Anda di halaman 1dari 24

Manajemen Keuangan Laporan

Laba Rugi (Income Statement)

Dosen Pembimbing : Dr. Budi Hartono, SE, MARS


Mahasiswa :

1. Azizah Az Zahra, dr (2011970003)

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


PEMINATAN MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012

KATA PENGANTAR

Perusahaan yang menghasilkan suatu produk dalam operasionalnya memerlukan


informasi mengenai berapa besar jumlah biaya yang digunakan dalam menghasilkan produkproduk yang ditawarkan kepada para pelanggannya. Dengan demikian, peran akuntansi menjadi
penting untuk mengolah dan memberikan informasi keuangan bagi pimpinan perusahaan, yang
akan dipergunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengendalian, dan akhirnya
pengambilan keputusan manajemen.
Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan
data keuangan perusahaan untuk kemudian hari mengkomunikasikannya
pihak

yang

berkepentingan

kepada

berbagai

agar dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengambil

keputusan. Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu sistem akuntansi yang andal dan
tidak menyesatkan, sehingga mampu menyajikan informasi tentangposisi keuangan, kinerja dan
arus dana dari suatu unit ekonomi kepada para pengambil keputusan.
Satu diantara beberapa jenis informasi yang dihasilkan akuntansi yakni laporan laba
rugi. Bagi sebuah perusahaan, laporan laba-rugi sangat penting untuk berbagai tujuan. Misalnya
untuk perencanaan biaya yang tercermin dalam anggaran biaya, pengendaliannya, serta sebagai
masukan untuk pengambilan keputusan-keputusan pemasaran.
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan
biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatanpendapatan dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh
perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan
pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan.
Peran dari laporan laba rugi adalah sebagai sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang
dicapai perusahaan serta mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu
periode.

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Keuangan (Financial Statement)


Adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk
untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan datang.
Sebelum pembahasan mengenai laporan keuangan, ada hal penting yang harus dipahami

terlebih dahulu, yaitu jenis-jenis perusahaan. Karena perbedaan jenis perusahaan berpengaruh
kepada format dan perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam laporan.

Jenis-Jenis Perusahaan
Jenis-jenis perusahaan berdasarkan pemilikan dan status hukum dapat dibedakan menjadi

2 macam, yaitu :
1. Perusahaan Perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan dan biasanya
status hukum perusahaan berbentuk Usaha Dagang (UD), Commanditaire Verschop (CV),
Perusahaan Dagang (PD) dan sebagainya.
2. Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang modalnya terbagi atas saham-saham yang
dimiliki oleh banyak orang, yang disebut pemegang saham. Status hukum PT harus
mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI.
Setelah memahami jenis perusahaan dilihat dari sudut pemilikan dan status hukum,
selanjutnya perlu dipahami adalah jenis perusahaan dilihat dari bidang usaha, yang mana terbagi
atas 3 macam, yaitu :
1. Perusahaan Jasa (Service Company), yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang
penjualan jasa keahlian. Contoh seperti kantor akuntan publik, usaha salon, usaha
bengkel, bank, asuransi, lembaga pendidikan, sekolah, universitas, klinik dokter,
kantor notaris, perusahaan leasing, rumah sakit, usaha rental mobil, jasa pengurusan
surat-surat, usaha jasa pengiriman,dan sebagainya.

2. Perusahaan Dagang (Trading Company), yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang
membeli dan menjual barang dagangan. Contoh seperti showroom atau dealer motor, apotek,
took elektronika, toko grosir, supermarket, minimarket, toko sparepart, toko pakaian,
distributor, dan sebagainya.
3. Perusahaan Industri (Manufacture), yaitu perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi dan kemudian menjual hasil produksi. Contoh seperti restoran, usaha katering,
kerajinan mebel, usaha furniture, pabrik semen, pabrik pasta gigi, pabrik permen/coklat,
pabrik lampu pijar, dan usaha rumah industri lainnya.

Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah sekumpulan informasi keuangan perusahaan dalam

suatu periode tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan sistematis yang mudah
dibaca dan dipahami oleh semua pihak yang membutuhkan. Laporan keuangan merupakan
tujuan utama dari proses akuntansi. Penyusunan laporan keuangan ditentukan oleh jenis
perusahaan dan kebutuhan pengguna. Dalam praktik pembukuan perusahaan, laporan keuangan
banyak dibuat setiap akhir bulan, atau disebut laporan keuangan interim. Sekarang ini
perusahaan sudah menggunakan program komputer akuntansi, sehingga mudah dan cepat dalam
menyusun laporan keuangan.

Pengguna Informasi Laporan Keuangan


Pengguna informasi laporan keuangan, antara lain :

1. Pimpinan perusahaan.
2. Pemilik.
3. Kreditur.
4. Investor.
5. Supplier.

6. Pemerintah.
7. Karyawan.
8. Masyarakat sekitar.

Unsur Laporan Keuangan


Unsur utama Laporan Keuangan terdiri dari :

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement atau Profit and Loss Statement).
2. Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statement) untuk perusahaan perseorangan atau
Laporan Saldo Laba (Retained Earning Statement) untuk perseroan terbatas.
3. Neraca (Balance Sheet).
Merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan
modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement).
5. Catatan Atas Laporan Keuangan.

BAB II LAPORAN LABA RUGI

Definisi
Laporan Laba Rugi (Nama Lain : Income Statement, Profit and Loss Statement, Earning

Statement, atau Operation Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan
beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

Istilah
Dalam laporan rugi laba terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dari Statement

of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang dikeluarkan oleh Financial

Accounting

Standard Boards (FASB), antara lain sebagai berikut :


1. Pendapatan (Revenue)
Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan seperti penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fee),
pendapatan bunga dan lainnya.
Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan
utangnya, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan
kegiatan perusahaan.
Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima sebagai hasil
kegiatan penjualan barang atau jasa. Menurut PSAK, penghasilan adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.

Unsur penghasilan dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu :


a. Penghasilan dari kegiatan utama perusahaan (Operating Income)
-

Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan,
berarti pendapatan utama

perusahaan

dagang

adalah

hasil

penjualan

barang

dagangan. Maka penghasilan disebut dengan PENJUALAN (SALES).


Kegiatan utama perusahaan jasa adalah menjual jasa yang menjadi bidang usaha
perusahaan, berarti pendapatan utama perusahaan adalah penerimaan hasil penjualan jasa.
Maka penghasilan disebut dengan PENDAPATAN JASA

b. Pendapatan dari luar usaha/bukan kegiatan utama (Non Operating Income)


Pendapatan ini bersifat sampingan, terjadinya sewaktu-waktu dan tidak berhubungan dengan
kegiatan utama perusahaan. Contoh pendapatan bunga, jasa giro, laba penjualan aktiva tetap,
keuntungan nilai tukar uang, hadiah, dan sebagainya.
2. Beban/Biaya (Expense)
Adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya nilai aktiva atau kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Contoh yang termasuk dalam
kategori beban/biaya adalah harga pokok (penjualan atau produksi/HPP), biaya pemasaran, biaya
gaji karyawan, biaya penyusutan dan sejenisnya.
Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang, bisa merupakan
kombinasi keduanya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang,
penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan.
Beban adalah harga pokok barang yang dijual dan pengorbanan ekonomis yang
dilakukan untuk memperoleh penghasilan. Menurut PSAK, beban adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penuruan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.

Unsur beban dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu ;


a. Beban usaha atau operasi (Operating Expense)
Bagi perusahaan dagang, yang dimaksud adalah biaya untuk membeli barang dagangan
(harga pokok) dan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan kegiatan pemasaran
dan kegiatan administrasi. Bagi perusahaan jasa, yang dimaksud adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan berhubungan dengan kegiatan usaha dalam memberikan jasa.
b. Beban diluar usaha (Other Expense)
Biaya-biaya yang terjadi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan, seperti
biaya bunga, denda, rugi penjualan aktiva tetap, dan sebagainya.
3. Penghasilan (Income)
Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya. Bila pendapatan
lebih besar daripada biaya, selisishnya sering disebut laba. Sebaliknya bila pendapatan lebih
kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.
4. Laba (Profit)
Adalah kenaikan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi utama perusahaan
dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu kecuali kenaikan
modal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik, seperti pada laba yang timbul dari penjualan
aktiva tetap.
5. Rugi (Loss)
Adalah penurunan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi utama perusahaan
dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu kecuali yang timbul
dari biaya atau distribusi pada pemilik, seperti pada rugi penjualan surat berharga.
6. Harga Perolehan (Cost)
Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang
atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva, seperti pada

pembelian mesin, dan pembayaran uang muka sewa. Dalam akuntansi biaya harga perolehan
juga dapat berarti harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang.

Laporan Laba Rugi (Income Statement)


Laporan laba rugi (Income Statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah

penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan
laba rugi adalah suatu laporan sistematis yang menggambarkan hasil operasi perusahaan
dalam suatu periode waktu tertentu. Hasil operasi perusahaan diperoleh dengan cara
membandingkan antara penghasilan yang diperoleh dengan beban-beban yang telah dikeluarkan
untuk memperoleh penghasilan tersebut. Mempertemukan penghasilan dengan beban yang
dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan tersebut dalam akuntansi disebut dengan prinsip
Matching.
Laporan laba rugi harus diberi judul diatasnya secara urut baris terdiri atas :
Nama Perusahaan
Laporan Laba Rugi
Periode Laporan (Untuk Periode Berakhir Tanggal 31 Desember)
Dalam Prinsip Akuntansi Indonesia disebutkan :
a. Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan
gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu.
b. Cara penyajian perhitungan rugi laba adalah sebagai berikut :
1) Harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan dan beban.
2) Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan ke bawah (Stafel).
3) Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa.

Urut-urutan yang biasa dibuat dalam laporan rugi laba bentuk Stafel adalah sebagai
berikut :

1. Hasil penjualan atau pendapatan jasa


Menunjukkan jumlah hasil penjualan kepada pembeli selama suatu periode akuntansi,
dikurangi penjualan return dan potongan-potongan. Yang dimaksud dengan hasil penjualan ini
adalah harga jual kali kuantitas yang dijual, sehingga didalamnya tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Biaya kirim yang dibayar oleh perusahaan tetapi dimintakan ganti
pada pembeli juga tidak termasuk dalam hasil penjualan.
2. Harga Pokok Penjualan
Menunjukkan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual selama periode akuntansi yang
bersangkutan. Jika barang yang dijual itu berasal dari pembelian, maka harga pokok penjualan
adalah harga beli kali kuantitas barang yang dijual. Tetapi jika barang yang dijual itu berasal
dari hasil produksi sendiri, maka terlebih dahulu harus dihitung harga pokok produksinya.
Harga pokok penjualannya adalah harga pokok produksi ditambah harga pokok persediaan
barang jadi awal periode dan dikurangi harga pokok persediaan barang jadi akhir periode.
3. Biaya-biaya usaha
Biaya-biaya usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Biaya Penjualan
Adalah semua biaya yang berhubungan dengan bagian penjualan. Contoh : gaji & komisi
salesman, advertensi, bahan pembantu untuk bagian penjualan atau toko, depresiasi aktiva
tetap bagian penjualan atau toko, depresiasi alat pengangkutan penjualan, dsb.

b. Biaya Administrasi dan Umum


Adalah semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan umum. Contoh :
gaji pimpinan dan pegawai kantor, bahan pembantu untuk kantor, depresiasi aktiva tetap
kantor, telepon, perangko, sumbangan, dll.

4. Pendapatan dan biaya lain-lain


Menunjukkan pendapatan dan biaya yang sering terjadi. Pendapatan lain-lain terdiri dari
pendapatan bunga, dividen, sewa, royalti dan fee. Biaya lain-lain terdiri dari biaya bunga dan
biaya-biaya yang terjadi karena usaha untuk memperoleh pendapatan lain-lain.
5. Pos luar biasa
Menunjukkan jumlah rugi atau laba yang timbul dari hal-hal yang luar biasa. Untuk dapat
diakui sebagai pos luar biasa, suatu transaksi atau kejadian harus memenuhi kriteria :
a. Tidak sering terjadi.
b. Tidak berhubungan dengan usaha normal perusahaan.
6. Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi
Menunjukkan akibat kumulatif yang terjadi karena penggunaan prinsip akuntansi yang
berbeda dengan prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode sebelumnya. Sebagai contoh
bila dalam periode sebelumnya perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam
menghitung depresiasi dan dalam periode berjalan digunakan metode jumlah angka tahun.
Pengaruh kumulatif ini dihitung sebagai selisih dari :
a. Saldo rekening laba ditahan pada awal periode perubahan
b. Saldo rekening laba ditahan pada awal periode perubahan bila perubahan prinsip akuntansi
yang baru diperhitungkan mundur (retroaktif) untuk seluruh periode sebelumnya yang
terpengaruh.

7. Pajak Penghasilan
Yaitu pajak yang dikenakan terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Perhitungan pajak ini
dapat didasarkan pada laba akuntansi atau laba menurut pajak.

Rumus pada Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu

perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.


Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah :

Laba bersih = laba kotor beban usaha


Beban usaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok, yakni :
1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah :
Laba kotor
= penjualan
bersih
harga bersih
pokok adalah
penjualan
Sedangkan
untuk
menghitung
penjualan
:

Penjualan bersih =
penjualan retur penjualan & pengurangan harga potongan penjualan

Kegunaan Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksikan arus kas masa

depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan kreditor dapat menggunakan informasi
yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk :
1. Menetapkan besarnya pajak penghasilan.

2. Menilai keberhasilan perusahaan dengan memperhitungkan tingkat profitabilitas/keuntungan


(memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan).
3. Menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam laporan tahun yang lalu
(mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan).
4. Menilai efisiensi perusahaan dengan melihat besarnya biaya/beban dan jenis komposisinya
(membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan).

Keterbatasan Laporan Laba Rugi


Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi,

para peakai laporan laba-rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat
dalam laporan laba-rugi. Beberapa di antaranya adalah :
a. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan secara akurat tidak dilaporkan
dalam laporan laba-rugi.
b. Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
c. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.

Bentuk Laporan Laba Rugi


Ada 2 (dua) macam bentuk Laporan Laba Rugi, yaitu Bentuk Single Step dan Multi Step.
Dalam praktik pembukuan perusahaan di Indonesia, bentuk Multi Step yang lebih
sering digunakan. Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua model sebagai berikut :

1. Single Step
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan
luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok.
Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan
jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan
dalam perusahaan jasa.

Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam
kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara :
- Pendapatan-pendapatan dan laba-laba
- Biaya-biaya dan kerugian-kerugian
- Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan laporan sisa laba/perubahan modal
Perusahaan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan didalam laporan
laba tidak dibagi (Retained Earnings). Didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal
periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum didalam laporan perhitungan rugi laba
dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.

2. Multiple Step (Bertahap)


Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari
kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai
dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multiple step ini
banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.

Adalah bentuk laporan rugi laba dimana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga
bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :
-

Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan.


Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha.
Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi

dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya diluar usaha.


Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak

penghasilan.
Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak
ditambah dan/atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah
diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).

Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi

Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari :


Pendapatan dari penjualan
Dikurangi Beban pokok penjualan
Laba/rugi kotor

Dikurangi Beban usaha


Laba/rugi usaha
Ditambah atau dikurangi Penghasilan/beban lain
Laba/rugi sebelum pajak
Dikurangi Beban pajak
Laba/rugi bersih

Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statements)


Untuk perusahaan perseorangan, laba atau rugi yang diperoleh perusahaan berpengaruh

kepada jumlah modal pemilik. Modal juga dapat berubah disebabkan karena adanya tambahan
investasi dari pemilik atau pengambilan pribadi oleh pemilik (prive/drawing). Perubahan modal
pemilik

pada

akhir

periode

disajikan

dalam

suatu laporan, yang disebut Laporan

Perubahan Ekuitas (Capital Statements).

Contoh : Laporan Perubahan Ekuitas untuk Perusahaan Perseorangan


NAMA PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk periode berakhir pada tanggal 31 Desember 2004

Ekuitas (awal)

Rp. 200.000.000,-

Laba bersih setelah pajak

Rp. 24.000.000,-

Prive ( Drawing )

Rp. 10.000.000,-

Penambahan modal

Rp. 14.000.000,-

Ekuitas (akhir)

Rp. 214.000.000,-

Laporan Saldo Laba (Retained Earning Statements)


Untuk perseroan terbatas (PT), laba atau rugi yang diperoleh perusahaan berpengaruh

kepada jumlah laba ditahan, bukan pada modal saham. Pembagian hasil keuntungan kepada
pemegang saham disebut Dividen, yang akan mengurangi jumlah laba ditahan. Sedangkan
tambahan investasi dari pemegang saham berpengaruh terhadap modal saham, bukan pada
laba ditahan. Perubahan laba ditahan pada akhir periode disajikan dalam suatu laporan,
yang disebut Laporan Saldo Laba (Retained Earning Statements).

Contoh : Laporan Saldo Laba untuk Perseroan Terbatas (PT)


NAMA PERSEROAN TERBATAS
LAPORAN SALDO LABA
Untuk periode berakhir pada tanggal 31 Desember 2004

Saldo Laba (awal)

Rp. 200.000.000,-

Laba bersih setelah pajak


Deviden

Rp. 24.000.000,-

Rp. 10.000.000,-

Penambahan Laba Ditahan Periode Berjalan Rp.


Saldo Laba (akhir)

14.000.000,-

Rp. 214.000.000,-

Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban adalah hutang yang harus dibayar perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu
saat tertentu sesuai dengan tanggal jatuh tempo kewajiban tersebut. Kewajiban dibagi atas 2
sub kelompok yaitu hutang lancar dan hutang jangka panjang.
-

Hutang Lancar (Current Liabilities)


Hutang lancar adalah hutang-hutang perusahaan yang harus dibayar dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun. Termasuk kelompok ini adalah :

Hutang dagang (Account Payable), yaitu hutang yang timbul karena adanya

pembelian barang atau jasa secara kredit kepada pihak lain.


Hutang biaya/biaya yang masih harus dibayar (Accrued Expense); yaitu biaya-biaya
yang masih dibayar perusahaan dalam waktu segera, seperti hutang gaji, hutang

bunga, hutang biaya telepon, dan sebagainya.


Hutang pajak /Pajak yang masih harus dibayar (Accrued Tax); yaitu pajakpajak yang masih dibayar perusahaan dalam periode setelah tanggal neraca,

seperti PPN Keluaran, Hutang PPH pasal 21, pasal 23, pasal 29, dan sebagainya.
Hutang bank (Banks Loan); yaitu hutang kepada pihak bank yang timbul
karena pinjaman, pemakaian kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), dan
sebagainya.

Biasanya perusahaan sering menggunakan fasilitas tersebut untuk

keperluan perusahaan yang membutuhkan dana segar secara cepat.


Hutang Jangka Panjang (Long Terms Liabilities)

Hutang jangka panjang adalah hutang-hutang perusahaan yang harus dibayar seluruhnya dalam
waktu lebih dari satu tahun. Termasuk kelompok ini adalah :

Hutang bank (Banks Loan), yaitu pinjaman kepada bank yang memiliki jangka
waktu kredit lebih dari satu tahun. Contoh : Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit

Investasi (KI), Kredit Likuiditas (KL), dan sebagainya.


Hutang hipotik (Mortatage Payable), yaitu pinjaman kepada pihak ketiga yang

harus dijamin dengan harta tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, dan lain-lain.
Hutang obligasi (Bonds Loan), yaitu hutang yang diperoleh dari masyarakat
melalui penerbitan dan penjualan surat-surat obligasi.

Modal/ Ekuitas (Capital/Equity)


Modal adalah hak pemilik terhadap perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman

modal investasi pemilik kedalam perusahaan. Jika perusahaan dimiliki oleh satu pemilik atau
perusahaan perseorangan, maka modal disebut dengan istilah Modal Pemilik (Capital).
Pengambilan

uang

perusahaan

untuk kepentingan

pribadi

pemilik

disebut

Prive

(Drawing/Withdrawls) laba rugi usaha akan mempengaruhi langsung kepada Modal Pemilik.
Jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT), modal terbagi atas saham-saham yang
dimiliki oleh banyak orang atau pemegang saham, maka modal disebut dengan istilah Modal
Saham (Common Stocks). Laba rugi yang diperolehperusahaan mempengaruhi perkiraan Laba
Ditahan (Retained Earning). Dalam perseroan terbatas, pemegang saham tidak diperbolehkan
mengambil uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, seperti halnya perusahaan perseorangan.
Pemegang saham memperoleh pembagian keuntungan yang diperoleh perusahaan secara berkala
yang disebut dengan istilah Dividen.

PAJAK PENGHASILAN BADAN (PPH PASAL 29)


PPh pasal 29 merupakan pajak yang dikenakan terhadap laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu tahun. Besarnya PPh pasal 29 dihitung berdasarkan tarif pajak progresif (sesuai
ketentuan) dikalikan dengan Laba Kena Pajak (LKP). Besarnya LKP ditentukan dari hasil

perhitungan laba rugi menurut versi pajak (Laba Fiskal), yaitu besarnya laba rugi menurut versi
perusahaan (Laba Komersil) setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal.

Kode Perkiraan (Account Code/Account List)


Dengan semakin banyak perkiraan yang digunakan dalam buku besar, semakin
diperlukan cara sistematis untuk memudahkan pencatatan, pemeriksaan dan pencarian
dokumen transaksi ketika diperlukan sewaktu-waktu. Cara sistematis tersebut biasanya
dengan membuat kode untuk setiap perkiraan. Metode pemberian kode perkiraan
menggunakan kode kelompok (group code), dimana setiap perkiraan diberi

nomor

yang terdiri dari beberapa angka.


Dari lima kelompok perkiraan diatas dapat diberi nomor kode kelompok sebagai
berikut :
- Aktiva/Harta (Assets)
- Hutang/Kewajiban (Liabilities)
- Modal/Ekuitas (Equity)
- Pendapatan (Income)
- Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold)
- Beban (Expense)
- Pendapatan Lain-lain (Other Income)
- Biaya Lain-lain (Other Expense)

kode kelompok : 1
kode kelompok : 2
kode kelompok : 3
kode kelompok : 4
kode kelompok : 5
kode kelompok : 6
kode kelompok : 7
kode kelompok : 8

Sistem penulisan kode perkiraan terdiri dari lima angka, yaitu :


X.

Kode Sub Kelompok Kode Perkiraan


Kode kelompok
Daftar kode-kode perkiraan disebut dengan Bagan Perkiraan (Chart Of Accounts).

Kualitas Laba
Pengelolaan laba sering didefinisikan sebagai perencanaan waktu pendapatan, beban,

keuntungan dan kerugian untuk mengurangi gejolak laba. Dalam sebagian besar kasus,

pengelolaan laba digunakan untuk menaikkan laba tahun berjalan sehingga menurunkan laba
tahun-tahun berikutnya.
Pengelolaan laba juga dapat digunakan untuk menurunkan laba tahun berjalan dalam
rangka menaikkan laba masa depan. Pengelolaan laba semacam itu memiliki dampak negative
terhadap kualitas laba (Quality of Earnings) jika hal itu mendistorsi informasi yang terdapat
dalam laporan laba rugi sedemikian rupa sehingga mengurangi manfaatnya untuk tujuan
peramalan laba dan arus kas masa depan. Penyelidikan atas praktek pengelolaan laba diperlukan
untuk menjamin kualitas laba dan mempertahankan keyakinan investor atas laporan laba rugi.
Karena laporan rugi laba dapat disusun dengan cara All Inclusive atau Current
Operating Performance, maka susunan laporan laba tidak dibagi juga akan berbeda. Tergantung
pada laporan perhitungan rugi laba. Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara
All Inclusive maka didalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan :
1. Saldo laba tidak dibagi awal periode.
2. Ditambah laba neto dan elemen-elemen luar biasa.
3. Ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan.
4. Dikurangi dividen yang diumumkan.
Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara Current Operating
Performance maka elemen-elemen luar biasa akan nampak dalam laporan laba tidak dibagi.

BAB III PENUTUP

Laporan rugi laba adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan
biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan
biaya merupakan laba yang peroleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Sebelum sampai
pada pembicaraan mengenai susunan laporan rugi laba perlu diketahui terlebih dahulu beberapa
istilah yang digunakan dalam laporan ini. Laporan yang mengukur kesuksesan operasi
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Laporan laba rugi bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dimasa lalu,
sebagai dasar untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan, membantu menilai resiko
atau ketidakpastian dalam penerimaan aliran kas di masa depan.
Namun laporan laba rugi ini memiliki keterbatsaan, yaitu tidak melaporkan item-item
yang tidak dapat diukur secara andal seperti loyalitas customer, walaupun efek dari item tersebut
mempengaruhi kinerja perusahaan. Selain itu, laporan laba rugi melibatkan judgment
(pertimbangan) dan dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmed Riahi Belkaoui, 2001. Teori Akuntansi, Buku 1, Edisi Keempat, Alih Bahasa :
Marwata ddk, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
2. Hansen and Mowen, 2003. Management Accounting, 6th Edition, South-Western (Thomson
Learning), Ohio, United State.
3. Larson, Kermit D.; Wild, John J. and Chiappetta, Barbara, 2005. Fundamental Accounting
Principles, 17th Edition, McGraw-Hill - Irwin, International Edition.
4. Lily M. Sadeli, 2000, Dasar-Dasar Akuntansi, Cetakan I, Edisi 1, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.

5.
6.
7.
8.

Ludwig Von Mises, 2008. Profit and Loss. Ludwig Von Mises Institute, Alabama.
Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Umar, Husein,. 2003. Riset Akuntansi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Zaki Baridwan, 2000. Intermediate Accounting, Edisi 7, Cetakan 7, BPFE UGM,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai