04171076
PERDARAHAN
DALAM KEHAMILAN
PEMBIMBING :
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan dengan rasa lega,
pada akhirnya referat ini dapat selesai pada waktunya sebagai salah satu syarat
yang harus dipenuhi dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di
SMF Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD. Dr. RM. Djoelham Binjai
Referat ini menyajikan perdarahan selama kehamilan yang sering kita
jumpai di klinis. Di sini diuraikan secara singkat gambaran Perdarahan Dalam
Kehamilan.
Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing yaitu, Dr. H. Marwan I, Sp.OG atas bimbingan dan arahannya
selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Ilmu Kebidanan dan
Kandungan di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai serta dalam penyusunan referat
ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa referat ini memiliki banyak
kekurangan baik dari kelengkapan teori maupun penuturan bahasa, karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Harapan kami semoga refarat ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
A. ABORTUS..................................................................................
B. MOLAHIDATIDOSA................................................................
22
31
39
A. PLASENTA PREVIA.................................................................
41
B. SOLUSIO PLASENTA..............................................................
54
64
66
E. PLASENTA SIRKUMVALATA...............................................
67
69
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
71
ii
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah
masalah perdarahan. Walaupun angka kematian maternal telah menurun secara
dramatis dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan perawatan kehamilan dan
persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas transfusi darah, namun kematian ibu
akibat perdarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal.
Perdarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu
maupun janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan, atau jika
komponennya tidak dapat segera digunakan. Oleh karena itu, tersedianya sarana
dan perawatan sarana yang memungkinkan penggunaan darah dengan segera,
merupakan
kebutuhan
mutlak
untuk
pelayanan
obstetri
yang
layak.
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Terdapat klasifikasi perdarahan berdasarkan umur kehamilan:
1. PERDARAHAN PADA HAMIL MUDA
a) Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup
luar kandungan.
b) Molahidatidosa
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili
korialisnya mengalami perubahan hidrofik.
c) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(1) Defenisi
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup
luar kandungan. Batasan abortus adalah umur kehamilan kurang dari 20
minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
Sedang menurut WHO /FIGO adalah jika kehamilan kurang dari 22
minggu, bila berat janin tidak diketahui.
Di Indonesia umumnya batasan untuk abortus adalah sesuai dengan
definisi Greenhill yaitu jika umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat
janin kurang dari 500 gram. Abortus spontan dibagi menjadi abortus awal dan
abortus yang terlambat. Abortus awal terjadi sebelum usia kehamilan
mencapai 12 minggu. Abortus yang terlambat terjadi pada usia kehamilan 12
sampai 20 minggu.
(2) Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus
pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan
kelainan ini adalah:
Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosom
X.
Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
Pengaruh
teratogen
akibat
radiasi,
virus,
obat-obatan,
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensi menahun.
Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan,
dan toxoplasmosis.
Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk
abortus pada trisemester kedua), retroversi uteri, mioma uteri, dan
kelainan bawaan uterus.
(3) Patogenesis
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara
mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales
menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan
sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas umumnya dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin,
disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam
berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak
jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola
kruenta, fetus kompresus, maserasi, atau fetus papiraseus.
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(4) Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas dua golongan:
a. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah.
b. Abortus Provakatus (induced abortion)
Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan
memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:
Abortus Medisinalis (abortus therapeutica)
Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita
sendiri,
dengan
alasan
bila
kehamilan
dilanjutkan,
dapat
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Berdasarkan gambaran klinis, abortus dibedakan menjadi 6 golongan,
yaitu:
a.
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
b.
c.
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
d.
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
e.
Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin sebelum usia 20 minggu,
tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Setelah retensi yang lama dari hasil konsepsi yang mati, dapat terjadi
kelainan pembekuan darah yang serius, khususnya bila kehamilan telah
mencapai trimester kedua sebelum janin mati.
f.
10
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Etiologi :
Kelainan ovum atau spermatozoa, dimana bila terjadi pembuahan
hasilnya adalah pembuahan yang patologis.
Kesalahan-kesalahan pada ibu, yaitu disfungsi tiroid, korpus
luteum, kesalahan plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta
menghasilkan progesteron sesudah korpus luteum atrofis, kelainan
anatomis, hipertensi dan keadaan malnutrisi.
11
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Vaginal toucher : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai
atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglasi
tidak menonjol dan tidak nyeri.
melakukan
dan
menginterpretasi
secara
cermat,
12
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Pada abortus imimnen, mungkin terlihat adanya kantung kehamilan
(gestational sac GS) dan embrio yang normal.
Prognosis buruk bila dijumpai adanya :
Kantung kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan
dan tidak adanya kutub janin.
Perdarahan retrochorionic yang luas ( > 25% ukuran kantung
kehamilan).
Frekuensi DJJ yang perlahan ( < 85 dpm ).
Pada abortus inkompletus, kantung kehamilan umumnya pipih dan
iregular serta terlihat adanya jaringan plasenta sebagai masa yang
echogenik dalam cavum uteri.
Pada abortus kompletus, endometrium nampak saling mendekat
tanpa visualisasi adanya hasil konsepsi.
Pada missed abortion, terlihat adanya embrio atau janin tanpa ada
detik jantung janin.
Pada blighted ovum, terlihat adanya kantung kehamilan abnormal
tanpa yolk sac atau embrio.
13
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat gambaran embrio (E) dan yolk sac
(YS)
Blighted ovum
Kantung gestasi (Gestational Sac ) yang kosong
14
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Uterus yang kosong ( U ) dengan masa adneksa (A) yang diduga adalah
kehamilan ektopik. hCG saat ini > 100 mIU
15
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(7) Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi,
infeksi, dan syok.
a.
Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
b.
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus
Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus,
16
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis
umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok.
d.
Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)
Kehamilan ektopik
b.
c.
Polip endoservik
d.
Mola hidatidosa
e.
f.
(9) Penatalaksanaan
a.
Abortus Iminens
Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
rangsang mekanik berkurang.
Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari.
17
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Tes kehamilan dan pemeriksaan USG untuk menentukan keadaan
janin.
Berikan obat-obat hormonal dan antispasmodika.
Berikan obat penenang dan preparat hematinik.
Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
b.
Abortus Insipiens
Bila perdarahan tidak banyak tunggu terjadinya abortus spontan
tanpa pertolongan selama 36 jam.
Pada kehamilan < 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU
dalam RL 500 ml dimulai 8 tetes/menit dan naikkan sesuai
kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplet.
Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
c.
Abortus Inkomplit
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl
fisiologis atau RL dan selekas mungkin ditransfusi darah.
Setelah syok teratasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu
suntikkan ergometrin 0,2 mg IM.
Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal,lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
18
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
d.
Abortus Komplit
Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama
3-5 hari.
Bila pasien anemia berikan hematinik.
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral.
e.
Missed Abortion
Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan hasil konsepsi
dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar
sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan hasil konsepsi.
Pada kehamilan < 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu
infus oksitosin 10 IU dalam RL 500 ml mulai 20 tetes/menit dan
naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus.
f.
Abortus Habitualis
Pengobatan pada kelainan endomentrium pada abortus habitualis
lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada
sesudahnya.
Merokok
dan
minum
alkohol
sebaiknya
dikurangi
atau
dihentikan.
Pada serviks inkompeten terapinya adalah operatif: SHIRODKAR
atau MC DONALD (cervical cerclage).
19
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(10) Kuretase
Cara kuretase:
a. Pasien dalam posisi litotomi.
b. Suntikkan valium 10 mg dan atropin sulfat 0,25 mg IV.
c. Tindakan asepsis dan anti sepsis genitalia externa, vagina dan serviks.
d. Kosongkan kandung kemih.
e. Pasangkan spekulum vagina, selanjutnya serviks dipresentasikan
dengan tenakulum menjepit dinding depan porsio pada jam 12.
Angkat spekulum depan dan spekulum belakang dipegang oleh
seorang asisten.
f. Masukkan sonde uterus dengan hati-hati untuk menentukan besar dan
arah uterus.
g. Keluarkan jaringan dengan cunam abortus, dilanjutkan dengan kuret
tumpul secara sistematis menurut putaran jarum jam. Usahakan
seluruh kavum uteri dikerok.
h. Setelah diyakini tak ada perdarahan, tindakan dihentikan. Awasi
tanda vital 15-30 menit pasca tindakan.
Gambar : kuretase
20
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
GAMBARAN KLINIS KEGUGURAN
Keguguran
Mengancam:
Perdarahan
sedikit
Nyeri perut
Tak ada
pembukaan
serviks
Konservatif:
Keguguran
Membakat:
Keguguran Tak
Lengkap:
Perdarahan
banyak
Nyeri perut
Ada
pembukaan
serviks
Perdarahan
Nyeri perut
Ada
pembukaan
serviks
Darah cair
berbau dan
kotor
Tindakan Defenitif:
Istirahat
Obat: vit B
kompleks &
sedative
Pemulangan:
bebas
perdarahan,
rasa nyeri
hilang, PP tes +
Periksa ulang 1
minggu lagi.
Persiapan infuse
Tranfuse darah
Antibiotika
Persiapan kuretage; narkosa
Observasi: kesadaran,
perdarahan, infeksi,
perforasi uterus, degenerasi
genas
Kontrol ulang 1 minggu lagi
21
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
B. MOLA HIDATIDOSA
(1) Defenisi
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili
korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Uterus dan berkembang lebih
cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri
hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur.
22
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(2) Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang dapat
menyebabkan antara lain:
a. Faktor ovum: ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi
terlambat dikeluarkan.
b. Imunoselektif dari trofoblast.
c. Keadaan sosio ekonomi yang rendah.
d. Paritas tinggi.
e. Kekurangan protein
f. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
(3) Patogenesis
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :
a. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.
b. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian
janin.
23
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
24
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(4) Manifestasi Klinis
Aminore dan tanda tanda kehamilan.
Perdarahan kadang-kadang sedikit, kadang-kadang banyak, karena
perdarahan ini pasien biasanya anemis.
Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
Tidak teraba adanya janin, tidak adanya balloment, tidak ada bunyi
jantung anak dan tidak nampak rangka janin pada rotgen foto.
Pada mola partialis, keadaan yang jarang terjadi, dapat di ketemukan
janin
Hiperemisis lebih sering terjadi, lebih keras dan dan lebih lama.
Pre eklampsi atau eklamsi yang terjadi sebelum kehamilan 24
minggu
Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan abortus imminens,
tetapi gejala mual dan muntah berat.
dan
dugaan
adanya
kehamilan
mola
haruslah
25
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Anemia merupakan komplikasi medis yang umum terjadi, sebagai
perkembangan (development) dari proses koagulopati.
Fungsi pembekuan (clotting function)
Tes
ini
dilakukan
untuk
menyingkirkan
dugaan
adanya
26
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
haruslah
dilakukan.
Paru-paru
merupakan
tempat
metastasis
trofoblas
yang
berat
(severe
trophoblastic
vili
hidrofik,
dan
proliferasi
trofoblas.
27
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(6) Diagnosa
a.
Anamnesis
Perdarahan pervaginam / gambaran NOK, gejala toksemia pada
trimester I dan II, hipermisis gravidarum, gejala tirotoksikosis dan
gejala emboli paru.
b.
Pemeriksaan fisik
Uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lotein balotemen negatif
denyut jantung janin negatif.
c.
Pemeriksaan penunjang
(8) Komplikasi
a. Perforasi uterus saat melakukan tindakan kuretase (suction curettage)
terkadang terjadi karena uterus luas dan lembek (boggy). Jika terjadi
perforasi, harus segera diambil tindakan dengan bantuan laparoskop.
b. Perdarahan (hemorrhage) merupakan komplikasi yang sering terjadi
saat pengangkatan (evacuation) mola. Oleh karena itu, oksitosin
intravena harus diberikan sebelum evakuasi mola. Methergine dan
atau Hemabate juga harus tersedia. Selain itu, darah yang sesuai dan
cocok dengan pasien juga harus tersedia.
c. Penyakit
trofoblas
ganas
(malignant
trophoblastic
disease)
28
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
HCG sebaiknya dimonitor terus-menerus selama satu tahun setelah
evakuasi (postevacuation) mola sampai hasilnya negatif.
d. Pembebasan faktor-faktor pembekuan darah oleh jaringan mola
memiliki aktivitas fibrinolisis. Oleh karena itu, semua pasien harus
diskrining untuk disseminated intravascular coagulopathy (DIC).
e. Emboli
trofoblas
dipercaya
menyebabkan
acute
respiratory
(9) Penatalaksanaan
a. Perbaiki keadaan umum.
b. Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan
kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20
minggu sesudah hari ketujuh.
c. Untuk memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40
unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl
0,9%) bila tidak dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan
histeroktomi.
d. Histeroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup
umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun
dengan anak hidup tiga .
29
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
e. Terapi proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D
pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan
paritas tinggi.
f. Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan
untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa
berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling
banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap
minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap
bulan selama 6 bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai
kadar Beta HCG negatif.
(10) Prognosa
a. Kematian akibat perdarahan, infeksi, eklampsia, penyakit jantung
atau krisis tiroid. Dinegara berkembang 2,2 % dan 5,7%.
b. Proses keganasan berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca
mola, yang paling banyak 6 bulan pertama.
c. Bisa melahirkan normal setelah th/mola
30
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
C. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
31
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang
sekarang masih banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang
terbanyak terjadi di daerah tuba, khususnya di ampulla dan isthmus. Pada
kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan
sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi
seberangnya.
(1) Defenisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata
dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat
diartikan berada di luar tempat yang semestinya. Apabila pada kehamilan
ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita
hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.
(2) Insiden
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur
antara 20 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi
kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan
ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas.
32
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(3) Etiologi
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur
dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor
resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah:
a. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada
motilitas saluran telur.
b. Riwayat operasi tuba.
c. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
d. Kehamilan ektopik sebelumnya.
e. Aborsi tuba dan pemakaian IUD.
f. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
g. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahanperubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat
terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
h. Operasi plastik pada tuba.
i. Abortus buatan.
(4) Patofisiologi
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat
kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari
vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini:
a. Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan
jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus
33
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan
kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak
karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
b. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum,
sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
c. Faktor abortus ke dalam lumen tuba.
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus
dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam
hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang
sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.
34
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(6) Diagnosis
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara
ditegakkan, antara lain dengan melihat:
a. Anamnesis dan Gejala Klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada
atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri
bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah
yang terkumpul dalam peritoneum.
b. Pemeriksaaan Fisik
Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah
adneksa.
Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan
ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut
tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen.
Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada
uteris kanan dan kiri.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah
dapat meningkat.
35
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
d. Kuldosentesis
Suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum
Douglas ada darah.
e. Laparatomi
Diagnosa pasti hanya bisa ditegakkan dengan laparatomi.
f. USG: berguna pada 5 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di
luar uterus.
(8) Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
a. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu
telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini
merupakan indikasi operasi.
b. Infeksi.
c. Sterilitas.
d. Pecahnya tuba falopii.
e. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya
embrio.
36
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(9) Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada
laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian
dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita
terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin
dikeluarkan.
Dalam
tindakan
demikian,
beberapa
hal
yang
harus
(10) Prognosa
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan
diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971)
melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara
591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi.
Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120
kasus.
37
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami
kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan
menurun. Hanya 60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik
terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih
tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0
14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%.
38
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
2.
100.000 kelahiran hidup, rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya.
Langkah utama yang paling penting untuk menurunkan angka kematian ibu
adalah mengetahui penyebab utama kematian. Di Indonesia sampai saat ini ada
tiga penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, pre eklampsia-eklampsia, dan
infeksi.
Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang
berbahaya dan mengancam ibu. Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap
sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut
keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan
antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah
kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram), meningat kemungkinan
hidup janin diluar uterus .
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu.
Frekuensi perdarahan antepartum kira-kira 3% dari seluruh persalinan. Di
Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo (1971-1975) dilaporkan 14,3% dari seluruh
persalinan; R.S. Pirngadi Medan kira-kira 10% dari seluruh persalinan, dan di
Kuala Lumpur, Malaysia (1953-1962) 3% dari seluruh persalinan.
Perdarahan ante partum dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio
plasenta, ruptura sinus marginalis, atau vasa previa. Yang paling banyak menurut
39
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
data RSCM jakarta tahun 1971-1975 adalah solusio plasenta dan plasenta previa.
Diagnosa secara tepat sangat membantu menyelamatkan nyawa ibu dan janin.
Ultrasonografi merupakan motede pertama sebagai pemeriksaan penunjang dalam
penegakkan plasenta previa.
Plasenta Previa adalah suatu kesulitan kehamilan yang terjadi pada
trimesters kedua dan ketiga kehamilan. Dapat mengakibatkan kematian bagi ibu
dan janin. Ini adalah salah satu penyebab pendarahan vaginal yang paling banyak
pada trimester kedua dan ketiga. Plasenta Previa biasanya digambarkan sebagai
implantation dari plasenta di dekat ostium interna uteri (didekat cervix uteri).
Di AS plasenta previa ditemukan kira-kira 5 dari 1.000 persalinan dan
mempunyai tingkat kematian 0.03%. Data terbaru merekam dari 1989-1997
plasenta previa tercatat didapat pada 2,8 kelahiran dari 1000 kelahiran hidup. Di
Indonesia, RSCM Jakarta mencatat plasenta previa terjadi pada kira-kira 1
diantara 200 persalinan. Antara tahun 1971-1975 terjadi 37 kasus plasenta previa
diantara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 dari 125 persalinan.
Angka kematian maternal karena plasenta previa berkisar 0,03%. Bayi yang
lahir dengan plasenta previa cenderuing memiliki berat badan yang rendah
dibandingkan bayi yang lahir tanpa plasenta previa. Resiko kematian neonatal
juga tinggi pada bayi dengan plasenta previa, dibandingkan dengan bayi tanpa
plasenta previa.
Solusio plasenta digambarkan sebagai separasi prematur dari plasenta dari
dinding uterus. Pasien dengan solusio plasenta secara khas memiliki gejala
dengan pendarahan, kontraksi uteri, dan fetal distres.
40
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Di AS frekwensi solusio plasenta kira-kira 1%, dan solusio plasenta yang
mengakibatkan kematian didapatkan sebanyak 0.12% dari jumlah kehamilan
(1:830).
Secara keseluruhan tingkat kematian janin pada solusio plasenta adalah 2040%, tergantung pada tingkat lepasnya plasenta. Nilai ini semakin tinggi tinggi
pada pasien dengan riwayat merokok. Sekarang ini, solusio plasenta adalah
bertanggung jawab untuk kira-kira 6% kematian maternal. Resiko solusio plasenta
meningkatkan pada pasien dengan umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
A. PLASENTA PREVIA
(1) Defenisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum (OUI).
Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir. (prae
= di depan, vias = jalan), jadi yang di maksud adalah plasenta
implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebahagian
jalan lahir (Ostium Uteri Internium).
41
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(2) Etiologi
Angka kejadian PP meningkat dengan semakin bertambahnya usia
pasien, multiparitas dan riwayat seksio sesar sebelumnya; sehingga
etiologi plasenta previa diperkirakan adalah :
a. Vaskularisasi daerah endometrium yang buruk atau adanya
jaringan parut.
b. Ukuran plasenta besar.
c. Plasentasi abnormal (lobus succenteriata atau plasenta difusa).
d. Jaringan parut.
42
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(4) Patofisiologi
Pendarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak
kehamilan 10 minggu saat segmen bawah uterus membentuk dari mulai
melebar serta menipis, umumnya terjadi pada trismester ketiga karena
segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan pelebaran
segmen bawah uterus dan pembukaan servik menyebabkan sinus uterus
robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan
sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat dihindarkan
karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
43
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
b. Plasenta previa parsialis/lateralis
Sebagian ostium uteri intemum tertutup oleh plasenta.
44
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
d. Plasenta previa letak rendah
Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, tapi
belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir
pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan
lahir.
45
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(6) Gejala Klinis
a. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab,
tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang (painless, causeless,
recurrent bleeding), darahnya berwarna merah segar.
b. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan
letak janin.
c. Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan
tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya,
sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan
berikutnya (recurrent bleeding) biasanya lebih banyak.
d. Janin biasanya masih baik.
(7) Diagnosis
a. Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu
berlangsung tanpa nyeri terutama pada multigravida, banyaknya
perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari
pada pemeriksaan hematokrit.
b. Pemeriksaan luar
Bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul
presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu
atas panggul mengelak ke samping dan sukar didorong ke dalam
pintu atas panggul.
46
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
c. Pemeriksaan In Spekulo
Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri
eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai.
d. Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung
Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan
radiografi,
radioisotope,
dan
ultrasonagrafi.
Ultrasonagrafi
melakukan
PDMO
sebagai
upaya
menetukan
diagnosis.
47
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
P = Plasenta ; F : Fetus
48
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(9) Terapi
a. Terapi Ekspektatif (mempertahankan kehamilan)
Kriteria :
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan :
1. Istirahat baring mutlak.
2. Infus D 5% dan elektrolit.
3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
4. Periksa Hb, HCT, .COT, golongan darah
5. Pemeriksaan USG.
6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan
denyut jantung janin.
7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan
pasien ditunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya
penanganan secara aktif.
49
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
- Ada tanda-tanda persalinan.
- Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.
Untuk menentukan tindakan selanjutnya
SC atau
partus
50
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk
menghentikan perdarahan (kompresi atau tamponade bokong
dan kepala janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada
keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak
ada fasilitas untuk melakukan operasi.
(10) Komplikasi
a. Maternal
- Perdarahan
- Syok
- Kematian
b. Fetal
Prematuritas akibat plasenta previa adalah penyebab dari 60%
kematian pada masa perinatal
Kematian terjadi akibat:
- Asfiksia intrauterin
- Perdarahan janin akibat manipulasi obstetrik
- Jumlah darah berhubungan langsung antara rentang waktu
antara kerusakan kotiledon dan penjepitan tali pusat.
51
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(11) Prognosa
a. Maternal
Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka
mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi tinggi, mortalis ibu
mencapai 8-10% dan mortalitas janin 50-80%.
Sekarang penangan relatif bersifat operatif dini sehingga angka
kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun.
Kematian maternal menjadi 0,1-5% terutama disebabkan
perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan
b. Fetal
Mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa
kira-kira 10%
Meskipun persalinan prematur, solusio plasenta, cedera talipusat
serta perdarahan yang tak terkendali tak dapat dihindari, angka
mortalitas dapat sangat diturunkan melalui perawatan obstetrik
dan neonatus yang ideal.
52
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Syok
Tidak Syok
1. Infus cairan
2. O2 (kalau ada)
Infus Cairan
Aterm
Plasenta Previa
Seksio Sesarea
Belum Aterm
1. Konservatif
2. Rawat
3. Kortikosteroid untuk
pematangan
paruparu janin
4. Bila perdarahan ulang
banyak
dilakukan
PDMO
53
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
B. SOLUSIO PLASENTA
(1) Defenisi
Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablatio plasentae, abruptio
plasentae, accidental haemorrhage dan premature separation of the
normally implanted placenta.
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang
letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
Biasanya terhitung sejak kehamilan 28 minggu.
Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22
minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta dimulai
dengan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan
hematoma retroplsenter. Hematoma dapat semakin membesar ke arah
pinggir plasenta sehingga jika amnio khorion sampai terlepas, perdarahan
akan keluar melalui ostium uteri (perdarahan keluar), sebaliknya apabila
amniokhorion tidak terlepas. Perdarahan tertampung dalam uterus
(perdarahan tersembunyi).
54
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Terdapat 2 jenis perdarahan yang terjadi :
a. Jenis perdarahan tersembunyi (concealed) : 20%
55
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Pada jenis tersembunyi, perdarahan terperangkap dalam cavum
uteri [hematoma retroplasenta] dan seluruh bagian plasenta dapat
terlepas, komplikasi yang diakibatkan biasanya sangat berat dan 10%
disertai dengan Disseminated Intravascular Coagulation.
Pada jenis terbuka, darah keluar dari ostium uteri, umumnya hanya
sebagian dari plasenta yang terlepas dan komplikasi yang diakibatkan
umumnya tidak berat. Kadang-kadang, plasenta tidak lepas semua namun
darah yang keluar terperangkap dibalik selaput ketuban (relativelly
concealed). 30% perdarahan antepartum disebabkan oleh solusio
plasenta.
(2) Etiologi
Sampai saat ini etiologi belum diketahui dengan jelas, keadaan
tertentu dapat menyertai seperti umur ibu yang tua, multiparitas, penyakit
hipertensi menahun, preeklamsia, trauma, pre-eklamsia, tali pusat
pendek, tekanan pada vena kava inferior dan defisiensi asam folik.
(3) Patofisiologi
Solusio plasenta diawali dengan terjadinya perdarahan kedalam
desidua basalis. Desidua terkelupas dan tersisa sebuah lapisan tipis yang
melekat pada miometrium.
Hematoma pada desidua akan menyebabkan separasi dan plasenta
tertekan oleh hematoma desidua yang terjadi.
56
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Pada awalnya kejadian ini tak memberikan gejala apapun. Namun
beberapa saat kemudian, arteri spiralis desidua pecah sehingga
menyebabkan terjadinya hematoma retroplasenta yang menjadi semakin
bertambah luas. Daerah plasenta yang terkelupas menjadi semakin luas
sampai mendekati tepi plasenta.
Oleh karena didalam uterus masih terdapat produk konsepsi maka
uterus tak mampu berkontraksi untuk menekan pembuluh yang pecah
tersebut. Darah dapat merembes ke pinggiran membran dan keluar dari
uterus maka terjadilah perdarahan yang keluar ( revealed hemorrhage).
57
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(4) Klasifikasi
Menurut derajat lepasnya plasenta:
a. Solusio Plasenta Parsialis
Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari perlekatannya.
b. Solusio Plasenta Totalis
Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari perlekatannya.
c. Prolapsus Plasenta
Plasenta turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan
dalam.
Menurut klinisnya solusio plasenta terbagi atas:
a. Solusio Plasenta Ringan
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta
yang tidak berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan
pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit. Perut terasa agak
sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah
diraba.
b. Solusio Plasenta Sedang
Plasenta telah lepas lebih dari seperempat. Tanda dan gejala
dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus
menerus lalu perdarahan pervaginam. Dinding uterus teraba
tegang.
c. Solusio Plasenta Berat
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan. Penderita
shock.
58
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(5) Gejala Klinis
a. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus
menerus, wama darah merah kehitaman.
b. Uterus tegang seperti papan (uterus enbois, wooden uterus).
c. Palpasi janin sulit.
d. Auskultasi djj(denyut jantung janin) sering negatif.
e. KU pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar.
f. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik).
g. Pasien kelihatan pucar, sejak, gelisah dan kesakitan.
Catatan:
(6) Diagnosis
a. Gejala klinis
b. Periksa dalam (VT) : ketuban menonjol walaupun tidak ada his
c. Pemeriksaan USG
d. Plasenta kelihatan cekung atau lebih tipis di tempat adanya
hematom (diagnosa setelah plasenta lahir).
59
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(8) Komplikasi
Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta
yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi
yang dapat terjadi adalah :
a. kelainan pembekuan darah
b. oliguria
c. gawat janin
d. kematian
e. perdarahan.
Perdarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta
hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan
segera. Bila persalinan telah selesai, penderita belum bebas dari bahaya
perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk
menghentikan perdarahan pada kala 3 dan kelainan pembekuan darah.
Kontraksi uterus yang tidak kuat itu disebabkan ekstravasasi darah
diantara otot-otot miometrium, seperti yang terjadi pada uterus
couvelaire.
(9) Penatalaksanaan
Tergantung dari berat ringannya kasus. Pada solusio plasenta
ringan dilakukan istirahat, pemberian sedatif lalu tentukan apakah gejala
semakin progresif atau akan berhenti. Bila proses berhenti secara
berangsur,
penderita
dimobilisasi.
Selama
perawatan
dilakukan
60
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Pada solusio plasenta sedang dan berat maka penanganan bertujuan
untuk
mengatasi
renjatan,
memperbaiki
anemia,
menghentikan
61
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(10) Prognosis
Ibu
Baik, kalau persalinan sudah selesai dalam batas waktu 6 jam sejak
saat mulai terjadinya keadaan patologik solusio plasenta dan pasien
segera mendapat transfusi darah segar.
Anak
Pada solusio plasenta berat, 100% janin mengalami kematian; pada
solusio plasenta ringan dan sedang, kematian janin tergantung pada
luasnya plasenta yang terlepas, umur kehamilan dan cepatnya
pertolongan.
62
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Syok
Tidak Syok
1. Infus cairan
2. O2 (bila ada)
Infus Cairan
Atasi Syok
Janin Hidup
Seksio
Sesare
a
Janin Mati
Pembukaan
<6 cm
Seksio
Sesarea
Janin Hidup
Janin Mati
Seksio
Sesarea
1. Pecahkan
Ketuban
2. Infus
Oksitosin
3. Partum
pervaginam
dalam 6 jam
Pembukaan > 6 cm
1. Pecahkan ketuban
2. Infus Oksitoksin
Bila kemajuan
partus tidak
memuaskan dan
perdarahan
banyak, lakukan
seksio sesarea
63
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
C. INSERSIO VELAMENTOSAA (VASA PREVIA)
(1) Defenisi
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada
jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah
umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta.
Pada persalinan, pembuluh-pembuluh darah tali pusat ini dapat
turun ke bawah melalui pembukaan serviks. Hal ini dapat diraba pada
pemeriksaan dalam, disebut vasa previa, yang dalam persalinan dapat
menyebabkan perdarahan antepartum. Bila terjadi perdarahan banyak,
maka kehamilan harus segera diakhiri.
(2) Etiologi
Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/
gemeli, karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada
plasenta akan menjadi rebutan oleh janin, sehingga dengan adanya
rebutan tersebut akan mempengaruhi kepenanaman tali pusat/ insersi.
64
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(3) Patofisiologi
Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan
plasenta oleh pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dalam selaput
janin. Kalau pembuluh darah tersebut berjalan di daerah oestium uteri
internum maka disebut vasa previa. Hal ini dapat berbahaya bagi janin
karena bila ketuban pecah pada permulaan persalinan pembuluh darah
dapat ikut robek sehingga terjadi perdarahan inpartum dan jika
perdarahan banyak kehamilan harus segera di akhiri.
(5) Penatalaksanaan
Seksio sesarea.
65
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
D. RUPTURA SINUS MARGINALIS
(1) Defenisi
Ruptura sinus marginalis (solusio plasenta ringan) adalah
terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama
sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu ataupun janinnya.
(3) Penanganan
Perdarahan antepartum yang sedikit, dengan uterus yang tidak
tegang, pertama kali harus ditangani sebagai kasus plasenta previa.
Apabila kemudian ternyata kemungkinan plasenta previa dapat
disingkirkan, barulah ditangani sebagai solusio plasenta.
66
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Apabila kehamilan kurang dari 36 minggu, dan perdarahannya
kemudian berhenti, perutnya tidak menjadi sakit, dan uterusnya tidak
menjadi tegang, kiranya penderita dapat dirawat konservatif di rumah
sakit dengan observasi ketat.
Apabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala solusio
plasenta itu bertambah jelas, atau dalam pemantauan ultrasonografik
daerah solusio plasenta bertambah luas, maka pengakhiran kehamilan
tidak dapat dihindari lagi. Apabila janin hidup, dilakukan seksio sesarea;
apabila janin mati ketuban segera dipecahkan disusul dengan pemberian
infus oksitosin untuk mempercepat persalinan.
E. PLASENTA SIRKUMVALATA
(1) Defenisi
Plasenta sirkumvalata adalah plaseta yang pada permukaan vetalis
dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir
plasenta, sedangkan jeringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang
tumbuh kesamping dibawah desidua.
(2) Etiologi
Diduga bahwa corionfrondosum terlalu kecil dan untuk mncukupi
kebutuhan, villi menyerbu kedalam desidua di luar permukaan
frondosum, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi.
67
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
(3) Insiden
Insidensinya lebih kurang 2-18 %.
(4) Patofisiologi
Menurut beberapa ahli plasenta sirkumvalata sering menyebabkan
abortus dan solusio plasenta. Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali
ke pinggir plasenta, di sebut plasenta marginata. Kedua-duanya disebut
sebagai plasenta ekstra coriel. Pada plasenta marginata mungkin terjadi
adeksi dari selaput sehingga plsenta lahir telanjang tertinggalnya selaput
ini dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi.
(5) Diagnosis
Diagnosis plasenta sirkumvalata baru dapat ditegakan setelah
plasenta lahir tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermiten atau
hidrorea.
68
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
BAB III
KESIMPULAN
69
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
3. Insersio Velamentosa (vasa previa)
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan
plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan
diantara amnion dan korion menuju plasenta.
4. Ruptura Sinus Marginalis (Solusio Plasenta Ringan)
Ruptura sinus marginalis (solusio plasenta ringan) adalah terlepasnya sebagian
kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi
keadaan ibu ataupun janinnya.
5. Plasenta Sirkumvalata
Plasenta sirkumvalata adalah plaseta yang pada permukaan vetalis dekat
pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta,
sedangkan jeringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh kesamping
dibawah desidua.
70
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/mola-hidatidosa-atau-
hamil-anggur.html
Anonim. Kehamilan Ektopik Terganggu. Di download tanggal 20 Desember 2010.
Tersedia
di
URL
http://astaqauliyah.com/2006/11/kehamilan-ektopik-
terganggu/
Anonim. Kehamilan Ektopik Terganggu. Di download tanggal 20 Desember 2010.
Tersedia di URL http://shafamedica.wordpress.com/2008/05/09/kehamilanektopik-terganggu/
71
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Anonim. Kehamilan Ektopik Terganggu. Di download tanggal 20 Desember 2010.
Tersedia di URL http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/kehamilanektopik.html
Anonim. Perdarahan Ante Partum. Di download tanggal 20 Desember 2010.
Tersedia
di
URL
http://perdarahanantepartum.blogspot.com/2010/04/perdarahanantepartum.html
Anonim. Plasenta Previa. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/plasenta-praevia.html
Anonim. Plasenta Previa. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/04/22/plasenta-previa/
Anonim. Plasenta Previa. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/plasenta-previa.html
Anonim. Plasenta Previa. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://aldy-epidemiologiplasentaprevia.blogspot.com/
Anonim. Solusio Plasenta. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://medicom.blogdetik.com/2009/03/11/solusio-plasenta/
Anonim. Solusio Plasenta. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/solusio-plasenta.html
Anonim. Solusio Plasenta. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://bidanshop.blogspot.com/2010/05/solusio-plasenta_29.html
Anonim. Solusio Plasenta. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/solusio-plasenta/
72
Referat
Perdarahan Dalam Kehamilan
Anonim. Solusio Plasenta. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia di
URL http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/solusio-plasenta.html
Anonim. Insersio Velamentosa. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia
di URL http://nophie-dk.blogspot.com/2010/05/vasa-previa-dan-insersiovelamentosa.html
Anonim. Insersio Velamentosa. Di download tanggal 20 Desember 2010. Tersedia
di URL http://arycoloum.blogspot.com/2009/06/insertio-velamentous.html
Djakobus, Prof. Dr. 2004. Perdarahan Selama Kehamilan. Medan: Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Hanafiah, Muhammad Jusuf. 2004. Plasenta Previa. Medan: Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Khoman, John Slamet. 2004. Perdarahan Hamil Tua dan Perdarahan Post Partum.
Medan: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius.
Mochtar, Prof. Dr. Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri; Obstetri Fisiologi Obstetri
Patologi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nugraheny, Esti SST. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Winkjosastro, H. Saifuddin AB. Rachimhadhi T. 2005. Ilmu Kandungan Edisi 2.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Winkjosastro, H. Saifuddin AB. Rachimhadhi T. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
73