Anda di halaman 1dari 3

3.

RETARDASI MENTAL
Retardasi Mental ( RM ) tidak digolongkan sebagai suatu penyakit, tetapi
keadaan yang terjadi oleh karena adanya proses yang bersifat patologis dalam
otak yang ditandai dengan adanya keterbatasan fungsi-fungsi intelektual dan
adaptif. Pada awalnya diabad ke 18 istilah retardasi mental diartikan
sebagai adanya defisit sosial dan moral, tetapi dalam perkembangannya
diartikan sebagai adanya defisit intelektual dan fungsi-fungsi adaptif.
Diagnosa retardasi mental pada DSM-IV-TR dimasukkan dalam Axis II
Oleh karena retardasi mental bukanlah gangguan yang bersifat uniter tetapi
lebih merupakan gangguan yang mempunyai berbagai latar belakang, maka
diperlukan pendekatan yang bersifat individual tetapi komprehensif terhadap
diagnosa maupun penanggulangannya.
Penyandang retardasi mental mempunyai pola perilaku yang tak homogen, oleh
karena perilaku maladaptifnya bukan semata -mata disebabkan keterbelakangan
mental dan anomali neurobiologik ( faktor biomedik ) tetapi juga oleh pengaruh
dari pengalaman asuhan yang kurang baik, seperti kurang perhatian /kasih
sayang,
penolakan
atau
perlindungan
yang
berlebihan
(
faktor
psikososiobudaya ).
Retardasi Mental Ringan :
Agak terlambat dalam belajar bahasa, sebagian besar dapat mencapai
kemampuan bicara untuk keperluan sehari-hari, mengadakan percakapan
dan diwawancarai.
Umumnya dapat mandiri penuh dalam merawat diri
( makan, mandi, berpakaian, bab, bak ).
Melakukan ketrampilan praktis, ketrampilan rumah tangga, meskipun
pembelajarannya relatif lebih lambat.
Kesulitan utama pada pelajaran sekolah yang bersifat akademik. Banyak
yang mempunyai masalah khusus dalam membaca dan menulis.
Sangat tertolong oleh pendidikan yang mengembangkan ketrampilan.
Kurang mampu mengatasi permasalahan perkawinan, pengasuhan anak
dan menyesuaikan diri dengan harapan.
Retardasi Mental Sedang :
Kemampuan mengembangkan pemahaman dan penggunaan bahasa
terbatas.
Ketrampilan mengurus diri dan motorik terlambat.
Sebagian memerlukan pengawasan seumur hidup, jarang ada yang hidup
mandiri sepenuhnya ketika dewasa.
Kemajuan dalam pekerjaan sekolah terbatas, sebagian dapat belajar
ketrampilan dasar membaca, menulis dan berhitung.
Program pendidikan khusus dapat membantu mengembangkan
potensinya yang terbatas dan memperoleh ketrampilan dasar.
Ketika dewasa mampu melakukan pekerjaan praktis yang sederhana
dengan pengawasan.
Umunya mampu untuk mengadakan kontak, berkomunikasi dengan orang
lain dan terlibat dalam aktivitas sosial sederhana.

Umumnya terdapat etiologi organik dan disertai gangguan neurologis /


fisik

Retardasi Mental Berat :


daya motorik mencolok dan defisit lain yang menunjukkan adanya
kerusakan / penyimpangan perkembangan dari SSP.
Kemampuan disegala bidang sangat terbatas, memerlukan bantuan untuk
kegiatan harian.
Umumnya terdapat etiologi organik dan terdapat gangguan neurologis /
fisik.
Retardasi Mental Sangat Berat :
Kemampuan memahami dan mematuhi permintaan / instruksi sangat
terbatas.
Gerak sangat terbatas atau tidak dapat bergerak.
Inkontinensia.
Komunikasi non verbal.
Tidak mampu mengurus diri dan membutuhkan bantuan .
Umumnya terdapat etiologi organik dan terdapat gangguan neurologis /
fisik.
Etiologi
Sebagian tidak diketahui, sebagian lain diduga disebabkan oleh
faktor genetik, faktor yang didapat saat tumbuh kembang, faktor
lingkungan dan faktor sosiokultural
Faktor genetik :
Sindrom Down
Sindrom Fragile-X
Sindrom Prader-Willi
Sindrom Cri du Chat
Phenylketonuria ( PKU )
Sindrom Rett , dsb
Faktor yang didapat saat tumbuh kembang :
Ibu dengan penyakit kronis yang tak terkontrol saat hamil ( Diabetes,
Anemia, Hipertensi, penyalahgunaan zat terutama alkohol dan narkotika )
yang mengganggu perkembangan susunan saraf pusat janin.
Infeksi prenatal , terutama yang disebabkan oleh virus ( Rubella,
Cytomegalic Inclusion Disease , Toxoplasmosis , Herpes Simpleks , AIDS )
Infeksi dimasa anak ( Encephalitis , Meningitis )
Trauma kepala , dsb
Faktor lingkungan dan sosiokultural :
Kekurangan nutrisi dan pola asuh yang buruk dapat mengganggu
perrtumbuhan fisik dan emosi anak
Komorbiditas
Gangguan psikiatrik : Gangguan Mood , Psikotik ,
Gangguan Tingkah Laku , ADHD
Gangguan neurologis : Epilepsi

Simtomatologi
Gejala Psikiatrik :
Kognisi ( sulit / tak mampu belajar pelajaran sekolah )
Psikososial ( sulit / tak mampu belajar aktivitas kehidupan sehari-hari
sesuai umur )
Emosi ( sulit / tak mampu berinteraksi / bergaul )
Gejala neurologik :
Motorik
Gangguan bicara / verbal
PENANGGULANGAN
Umum :
Prevensi primer ( Penyuluhan , Pemberantasan penyakit yang dapat
menyebabkan kerusakan sistim saraf pusat , Perbaikan gizi ibu hamil ,
dsb )
Prevensi sekunder ( Pengaturan diet dan terapi sulih hormon pada
stadium awal PKU / penyakit metabolisme lain, mis. hipotiroidisme )
Prevensi tersier ( Terapi bermain , Interaksi kelompok sosial , Dukungan
keluarga / lingkungan , Penempatan sekolah dan lapangan hidup yang
sesuai )
Terapi ( Bila perlu intervensi perilaku , dengan terapi farmakologik, terapi
perilaku, terapi keluarga )
Khusus :
RM ringan : Sedapat-dapatnya diperlakukan sesuai anak normal
RM ringan sedang :
1. Kelompok mampu didik : Pendidikan khusus
( SLB C )
2. Kelompok mampu latih : Pelatihan ketrampilan
motorik /verbal, komunikasi, perilaku sehat /
sosial
RM berat : Pelatihan terbatas dan dirawat
RM sangat berat : Dirawat seumur hidup

Anda mungkin juga menyukai