Anda di halaman 1dari 11

A,19

DINAMIKA PERMASALAHAN PADA ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK


DENGAN PENYAKIT KRONIS
DAN TANTANGANNYA DALAM MENGANTARKAN ANAK
MENJADI PRIBADI YANG LEBIH SEHAT DAN BERKARAKTER TANGGUH
Setia Asyanti,M.Si.,Psi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
setia_asyanti@yahoo.com
Abstraksi. Anak dengan penyakit kronis menghadapi tantangan yang berbeda dalam
kesehariannya dibandingkan anak sehat pada umumnya. Selain masalah
pertumbuhan fisik yang seringkali tidak seirama dengan anak-anak lain sebayanya,
anak-anak ini juga mengalami kelambatan perkembangan dibandingkan anak-anak
sehat seusianya. Sementara itu, berbagai permasalahan di sekolah muncul seperti
kurangnya motivasi untuk berprestasi yang berdampak pada prestasi akademik yang
rendah, lebih sering menjadi korban bullying, maupun menunjukkan perilaku
bermasalah lainnya. Tugas orangtua untuk mendukung dan mendampingi tumbuh
kembang anak dengan kondisi seperti ini agar menjadi anak yang tidak saja lebih
sehat secara fisik namun juga memiliki keunggulan karakter tentu menjadi tantangan
yang besar. Orangtua seringkali kurang siap menghadapi berbagai masalah yang
muncul baik saat diagnosis, transisi perkembangan, perawatan yang dilakukan
secara terus menerus maupun kekambuhan. Artikel ini akan memaparkan
kompleksitas permasalahan yang dihadapi orangtua yang memiliki anak dengan
kondisi kesehatan yang kronis, coping yang orangtua lakukan atas permasalahan
yang dihadapnya dan strategi mendidik anak dengan sakit kronis agar menjadi
pribadi berkarakter tangguh .
Kata kunci : penyakit kronis, dinamika permasalahan, coping, karakter tangguh

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah


sakit

kronis

dan akut

sudah

Penyakit kronis merupakan suatu

dikenal

kondisi yang mempengaruhi fungsi sehari-

masyarakat. Secara umum, suatu penyakit

hari selama lebih dari 3 bulan dalam

dikatakan kronis jika penyakit tersebut

setahun, yang menyebabkan hospitalisasi

diderita cukup lama bahkan menahun dan

lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun (Wong,

tidak segera sembuh, sedangkan penyakit

dalam Aritonang 2008). Beberapa jenis

dikatakan akut jika datangnya tiba-tiba,

penyakit kronis menimbulkan keterbatasan

menunjukkan keparahan atau keseriusan

dan ketidakmampuan pada penderitanya

yang membutuhkan pertolongan segera.

(JAMA, dalam Aritonang 2008).

214

Dinamika Permasalahan pada Orangtua yang Memiliki Anak dengan Penyakit Kronis
dan Tantangannya dalam Mengantarkan Anak Menjadi Pribadi yang Lebih Sehat
dan Berkarakter Tangguh | 215
Asyanti. S. [hal.214-224]
Penyakit kronis tidak saja dialami

berkembang ketika masa bayi dan anak-

oleh orang dewasa atau lanjut usia, namun

anak. Newacheck dkk (2007) menyebutkan

juga diderita oleh anak-anak bahkan bayi.

jenis penyakit kronis pada anak antara lain

Adapun populasi anak dengan sakit kronis

cerebral palsy, diabetes, chronic renal

di seluruh dunia diperkirakan sekitar 10 %

insufficiency, epilepsy, downs syndrome

dan satu

persen

dan ketidaknormalan kromosom turunan

diantaranya dalam kondisi yang sangat

lainnya, cystic fibrosis, jantung, kanker,

serius (Eiser, dalam Aritonang 2008). Studi

arthritis,

epidemiologi menunjukkan satu dari 10

eczema and psoriasis), leukaemia dan

anak dibawah usia 15 tahun menderita

berbagai tipe anemia. Contoh lain penyakit

penyakit kronis, sedangkan penelitian lain

kronis

menyatakan satu dari tiga anak usia dibawah

HIV/AIDS, keadaan dan kondisi sakit

18

kronis

bawaan sejak lahir yang membutuhkan

(Harrington dkk, 2006; Costello dkk, 2006;

perawatan lama dan terus menerus (Martin,

Gallasi dkk, 2006). Melihat hasil penelitian

dalam Aritonang, 2009)

tahun

sampai

dengan

mengalami

dua

penyakit

tersebut, nampaknya data tentang anak yang

asthma,

pada

dermatitis

anak

Sebagian

adalah

anak

(termasuk

hemophilia,

dengan

penyakit

menderita penyakit kronis cukup banyak,

kronis ini memiliki kondisi yang membaik

meski tidak ada kesepahaman mengenai

pada masa dewasanya, namun kebanyakan

jumlahnya

justru tidak akan dapat hidup normal tanpa

secara

pasti.

Mencari

data

mengenai prevalensi penyakit kronis di

managemen

atau

Indonesia sendiri masih sulit didapatkan

Konsekuensi

memiliki

apalagi penyakit kronis khusus pada anak.

adalah terganggunya kehidupan sehari-hari

Namun

anak secara fisik dan psikososial. Dampak

demikian,

berdasarkan

data

penyakit

kronis

fisik

kelainan kardiovaskuler menempati urutan

orangtua

kedua

banyak

kebutuhan akan bantuan untuk buang air

diderita anak-anak setelah penyakit saluran

kecil maupun besar, ketidakmampuan fisik,

pernapasan (Adrian, dalam Aritonang 2009).

dan ketidaknyamanan yang diakibatkan

Berkaitan

penyakit

dengan

yang

jenis

lain

khusus.

Departemen Kesehatan Indonesia penyakit

sebagai

antara

perawatan

dalam

ketergantungan
aktivitas

di

pada
rumah,

penyakit

penyakit, sedangkan yang dimaksud dengan

kronis, anak-anak di negara-negara maju

dampak psikososial antara lain rendahnya

umumnya memiliki jenis penyakit kronis

level

yang berbeda dengan anak-anak di negara

dibandingkan kelompok sebayanya (Jessop

yang berkembang. Selain itu, penyakit ini

& Stein, dalam bulletin Australian Institute

bisa ditemukan saat kelahiran ataupun

of Health and Welfare 2005)

sosialisasi,

mood,

aktivitas

216 | Prosiding Seminar Nasional 2013

Selain dampak yang dirasakan dalam

prospek

pendidikan, ketakutan terhadap

masa anak, ternyata beberapa penyakit

keterbatasan yang diberikan lingkungan dan

kronis memiliki dampak fisik dalam jangka

kecemasan

panjang. Sebagai contoh, pada anak yang

khususnya teman sebaya pada penyakitnya.

mengalami

transplantasi

oranglain

Sisi baiknya, penyakit kronis tidak

kembali mengalami transfusi darah pada

selalu mengakibatkan prestasi akademis

masa

anak buruk. Penelitian yang dilakukan oleh

(Shroff

dkk

39

reaksi

dewasanya

ginjal,

terhadap

dalam

Aldridge 2008).

Kaestner (dalam Forrest, 2011) menemukan

Adapun tentang dampak psikososial

kaitan yang lemah antara sakit kronis

dapat dijelaskan dalam beberapa penelitian

dengan prestasi anak khususnya pada mata

berikut ini. Bennet (1994) dalam studi

pelajaran matematika dan membaca pada

metaanalisisnya menemukan bahwa anak

anak usia 5 hingga 9 tahun. Hanya saja

dan remaja dengan problem medis kronis

anak-anak dengan penyakit kronis ini lebih

memiliki resiko sedikit lebih tinggi untuk

banyak

mengalami gejala depresi dibandingkan

Berkaitan dengan ketidakhadiran di sekolah,

anak

nampaknya

yang

ketidakhadirannya

meskipun

tingkat

belum

termasuk

klinis.

lamanya ketidakhadiran anak disekolah.

Boekaerts dan Roder (1999) menyebutkan

Anak-anak asma dan epilepsi lebih sering

konsep diri anak dengan penyakit kronis

tidak masuk (50 %) dibandingkan anak yang

serupa dengan anak sehat, hanya saja anak-

sakit diabetes mellitus (0,9%) maupun

anak ini menunjukkan problem perilaku

rheumatic (3,2%).

yang

banyak

Jika dilihat dari paparan diatas,

problem internal seperti depresi dan menarik

penyakit kronis membawa dampak pada

diri secara sosial. Selain itu, ditemukan pula

beberapa aspek kehidupan anak baik jangka

bukti bahwa anak dengan penyakit kronis

pendek maupun panjang. Dalam artikel ini,

memiliki penyesuaian yang salah dengan

penulis

taraf yang cukup bervariasi dari satu

permasalahan yang dihadapi orangtua yang

penelitian dengan penelitian yang lain dan

memiliki anak dengan sakit kronis dan

variasi penyesuaian yang salah ini juga

koping yang dilakukan orang tua serta

ditemukan pada berbagai penyakit. Dampak

peranan orang tua meminimalkan pengaruh

lain diungkapkan oleh Hermiana dan Joao

negatif

(2013) berupa reaksi psikososial seperti

khususnya dalam rangka menumbuhkan

ketakutan akan penolakan, rendahnya harga

karakter yang kuat pada anak.

ketidakamanan

terutama

menentukan

problem

diri,

lebih

penyakit

sekolah.

sehat,

depresinya

jenis

di

berkaitan

dengan

hendak

penyakit

mengupas

kronis

pada

tentang

anak,

Dinamika Permasalahan pada Orangtua yang Memiliki Anak dengan Penyakit Kronis
dan Tantangannya dalam Mengantarkan Anak Menjadi Pribadi yang Lebih Sehat
dan Berkarakter Tangguh | 217
Asyanti. S. [hal.214-224]
Kompleksitas Permasalahan Orangtua

orangtua (Cohen, dalam Melnyk,

yang memiliki Anak Sakit Kronis

2001). Selain itu, potensi berpisah

Friedman (dalam Aritonang 2008)

dengan

anak,

perubahan

peran

menyebutkan bahwa keluarga sebenarnya

pengasuhan dan keterbatasan peran

memiliki 5 fungsi dasar yaitu fungsi afektif,

juga diidentifikasi sebagai sumber

fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi

stressor bagi oraang tua (Mu dan

ekonomi

Tomlinson, dalam Melnyk, 2001)

dan

fungsi

perawatan

atau

pemeliharaan kesehatan. Berkaitan dengan

Mengalami

berbagai

fungsi yang terakhir, keluarga memiliki

tersebut,

kewajiban melaksanakan praktik asuhan

perasaan yang tidak nyaman pada

kesehatan

terjadinya

orang tua. Dalam berbagai penelitian

gangguan kesehatan dan atau merawat

terbukti bahwa perasaan orangtua

anggota keluarga yang sakit.

beragam saat menerima diagnosis

yaitu

Pada

mencegah

penyakit

menimbulkan

yang

penyakit anaknya, mulai dari shock,

tekanannya lebih pada perawatan, orangtua

tidak percaya, menolak, dan marah

seringkali merasa sendirian dalam berjuang

(Austin,

menghadapi stressor yang terus berlangsung

Perasaan lain yang muncul adalah

dan

putus

beragam.

kronis

tentunya

masalah

Meskipun

stressor

ini

dalam

asa,

Melnyk

depresi,

2001).

frustasi

dan

bervariasi sepanjang waktu, namun bisa

bingung. Perasaan bersalah, merasa

dikategorisasikan dalam 4 macam situasi

iri kurang berarti, kurang percaya diri

yaitu saat diagnosa, selama waktu transisi

juga merupakan respon yang umum

perkembangan

yang

terjadi (Mintzer dkk, dalam Melnyk

dengan kebutuhan perawatan

dkk 2001), (Stevens, dalam Melnyk

berkaitan

penyakit,

hal-hal

kesehatan anak, dan ketika anak mengalami


kekambuhan penyakit dan rawat inap.
Adapun

penjelasannya

adalah

sebagai

berikut :

dkk 2001).
b. Selama

kronis

Saat diagnosa adalah saat yang


paling menekan bagi
(Whyte,

1992).

orang tua

yang
tetap

menderita
perlu

sakit

mencapai

perkembangan seperti anak yang


sehat pada umumnya. Hanya saja

pastian

menurut Melnyk (2001), kondisi sakit

tentang kondisi anak atau potensi

kronis ini sering kali menghambat

yang

akan

Ketidak

perkembangan

penyakit
Anak

a. Saat diagnosa

transisi

terjadi

merupakan stressor

pada

anak

mereka dalam memenuhi tuntutan

terbesar

bagi

perkembangan kognitif, fisik dan

218 | Prosiding Seminar Nasional 2013

emosi. Hal inilah yang sering kali

Tidak

semua

keluarga

dapat

membuat orang tua berulang kali

menerima dan menyesuaikan diri dengan

merasakan kesedihan

cepat ketika menghadapi stressor tersebut.

c. Berkaitan

dengan

kebutuhan

perawatan anak
Seringkali

Dampak yang dirasakan sangat beragam,


baik

perawatan

anak

sehari-hari dirasa cukup menantang

secara

sosial,

ekonomi

maupun

psikologis.
Berkaitan dengan dampak sosial,

dan memberikan pengaruh dalam

Lawrence

hubungan orangtua dan kehiduapan

beberapa studi tentang kondisi keluarga

keluarga. Banyak saran perawatan

dengan anak berpenyakit

kesehatan sehari-hari yang cukup

membawa

dampak

menyita waktu, tidak menyenangkan

hubungan

antar

bahkan

memberatkan.

kurangnya waktu untuk pasangan, problem

Melihat anak merasakan kesakitan

komunikasi, angka perceraian lebih tinggi,

akibat perawatan ini sering kali

meningkatnya konflik dalam hubungan,

membuat orang tua merasa bersalah

meningkatnya

dan merasa kurang berharga (Melnyk,

berlebihan

2001).

hubungan.

dirasakan

d. Ketika anak mengalami kekambuhan


dan rawat inap

(2012)

kronis

yang

terhadap

pasangan,

termasuk

peran

menurunnya

yang

hasil

negatif

tuntutan

dan

Selain

menyebutkan

yang

kepuasan

berkaitan

dengan

hubungan antar orangtua, penyakit kronis

Kekambuhan merupakan sebuah

anak juga berdampak pada kondisi ekonomi

situasi yang terkadang mengharuskan

keluarga. Stein (Bulletin Australian Institute

anak untuk menjalani rawat inap

of Health and Welfare 2005) menyebutkan

rumah sakit. Rawat inap ini akan

perawatan pada anak dengan penyakit

mengganggu rutinitas keluarga dan

kronis sering kali sangat mahal, dan biaya

menempatkan orangtua pada posisi

ini menjadi lebih mahal lagi karena penyakit

membagi

ini tetap ada selama periode yang panjang.

waktu

antara

tanggung

jawab normal dan anak yang di rumah

Biaya

psikologis

nampak

dalam

sakit. Selain itu, kehilangan kontrol

beberapa penelitian pada keluarga yang

dan perasaan tidak berdaya membuat

memiliki anak dengan penyakit ginjal

orangtua

melakukan

berikut ini. Knafl (1987) menyebutkan

mengontrol

yang

perilaku

berlebihan

dan

bahwa karakteristik umum pada keluarga ini

terlalu melindungi anak (Faulner,

adalah

dalam Melnyk 2001)

orangtua

kesedihan
biasanya

orangtua,
tidak

meskipun

menampakkan

Dinamika Permasalahan pada Orangtua yang Memiliki Anak dengan Penyakit Kronis
dan Tantangannya dalam Mengantarkan Anak Menjadi Pribadi yang Lebih Sehat
dan Berkarakter Tangguh | 219
Asyanti. S. [hal.214-224]
depresi secara nyata dan suasana hati orang

dibandingkan dampak yang lain. Lain

tua membaik seiring berlalunya waktu dan

halnya bila dibandingkan dengan keluarga

beberapa masalah teratasi. Namun demikian,

yang memiliki dukungan ekonomi yang

depresi ini bisa menyerang sewaktu-waktu.

berlebih.

Depresi cenderung menjadi akut ketika

Meskipun demikian, masing-masing

orang tua menyadari bahwa anak tidak

dampak tersebut tidaklah berdiri sendiri.

mencapai perkembangan yang berarti atau

Masalah ekonomi bisa memicu kemunculan

ketika

lain

masalah lain seperti tekanan psikologis atau

mandiri

masalah sosial. Sebagai contoh, keluarga

dibandingkan anaknya. Menurut penelitian

yang kekurangan biaya untuk perawatan

Aldridge (2008) orang tua yang memiliki

anak secara terus menerus bisa mengalami

anak

mengalami

stress atau perasaan tidak berdaya. Kondisi

perasaan yang sangat menekan akibat

emosi yang tidak mendukung ini bisa

adanya peningkatan permasalahan dalam

berakibat memunculkan ketegangan dalam

kehidupan keluarga, meningkatnya stress

hubungan antara kedua orang. Dipihak lain,

perkawinan

ada

orangtua

berkembang

melihat

menjadi

dengan

anak

lebih

gagal

ginjal

meskipun

tidak

sampai

keluarga

yang

awalnya

memiliki

meningkatkan perceraian (Reynolds dkk,

permasalahan kelelahan baik fisik maupun

dalam Aldridge 2008). Upaya keluarga

psikis akibat merawat anak secara terus

untuk beradaptasi dengan anak yang gagal

menerus. Dampak kelelahan ini dapat

ginjal mengakibatkan adanya peningkatan

memunculkan

level stress, kecemasan dan depresi pada

kesedihan, stress bahkan depresi. Sebagai

orangtuanya

akibatnya kualitas hubungan antar pasangan

(Brownbridge &

Fielding,

dalam Aldridge 2008).

emosi

negatif

seperti

yang kurang baik yang pada akhirnya

Penyakit kronis pada anak membawa

memicu konflik dalam perkawinan

dampak yang unik pada setiap keluarga.

Apabila dilihat secara lebih jeli,

Meskipun disebutkan ada dampak sosial,

nampaknya ibu memiliki kemungkinan lebih

ekonomi, psikologis namun pengaruhnya

besar mengalami permasalahan psikologis

terhadap

bisa

bila dibandingkan dengan ayah. Dalam studi

beragam. Pada satu keluarga salah satu

longitudinal yang dilakukan oleh Watson

dampak

dominan

(dalam Aldridge 2008) terhadap keluarga

dibandingkan dampak yang lain. Sebagai

yang memiliki anak dengan gagal ginjal

contoh, pada keluarga yang secara ekonomi

ditemukan hasil yaitu (1) ibu memiliki skor

kurang

ekonomi

stress dan kecemasan yang lebih tinggi

mungkin menjadi hal yang paling dirasakan

dibandingkan dengan ayah, (2) ibu dan ayah

masing-masing

bisa

jadi

beruntung,

keluarga

lebih

dampak

220 | Prosiding Seminar Nasional 2013

yang memiliki anak yang usianya lebih dari

prognosis juga kualitas hubungan sebelum

10

anak sakit.

tahun

memiliki

skor

stress

dan

kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan

Hasil ini justru menarik, karena disaat

orangtua yang memiliki anak yang kurang

keluarga

dari 10 tahun. (3) ibu dengan beban

psikologis dan sosial akibat penyakit kronis

perawatan yang tinggi memiliki peningkatan

anak, terdapat beberapa keluarga yang justru

skor stress, kecemasan dan depresi.

menjadikan penyakit tersebut sebagai sarana

Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?

lain

menghadapi

problem

untuk saling mendekatkan diri dan memberi

Nampaknya hal ini disebabkan ibu secara

dukungan.

Meskipun

tradisional,

utama

nampaknya

keluarga

ketika anak sakit, meskipun tidak bisa

kohesivitas

yang

dipungkiri

menjadikan sakit anak dan masalah yang

merupakan

perawat

keterlibatan

ayah

dalam

perawatan anak tetap ada.

tidak

mudah,

yang

memiliki

meningkat

justru

muncul pada setiap tahapan sebagai sarana


untuk

bahu

membahu,

saling

berbagi

Koping pada orang tua yang memiliki

tanggung jawab dan saling mendukung

anak dengan penyakit kronis

ketika salah satu merasakan emosi yang

Meski

penelitian-penelitian

mengemukakan

Orang tua yang memiliki kualitas

penyakit kronis anak, namun ada pula

hubungan yang baik sebelum anak sakit

penelitian yang menemukan hasil yang

ternyata akan memberi dampak positif

justru

bisa

ketika menghadapi anak yang sakit kronis.

dipungkiri bahwa tidak semua keluarga

Meskipun bukan berarti tidak ada masalah

merasakan dampak negatif yang sama

atau tidak terjadi pertengkaran, namun

bahkan ada sejumlah keluarga yang justru

permasalahan orang tua ini bisa diselesaikan

merasakan dampak positif. Seperti yang

dan tidak menjadi lebih buruk ketika

dikemukakan Lawrence (2012) kedekatan,

menghadapi kondisi anak yang sakit kronis

kohesivitas

belakang.

yang

lebih

negitif

negatif.

dari

bertolak

dampak

lebih

Tidak

besar

dan

Selain

kualitas

hubungan

antar

meningkatnya dukungan justru muncul pada

orangtua yang baik, orangtua perlu mencari

sebagian keluarga-keluarga yang ditelitinya.

dukungan sosial untuk menghadapi berbagi

Selain itu, efek dari memiliki anak dengan

permasalahan

penyakit kronis pada hubungan orang

diagnosa, transisi perkembangan penyakit,

dewasa lebih ditentukan oleh beratnya

kebutuhan

penyakit,

kekambuhan. Pentingnya dukungan sosial

perkembangan

penyakit

dan

yang

muncul

perawatan

baik

maupun

saat

saat

Dinamika Permasalahan pada Orangtua yang Memiliki Anak dengan Penyakit Kronis
dan Tantangannya dalam Mengantarkan Anak Menjadi Pribadi yang Lebih Sehat
dan Berkarakter Tangguh | 221
Asyanti. S. [hal.214-224]
ini

diungkapkan

oleh

Melnyk

(2001)

dalam kondisi lebih siap dalam menghadapi

berdasarkan

hasil

penelitian

yang

penyakit anak maupun permasalahan anak

dilakukannya

yang

menemukan

bahwa

sebagai dampak dari penyakitnya. Kesiapan

berbagai dukungan sosial ternyata berarti

orang tua ini tidak saja membuat mereka

bagi orangtua untuk menurunkan level stress

bisa berfikir jernih, memiliki energi untuk

saat menghadapi anak sakit maupun rawat

menghadapi berbagai kemungkinan yang

inap.

mencul
Meskipun

dukungan

sosial

pada

orangtua ini penting, namun penelitian yang

selama

anak

sakit,

maupun

menemukan cara efektif tersendiri dalam


merespon sakit anak.

secara langsung mengungkap intervensi

Jika kondisi diatas terjadi, kerjasama

koping yang terbukti efektif bagi orang tua

dengan profesional kesehatan dalam rangka

dalam

perawatan anak pun akan semakin optimal.

menghadapi

nampaknya

masih

anak

sakit

kurang.

kronis

Beberapa

Orang

tua

akan

mampu

menghadapi

penelitian mengungkap intervensi yang

berbagai kejadian saat kekambuhan dan

sering dilakukan berkisar pada 4 hal yaitu :

rawat inap, perawatan sehari-hari yang

1) intervensi pendidikan mengenai penyakit

menyita waktu serta dampak dari penyakit

spesifik

anak pada berbagai aspek perkembangan

anak,

2).intervensi

yang

menekankan pada stress, 3). Pelatihan


ketrampilan
intervensi

pemecahan

masalah,

keprilakuan-pendidikan

4)

untuk

meningkatkan koping (Melnyk, 2001)


Selanjutnya,

Karakter Anak
Sudah menjadi kewajiban orangtua

keempat hal tersebut perlu didukung dengan

untuk memberikan perawatan pada anak,

1)

bertugas

apalagi disaat anak sakit kronis. Selain

mengkomunikasikan secara rutin tentang

perawatan yang bersifat fisik, orangtua juga

kondisi anak dan rencana tritmen ke depan ,

memikul tugas menjadikan anaknya menjadi

2) membuat petunjuk bagi guru di sekolah

pribadi

mengenai kondisi anak dan kebutuhan

interdisipliner

lebih

Peran Orangtua dalam Pembentukan

efektif

tim

agar

anaknya.

yang

yang

memiliki

karakter

tangguh,

dan

terhindar

dari

khususnya, 3) menyediakan daftar sumber

problem

psikologis

daya masyarakat yang bisa dihubungi orang

pencapaian perkembangan yang optimal.

tua anak, 4) advokasi (Melnyk, 2001)

yang

yang

berbagai

menghambat

Untuk itu, orang tua perlu mengetahui

Memberdayakan orangtua agar bisa

dan mengenali terlebih dahulu kemungkinan

secara optimal mengatasi permasalahannya

anaknya mengalami permasalahan sebagai

seperti diatas akan menjadikan orang tua

dampak dari sakit kronisnya.

Beberapa

222 | Prosiding Seminar Nasional 2013

dampak psikologis yang perlu dicermati

Penjelasan

diatas

menekankan

antara lain depresi (Bennet, 1994), merasa

pentingnya penguasaan emosi orang tua

tidak

untuk

berguna

dan

tidak

diperlukan

menangani

permasalahan

emosi

dibandingkan dengan saudaranya yang sehat

negatif yang dialami anak. Orang tua

(AAP, dalam Aritonang 2008), merasa

sebagai figure model di rumah, bisa

bersalah kepada keluarga, meski disisi lain

mencontohkan perilaku yang tenang atau

menuntut

karena

bersikap tenang dalam menghadapi setiap

ketidakberdayaan yang dialaminya ( Boyse,

perubahan pada kondisi penyakit anak,

dalam Aritonang 2008), atau permasalahan

menghadapi prosedur perawatan maupun

bersifat psikososial seperti ketakutan akan

kekambuhan. Jika orang tua bisa mengontrol

penolakan,

diri,

emosinya, tetap tenang meski berada dalam

ketidakamanan berkaitan dengan prospek

situasi krisis dan mempertahankan kontrol

pendidikan, ketakutan terhadap keterbatasan

emosinya maka anak akan lebih memiliki

yang diberikan lingkungan dan kecemasan

kesempatan belajar untuk menjadi kuat

terhadap reaksi oranglain khususnya teman

secara emosi seperti orang tuanya. Anak

sebaya pada penyakitnya (Hermiana dan

akan lebih tahan banting menghadapi

Joao, dalam Theofanidis, 2013).

berbagai situasi yang mungkin berubah

perhatian

Dengan

lebih

rendahnya

mengetahui,

harga

mengenali

sejalan dengan perkembangan sakitnya.

dampak sakit kronis yang dialami anak

Hal lain yang perlu dilakukan orang

maka orangtua telah memiliki satu pijakan

tua adalah melibatkan anak sebisa mungkin

yang jelas mengenai tindakan yang bisa

dalam

dilakukan untuk membantu anak menangani

memberi batasan yang realistik pada anak.

masalahnya. DuHeamel dkk (dalam Taylor,

Hal

2009) menekankan pentingnya sikap orang

memberikan kesempatan anak melakukan

tua yang realistik terhadap permasalahan

hal yang ia mampu, akan membuat anak

anak dan tritmen yang dijalani anak. Sikap

lebih terbantu dalam menyesuaikan diri

yang realistik ini dapat menenangkan anak

dengan penyakitnya. Tetap sekolah dan

secara emosional dan memberikan informasi

terlibat dalam aktivitas fisik yang realistis

dasar tentang perawatan. Jika orangtua

bagi kondisi anak memiliki dampak yang

bebas dari depresi maka orang tua dapat

menguntungkan bagi anak (Taylor, 2009).

perawatan

ini

penting

dirinya,

dan

mengingat

hanya

dengan

memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang

Sebagai contoh, melibatkan anak

memadai tentang penyakit anak, dapat

dalam hal-hal kecil yang ia mampu sesuai

menghindari ekspresi tertekan khususnya

usianya. Ketika anak bisa makan sendiri,

selama tritmen.

maka

orang

tua

sebaiknya

member

Dinamika Permasalahan pada Orangtua yang Memiliki Anak dengan Penyakit Kronis
dan Tantangannya dalam Mengantarkan Anak Menjadi Pribadi yang Lebih Sehat
dan Berkarakter Tangguh | 223
Asyanti. S. [hal.214-224]
kesempatan anak untuk makan sendiri.

mendampingi anak agar tumbuh kembang

Dengan demikian, anak masih memegang

secara optimal dan memiliki karakter yang

kendali

unggul.

terhadap

beberapa

hal

dalam

kehidupannya yang merupakan gambaran

Mengatasi permasalahan yang muncul

dari keberdayaannya atau kemampuannya.

pada diri sendiri adalah merupakan batu

Kondisi ini bisa memupuk kemandirian

pijakan pertama bagi orang tua sebelum

anak,

anak,

membantu mengatasi masalah pada anak

mengurangi rasa bersalah dan rasa tidak

dan mampu membentuk karakter unggul

berdaya serta kecemasan terhadap reaksi

pada anak. Memiliki kualitas hubungan

atau penolakan orang lain.

yang baik antara suami istri merupakan hal

meningkatkan

harga

diri

Merujuk pada paparan diatas, orang

yang penting dalam menghadapi dampak

tua yang memiliki anak yang sakit kronis

penyakit kronis anak pada orang tua. Selain

memang menghadapi berbagai tantangan

itu, mencari dukungan sosial dari para

yang lebih kompleks dibandingkan orang

profesional kesehatan interdisiplliner dalam

tua

menghadapi setiap tahapan stressor juga

yang memiliki anak yang sehat.

Meskipun

demikian,

orang

tua

tetap

memiliki kesempatan untuk menjadikan

penting.
Ketika

orang

tua

sudah

bisa

anak-anaknya pribadi-pribadi berkarakter

menyelesaikan masalahnya dengan baik,

tangguh.

orang tua memiliki kesempatan untuk bisa


membantu anak mengatasi permasalahan
yang dihadapi anak berkaitan dengan sakit

Simpulan
Memiliki anak yang sakit kronis
berarti

menyiapkan

ketidakpastian
penyakit,

diri

diagnosis,

kebutuhan

menghadapi
perkembangan

perawatan

dan dampaknya. Orang tua menjadi model


pengelolaan emosi

negaitif

bagi

anak

sehingga anak mampu mengontrol emosi

dan

yang dialami dan menjadi pribadi yang

kekambuhan. Stressor ini memunculkan

tangguh secara emosi. Pelibatan dalam

dampak psikologis, sosial dan ekonomi.

perawatan dan kehidupan sehari hari anak

Sementara itu, anakpun mengalami masalah

anak membawa kemandirian, harga diri

yang tidak kalah kompleksnya dibandingkan

yang meningkat, mengurangi rasa bersalah

orang tua. Hanya saja, tugas orang tua tidak

dan rasa tidak berdaya serta kecemasan

saja merawat anak secara fsisk namun juga

terhadap reaksi atau penolakan orang lain.

224 | Prosiding Seminar Nasional 2013

DAFTAR PUSTAKA

Aldridge, M.D. (2008). How Do Families Adjust to having a Child With Chronic Kidney failure
? A Systematic Review. Nephrology Nursing Journal. March-April 2008. Vol 35, No 2;
157-162
Aritonang, M.V. (2008) Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis.
Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
Australian Institute of Health and Welfare 2005. Selected Chronic Diseases Among Australia's
Children. Bulletin no. 29. AIHW cat. no. AUS 62. Canberra: AIHW.
Bennet, D.S. (1994) Depressi Among Children with chronic Medical problems : A Meta
Analysis. J. Pediatr. Psychol. Vol 19 (2): 149-169
Boekaerts, M., Roder, I. (1999). Stress, coping, and adjustment in children with a chronic
disease: a review of the literature. Disability and rehabilitation. Vol. 21, No. 7 , Pages
311-337
Costello EJ., Foley DL., Angold A. (2006) Ten year research update review: the epidemiology of
child and adolescent psychiatric disorders. Journal of the American Academy of Child
and Adolescent Psychiatry, 45(1):825
Forrest, C.B., Bevans, K.B., Riley,A.W., Crespo,R., and Louis, T.A. (2011). School Outcomes
of Children With Special Health Care Need. Abstract. Pediatrics. Vol 128;303.
Gallasi C., De Sario M., Biggeri A., Annibale B., Luigi C., Ciccone G. et al (2006) Changes in
prevalence of asthma and allergies among children and adolescents in Italy:19942002.
Paediatrics, 117(1):3442
Herminia P., Joao B. Issues associated with chronic disease. In: HEALTH AND SAFETY,
http://www.eselx.ipl.pt/healthandsafety/chronic/psycho.htm
Harrington, S.N.T., Huber M., Wellnitz C., Fridrych S., Lasers G. et al. (2006) Increased reported
cases of tuberculosis among children younger than 5 years of age. The Paediatric
Infectious Disease Journal, 25:151155
Knafl, D.A. (1987). A Family Nursing Approach to a family with Chronic Illness. Journal of
Advances in Nursing; 17; 317-327
Melnyx, B.M; Feinstein, N.F; Moldenhouer, Z; Small, L. (2001). Coping in Parent of Children
Who are Chronically Ill : Strategies for Assessment and Intervention. Pediatric Nursing.
Nov/Dec 2001; 27;6; ProQuest Library
Newacheck, P.W; Houtraw,A.J; Kim, S.E; Chen, A.Y.(2007). Preventive Health Care for
children with and Without Special health care Needs. Pediatrics. 119;e821.
http://pediatrics.aapublication.org/content/119/4/e821.full.html
Taylor, S.E. (2009) Health Psychology. 6th edition. New York : McGraw-Hill International

Anda mungkin juga menyukai