OLEH :
KELOMPOK II
ALFIN FERNANDA
(P00331013001)
RISKA JULIANA
(P00331013026)
(P00331013037)
(P00331013031)
(P00331013070)
(P00331013070)
(P00331013069)
(P00331013042)
(P00331013039)
A. HASIL
1.
HACCP
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1096/Menkes/Per/Vi/2011
Nama perusahaan : Perushaan Mie Puuwatu
Alamat perusahaan : jln Pattimura Puuwatu
No
Uraian
Bobot
Nila
Hasil Pengamatan
i
1.
I.
Lokasi Bangunan, Fasilitas
Halaman bersih, rapi, tidak becek,
dari
sarang
lalat
tempat
berasal
dari
sumber
pencemaran.
2.
kontruksi bangunannya
kuat,aman, karena
banyaknya barang-barang
yang berserakan di
sekitarnya.
3.
Lantai
tidak
dibersihkan
kedap
air,
retak,
tidak rata
4.
5.
6.
sesuai
dengan
langit meter
ventilasi
yang
P=4m
baik
L= 3 m
T=3m
Luas= 12 m2
tidak pengap.
20%x 12 m= 2,4 m
(Tidak sesuai)
Air Bersih
9. Sumber air bersih aman, jumlah
Air Kotor
10 dapur, kamar mandi, WC dan
.
tidak menggenang .
dipakai
dan
WC 1.
Fasilitas cuci tangan tersedia
mudah
dibersihkan
Pembuangan Sampah
12 Tersedia tempat
sampah
yang
dilapisi plastik.
Lebar= 4
Panjang= 3
12/6=2 m
Memenuhi
14
tidak
berguna.
(barang
tersebut
Diruang
pengolahan
masih
II. Karyawan
karyawan yang bekerja
15
Semua
(ISPA).
Tangan selalu dicuci bersih, kuku
Pakaian
kerja,
dalam
keadaan
kerja
Bebas dari kosmetik
Pakain kerja tidak
menggunakan APD,
Rambut pendek
Bebas hiasan
III. Makanan
Sumber makanan, keutuhan dan
tidak rusak
19
Bahan
makanan
terolah
dalam
tidak kadaluwarsa
tidak rusak
20
yang
memadai
selama
dan
makanan
serta
pengangkutan
melunakkan
makanan
21
22
yaitu 25 0c
2
pembersihan,
penyimpanan,
24
dari
pembersihan
potongan mie.
Alat memasak tidak ada yang
sisa
tahapan
dan pembilasan
mulai
dari
25
sabun
Tidak ada bahan beracun
yang berserakan.
27
pengganggu lainnya
Jumlah
Khusus Golangan A.1
Ruang pengolahan makanan tidak
Tidak
terlindung
karena
Ruang
tidak
pengolahan
dipakai
makanan
sebagai
ruang
tidur.
28
70
38
(kulkas)
29
Jumlah
Khusus Golongan A2
Pengeluaran
Asap
dilengkapi
30
31
dengan
tempat
32
Jumlah
Khusus Golongan A3
Saluran pembuangan limbah dapur
40
1
34
35
(grease trap)
Tempat memasak terpisah secara
makanan matang
thermometer pengontrol
83
44
pengontrol
Tersedia kendaraan khusus.
Kesimpulan : 44/83x100% = 53%. Ini tergolong jauh dari ketentuan atau persyaratan
untuk kategori industry A3.
B.
HACCP
TAHAP 1. Pembentukan TIM HACCP
Ketua
Sekretaris
: Asmidar maman
Anggota
: Yeni widiawati
:
:
MIE KERING
Bahan utama : tepung terigu,telur,
Bahan pelengkap :
1. Soda mie
2. Garam
Cara penerimaan
Cara persiapan
:
:
Cara pengolahan
mie,garam
Adonan dicampur,dipres,dipotong kecil menjadi
mie,lalu dimasak,terus dinginkan menggunakan
Cara Pemorsian
kipas angin.
Cara pemorsian yaitu dengan cara disajikan di
bungkus menggunakan plastic dgn berat 2 kg
Cara Pengangkutan
perbungkus
Pada saat pengangkutan dengan menggunakan
motor untuk di edarkan di rumah makan,rumah
Cara Distribusi
tangga,dan pasar
Penyaluran mie basah sesuai dengan jumlah
yang telah ditentukan sebanyak 2 kg
perbungkus dan pesanan konsumen.
Tepung Terigu
Telur
Garam
Soda Mie
Penerimaaan
Penerimaaan
Penerimaan
Penerimaan
Penyimpanan
Penyimpanan
Penyimpanan
Penyimpanan
Pembersihan
Pembersihan
Penungguan
Penungguan
Penggilingan
Pencucian
Pengangkutan
Penungguan
Mie Basah
Pendistribusian
No
Bahan
Bahaya
Mentah /
B(M)/
Ingredient /
K/F
Jenis Bahaya
Cara Pencegahan/
Tindakan Pengendalian
Bahan
1
Tambahan
Tepung
terigu
Batuan kecil
B/M
kecil
yang
terdapat
pada
tepung
terigu tersebut
Dengan cara dibersihkan
kutu
Telur ayam
Kotoran yang
masih menempel
seperti darah,tai
ayam.
Bau busuk pada
telur
B/M
4.
Soda mie
Kotoran
Dibersihkan
B/M
5.
Garam
F
K
B/M
Dibersihkan
-
Bahan
Kelompok Bahaya
Kategori
Resiko
1
2
3
4
Tepung terigu
Telur ayam
Soda mie
garam
A
-
B
+
+
+
+
C
+
D
+
+
+
+
E
+
+
+
F
+
-
III
III
III
IV
Kelompok Resiko :
0
I
II
III
IV
V
VI
No
1.
2.
3.
4.
Bahan
Tepung terigu
Telur ayam
Soda mie
garam
Ya:Bukan CCP
Tidak :CCP
Ya
Ya
Ya
Ya
B. Proses
Proses
P.2. Apakah
untuk menghilangkan /
kontaminasi bahaya
batas aman?
melebihi batas?
Ya :CCP
Ya : Lanjut.P.3
Tidak :CCP
Mie basah
1.
Tidak
Ya
2.
3.
4.
Pencetakan
Perebusan
Penyimpanan
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
P.3. A
selan
meng
meng
samp
Ya :
Tida
No.
1.
Tahap Proses
(CCP)
Penerimaan
Monitoring
Jenis Bahaya
Batas Kritis
terlampaui)
Fisik
Tepung terigu
Tidak melampaui batas tidak
yang telah ditentukan.
lagi
ambil
kare
tidak sesuai l
dengan
spesifikasi kare
akan
mempengaruhi
keseluruhan d
2.
Penyimpanan
Penyimpanan yang
Suhu Penyimpanan :
mie basah.
Penyimpanan
dengan
tem
dan
Penyimpanan yang
Bawang Putih :
suhu
tidak memisahkan
Penyimpanan 100C.
penyimpanan
Tepung terigu :
Penyimpanan pada
suhu Ruang.
baru.
pengecek
3.
Pembersihan
Bahaya
kimia,
mikrobiologis
lagi
ambil
kare
tidak sesuai l
dengan
spesifikasi kare
akan
mempengaruhi
keseluruhan d
4.
penggilingan
Bahaya
mie basah.
bahan Pengawasan
penggilingan
penggunaan su
yang menyebabkan
pemasakan
Penungguan
dengan baik.
Bahaya Biologis,
tertutup
penungguan
diruang terbuka
dan kontaminasi
dan
di tempat
penungguan.
lingkungan
penyimpanan.
6.
Pengangkutan
Bahaya
Menggunakan
pengangkatan
bahan untuk
dilihat
dari
memasak,
alas
7.
Penyajian/distribusi
tangan
atau
penjepit
alat makanan.
tanpa
mengangkat
masakan.
atau
alat khusus.
Bahaya fisik, dari
Menggunakan wadah
Alat
kontaminasi bahan
digunakan un
ya
selain makanan
menyajikan makanan
penyimpanan
selama penyajian
kepada konsumen,
makanan
pendistribusian
tetap bersih d
memperhatikan alat-
tertutup.
Penerimaan
Ditemukan
Bersih,tidak ditemukan
Pengamatan
bahan
tidak
kotoran,
visual
sesuai
dengan
terhad
fisik bahan
spesifikasi
2.
Penyimpanan
Penyimpanan yang
Suhu Penyimpanan :
Penyimpanan
dengan
tem
dan
pengecek
Penyimpanan yang
Bawang Putih :
suhu
tidak memisahkan
Penyimpanan 100C.
penyimpanan
Tepung terigu :
Penyimpanan pada
suhu Ruang.
baru.
3.
4.
Pembersihan
Pencucian
Pembersihan pada
ayam(tai)
ayam
dan fisik
Menggunakan
air Memastikan
daging
ayam
daging mengalir
tidak
mengandung
salmonella dan bahaya
fisik.
bersih
5.
Pengangkutan
Bahaya
Menggunakan
pengangkatan
bahan untuk
dilihat
dari
memasak,
alas
6.
Pendistribusian
tangan
atau
penjepit
alat makanan.
mengangkat
tanpa
masakan.
atau
alat khusus.
Bahaya fisik, dari
Menggunakan
kontaminasi bahan
yang
selain makanan
selama penyajian
wadah Alat
tertutup
menyajikan
kepada
ya
untuk digunakan un
makanan penyimpanan
konsumen, makanan
tangan
memperhatikan
1.
Penerimaan
alat- tertutup.
Ditemukan
kerusakan
fisik,
Pengamatan
Visual
terhad
fisik bahan
spesifikasi.
2.
Penyimpanan
Penyimpanan yang
Suhu Penyimpanan :
Penyimpanan
dengan
tem
dan
pengecek
Penyimpanan yang
Bawang Putih :
suhu
tidak memisahkan
Penyimpanan 100C.
penyimpanan
Tepung terigu :
Penyimpanan pada
suhu Ruang.
baru.
3.
Penungguan
Bahaya Biologis,
tertutup
penungguan
diruang terbuka
dan kontaminasi
dan
di tempat
penungguan.
lingkungan
penyimpanan.
4.
Pengangkutan
Bahaya
Menggunakan
pengangkatan
bahan untuk
dilihat
dari
memasak,
alas
5.
1.
distribusi
Penerimaan
atau
penjepit
alat makanan.
tanpa
tangan
mengangkat
masakan.
atau
alat khusus.
Bahaya fisik, dari
Menggunakan wadah
Alat
kontaminasi bahan
digunakan un
selain makanan
menyajikan makanan
penyimpanan
selama penyajian
kepada konsumen,
makanan
pendistribusian
tetap bersih d
memperhatikan alat-
tertutup.
Pengamatan
Ditemukan
kerusakan
fisik,
Visual
ya
terhad
fisik bahan
2.
Penyimpanan
Penyimpanan yang
Suhu Penyimpanan :
Penyimpanan
dengan
tem
dan
pengecek
Penyimpanan yang
Bawang Putih :
suhu
tidak memisahkan
Penyimpanan 100C.
penyimpanan
Tepung terigu :
Penyimpanan pada
suhu Ruang.
baru.
3.
Penungguan
Bahaya Biologis,
Pengawasan
tertutup dan di
tempat
penungguan
penungguan da
diruang terbuka
waktu
dan kontaminasi
penungguan.
Bahaya
Menggunakan alat
Pengamatan ala
mikrobiologis dari
tangan/sarung tangan
yang digunakan
pengangkatan
untuk
makanan.
mengangkat
lingkungan
penyimpanan.
4.
Pengangkatan
memasak, tanpa
masakan.
Penyajian/distribusi
alat khusus.
Bahaya fisik, dari
Menggunakan wadah
Alat yang
kontaminasi bahan
digunakan untu
selain makanan
menyajikan makanan
penyimpanan
selama penyajian
kepada konsumen,
makanan saat
pendistribusian
memperhatikan alat-
tertutup.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi mengenai GMP dan HACCP di industry mie
Puuwatu, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
2. UJI KELAYAKAN FISIK UNTUK HIGIENE SANITASI MAKANAN
JASABOGA Berdasarkan PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/ 2011 di
yang dikunjungi.
Dalam penerapan HACCP harus lebih teliti lagi agar tidak terjadi kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
Rosnah, STP. MPH dkk, 2014. Penutun praktikum pengawasan mutu pangan. Politekni
KKesehatan Kendari Jurusan Gizi. Kendari
Good Manufacturing Practices (Gmps). Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Pemerintah Propinsi Bali. Diakses pada tanggal 28 November 2015
.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G. dan Surono, 2002. HACCP dan Penerapannya Dalam Industri
Pangan. M-BRIO PRESS, Bogor.