Laporan Gel Nadiklofenak
Laporan Gel Nadiklofenak
Kelompok B3 :
Alifianti B.P
122210101067
Rosyida F.Z
122210101069
Aulya Aditya A
122210101071
Nidia Risqi I
122210101073
Nora Putri N
122210101075
Afifah
122210101077
LABORATORIUM FARMASETIKA
BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat menyususn formula, pembuatan, evaluasi dan kemasan gel serta
karakteristik fisika kimianya.
Mahasiswa dapat membuat sediaan gel uang telah dirancang dan mengevaluasi
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan
karena mikroorganisme (non infeksi), namun yang timbul sebagai respon cedera jaringan dan
infeksi. Agen-agen anti inflamasi mempunyai khasiat tambahan seperti meredakan rasa nyeri
(analgesik) dan penurunan panas (antipiretik). NSAID memiliki efek anti inflamasi yang kuat,
juga memiliki khasiat analgesik dan antipiretik. Antiinflamasi non steroid dibagi menjadi 2
kelompok besar, yaitu golongan asam karboksilat dan golongan asam enolat. Golongan asam
karboksilat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu asam asetat, derivat asam salisilat, derivat asam
propionat dan derivat asam fenamat. Sedangkan golongan asam enolat dibagi menjadi 2
kelompok yaitu derivat pirazolon dan derivat oksikam.
Prinsip mekanisme AINS adalah memblok sintesa prostaglandin melalui hambatan
siklooksigenase (enzim COX1 dan COX2). Enzim COX1 adalah enzim yang terlibat dalam
produksi prostaglandin gastroprotective untuk mendorong aliran darah di gastrik dan
menghasilkan bikarbonat. COX1 berada secara terus menerus di mukosa gastrik dan menghasil
kan endothelial, platelets, renal collecting tubules, sehingga prostaglandin hasil dari COX 1
juga berpartisipasi dalam hemostatis dan aliran darah di ginjal. Sebaliknya, enzim COX 2 tidak
selalu ada dalam jaringan, tetapi akan cepat muncuk bila dirangsang oleh mediator inflamasi,
cedera/luka setempat, sitokin, interleukin, interferon dan lain- lain.
Dalam mengobati penyakit pada kulit obat harus menembus dan dipertahankan dalam
kulit untyk sementara waktu. Kulit merupakan lapisan pelindung yang sempurna terhadap
pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia dimana kulit berfungsi sebagai
sistem epitel dalam tubuh untuk menjaga substansi-substansi penting dalam tubuh dan
masuknya substansi-substansi asing ke dalam tubuh. Kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan,
tetapi pada umumnya kulit dibagi dalam tiga lapis yaitu epidermis, dermis, dan subkutan.
Berikut gambar anatomi kulit,
kulit
yaitu
rute
transappendageal
dan
rute
transepidermal.
Pada
rute
transappendageal, transport obat melalui kelenjar keringat dan folikel rambut sedangkan pada
tipe transepidermal, transport obat dapat melalui jalur intraseluler dan interseluler.
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suatu disperse yang tersusun baik dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Berdasarkan jenis fase terdispersinya gel dibagi menjadi :
1. Gel fase tunggal
Terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu
cairan sedemikian
terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik
(missal karbomer) atau dari gom alam
misal tragakan.
2. Gel sistem 2 fase
Terbentuk jika massa gel terdiri dari kelompok partikel-partikel kecil yang
berbeda, maka gel ini dikelompokkan sebagai sistem dua fase atau sering pula
disebut magma atau susu.
Beberapa keuntungan sediaan gel adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
III.
Nama Produk
Nama Pabrik
Komposisi
Dosis
Kemasan
Valto Gel
Nufarindo
Na Diklofenak
Oleskan 3-4
kali/hari
Gel 10 mg/g 15
gram
Voltaren
Emulgel
Novartis
Diklofenak
Diethylamonium
Oleskan 3-4
kali/hari
tiap 100 g
emulgel
mengandung
Diklofenak
diethylamonium
1,16 g setara
dengan Na
diklofenak 1g.
Voren Gel
Medikon
Diklofenak
Oleskan 3-4
kali/hari
Gel 1% 20 gram
Flamar
Sanbe
Na Diklofenak
Oleskan 3-4
kali/hari
Emulgel 10 mg/g
20 gram
Voltadex
Emulgel
Dexa Medika
Diklofenak
Diethylamonium
Oleskan 3-4
kali/hari
Emulgel 1% 20
gram
Scantaren Gel
Tempo scan
pasific
Diklofenak
Diethylamonium
Oleskan
sebanyak 2-4
gram, 3-4
kali/hari
Gel 1% 20 gram
IV.
NO
1.
BAHAN
EFEK
AKTIF
Kalium
UTAMA
Cyclo-
Diklofen
oxigenase
ak
inhibitor.
EFEK
KARAKTERI
KARAKTERI
SIFAT
SAMPING
STIK FISIKA STIK KIMIA
Eeritema kulit Pemerian :
Rumus
Putih atau
struktur
(Farmakologi
agak
C14H10Cl2K
potassiu
Analgesik.
&Terapi edisi
kekuningan
Anti
5, 2007)
, sedikit
NO2
BM : 334,2
(British
Pruritis
inflamasi
higroskopis
(British
, kristal
Pharmacop
bubuk.
oeia, 2009)
Kelarutan:
secukupny
LAIN
Dikofena
Pharmacopo
eia, 2009)
mengand
ung tidak
kurang
dari 99%
dan tidak
lebih
2.
Na
Cyclo-
Kemerahan
a larut
dari
dalam air,
101.0%
bebas larut
dihitung
metanol,
pada
ethanol 96
basis
%, sedikit
yang
larut
dikering
aseton.
kan.
(British
(British
Pharmacop
Pharmaco
oeia, 2009)
poeia,
Pemerian :
2009)
Natrium
Rumus
diklofena
oxigenase
Pruritis
Putih atau
struktur
inhibitor.
Erythema
agak
C19H16Cl2N3
NaO5
mengand
diclofena
Analgesik.
multiform
kekuningan
Anti
(Farmakologi
, sedikit
inflamasi
&Terapi edisi
higroskopis
(British
kurang
(British
5, 2007)
, kristal
Pharmacopo
dari 99,0
eia, 2009)
Pharmacop
oeia, 2009)
bubuk.
Kelarutan:
BM : 318,13
ung tidak
dan
tidak
secukupnya
lebih dari
larut dalam
101,0%
air, Na
C14H10Cl2
diklofenak
NNaO2
dalam air
terhitung
sangat
pada basis
dipengaruhi
yang
oleh pH,
dikeringk
pada air
an.
dengan pH
(British
6,8
Pharmaco
kelarutanny
poeia,
a 0,181%,
2009)
bebas larut
metanol,
ethanol 96
%, sedikit
larut
aseton.
(British
Pharmacop
3.
Diklofen Cyclo-
oeia, 2009)
Eeritema kulit Serbuk
pH
ak
oxigenase
Pruritis
kristal
larutan
Diethylamo
Diethyla
inhibitor.
Erythema
berwarna
dalam
niun
putih
Penyimpan
alkohol
monium
Analgesik.
multiform
Anti
(Farmakologi
inflamasi
&Terapi edisi
(British
5, 2007)
an dalam
wadah
tertutup
Pharmacop
rapat dan
oeia, 2009)
terlindung
dari
cahaya.
Secukupny
a larut
dalam air
dan
1%
(10
%) 6,4-8,4
Rumus
Diklofenak
mengandun
g
tidak
kurang dari
struktur
99,0 % dan
C18H22Cl2N2
tidak lebih
O2
dari 101,0%
BM : 369,3
(Martindale
36th edition,
2009)
C18H22Cl2N2
O2
terhitung
pada
basis
yang
dikeringkan
aceton,
.
(British
bebas larut
Pharmacop
dalam
oeia, 2009)
etanol
96% dan
dalam
metanol,
praktis
tidak larut
dalam 1M
sodium
hidroxide.
(Martindal
e 36th
edition,
2009)
Alasan Pemilihan Bahan Aktif :
Bahan aktif yang dipilih
: Na Diklofenak
Alasan
:
1. Na diklofenak kurang toksik dan efek sampingnya minimal dibandingkan dengan
yang lain.
2. BM Na diklofenak lebh kecil dibandingkan BM garam diklofenak lainnya
sehingga Na diklofenak memiliki kemampuan untuk menembus kulit yang lebih
besar.
3. Na diklofenak akumulasinya di cairan sinovial memiliki efek terapi di sendi jauh
lebih panjang . (Farmakologi dan Terapi edisi 5, 2007).
Target organ yang dituju adalah : Epidermis hidup pada stratum spinosum.
Tujuan terapi : Transdermal
Kemungkinan rute penetrasi yang mungkin dilalui oleh bahan aktif adalah:
Transepidermal melalui epidermis : intraseluler menembus epidermis, interseluler
melalui sela-sela stratum corneum. Pada dermis menembus saraf.
Bentuk sediaan yang dipilih adalah : gel
Alasan:
1. Kadar air tinggi sehingga dapat menghidrasi stratum corneum, sehingga dapat
mengurangi peradangan lanjut.
2. Bentuk sediaan gel muda di gunakan dan mudah di cuci dengan air,
memberikan sensasi dingin dan penerimaan pasien lebih tinggi.
Dosis dan Perhitungan
Formula 1
1. Natrium diklofenak:
20 g
x 20 g = 0,2 g
100 g :
x 100 g = 1 g
2. Karbopol 934:
20 g
x 20 g = 0,4 g
100
x 100 g = 2 g
x 20 g = 0,6 g
3. TEA:
20 g
100
x 100 g = 3 g
4. Nipagin:
20 g
x 20 g = 0,036 g
100
x 100 g = 0,18 g
5. Nipasol:
20 g
x 20 g = 0,004 g
100
x 100 g = 0,02 g
6. Propilenglikol:
30 g
x 20 g = 6 g
100 g :
x 100 g = 30 g
7. Air:
20 g
x 20 g = 12,75 g
100 g :
x 100 g = 63,75 g
Formula 2
1. Natrium diklofenak:
20 g
x 20 g = 0,2 g
100 g :
x 100 g = 1 g
2. HPMC K4M
20 g
: 4/100 x 20 g = 0,8 g
: 7/100 x 20 g = 1,4 g
x 20 g = 0,036 g
100 g :
x 100 g = 0,18 g
5. Nipasol:
20 g
x 20 g = 0,004 g
100 g :
x 100 g = 0,02 g
6. Propilenglikol:
30 g
100 g :
x 20 g = 6 g
x 100 g = 30 g
7. Air:
20 g
100
x 20 g = 12,75 g
x 100 g = 63,75 G
Struktur formula:
Pemerian
khas.
Dekomposisi sepenuhnya terjadi dengan pemanasan selama 30 menit pada suhu
260 deg. C.
Mikroorganisme dapat berkembang pada dispersi larutan tanpa preservative.
Antimikrobial
preservativ
seperti
0.1%w/w
Chlorocresol,
0.18%w/v
ditambahkan.
Penambahan antimikrobial
tertentu
seperti
Benzalkonium
klorida,
dapat
etanol (95%). Karbomer tidak larut namun sangat mengembang, karena karbomer
-
viskositas tinggi.
Fungsi
: - Agen pengemulsi (konsentrasi 0.1% - 0.5%)
Gelling agent (konsentrasi 0.5% - 2%)
Suspending agent (konsentrasi 0.5% - 1%)
Inkompatibilitas : karbomer tidak kompatibel dengan fenol, polimer kation, asam
kuat, elektrolit dalam jumlah tinggi, dan Antimikrobial tertentu dalam jumlah
rendah.
Karbopol dipilih karena aman dan efektif bila digunakan untuk sediaan topikal
seperti gel, krim, lotion, dan salep. Karbopol memiliki sifat yang tidak mengiritasi,
tidak menimbulkan kesan sensitif bila digunakan berulang. Berat molekul yang
tinggi membuat karbomer tidak mempengaruhi aktivitas bahan aktif, dan sifatnya
sebagai emulsifying, suspending, dan thickening agent yang baik.
2. TEA (Trietanolamine) 3% - (HPE, 754-755).
Struktur formula:
Struktur formula
Trisilikat, Talk, Tragacanth, Na. Alginat, Minyak Essensial, Sorbitol dan Atropin.
Paraben sangatlah efektif dengan range pH yang luas sebagai agen Antimikroba,
Preservative efficacynya meningkat dengan penambahan Propilenglikol (2-5%).
Metil paraben (0.18%) bersama dengan Propilparaben (0.02%) digunakan sebagai
Struktur formula:
80 deg. C.
Inkompatibilitas : Aktivitas Antimikroba dari Propil paraben menurun atau
Struktur formula:
Pemerian
Fungsi
Permanganat.
Propilenglikol secara luas digunakan sebagai pelarut, preservatif, dalam berbagai
formula baik parenteral, maupun non-parenteral. Secara umum merupakan pelarut
6. AQUADESTILATA
- Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan cair.
- Fungsi
: Pelarut
- Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan obat dan bahan yang lainnya, serta
-
Struktur formula:
Pemerian
pH
Density
beberapa
agen
dengan garam metalik atau ionik-organik untuk membentuk endapan yang tidak
-
larut.
Hipromelosa secara luas digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi
farmasetik oral, nasal, bahkan topikal. Selain itu juga merupakan material yang
Struktur formula:
Pemerian
tambahan dari etilen oksida dan air. Polietilenglikol 200 600 berbentuk cair,
Polietilen 1000 dan selanjutnya berbentuk padat. PEG 200 600 adalah suatu
-
Kelarutan
polietilen glikol lain dengan berbagai proporsi. Polietilenglikol cair larut dalam
aseton, alkohol, benzene, gliserin, dan glikol. Polietilenglikol padat larut dalam
-
V.
SUSUNAN FORMULA
FORMULASI SEDIAAN 1.
NO.
NAMA
BAHAN
FUNGSI
% b/b
20g
100g
1.
Na-Diklofenak
Bahan aktif
1%
0.2g
1g
2.
Karbopol-934
Gelling agent
2%
0.4g
2g
3.
TEA
Alkalizing agent
3%
0.6g
3g
4.
Nipagin
Pengawet
0.18%
0.036g
0.18g
5.
Nipasol
Pengawet
0.02%
0.004g
0.02g
6.
Propilenglikol
Pelarut
30%
6g
30g
7.
Aquadest
Pelarut
63.8%
12.76g
63.8g
FUNGSI
% b/b
20g
100g
Bahan aktif
1%
0.2g
1g
FORMULASI SEDIAAN II
NO.
NAMA
BAHAN
1.
Na-Diklofenak
2.
HPMC
3.
PEG 400
4.
Nipagin
Pengawet
0.18%
0.036g
0.18g
5.
Nipasol
Pengawet
0.02%
0.004g
0.02g
6.
Propilenglikol
Pelarut
30%
6g
30g
7.
Aquadest
Pelarut
63.8%
12.76g
63.8g
VI.
tingkat kekentalan. Viskositas yang diinginan untuk sediaan gel Na Diklofenak ini
adalah antara 150-250 dPaos.
7. Uji Mikrobiologi
Diuji secara aseptik, sediaan bisa dilakukan dengan inkubasi pada 30-35 oC selama 2448 jam (FI IV) untuk sediaan topikal. Persyaratannya adalah mikroba yang
mempunyai daya hidup maksimal 102/g atau mL dan tidak mengandung
Enterobacteria, P. Aeroginosa, S. Aerus (FIP,1976).
8. Uji Penetapan Kadar
Dilakukan uji penetapan kadar dengan mengambil sejumlah sampel, diencerkan
sampai pada konsentrasi tertentu (dalam ppm) dan terbentuk larutan jernih. Kemudian
diukur absorbansinya pada spektroskopi UV Vis sehingga bisa diperoleh kadar. Dalam
British Pharmacopoeia (2009) Na Diklofenak mengandung tidak kurang dari 99.0%
dan tidak lebih dari 101,0% C14H10Cl2NNaO2 terhitung pada basis yang dikeringkan.
9. Penentuan Laju Pelepasan Na Diklofenak dari sediaan Gel dengan Alat Uji Pelepasan
( A ) Tabung uji pelepasan berisi
larutan media
(B) paddle pengaduk
(C) Jarak paddle dengan membran 2,5
0,2 cm
(D) Disk/sel difusi berisi sediaan
(E) Termometer 37 0,5oC
(F) Tabung untuk mengambil cuplikan
Apparatus 5-paddle over disk (The United States Pharmacopeia Convention, Inc.,
2002)
Alat dan perlengkapan pengujian laju pelepasan dari sediaan gel yang digunakan
adalah apparatus 5-paddle over disk, dilengkapi dengan sel difusi. Sebagai media
disolusi digunakan dapar fosfat salin pH 7,4 0,05 dan sebagai membran digunakan
selofan. Sel difusi berbentuk silinder pipih. Tempat penampung gel mempunyai garis
tengah 2,9 cm dengan ketebalan 0,4 cm. Sel difusi yang telah disiapkan, dimasukkan
ke dalam bejana pada alat uji pelepasan yang berisi larutan dapar fosfat salin dengan
pH 7,4 0,05 sebanyak 500 mL. Suhu percobaan diatur pada 37C 0,5C. Paddle
diputar dan segera dicatat sebagai waktu ke nol. Pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30,
60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360 diambil cuplikan sebanyak 5,0
mL. Setiap cuplikan yang diambil diganti larutan dapar fosfat salin pH 7,4 0,05
dengan jumlah yang sama. Cuplikan tersebut kemudian diamati serapannya dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimal (misalnya max=275
nm). Konsentrasi natrium diklofenak dalam cuplikan dihitung dengan menggunakan
persamaan regresi kurva baku natrium diklofenak dalam dapar fosfat salin pH 7,4
0,05. Untuk memperhitungkan pengenceran 5,0 mL media pelepasan, kadar terukur
dikoreksi dengan persamaan Wurster :
Keterangan :
Cn
: Kadar sebenarnya setelah dikoreksi (ppm).
Cn
: Kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai serapan sampel yang
terbaca
pada spektrofotometer) dalam ppm.
Cs
: Kadar terbaca dari sampel sebelumnya.
a
: Volume sampel yang diambil.
b
: Volume media.
10. Penentuan Jumlah Kumulatif Natrium Diklofenak Yang Terlepas Dari Basis
Penentuan jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terlepas dari basis per satuan
luas membran tiap waktu (g/mL), dihitung dari konsentrasi yang diperoleh setiap
waktu (g/mL) ditambah dengan faktor koreksi Wurster lalu dikalikan dengan jumlah
media (500 mL) kemudian dibagi luas permukaan membran. Kemudian dibuat kurva
hubungan antara jumlah kumulatif diklofenak yang lepas (g/cm 2) terhadap akar
waktu.
11. Penentuan Kecepatan Pelepasan (fluks) Natrium Diklofenak dari Basis Gel
Dari kurva yang dihasilkan antara jumlah kumulatif diklofenak yang lepas (g/cm2)
vs akar waktu dapat dibuat persamaan regresi, slope yang didapat dari persamaan
regresi merupakan fluks bahan aktif.
VIII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan formulasi suatu sediaan semi solida yaitu
gel. Bahan aktif yang kami gunakan pada formulasi kami adalah Na Diklofenak. Gel Na
diklofenak yang kami formulasi telah
dipersyaratkan. Proses formulasi gel dilakukan 2 kali yaitu untuk skala kecil atau untuk 1
kemasan seberat 20 gram dan skala besar seberat 100 gram. Gel pada skala besar kami
gunakan untuk melakukan uji evaluasi, uji ini meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas,
dan uji spreadibilitas (daya sebar)
Formula 1
No Bahan
Fungsi
% b/b
20 g
100 g
1.
Na diklofenak
Bahan aktif
1%
0,2 g
1g
2.
Karbopol 934
Gelling agent
2%
0,4 g
2g
TEA
Alkaliziying agent
3%
0,6 g
3g
4.
Nipagin
Pengawet
0,18 %
0,036 g
0,18 g
5.
Nipasol
Pengawet
0,02 %
0,004 g
0,02 g
6.
Propilenglikol
Pelarut
30 %
6g
30 g
Aqua destilata
Pelarut
63,75%
12,75 g
63,75 g
No Bahan
1. Na diklofenak
Fungsi
Bahan aktif
% b/b
1%
20 g
0,2 g
100 g
1g
2.
HPMC K4M
Gelling agent
4%
0,8 g
4g
PEG 400
stabilizer
7%
1,4 g
7g
4.
Nipagin
Pengawet
0,18 %
0,036 g
0,18 g
5.
Nipasol
Pengawet
0,02 %
0,004 g
0,02 g
6.
Propilenglikol
Pelarut
30 %
6g
30 g
Aqua destilata
Pelarut
63,75%
12,75 g
63,75 g
Formula 2
Na Diklofenak merupakan bahan aktif dalam sediaan gel yang kami formulasi yang
memiliki indikasi sebagai penghambat siklooksigenase, analgesik, anti inflamasi. Dalam
formula 1, karbopol dipilih sebagai gellating agent karena gel yang terbentuk lebih jernih atau
bening disbandingkan gelling agent yang lain (misalnya cellulose). TEA Untuk meningkatkan
pH sediaan sehingga menjadi bersifat lebih basa. Penigkatan pH sediaan akan menigkatkan
kelarutan Na diklofenak sehingga didapatkan sediaan gel yang jernih. Selain itu TEA
berfungsi sebagai swelling agent. Nipagin memilki efektif pada rentang pH yang luas dan
memiliki spectrum luas serta paling efektif terhadap ragi dan kapang. Preservative ini juga
lebih aktif terhadap bakteri gram positif daripada gram negative. Nipasol untuk menghindari
pertumbuhan mikroba dan dalam pemakaiannya bersamaan dengan nipagin untuk hasil lebih
optimal. Aktif pada pH 4-8 sehingga masuk dalam rentang pH sediaan. Propilenglikol dipilih
sebagai kosolven, selain itu propiklenglikol memiliki aktifitas sebagai pengawet, antimikroba,
dan humectant. EDTA di gunakan segai kelating agent. Aqua destilata digunakan untuk
mengembangkan carbopol (gelling agent) untuk membentuk basis gel yang homogen.
Untuk formula 2, yang membedakan adalah gelling agentnya, yaitu digunakan HPMC
K4M. HPMC K4M dipilih karena dapat membentuk sediaan gel yang lebih jernih jika
dibandingkan dengan menggunakan metal selulosa. Selain itu, HPMC juga bersifat sebai
thickening agent yang dapat meningkatkan viskositas dari sediaan gel yang dibuat sehingga
dapat menghasilkan gel dengan konsistensi yang diinginkan. Namun aktivitas gelling dari
HPMC perlu distabilkan dengan adanya penambahan stabilizer yaitu PEG 400. PEG 400 ini
juga dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan dari bahan obat yang sifatnya sukar larut
dalam air. Untuk bahan-bahan lain dalam formula 2 yaitu kosolven, pengawet dan pelarut
yang digunakan adalah sama dengan formula 1.
Setelah pembuatan gel, kami melakukan pengujian terhadap sedaan tersebut untuk
menjaga kestabilan sedaan. Pengujian yang kami lakukan antara lain uji organoleptis, uji pH,
uji viskositas, dan uji busa. Berdasarkan hasil evaluasi, maka didapatkan data sebagai berikut
a. Uji Organoleptis
Hasil gel yang kita dapat berdasarkan organoleptisnya adalah gel bening, tidak
berbau tajam, dingin saat digunakan, setelah bekerja akan memberikan rasa panas.
b. Uji pH
Uji pH ini kita lakukan dengan cara mencelupkan indiktor pH pada gel yang kita
buat. Namun sebelum kita mencelupkan, kita harus membuat gel kita dalam bentuk
cairan agar dapat di uji pHnya. Proses pencairan ini kita lakukan dengan cara
mencairkan gel dengan penambahan aquadest. Aquadest digunakan karena aquadest
bersifat netral dan tidak akan mengganggu hasil pH gel. pH yang dihasilkan pada
gel Na diklofenak yang kita buat pada skala kecil adalah pH 6. Namun hasil pH
yang dihasilkan pada gel Na diklofenak skala besar adalah pH 7. Hasil dari pH
skala besar sudah sesuai dengan yang kita inginkan yaitu pH 6.4-7.4. Jadi gel yang
kita buat sudah baik dalam hal pH.
c. Uji viskositas
Uji viskositas ini kita lakukan dengan menggunakan viscometer. Beban yang kita
gunakan adalah beban no 2 karena gel yang kita miliki agak kental. Viskositas yang
didapat adalah 250 dPas. Hasil ini sudah sesuai dengan viskositas yang kita
harapkan yaitu sekitar 180 dPas sampai 250 dPas. Jadi gel yang kita buat terlalu
kental karena hasil viskositasnya merupakan rentang terakhir.
d. Uji daya sebar
Uji daya sebar kita lakukan replikasi sebanyak 4 kali dengan beban yang berbeda.
Dimana tiap replikasi ini dilakukan minimal selama 5 menit dengan gel masingmasing 1 gram . Tujuannya agar kita mendapatkan hasil yang konstan, jika kurang
dari 5 menit mungkin masih ada penyebaran dari gel kita. Replikasi pertama kita
menggunakan beban 50 gram dan daya sebar yang kita gunakan adalah 4 cm.
Replikasi kedua, beban yang digunakan adalah 100 gram dan daya sebar yang
didapat adalah 4.5 cm. Beban yang ketiga kita gunakan adalah 200 gram dengan
daya sebar 4.7 cm. Sedangkan replikasi terkahir menggunakan beban 300 gram
sehingga hasil yang didapat 5.1 cm. Hasil ini tidak sesuai dengan yang daya sebar
kita harapkan yaitu 5-7 cm. Jadi gel yang kita buat terlalu kental.
e. Uji homogenitas
Uji dilakukan dengan mengambil sedikit gel kemudian disebar di gelas objek. Hasil
yang didapat adalah menunjukkan bahwa gel yang kita buat sudah homogen.
Jadi dari semua uji yang kita lakukan diketahui bahwa gel Na diklofenak yang kita
buat sudah homogen dengan pH yang sesuai kita inginkan namun gel kita terlalu kental
sehingga viskositas dan daya sebarnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
IX.
KESIMPULAN
Pembuatan gel yang menggunakan formula 1, karena dengan formula satu sudah
menghasilkan gel yang baik.
Organoleptsis dari gel yang kita buat adalah gel bening, tidak berbau tajam, dingin
saat digunakan, setelah bekerja akan memberikan rasa panas.
PH yang dihasilkan pada gel Na diklofenak skala besar adalah pH 7. Ini sesuai dengan
pH standard yaitu 6,8-7,4.
Viskositas yang didapat adalah 250 dPas. Hasil ini sudah sesuai dengan viskositas
yang kita harapkan yaitu sekitar 180 dPas sampai 250 dPas. Namun gel yang kita buat
terlalu kental karena hasil viskositasnya merupakan rentang terakhir.
Pada uji daya sebar, hasil tidak sesuai dengan standar. Hal ini dikarenakan gel yang
kita buat terlalu kental.
pada uji homogenitas, hasil yang didapat adalah menunjukkan bahwa gel yang kita
buat sudah homogen
X.
KEMASAN
NICOFLAM gel
Komposisi : natrium Diklofenak 1%
Kemasan : Gel 20 gram
Cara pemakaian : Oleskan pada bagian yang
nyeri
Indikasi : untuk nyeri otot, nyeri sendu yang
berhubungan dengan terkilir, memar cedera saat
olahraga, rhematoid arthritis dan osteoathritis
Kontra
indikasi
pasien
dengan
hidung,
atau
membran
mukosa.
PT NewPharmacist
Jember-Indonesia
DAFTAR PUSTAKA