Askep Gangguan Penglihatan Lansia
Askep Gangguan Penglihatan Lansia
com/
Powered By Blogger
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN
00:59 |
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mata adalah organ sensorik yang mentrasmisikan rangsang melalui jaras
pada otak ke lobus oksipital dimana rasa penglihatan ini diterima. Sesuai
dengan proses penuaan yang terjadi tentunya banyak perubahan yang
terjadi.
Implikasi Klinis
Perubahan Fisiologis
Penglihatan
Distorsi bayangan
Pandangaan biru-merah
Ketika anda memeriksa mata lansia, ingat juga bahwa tanda-tanda penuaan
ocular dapat mengubah keadaan keseluruhan mata. Anda dapat melihat
bahwa mata terletak lebih didalam orbit tulang, hal ini merupakan temuan
normal karena hilangnya jaringgan lemak akibat usia. Periksa simetrisitas alis
dan distribusi rambut. Bandingkan warna kelopak mata dengan warna kulit
wajah ; kelopak mata semestinya tidak mengalami perubahan warna seperti
kemerahan. Periksa apakah terdapat lesi atau edema, dan perhatikan arah
bulu mata. Kaji apakah kelopak mata atas menutupi sebagian atau seluruh
mata, yang menandakan ptosis, hal ini adalah suatu temuan abnormal.
Inspeksi apparatus lakrimal, perhatikan apakah ada keluaran, kemerahan,
edema, air mata yang berlebihan atau nyeri tekan. Periksa sclera dan
konjungtiva. Sclera biasanya tampak berwarna putih krem. Inspeksi pupil,
perhatikan ukuran, bentuk, dan reaksi terhadap cahaya. Inspeksi iris,
perhatikan setiap aberasi marjin. Anda dapat melihat pigmentasi iris irregular
bilateral, dengan pigmen normal yang berubah menjadi warna coklat pucat.
Uji ketajamam penglihatan dengan atau tanpa lensa korektif, perhatikan
setiap perbedaan. Lakukan pemeriksaan oftalmoskopik untuk memeriksa
struktur internal.
M.orbicular
Retractor palpebra inferior
Tartus
Tendo kantus medial/lateral
Aponeurosis muskulus levator palpebra
Kulit
M.orbicular
Tartus
Bilaman tartus kurang kaku oleh karena proses atropi akan menyebabkan
tepi atas lebih melengkung ke dalam sehingga entropion lebih nyata.
Perubahan involusional pada usia lanjut juga mengenai tendon kartus medial/
lateral sehingga secar horizontal kekencangan palpebra berkurang.
Perubahan-perubahan pada jaringan palpebra juga diperberat dengan
keadaan dimana bola mata pada usia lanjut lebih enoftalmus karena proses
atropi lemak orbita. Akibatnya kekencangan palpebra secara horizontal
relative lebih nyata. Jadi apakah proses involusional tersebut menyebabkan
margo palpebra menjadi inverse atau eversi tergantung perubahanperubahan yang terjadi pada m.orbikularis oculi, retractor palpebra inferior
dan tarsus.
Kulit
Penanganan :
Dilakukan blefaroplasti untuk mengatasi gejala dan memperbaiki
penampilan.
Entropion involusional
Ektropion involusional
Blefaroptosis
Dermatokalasis
Yaitu suatu keadaan dimana margo palpebra mengalami inverse yang terjadi
pada lanjut usia.
Gejala dan tanda :
Mata merah
Berair
Rasa gatal
Hal ini disebabkan oleh karena iritasi dan abrasi cornea. Bila berlanjut bias
menyebabkan ulkus cornea.
Penanganan :
Koreksi entropion yaitu dengan cara :
Jahitan eversi
Yaitu suatu keadaan diman margo palpebra mengalami eversi yang terjadi
pada usia lanjut.
Gejala dan tanda :
Epifora
Konjungtiva palpebra hipewremi dan hipertrofi
Konjungtiva bulbi hiperemi
Penanganan :
Koreksi ektropion dengan cara :
Lazy T
Eksisi diamond tarsokonjungtiva
Pemendekan palpebra horizontal
usia 7-40 tahun. Mulai awal decade kelima CTT menjadi lebih tinggi, secara
nermakna dan makin bertambah dengan semakin bertambahnya usia. Pada
usia 80 tahun, hamper 2 kalinya CTT usia 10 tahun. Penyebab dari penurunan
sensitivitas kornea kemungkinan disebabkan penebalan jaringan fibrous
kornea, penurunan kandungan air atau atropi serabut-serabut saraf.
Fragilitas kornea diukur dengan menentukan seberapa besar tekanan yang
diperlukan untuk mencapai ambang kerusakan secara mekanis. Sampai usia
40 tahun fragilitas kornea masih tetap sama. Namun setelah itu akan
meningkat. Berdasarkan pengalaman klinis hal ini sejalan dengan
peningkatan fragilitas kulit pada usia yang makin lanjut.
Lensa Cyrstallina
Bentuk cakram biconvex ; berukuran diameter 9mm dan tebal bagian sentral
4mm.
Susunan anatominya :
Kapsul
Korteks
Nucleus
Pada usia muda lensa tidak bernukleus, pada usia 20tahun nucleus mulai
terbentuk. Semakin bertambah umur nucleus makin membesar dan padat,
sedangkan volume lensa tetap, sehingga bagian korteks makin menipis,
elastisitas lensa berkurang, indeks bias berubah (membias sinar jadi lemah).
Lensa yang mula-mula bening transparan, menjadi tampak keruh (Sklerosis).
Iris
Pupil
Kontriksi, mula-mula berdiameter 3mm, pada usia tua terjadi 1mm, reflek
direk lemah.
Retina
Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa mata, penyebab
umum kehilangan penglihatan yang bertahap. Lensa yang keruh
menghalangi cahaya menenbus kornea, yang pada akhirnya mengamburkan
tangkapan bayangan pada retina. Sebagai hasilnya, otak
menginterprestasikan bayangan yang kabur.
Katarak umumnya mempengaruhi kedua mata, tetapi katarak di masingmasing mata memburuk sendiri-sendiri. Pengecualian pada katarak
traumatic, yang biasanya unilateral, dan katarak congenital, yang kondisinya
dapat tidak berubah. Katarak merupakan penyakit yang paling banyak terjadi
pada orang diatas usia 70 tahun. Pembedahan memperbaiki penglihatan
pada sekitar 95% pasien. Tampa pembedahan, katarak akhirnya
menyebabkan kehilangan penglihatan total.
Stad. Insipiens
Stad. Immature
Kekeruhan lensa lebih merata, sudah menimbulkan keruhan visus saat itu
terjadi inhibisi cairan ke dalam lensa, sehingga bentuk lensa cembung
menyebabkan perubahan refraksi kea rah myope, disamping itu dapat terjadi
komplikasi glaucoma sekunder, oleh karena kamar dapat lebih dangkal dan
sudut Irido-Cornealis lebih sempit.
Stad. Matura
Kekeruhan lebih padat dan rata, pemeriksaan refleks fundus tidak tampak.
Pada stadium ini indikasi paling baik untuk melakukan operasi Cataract
ekstrasi.
Stad. Hipermatura
Korteks lenca mencair, sehingga nucleus tidak lagi pada posisi sentral,
menggeser ke bawah dan dapat bergoyang bila bola mata bergerak. Kapsula
lentis mengalami exfoliasi dapat menimbulkan Lens Induced Uveitis dan
Glaukoma sekunder.
Pemeriksaan diagnostik
Penaganan
Ekstraksi lensa dengan pembedahan dan implantasi lensa intraocular untuk
mengoreksi defisit penglihatan adalah penanganan yang lazim dilakukan.
Glaukoma
yang lembut pada kelopak mata pasien yang tertutup menggunakan ujung
jari; bola mata menahan tekanan tersebut.
Primer
Stadium Prodromal
Stadium ini mempunyai cirri khas ialah terjadi serangan (Attack), tekanan
intra okuler mendadak meningkat, dengan keluhan kemeng, visus turun,
nrocos. Gambaran obyektif adanya tanda kongestif (Ciliary Injection, Edema
Cornea dan Iris, Kamar Depan Dangkal, Pupil Melebar)
Stadium Akut
Bila stadium prodromal tidak dikelola dengan baik, akan timbul stadium akut,
keluhan subyektif dan gambaran kongestif menetap, kadang-kadang disertai
Cephalgia dan mual. Funduscopy terdapat Excavatio Glaukomatosa stadium
ini termasuk kedaruratan medis.
Stadium Kronis
Stadium Absolut
Pemeriksaan diagnostik
Penanganan
Untuk glaukoma sudut terbuka, terapi obat-obatan awal bertujuan untuk
mengurangi tekanan karena penurunan produksi humor aqueosa. Obatobatan tersebut meliputi penyekat beta, seperti timolol (digunakan secara
hati-hati pada pasien yang menderita asma dan menderita bradikardia) serta
Atrophic ARMD
Exudative ARMD
Atherosclerosis
Diet Lipid Tinggi
Kadar Cholesterol serum tinggi
Merokok dan adanya refraksi anomaly hypermetrope
Retina Senilis.
Pada pemeriksaan obyektif didapatkan suatu gambaran fundus Senilis,
Fundus Tygroid.
Faktor-faktor yang mendukung dari gambaran fundus normal, adalah :
Sebagai akibat dari hilangnya sel reseptor dalam sel saraf, kira-kira 2,5%
per decade, maka visuskurang tajam,kemunduran sensitifitas lapang
pandang, penurunan sensitivitas kontras warna dan kenaikan ambang
adaptasi gelap.
Perubahan kualitas syaraf optik
Jumlah akson syaraf optic berkurang dan ada penambahan jaringan ikat,
warna papil saraf optic lebih pucat. Atrofi perikapiler, depigmentasi sekeliling
papil menimbulkan warna pucat sekeliling papil.
Pada usia tua, retina dibagian perifer (antara Ora Serrata dan Equator)
mengalami proses degenerasi lebih awal bila dibandingkan dengan bagian
sentral.
Beberapa macam yang dapat/sering ditemukan :
Terjadi pada 40% populasi usia diatas 45 tahun, lesi mulai disebelah bawah.
Degenerasi macam ini berhubungan dengan penipisan retina, hilangnya
sejumlah sel reseptor, membrane limitans luar serta sejumlah sel RPE, retina
kurang melekat pada membrane Bruch dan adanya perubahan ChorioCapillaris. Lesi permulaan berbentuk bulat, diameter kira-kira 1,5 mm, dapat
melebar dan bergabung (Confluency) menjadi lebih besar. Tidak ada therapy.
Cystoid degeneration
Retinoschisis sinilis
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperwatan pada lansia dengan masalah penglihatan adalah
sebagai berikut :
Intervensi keperawatan
Penyuluhan pasien
Intervensi keperawatan
Penyuluhan pasien
Tekankan pentingnya kepatuhan yang sangat cermat terhadap terapi obatobatan yang diresepkan untuk mempertahankan tekanan intraokuler rendah
dan mencegah perubahan pada diskus optikus yang menyebabkan
kahilangan penglihatan.
Jelaskan semua prosedur dan terapi, khususnya pembedahan, untuk
membantu mengurangi kecemasan pasien.
Daftar Pustaka
Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut). Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Pudjiastuti SS, Budi Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC
Maryam RS, ekasari MF, dkk .2008. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta: Salemba