Laporan Pasta
Laporan Pasta
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan pasta gigi
II.
DASAR TEORI
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada
selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995).
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk
menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat
struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan
pembantu sikat gigi dalam menghambat pertumbuhan plak secara kimiawi (Putra,
2002).
Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan
untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi
merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan
plak (anti plak) untuk dapat diaplikasikan pada permukaan gigi. Pasta gigi biasa
digunakan saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi
bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan
rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan
gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi
pada orang dewasa, melainkan juga dapat mencegah kerusakan gigi sedini mungkin
pada anak (Riyanti et al, 2010).
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap
sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi
untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles
permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar
pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007).
Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan
tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan
tanpa merusak gigi dan jaringan mukosa mulut (Putra, 2002).
Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut:
a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan
pasta gigi. Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan
gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah
akumulasi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat,
kalsium bikarbonat, dan kalium sulfat.
b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan
kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan
air. Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi.
c. Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu
memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC
Na, xanthan gum, carbomer. Bahan perekat ini menyusun 1-2% kandungan pasta
gigi.
d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan
ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi
serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada
permukaan gigi dengan membentuk misel karena partikel surfaktan yang
berbentuk lipid bilayer yang meyusun 1-3% kandungan pasta gigi bahan yang
sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl
Sarcocinate.
e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan
mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium
benzoate, nipagin, dan nipasol.
f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang
kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna.
g. Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan
konsistensi dari pasta gigi.
h. Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi
kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
1. Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagai
remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan antaralain
natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride.
2. Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan
sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut
syaraf. Bahan yang biasa digunakan antaralain Strontium klorida,
Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan kaliumfosfat.
3. Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai penghambat mineralisasi plak
dan mengubah pH untuk mengurangi pembentukan kalkulus.
Bikarbonat ditambahkan untuk mengurangi keasaman gigi.
(Putri, MH, 2010)
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:
a. Mempunyai daya abrasive yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang
maksimal.
yang lama.
Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
Tidak beracun.
pH 4,5-10,5 (SNI, 1995).
memiliki daya sebar yang luas.
disebut juga sebagai penyebab primer periodontis. Sementara kalkulus pada gigi
membuat dental plak melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat
memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai
penyebab sekunder periodontis. Karang gigi disebut juga kalkulus atau tartar adalah
lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat
menyebabkan masalah pada gigi (Samad, 2008).
III. Evaluasi Produk Referen
No
1.
Klasifikasi
Nama Produk
Produsen
Indikasi
Komposisi
Keterangan
Pepsodent
PT Unilever Indonesia Tbk
Pencegah gigi berlubang
Calcium Carbonate, Water, Sorbitol, Hydrated Silica, Sodium Lauryl
Sulfate, Flavour, Sodium Monoflourophosphate, Cocamidopropyl
Betaine, Cellulose Gum, Potassium Citrate, Sodium Silicate, Sodium
Chloride,
Sodium
Saccharine,
DMDM
Hydantoin,
Citrus
2.
Kemasan
Nama Produk
Produsen
Indikasi
Komposisi
3.
Aktif
Cloxifenol,
Arnica
tincture,
Sodium
4.
Kemasan
Nama Produk
Produsen
Indikasi
Komposisi
Gum,
Carrageenan,
Glycerin,
Sodium
Saccharin,
Kemasan
Bahan
Efek
Efek Samping
Karakteristik
Sifat Lain
Kimia
Rumus Inkompati
Kalsium
Utama
Abrasive
Karbonat
(Gordon,
Norman,
1985)
CO2
- Sembelit
Pada
tinggi
tidak Molekul
asam dan
BM
= garam
amonium
sedikit
garam 159
lama amonium
atau -
menyebabkan
karbondioksida;
hiperekskresi
adanya
lambung.
hidroksida
Ed. : 87).
pH
keasaman
alkali Alkalinitas =
9,0 (10% b/v
= bel dengan
meningkat 100,09
atau dengan
pengunaan
jangka
Fisik
- Kelarutan
Karakteristik
dispersi air)
dalam 8250C
larut (HPE6th Ed. :
dalam
asam
86).
Serbuk,
hablur
mikro,
putih;
tidak
berbau;
tidak
berasa;
stabil diudara.
(FI IV, 1995 :
2
Natrium
Abrasive
-Mempengaruhi
159)
- Kelarutan
Bikarbonat
(Gordon,
keseimbangan
Praktis
Norman,
dalam NaHCO3
1985)
(95%) - BM = 84,01
sekitar
terbentuk.
-
Rumus -
tidak Molekul
Ketika
= dipanaska
suhu
pH 500C,
Natrium
terbentuknya
metabolit
alkalosis
250C;
akan
2700C
i menjadi
-Pemerian
dengan
CO2,
Hablur,
tidak
rasa
putih, dekomposisi
Na2CO3
basa,
struktur
Inkompati
kristal
prisma
ble dengan
monoklinik.
(HPE6th
Ed.
630 - 631).
asam,
:
garam
asam dan
garam
alkaloid
lainnya
(HPE6th
Ed. : 631).
-
Rumus
Molekul
Al(OH)3
-
BM
78.004
(Martindale,
-Dosis berlebih
mengakibatkan
konstipasi
dan
obstruksi
intestinal.
3
Aluminium
Hidroksida
Abrasive
-Meningkatkan
(Downs,
resorpsi
1993)
dan
tulang
memicu
hipercalciuria
dengan
resiko
osteomalacia
(Martindale, 36th
Ed. : 1706)
- Kelarutan
36th
Ed.
larut
asam
mineral -
Kerapatan
dari
alkali.
- pH 8,5-10,2
-Pemerian
(20% dalam
Serbuk
putih H2O)
amorf,
tidak (http://www.c
berasa,
tidak heminit.co.za
berbau.
/wp-
ds/data/MSD
_aluminium_
hydrate.pdf)
Diakses
tanggal
08
November
2014
Pemilihan bahan
Alasan
: Kalsium Karbonat
:Bahan
kalsium
karbonat
memiliki
sifat
abrasive
untuk
mineral
tulang).
Natrium bikarbonat tidak dipilih karena tulang lebih membutuhkan
unsur Ca pada Kalsium karbonat untuk memberikan kekuatan pada
gigi. Natrium karbonat juga dapat memepengaruhi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh.
Kalsium karbonat memiliki efek samping yang dapat diminimalisir,
sehingga dapat pembuatan pasta gigi dipilih kalsium karbonat sebagai
bahan abrasive.
PENGAWET
Bahan
Pemerian
Kelarutan
Inkompatibilita
s
suhu Surfaktan
noninonik
Ket.lain
BJ=
1,352
Nipagin
berwarna
250C:
(HPE, 441)
serbuk
kristalin,
Air
berwarna
Propilengliko
putih,
berbau,
lemah,
sedikit
0,015-0,2%
rasa 95%
1:3, essensial
Eter 1:10
terbakar
sorbitol,
0,3%
atropin,
discolor
besi
suhu Surfaktan
, Nipasol
nonionik,
(HPE, 596)
dan
berasa
g/cm3
tidak Larut
bebas alumunium
oleh
BJ=
1,288
Mg g/cm3
pH=4-8
Mg Larutan Oral
dan
eter, trisilikat,
etanol
1:1,1,
discolor
Gliserin
besi
oleh Sediaan
topikal 0,01-
1:250,
0,6%
Propilengliko
l 1:3,9, Air
Na
Benzoat Granul
(HPE, 627)
1:2500
dan
1:225
pada
800C
Pada
suhu Senyawa
putih/kristal,
200C:
higroskopis,
Etanol
tidak berbau
1:75,
BJ=
1,497-
1,527 g/cm3
kuartener,
dan logam
1:1,4
pada kaolin,
1000C:
berat, Parenteral
0,5%
surfaktan
Kosmetik
nonionik.
0,1-0,5%
Pemerian
Kelarutan
Inkompatibilita
CMC Na
s
Putih, tidak Praktis tidak Larutan
(HPE;118)
berbau,
larut
serbuk kecil
aseton,
dalam kuat,
besi
Ket.lain
mudah
Xantan
gum, 0,1-1,0%
didispersikan
etanol
95%,
oral
dalam
air pH<2,
gelatin,
pada
suhu
jernih
larutan
Xantan Gum
Krim,
koloid
Praktis tidak Surfaktan
(HPE;782)
berwarna
larut
putih,
tidak etanol
berbau,
eter,
dan amfoter
larut surfaktan
serbuk
fine dalam
dan
free dingin
flowing
pH=6-8
air >15%,
level
dan redah
hangat
borat,
etilenglikol,
sorbitol,
manitol,
oxidizing agen,
CMC
Na,
amitriptilin,
tamoxifen,
Carbomer
Berwarna
(HPE;110)
putih,
Mengemban
verapamil
Discolor oleh BJ= 0,2 g/cm3
Agen pengejel
polimer 0,5%-2,0%
higroskopis
netralisasi
kation,
asam Agen
sedikit bau
etanol 95%
kuat,
level pensuspensi
tinggi elektrolit
0,5-1,0%
Pemerian
Kristal;
Kelarutan
Efek Samping
Inkompatibilitas
Ket. Lain
Sangat mudah Dalam
jumlah Sorbitol
akan
Crystalline
higroskopis;
la-rut
putih; air,
larut
dalam besar
su-kar tidak
sorbitol memben-tuk
kelat
dalam difermentasi
dengan
ba-nyak
679)
divalen
logam
dalam
asam mulut
asetat
Putih
ion
trivalen
Aspartame
dan
pada
pH
plak gigi
larut Sakit
kepala, Incompatible dengan pH= 4,5
hablur Sedikit
dibasic
6, hal. 48)
serbuk,
sukar
Kristal,
manis
larut dermtologis,
memory
200x
Na
Siklamat
(HPE,
tal
halm. 643)
serbuk
gastrointestinal
tidak Menghasilkan
alkohol
-
BM=
dalam metabolitnya
atau benzena,
kloroform,
Kristal;
gejala
sukrosa
Putih, tidak Praktis
kalium -6,0
2012,22 ;
yaitu
pH= 5,5
cyclohexylamine
7,5
manis 30-80x
30x lebih
manis
larut dalam 5
dari
sukrosa
2oC
Kristal putih, Mudah
Na
sangat agak
halm. manis
608)
(300- larut
dan
sukar keamanan
kecoklatan.
berwarna Dapat
digunaka
n sebagai
namun sekarang
pasta gigi
menimbulkan
umumnya
(0,12%-
dianggap
aman
sudah
sebagai
bahan
pemakian
pemanis
0,3)
: bahan memiliki rasa manis 300-600x sukrosa dengan pemakian yang sedikit.
Dapat digunakan sebagai pemanis dalam pasta gigi jika penggunaannya 0,12-
0,3%. Bahan ini lebih aman dibandingkan aspartam, sorbitol kristalin, dan
Na Siklamat.
HUMEKTAN
Bahan
Gliserin
Pemerian
Kelarutan
Efek Samping
Inkompatibilitas
Ket. Lain
; Cairan tidak Larut dalam air, Dalam
dosis Dapat membentuk Dapat
gliserol
berwarna,
etanol,
normal
halm. kental,
283)
aseton,
higroskopis,
rasa
menyebabkan
bagian
asetat,
dengan digunaka
0,6x sukrosa
dapat komplek
tidak
kepala, terhadap
stabil oral
cahaya, (<30%),
tidak
larut hiperglikemia
reaksi pengawet
oksidasi
jika (<20%),
dalam benzene,
kontak
dengan pelarut
kloroform, dan
bismuth nitrat
minyak
Propilen
Cairan
glikol
berwarna,
tidak Larut
pemanis
dalam Terjadi
aseton,
pada Inkompatibel
system
tidak kloroform,
pusat,
berbau,
rasa etanol
manis
sedikit pedas
95%, pada
saraf dengan
terutama oksidasi
permanganat,
halm. 679)
atau
humektan
topical
bagian
eter,
pengawet
tidak
larut
(15-
dalam
Bubuk
seperti n sebagai
(15%),
akan
(HPE,
reagen digunaka
neonates, kalium
minyak
30%),
mineral namun
Kristal,
(<20%).
Dapat
dalam
Sorbitol
(<30%),
esensial.
Praktis
putih larut
larut
minyak
tidak Dalam
dalam besar
tidak
larut
berwarna,
pelarut.
jumlah Sorbitol
akan Dapat
sorbitol membentuk
kelat diguanak
dalam difermentasi
1:25 mikroorganisme
divalen),
ion sebagai
higroskopis
bagian
etanol mulut
(95%),
bagian
dan asam
kuat
(82%),
pada
(20-60)
pH
bagian
etanol
(62%),
1:1,4
bagian
etanol,
1:1,2
bagian
etanol
(20%),
1:1,4
bagian
etanol
(11%),
dan
1:0,5
bagian air.
SURFACTANT
Bahan
Polisorbat
40
Ed.
Pemerian
Larutan
(HPE, berwarna
6, kuning,,
halm.549)
Kelarutan
ADI
Larut dalam air -
Inkompatibilitas
Ket. Lain
Perubahan warna dan HLB
=
pengendapan
arut
dalam
minyak mineral
zat
terjadi 15,6
terutama
fenol,
dan
Aktivitas
tannin.
pengawet
paraben
dapat
berkurang
Na
sulfat
klorofom
karena
adanya polisorbat.
Dapat bereaksi dengan Memiliki
surfaktan
kationik, aktivitas
sehingga
dapat antimikro
menghilangkan
ba
rasa pahit.
korosif
bakteri
gram
positif
Nilai
Na Docusat Lilin
Larut
dalam -
(HPE,
berwarna
aseton, kloroform,
halm. 678)
gliserin,
putih,
rasa minyak
pahit,
oktanol,
bagian
higroskopis
95%
nabati,
etanol
Dapat
HLB=40
menyebabkan Juga dapat
kekeruhan
dalam digunakan
larutan
berair, sebagai
tablet
disintegra
n,
: natrium lauril sulfat memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pengawet, dan
solubilizer. Bahan ini memiliki nilai HLB yang tinggi sehingga sifatnya sebagai surfaktan dan
foaming agent lebih baik dibandingkan dengan polisorbat 40.
V.
2%
Na-CMC
0,75 %
CaCO3
42 %
Gliserin
25 %
Na-Lauril Sulfat
2%
Na-Sakarin
0,2 %
Minyak Permen
0,5 %
Metil Paraben
0,18 %
Propil Paraben
0,02 %
Aquadest
27,35 %
R/
Na-CMC
0,75 %
CaCO3
40 %
Gliserin
25 %
Na-Lauril Sulfat
4%
Na-Sakarin
0,2 %
Menthol
0,3 %
Metil Paraben
0,18 %
Propil Paraben
0,02 %
Aquadest
29,55 %
BAHAN
FUNGSI
KONSENTRAS
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I
Na-CMC
Binder (Pengikat) 0,75 %
CaCO3
Abrasive
40 %
Gliserin
Humektan
25 %
Na-Lauril Sulfat Surfaktan
4%
Na-Sakarin
Sweetening Agent 0,2 %
Menthol
Corigen Odoris
0,3 %
Metil Paraben
Pengawet
0,18 %
Propil Paraben
Pengawet
0,02 %
Aquadest
Pelarut
29,55 %
Perhitungan Bahan
1. Na-CMC
Untuk 20 gram
0,75
100
x 20 = 0,15 gram
Untuk 50 gram
0,75
100
x 50 = 0,375 gram
2. CaCO3
Untuk 20 gram
Untuk 50 gram
3. Gliserin
40
100
40
100
x 20 = 8 gram
x 50 = 20 gram
JUMLAH 20 g
JUMLAH 50 g
0,15 g
8g
5g
0,8 g
0,04 g
0,06 g
0,036 g
0,004 g
5,91 ml
0,375 g
20 g
12,5 g
2g
0,1 g
0,15 g
0,09 g
0,01 g
14,775 ml
Untuk 20 gram
25
100
x 20 = 5 gram
Untuk 50 gram
25
100
x 50 = 12,5 gram
Untuk 20 gram
4
100
x 20 = 0,8 gram
Untuk 50 gram
4
100
x 50 = 2 gram
Untuk 20 gram
0,2
100
x 20 = 0,04 gram
Untuk 50 gram
0,2
100
x 50 = 0,1 gram
Untuk 20 gram
0,3
100
x 20 = 0,06 gram
Untuk 50 gram
0,3
100
x 50 = 0,15 gram
Untuk 20 gram
0,18
100
x 20 = 0,036 gram
Untuk 50 gram
0,18
100
x 50 = 0,09 gram
Untuk 20 gram
0,02
100
x 20 = 0,036 gram
Untuk 50 gram
0,02
100
x 50 = 0,01 gram
4. Na-Lauril Sulfat
5. Na-Sakarin
6. Menthol
7. Metil Paraben
8. Propil Paraben
9. Aquadest
Untuk 20 gram
29,55
100
Untuk 50 gram
29,55
100
VI. METODE
ALAT:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mortir
Stamper
Timbangan analitik
Beaker glass
Gelas ukur
Batang pengaduk
Sudip
BAHAN:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
CMC Na
CaCO3
Gliserin
Na-Lauril Sulfat
Na-Sakarin
Menthol
Metil Paraben
Propil Paraben
Aquadest
CARA KERJA:
CMC Na 0,15 gram
mengembang
PROSEDUR EVALUASI
No
Nama Uji
Alat
Prinsip Kerja
.
1.
Organoleptis
Pengamatan
Evaluasi
kualitatif
sediaan
Pengujian pH
dilakukan
dengan
cara
pasta yaitu
gigi
2.
yang
3.
- Viskotester
viskositas
lalu
pasangkan
spindel
pada
4.
(Remington,
348)
Pengujian daya - Object glass
- Mikroskop
abrasif
5.
Pengujian
kemampuan
- Tabung reaksi
berbusa
6.
7.
Tes
- Mikroskop
homogenitas
Penentuan
ukuran
partikel
(Voigt R, 925)
Daya sebar
- double plate
(Farmasi Fisik
8.
2, 1036)
Kemampuan
membersihkan
- Cangkang telur
- Spidol
permanen
- Sikat gigi
9.
Uji konsistensi
konsistensinya
dengan
cara
pasta
tube
Kemampuan mempertahankan bentuk
Kemampuan menempel pada bulu sikat
VII. PEMBAHASAN
Pada Praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan semisolid yaitu, pasta
gigi. Pada pembuatan pasta gigi ini kami menggunakan beberapa bahan-bahan yang kemudian
kami susun menjadi sebuah formula pasta gigi, formula yang kami buat, yaitu :
R/
Na-CMC
0,75 %
CaCO3
40 %
Gliserin
25 %
Na-Lauril Sulfat
4%
Na-Sakarin
0,2 %
Menthol
0,3 %
Metil Paraben
0,18 %
Propil Paraben
0,02 %
Aquadest
29,55 %
Pada Formula di atas ada Na-CMC, Na-CMC disini berfungsi sebagai pengikat, yaitu
untuk mempertahankan viskositas pasta agar diperoleh bentuk pasta yang tidak terlalu lembek
dan encer. Selanjutnya Kalsium Karbonat, disini kalsium karbonat berfungsi sebagai bahan
abrasive, yaitu menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel partikel
makanan yang menempel pada lapisan. Gliserin berfungsi sebagai Humektan, yaitu untuk
mempertahankan sediaan pasta agar tidak kering. gliserin memiliki multiple fungsi, dapat
digunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Dapat memberi rasa manis setelah rasa
pahit yang ditimbulkan oleh sakarin Na. Na-lauril sulfat berfungsi sebagai surfaktan. Nasakarin Sebagai pemanis. Menthol berfungsi untuk memberikan rasa segar di mulut dan bau
yang enak. Metil Paraben dan propil Paraben digunakan sebagai pengawet dan Aquadest
sebagai pelarut.
Pasta gigi disini dibuat dalam bentuk pasta karena suatu sediaan pasta karena sediaan
pasta lebih stabil daripada sediaan larutan. Pasta mengandung lebih sedikit air sehingga dapat
meminimalkan pertumbuhan bakteri dan juga sediaan pasta lebih acceptable karena
konsistensi pasta lebih padat sehingga ketika digunakan lebih nyaman, tidak meluber, bisa
menempel pada permukaan gigi sehingga dapat membersihkan permukaan gigi.
Setelah merancang formula seperti diatas kami membuat sediaan pasta gigi, pada
proses pembuatan diperoleh suatu sedian pasta gigi yang bagus pada awal pembuatan batch
kecil, setelah itu kami juga membuat batch besar juga tidak terdapat masalah, sediaan pasta
gigi yang kami buat tetap bagus.
Pembuatan dilakukan dengan beberapa mekanisme diantaranya, yaitu pertama-tama
kami menimbang dan meniapkan semua bahan sesuai formula dan kadar serta bobot yang
telah ditentukan. Setelah semua bahan disiapkan, selanjutnya kami mengembangkan Na-CMC
dalam air dengan cara menaburkan Na-CMC diatas permukaan air pada mortir dan didiamkan
sampai mengembang. Setelah Na-CMC mengembang, kami mengaduk Kalsium Karbonat di
dalam mortir berisi Na-CMC tersebut sampai homogen, kami juga melarutakan menthol
dalam spirtus fortior. setelah larut menthol ditambahkan ke dalam mortir yang berisi Kalsium
Karbonat dan Na-CMC lalu Diaduk sampai homogen.
Selanjutnya kami malarutkan metil paraben, propil paraben, Na-Sakarin ke dalam
gliserin, setelah larut maka kami menambahkannya ke dalam mortir yang berisi campuaran di
atas diaduk ad homogen. Setelah campuran homogen kami menambahkan Na-Lauril sulfat
seara perlahan-lahan dan harus dilkukan secara hati-hati, hal ini dikarenakan Na-Lauril sulfat
mudah berbusa atau terjadi penyabunan. Setelah dicampurkan dan diaduk perlaha-lahan
sampai homogen maka sediaan pasta gigi telah jadi.
Setealah sediaan yang kami buat jadi untuk mengetahui apakah sediaan pasta gigi
yang kami buat itu memenuhi spesifikasi yang diinginkan maka kami melakukan beberapa uji
diantaranya adala uji organoleptis, uji tingkat keasaman (pH), uji daya sebar, dan uji
kemampuan berbusa, uji konsistensi.
Yang pertama adalah uji organoleptis terdiri dari bentuk sediaan, bau dan warna.
Bentuk sediaan berupa pasta, uji bau dilakukan dengan cara mencium sediaan pasta gigi dan
dihasilkan bau yang sesuia dengan spesifikasi yaitu bau Mint, selanjutnya uji warna, uji warna
dilakukan dengan melihat warna sediaan pasta gigi dan dihasilkan warna putih bersih sesuai
spesifikasi yang diinginkan.
Yang kedua adalah uji tingkat keasaman (pH). Uji pH disini dilakukan dengan cara
melarutkan 1 g pasta dalam 25 ml air lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupakan
kedalam larutan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokkan dengan standart warna pH
tersebut diperoleh hasil Pengukuran pH dengan kertas indikator pH universal menunjukkan
pH sediaan pasta gigi adalah 8. pH ini sudah sesuai dengan rentang pH yang diinginkan dalam
spesifikasi pasta yang kami rencanakan.
Praktikum pasta gigi yang kami buat tidak menggunakan bahan aktif disebabkan biaya
yang harus diminamalkan. Sehingga pasta gigi kami hanya membersihkan gigi dengan daya
abrasifnya.
Selanjutnya, dilakukan pengujian kemampuan berbusa pasta gigi. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menghasilkan busa. Uji dilakukan
dengan cara dilarutkan 1 gram pasta dengan 25 ml air. Tuangkan 5 ml larutan kedalam tabung
reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan jari tangan lalu kocok sebanyak 25 kali dan diamati
ketinggian selama 30 menit. Didapatkan ketinggian busa pengocokkan 25 kali yaitu 8 cm,
dimana menandakan bahwa adanya Na Lauril Sulfat yang membuat pasta gigi kami berbusa.
Setelah 30 menit, ketinggian menjadi 6 cm. Namun, busa masih stabil sehingga
menguntungkan tidak cepat hilang saat dilakukan proses pembersihan gigi.
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di
dalam mulut. Uji dilakukan menggunakan sepasang lempeng kaca dimana bagian dasar
lempeng telah dilengkapi dengan skala yang nantinya dapat digunakan untuk menunjukkan
diameter penyebaran dari sediaan pasta gigi. Mula-mula 1 gram krim diletakkan tepat
ditengah lingkaran lempeng dan kemudian ditutup dengan lempeng kaca, mengamati diameter
penyebaran setelah 2 menit tambah beban 5 gram, menambah beban tiap 2 menit, terjadinya
pengingkatan diameter dan mengulangi hingga diameter tidak dapat bertambah lagi. Diameter
itulah penyebarannya dimana didapatkan diameter penyebaran pasta gigi kami sebesar 4,5 cm.
Uji konsistensi dilakukan agar memenuhi penerimaan konsumen dimana didapatkan
hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah mempertahankan bentuk pasta gigi. Serta
mudah menempel ke bulu sikat.
Titik kritis yang mungkin dapat diambil dalam percobaan pasta gigi yakni:
Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan mempengaruhi
VIII. KESIMPULAN
Dari penjelasan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa sediaan yang dibuat
cukup baik yakni dengan hasil evaluasi yang baik:
Uji konsistensi didapatkan hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah
mempertahankan bentuk pasta gigi
Medan: USU
Genco
RJ,
Goldman
HM,
Cohen
DW.
1990.
Contemporary
periodontics.
I.,
Pertiwi
dan A.,
Halim.
2007.
Gambaran
Efek
Pasta
Gigi
yang