada pH rentang 5-7: mencegah hidrolisis ester
niacinamide dan nicotinate menjadi nicotinic acid.
Selain pH, formulasi dapat menggunakan rantai ester yang lebih
panjang (e.g., myristoyl-nicotinate) lebih resisten terhadap hidrolisis
sehingga lebih cocok untuk produk topikal
TERIMA KASIH