Isi Makalah
Isi Makalah
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap waktu makan mengingatkan bahwa kita serupa dengan hewan
heterotrof yang bergantung pada suplai makanan secara reguler yang diperoleh
dari organisme
hewan memperlihatkan
untuk
homeostatis.
Komposisi
yang
seimbang
menyediakan
bahan bakar untuk kerja seluler, dan juga semua bahan-bahan yang diperlukan
oleh tubuh untuk membangun molekulnya sendiri.
Hewan adalah organisme heterotrof yang memerlukan bahan bakar,
kerangka karbon, dan nutrien esensial. Makanan yang secara nutrisi memadai
harus memenuhi tiga kebutuhan: bahan mentah organik yang dipakai hewan
dalam biosintesis (kerangka karbon untuk membuat banyak molekulnya sendiri),
dan nutrien esensial, bahan-bahan yang tidak dapat dibuat oleh hewan itu sendiri
dari bahan mentah apapun dan dengan demikian harus didapatkan dari makanan
dalam bentuk siap pakai. Hewan pada umumnya tidak dapat memproduksi
makanan sendiri (dalam tubuhnya) nutrisi ini, jadi harus ada makanan dari luar. Di
dalam tubuh, bahan yang masuk ini dapat diubah atau dikonversikan menjadi
berbagai senyawa lain yang diperlukan dan langsung digunakan (struktur tubuh,
energi, metabolism, dan lain-lain). Atau disimpan sebagai cadangan. Nutrisi yang
BAB II
PEMBAHASAN
mencari
mangsa
dalam
kelompok
yang
cukup
besar
yang
merupakan pinggiran sungai, tambak, daerah bakau atau rawa dan daerah pantai.
Jenis makanan utamanya adalah ikan serta hewan lain seperti crustacea, amfibi,
dan mamalia kecil. Sama seperti cara mencari makan kebanyakan burung air
lainya burung kuntul memiliki beberapa tahapan dalam mencari makan
diantaranya yaitu berdiri tegak, dan melihat-lihat mangsanya. Pada saat
mangsanya berada dipermukaan tanah, maka mereka akan segera berlari dan
kemudian merunduk untuk mematuk mangsanya. Itu merupakan salah satu contoh
dari pengertian perilaku makan pada hewan.
2.2 Kebutuhan Makan Pada Hewan
Kebutuhan hewan untuk mendapat asupan makan atau nutrisi sangat
diperlukan, karena hewan juga merupakan makhluk hidup yang dapat
menyeimbangkan ekosistem dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk
dapat mempertahankan kehidupannya ( tumbuh dan berkembang biak) hewan
memerlukan masukan berupa pakan yang harus mengandung berbagai senyawa
(nutrisi). Hewan pada umumnya tidak dapat memproduksi makanan sendiri
(dalam tubuhnya) nutrisi ini, jadi harus ada makanan dari luar. Di dalam tubuh,
bahan yang masuk ini dapat diubah atau dikonversikan menjadi berbagai senyawa
lain yang diperlukan dan langsung digunakan (struktur tubuh, energi, metabolism,
dan lain-lain) atau disimpan sebagai cadangan. Nutrisi yang masuk saling
membantu dan mempengaruhi, sehingga seringkali tidak dapat dikatakan bahwa
salah satu nutrisi selalu lebih penting daripada lainnya (Sukarsono, 2012).
Makanan adalah sumber energi untuk partumbuhan, pemeliharaan dan
reproduksi pada hewan. Makanan yang tersedia di sekitar lingkungan hidupnya
tidak begitu saja dapat langsung digunakan untuk keperluan hidupnya. Makanan
tersebut harus diolah melalui serangkaian proses fisiologi mulai dari menelan
(ingesti), mencerna (digesti), menyerap sari makanan (absorpsi), dan pengeluaran
sisa-sisa makanan (defekasi). Tingkah laku makan pada hewan merupakan bagian
dari proses ingesti atau proses memasukkan makanan dari lingkungan luar ke
dalam tubuhnya. Tingkah laku makan tersebut selain dipengaruhi oleh keadaan
fisik pada hewan juga dipengaruhi oleh kepadatan populasi dan persaingan untuk
memperoleh makanan (Yasin, 2013).
Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus
hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang
dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untuk
mencari
makanan.
Jadi
hewan
berperilaku
sedemikian
rupa
untuk
sebagian besar hewan adalah oportunistik, yang memakan makanan yang berada
di luar kategori makanan utamanya ketika makanan ini tersedia. Sebagai contoh,
sapi dan rusa yang termasuk ke dalam kelompok herbivora kadang-kadang bisa
memakan hewan kecil atau telur burung bersama-sama dengan rumput dan
tumbuhan lain. Sebagian besar karnivora mendapatkan beberapa nutrien dari
bahan tumbuhan yang masih berada dalam saluran pencernaan mangsa yang
mereka makan. Semua hewan juga mengkonsumsi beberapa bakteri bersama-sama
dengan jenis makanan lain (Campbell dkk, 2004).
Hewan memerlukan senyawa organik seperti karbohidrat, lipid, dan
protein sebagai sumber energi untuk menyelenggarakan berbagai aktivitasnnya.
Namun, kemampuannya untuk menyintesis senyawa organik sangat terbatas. Oleh
karena itu, hewan berusaha memenuhi semua kebutuhannya dari tumbuhan dan
hewan lain. Organisme yang demikian dinamakan organisme heterotrof. Ada juga
hewan yang dapat menyintesis sendiri berbagai senyawa organik esensial,
contohnya Euglena. Meskipun demikian, Euglena juga memerlukan vitamin
(Faktor Pertumbuhan) yang tidak dapat disintesis sendiri sehingga organisme
tersebut tetap memerlukan senyawa organik dari sumber lain. Berdasarkan alasan
tersebut, Euglena disebut organisme mesotrof (Karyati, 2012).
Cara makan dan jenis makanan hewan sangat bervariasi, tergantung pada
susunan alat yang dimiliki serta kemampuannya untuk mempersiapkan makanan
agar dapat diserap. Hewan primitif yang belum memiliki alat pencernaan makanan
khusus seperti protozoa, parasit (endoparasit), dan cacing pita memerlukan
makanan berupa zat organik terlarut. Hewan-hewan tersebut mengambil makanan
melalui penyerapan atau pinositosis. alat pencernaan makanan yang dimiliki
biasanya berupa vakuola makanan. Hewan yang hidup menetap seperti hidra dan
Coelenterata mendapatkan makanan dengan menjerat (trapping method ) (Hladik,
1980.).
Alat yang penting untuk mendukung metode tersebut adalah knidoblas
atau nematosit yang biasanya dilengkapi dengan racun untuk menjerat
mangsanya. Beberapa hewan yang aktif seperti burung petrel, burung flamingo,
ikan hering, kepopoda, dan ikan hiu balen mencari makanan dengan cara
menyaring (filter feeding ). Menyaring untuk memperoleh makanan juga
dilakukan oleh hewan yang menetap seperti Bivalvia, bivalvia merupakan hewan
yang masuk ke dalam kelompok Mollusca yang mencakup semua kerangkerangan. Filter feeding merupakan variasi dari cara menyaring dan menjerat
(trapping). Filter feeding tidak memilih makanannya sehingga disebut non
selective feeder . Hewan seperti ini tanggap terhadap senyawa kimia atau
rangsang tertentu. Mekanisme menyaring dapat diaktifkan atau dihentikan,
tergantung pada kondisi yang ada, mereka anggap berbahaya atau tidak. Hewan
yang lain mungkin mampu memilih makanan yang diperlukan sehingga mereka
disebut selective feeder .
Pada umumnya, hewan semacam ini mendapatkan makanan dengan cara
menangkap atau memangsa. Hewan-hewan yang demikian memiliki berbagai cara
untuk menangkap mangsa dan dapat menggunakan bahan makanan secara efektif
atau mengambil sari makanan dari hewan/tumbuhan. Annelida, echinodermata,
dan hemikordata akan menyerap bahan yang diperlukannya dan membuang bahan
yang tidak diperlukannya. Selanjutnya, bahan makanan yang terkumpul akan
dihancurkan secara mekanik, apabila hewan memiliki organ pencernanya. Apabila
organ pencerna tidak dimiliki, bahan makanan tersebut langsung dicerna secara
kimia (Karyati, 2012).
Menurut Champbell (2004) mekanisme hewan menelan makanan sangat
beragam, tetapi semuanya digolongkan ke dalam empat kelompok utama, yaitu:
a. Pemakan suspensi ( suspension feeder )
Kebanyakan hewan pemakan suspensi seperti hewan akuatik ini menyaring
partikel makanan kecil dari air. Misalnya remis dan tiram menggunakan insangnya
untuk menjerat potongan-potongan kecil yang disapu bersama-sama dengan suatu
lapisan tipis mukus ke mulut oleh silia yang berdenyut atau bergerak. Contoh lain
yaitu paus baleen, hewan terbesar diantara semua hewan yang pernah hidup,
adalah juga pemakan suspensi. Mereka berenang dengan mulut ternganga, yang
menapis jutaan hewan kecil dari volume air yang begitu besar yang dipaksa
masuk melalui lempengan serupa saringan yang bertaut dengan rahangnya.
b. Pemakan substrat ( substrat feeder )
Hewan jenis ini makan sambil menggali saluran membuat jalan di dalam
makanannya. Contohnya adalah cacing tanah yang memakan sambil membuat
jalannya melalui kotoran, cacing tanah menyelamatkan bahan organik yang telah
membusuk sebagian yang dikonsumsinya bersama-sama dengan tanah.
c. Pemakan cairan ( fluid feeder )
mengunyah daging dan tulang. Jenis burung yang termasuk karnivora seperti
burung elang dan burung hantu mempunyai cakar juga kuku yang tajam dan kuat.
Omnivora
Omnivora adalah jenis hewan yang memakan makanan keduanya baik
tumbuhan maupun hewan. Binatang ini makan silih berganti antara keduanya.
Contoh binatang omnivor adalah yakni tikus, ikan mas, ikan mujair, ayam, dan
lain-lain.
10
12
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, R.M. 1993. The Relative Merits of Foregut and Handgut Fermentation
Journal Zoology London 231: 391-401.
Campbell, N.A. 2004. Biologi. Edisi 5: Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Hladik, C.M. 1980. Feeding Strategies of Five Nocturnal Prosimians in The Dry
Forest of The West Coast of Madagascar, pp. 41-74. New York:
Academic Press.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Karyati, Amor. 2012. Tinjauan Umum Tingkah Laku Makan Pada Hewan Primata
Jurnal Penelitian Sains. Volume 15 No. 1 (D) 15110.
Kay, Ian. 1998. Introduction to Animal Physiology. Singapore: Bios-Science
Publisher.
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sukarsono. 2012. Ekologi Hewan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
13
Press.
Tortora, G.J. 1987. Principles of Physiology. Cambridge: Haper and Row
Publisher.
Yammamoto, M.E and F. Lopez. 2004. Effect of Removal From The Family
Group on Feeding Behaviour by Captive Callithrix Jacchus.
International Journal of Primatology, 25 (2).
Yasin, Suhubdi. 2013. Perilaku Makan Ruminansia Sebagai Bioindikator
Fenologi dan Dinamika Padang Penggembalaan. Pasutra Volume
3 No. 1 Tahun 2013: ISSN 2088-818X.
14