Anda di halaman 1dari 19

SENSOR PHOTODIODA

SENSOR PHOTODIODA

Sensor photo dioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda
akan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas cahaya dan akan
mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada umumnya. Sensor
photodioda adalah salah satu jenis sensor peka cahaya (photodetector). Jenis sensor
peka cahaya lain yang sering digunakan adalah phototransistor. Photodioda akan
mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang
diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power density (Dp). Perbandingan antara
arus keluaran dengan power density disebut sebagai current responsitivity. Arus yang
dimaksud adalah arus bocor ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan
dipanjar mundur. Tanggapan frekuensi sensor photodioda tidak luas. Dari rentang
tanggapan itu, sensor photodioda memiliki tanggapan paling baik terhadap cahaya infra
merah, tepatnya pada cahaya dengan panjang gelombang sekitar 0,9 m. Kurva
tanggapan sensor photodioda ditunjukkan pada gambar berikut.

Hubungan antara keluaran sensor fotodioda dengan intensitas cahaya yang


diterimanya ketika dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier.
Hubungan antara keluaran sensor photodioda dengan intensitas cahaya ditunjukkan
pada gambarberikut. Hubungan Keluaran Photodioda Dengan Intensitas Cahaya

Sebagai contoh aplikasi photodioda dapat digunakan sebagai sensor api. Penggunaan
sensor photodioda sebagai pendeteksi keberadaan api didasarkan pada fakta bahwa
pada nyala api juga terpancar cahaya infra merah. Hal ini tidak dapat dibuktikan dengan
mata telanjang karena cahaya infra merah merupakan cahaya tidak tampak, namun
keberadaan cahaya infra merah dapat dirasakan yaitu ketika ada rasa hangat atau
panas

dari

nyala

api

yang

sampai

ke

tubuh

kita.

PRINSIP KERJA PHOTODIODA


Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si)
atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini

menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup: 2500 11000


untuk silicon, 8000 20,000 untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan
energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu
elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan
sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang
kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan
dengan gerak muatan pembawa.cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan
untuk mengumpulkan photon menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau
tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Prinsip kerja photodioda :

Cahaya yang diserap oleh photodiode

Terjadinya pergeseran foton

Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi

Electron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber

Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian

KARAKTERISTIK PHOTODIODA

Photodioda mempunyai respon 100 kali lebih cepat daripada phototransistor

Dikemas dengan plastik transparan yang juga berfungsi sebagai lensa. Lensa
tsb lebih dikenal sebagai lensa fresnel dan optical filter

Penerima infra merah juga dipengaruhi oleh active area dan respond time

Photodioda dan LED

Pengertian
Photo
dioda
Photo dioda adalah jenis dioda yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Berbeda dengan
dioda biasa.Komponen elektronik ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik.Cahaya yang
dapat di deteksi oleh dioda ini,mulai dari infrared,sinar ultra violet,sampai dengan sinar X.
Jenis dioda seperti ini telah di aplikasikan pada alat penghitung kendaraan otomatis di jalanjalan umum.
PRINSIP KERJA PHOTO DIODA
Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si) atau
galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap
cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup: 2500 - 11000 untuk silicon,
8000 20,000 untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari
sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan
sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole
adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui
sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa. cara tersebut
didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon - menyebabkan pembawa
muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.

Photodioda digunakan sebagai penangkap gelombang cahaya yang dipancarkan oleh Infrared.
Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodioda tergantung besar kecilnya
radiasi yang dipancarkan oleh infrared.

SENSOR WARNA MENGGUNAKAN PHOTODIODA

Setiap warna bisa disusun dari warna dasar. Untuk cahaya, warna dasar penyusunnya adalah
warna Merah, Hijau dan Biru, atau lebih dikenal dengan istilah RGB (Red-Green-Blue).
Gambar2 memperlihatkan beberapa sampel warna dan komposisi RGB-nya terskala 8 bit.

Perancangan dan Pembuatan Sensor


Sistim sensor yang digunakan adalah sensor warna. Rangkaian sensor terdiri dari 2
bagian, yaitu bagian pemancar cahaya dan penerima cahaya. Rangkaian pemancar terdiri dari
resistor sebagai pembatas arus serta LED sebagai piranti yang memancarkan cahaya.
Sedangkan rangkaian penerima terdiri dari resistor sebagai pull-up tegangan dan photodioda

sebagai piranti yang akan menerima pantulan cahaya LED obyek. Rangkaian komparator akan
membandingkan tegangan input dari sensor dengan tegangan referensi untuk menghasilkan
logika '0' dan '1' untuk membedakan warna merah dan warna hijau.

LED akan memancarkan cahaya ke obyek dan photodioda akan menerima cahaya
yang dipantulkan oleh obyek tersebut. Intensitas cahaya yang diterima oleh photodioda akan
mempengaruhi nilai reistasinya. Obyek berupa Warna merah dan Warna biru akan
memantulkan cahaya dengan intensitas yang berbeda. Warna merah akan memantulkan
cahaya dengan intensitas yang lebih tinggi daripada Warna hijau, sehingga nilai resistansinya
akan berbeda. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima oleh photodioda, maka nilai 15
resistansinya akan semakin kecil dan nilai tegangan outputnya akan Semakin kecil pula.
Perbedaan nilai tegangan output dari photodioda saat menerima cahaya pantulan dari Warna
merah atau Warna hijau akan dideteksi oleh rangkaian komparator. Tegangan referensi dapat
diatur dengan memutar variabel resistor. untuk dapat membedakan Warna merah atau Warna
hijau, nilai tegangan referensi diatur sehingga memiliki nilai diantara nilai tegangan output
dari photodioda saat menerima pantulan cahaya dari obyek.
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka pemasangan sensor warna harus tertutup
dan dipasang tegak lurus terhadap obyek serti pada gambar 3.5 berikut :

Untuk mendeteksi warna merah maka digunakan sensor photodioda yang disinari
dengan LED superbright warna merah. Pada saat photodioda menerima pantulan cahaya dari
Warna merah, nilai tegangan output pada photodioda akan lebih kecil dari tegangan referensi,
sehingga output dari komparator akan bernilai 0. Sedangkan saat photodioda menerima
pantulan cahaya dari Warna hijau, nilai tegangan outputnya akan lebih besar dari tegangan
referensi, sehingga output dari komparator bernilai 1. Sebaliknya, Untuk mendeteksi
warna hijau maka digunakan sensor photodioda yang disinari dengan LED superbright warna
hijau. Pada saat photodioda menerima pantulan cahaya dari Warna hijau, nilai tegangan
output pada photodioda akan lebih kecil dari tegangan referensi, sehingga output dari
komparator akan bernilai 0. Sedangkan saat photodioda menerima pantulan cahaya
dari Warna merah, nilai tegangan outputnya akan lebih besar dari tegangan referensi,
sehingga output dari komparator bernilai 1.

Pengertian LED
Light-Emitting Diode atau LED merupakan sebuah alat semikonduktor yang berukuran hanya
beberapa milimeter saja. Alat ini mampu mengubah energi elektrik secara langsung menjadi
sinar dan tidak dapat dipungkiri sangat efisien ketika berubah menjadi konsumsi energi. Untuk
saat ini lampu Xenon dan LED empat kali lebih efisien dibandingkan dengan lampu-lampu
halogen. Sebagai tambahan, LED lebih menonjol karena mendapat garansi seumur hidup dan
mampu bereaksi sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan lampu bohlam tradisional.

A-emitting dioda cahaya (LED) adalah sebuah semikonduktor sumber cahaya. LED digunakan
sebagai lampu indikator di banyak perangkat, dan semakin digunakan untuk pencahayaan .
Diperkenalkan sebagai komponen elektronik praktis pada tahun 1962, [2] yang dipancarkan LED
awal rendah intensitas cahaya merah, tapi versi modern tersedia di seluruh terlihat ,
ultraviolet dan inframerah panjang gelombang, dengan kecerahan yang sangat tinggi.

Ketika lampu-emitting dioda ke depan bias (diaktifkan), elektron dapat bergabung kembali
dengan lubang dalam perangkat, melepaskan energi dalam bentuk foton . Efek ini disebut
electroluminescence dan warna dari) cahaya (sesuai dengan energi foton ditentukan oleh
perbedaan energi dari semikonduktor.

Sebuah LED biasanya kecil di daerah (kurang dari 1 mm 2), dan komponen optik terpadu
digunakan untuk membentuk pola radiasi dan membantu dalam refleksi. [3] LED ini banyak
keuntungan lebih dari sumber cahaya pijar termasuk konsumsi energi yang lebih rendah , lagi
seumur hidup , meningkatkan ketahanan, ukuran lebih kecil, lebih cepat beralih , dan daya
tahan yang lebih besar dan kehandalan. LED cukup kuat untuk pencahayaan ruangan relatif
mahal dan memerlukan lebih tepat saat ini dan manajemen panas dari kompak lampu neon
sumber output yang sebanding.

Light-emitting dioda digunakan dalam aplikasi yang beragam sebagai pengganti penerbangan
pencahayaan , pencahayaan otomotif (terutama indikator ) dan sinyal lalu lintas . Ukuran
kompak LED telah memungkinkan teks baru dan menampilkan video dan sensor untuk
dikembangkan, sedangkan tarif mereka beralih tinggi berguna dalam teknologi komunikasi
canggih. Inframerah LED juga digunakan dalam remote control unit produk komersial,
termasuk televisi, pemutar DVD, dan peralatan rumah tangga lainnya.

Dioda cahaya
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu
semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi
tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan
bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau
inframerah dekat.

Teknologi LED
1. Fungsi fisikal
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED
terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan
ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawamuatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda.
Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan
melepas energi dalam bentuk photon.
2. Emisi cahaya
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung
dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal,
biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah
dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara
cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
3. Polarisasi

Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED
mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju.
Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus
listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik,
hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan
mengeluarkan emisi cahaya.
Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan
tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol
menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya.
4. Tegangan maju
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda yang hanya
memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang
terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju.
Tegangan yang diperlukan sebuah dioda untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
5. Sirkuit LED
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila
disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang diperlukan
seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka
yang perlu diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian
ini.
Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit karena tiap LED mempunyai tegangan
maju (Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang
diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED, maka
beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan terlalu besar
akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah.
Pada umumnya, LED yang ingin disusun secara seri harus mempunyai tegangan maju yang
sama atau paling tidak tak berbeda jauh supaya rangkaian LED ini dapat bekerja secara baik.
5. Substrat LED
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan gallium
arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi alat dengan
panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai
berikut:

aluminium gallium arsenide (AlGaAs) - merah dan inframerah

gallium aluminium phosphide - hijau

gallium arsenide/phosphide (GaAsP) - merah, oranye-merah, oranye, dan kuning

gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru

gallium phosphide (GaP) - merah, kuning, dan hijau

zinc selenide (ZnSe) - biru

indium gallium nitride (InGaN) - hijau kebiruan dan biru

indium gallium aluminium phosphide - oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau

silicon carbide (SiC) - biru

diamond (C) - ultraviolet

silicon (Si) - biru (dalam pengembangan)

sapphire (Al2O3) - biru

LED biru dan putih


LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan substrat galium
nitrida yang ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini
dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan
cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi substrat galium
nitrida (GaN) dengan fosfor kuning. Karena warna kuning merangsang penerima warna merah
dan hijau di mata manusia, kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari
substrat akan memberikan kesan warna putih bagi mata manusia.
LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di substrat
ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu fluoresen.
Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan tidak menggunakan
fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat seng selenida yang dapat memancarkan
cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu sendiri.
SENSOR PHOTO DIODA

Monday, 9 May 2011 | 4comments


Dasar teori
Line Follower Robot (Robot Pengikut Garis) adalah robot yang dapat berjalan
mengikuti sebuah lintasan, Garis yang dimaksud adalah garis berwarna hitam
diatas permukaan berwarna putih atau sebaliknya, ada juga lintasan dengan warna
lain dengan permukaan yang kontras dengan warna garisnya. Seperti layaknya
manusia, bagaimana manusia dapat berjalan pada mengikuti jalan yang ada tanpa
menabrak dan sebagainya, tentunya karena manusia memiliki mata sebagai
penginderanya. Begitu juga robot line follower ini, dia memiliki sensor garis yang
berfungsi seperti mata pada manusia. Sensor garis ini mendeteksi adanya garis
atau tidak pada permukaan lintasan robot tersebut, dan informasi yang diterima

sensor garis kemudian diteruskan Rangkaian yang berfungsi sebagai pemroses


sinyal dari sensor dan menghasilkan sinyal kontrol ke rangkaian driver motor. agar
motor dapat menyesuaikan gerak tubuh robot sesuai garis yang dideteksinya.
Prinsip kerja sensor

Sensor garis atau sensor proximity adalah jenis sensor yang yang
berfungsi mendeteksi warna garis hitam atau putih. Biasanya sensor garis ini
terdapat pada robot line follower atau line tracking. Dengan memanfaatkan IC
comparator sebagai pembanding tegangan, yang nantinya akan menghasilkan
output yang berbeda-beda. Dan yang sangat perlu diperhatikan adalah jenis
pembanding

yang

converting(pengubah),

akan

digunakan

perbedaan

yaitu

converting

inverting(pembalik)

dengan

inverting

adalah

atau
hasil

bandingan nya. Mis, nilai banding = 2.5 V maka jika nilai tegangan sensor = 2.75 V
maka output rangkaian inverting = 0 V sedangkan jika rangkaian converting = 5
V. karena prinsip kerja pembanding atau nama akrabnya yaitu komparator itu
bekerja hanya membandingkan nilai inputnya saja jika lebih besar maka akan = 1
pada converter dan kebalikan nya yaitu = 0 pada inverter, Dan sebaliknya jika nilai
hasil bandingnya kecil. Karena kita akan menggunakan hasil bandingnya untuk Ic
mikrokontroler maka kita sepakat untuk menggunakan comparator inverting. Untuk
lebih jelas lihat gambar analisa.

Komponen sensor garis terdiri dari :

resistor 220
resistor 10K
trimpot 50 K
LED Red Super Bright
Led Merah
Photo Dioda
IC LM339 / IC LM324
Rangkaian sensor photo diode

Rangkaian sensor

Cara kerja sensor

Analisa Rankaian

Rangkaian photo dioda adalah rangkaian pembagi tegangan karena Photo


dioda dipasang seri dengan resistor. Jadi, jika salah satu nilai resistansi
dioda atau resistor berubah maka nilai tegangan akan berubah juga.
Jika terkena cahaya maka resistansi diodanya berkurang. Arus dan
tegangan akan menuju ground.

Jika tidak terkena cahaya maka resistansi diodanya meningkat. Arus dan
Tegangan akan masuk ke kaki Ic inverting (-) yaitu Lm339.

Rangkaian sensor inverting

Rangkaian sensor converting

Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan modifikasi pada rangkaian, dapat dikatakan bahwa
prinsip kerja sensor photo dioda hampir sama dengan potensiometer, yaitu nilai
tahanannya bisa dirobah-roba. Perobahan tahanan inlilah yang membuat sensor
dioda dan potensiometer bisa dikatakan berbeda. Pada sensor perobahan ini
dilakukan secara otomatis yang disebabkan oleh respon cahaya, sedangkan
potensiometer dilakukan secara manual yaitu dengan cara diputar dengan tangan.

Anda mungkin juga menyukai