Jurnal Btam Efek Kadar Lumpur Pada Agregat Terhadap Karakteristik Beton Semen
Jurnal Btam Efek Kadar Lumpur Pada Agregat Terhadap Karakteristik Beton Semen
BETON SEMEN
Aulia Rahmah, Dianne Putri Arianes, dan Djedjen Achmad
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok 16425 Email:
aulia.rh93@gmail.com
ABSTRAK
Untuk menciptakan mutu beton yang baik (kuat tekan tinggi), maka bahan
penyusun beton harus memenuhi syarat teknis. Salah satu syarat teknis tersebut adalah
agregat tidak boleh mengandung lumpur melebihi kadar yang telah diizinkan. Kadar
lumpur (material lolos saringan No. 200) pada agregat kasar maupun pada agregat halus
sangat merugikan terhadap beton semen, yaitu dapat menurunkan kekuatan beton.
Kadar lumpur berbanding terbalik dengan kekuatan beton semen, semakin tinggi kadar
lumpur, semakin rendah pula kekuatan pada betonnya. Dampaknya, mutu beton yang
dirancang tidak akan terpenuhi. Hal ini disebabkan sifat lumpur yang sangat halus,
menyerupai semen. Karena sangat halus, maka proses hidrasi pada semen akan
terhambat, sehingga perkembangan kekuatan pada beton juga akan terpengaruh. Untuk
itulah kadar lumpur pada agregat halus dan agregat kasar dibatasi jumlahnya, yaitu
maksimum 5% untuk agregat halus dan 1% untuk agregat kasar (SK SNI S-04-1989-F).
Penelitian yang dilakukan meliputi sifat fisik dan mekanik beton semen serta variasi
pencampuran kadar lumpur terhadap agregat. Campuran beton semen yang akan kami
gunakan meliputi semen, agregat kasar, agregat halus, dan air..
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen di labotarium. Benda
Uji kuat tekan dan kuat tarik belah menggunakan beton silinder 15 cm tinggi 30 cm.
Benda uji kuat lentur menggunakan balok dengan ukuran 10x10x50 cm. Kadar lumpur
sebesar 0,3%, 1%, 2% pada agregat kasar dan 0,9%, 5%, 10% pada agregat halus.
Jumlah benda uji kuat tekan 9 buah per variasi, benda uji kuat tarik belah 3 buah per
variasi, benda uji kuat lentur 2 buah per variasi.
Slump yang didapat pada beton variasi BS I sebesar 11 cm, BS II sebesar 11 cm,
BS III 11,5 cm. Waktu ikat didapatkan variasi BS I 188 menit, BS II 255 menit, BS III
288 menit. Bobot isi yang didapat pada beton BS I 2349,7 kg/m3 BS II 2276,5 kg/m3 BS
III 2220,8 kg/m3. Kuat tekan yang didapat dari variasi BS I sebesar 199,24 kg/cm2 BS II
sebesar 122,15 kg/cm2 BS III sebesar 110,57 kg/cm2. Kuat tarik lentur yang didapat dari
variasi BS I sebesar 22,95 kg/cm2 BS II sebesar 26,1 kg/cm2 BS III sebesar 18 kg/cm2.
Kuat tarik belah yang didapat untuk variasi BS I sebesar 14,35 kg/cm2 BS II sebesar
10,59 kg/cm2 BS III sebesar 7,00 kg/cm2..
Kata Kunci : Lumpur, Beton Segar, Beton Keras
PENDAHULUAN
Beton sebagai bahan konstruksi
mempunyai
beberapa
keunggulan
dibanding bahan lain, yaitu mudah
dibentuk sesuai kebutuhan, ketersediaan
di alam sekitar cukup melimpah dengan
harga relatif murah, durabilitas tinggi
(tahan lama), dan perawatan relatif lebih
mudah. Kelebihan lainnya beton
memiliki kuat tekan (compressive
strength) yang cukup tinggi, tahan api,
dan
tahan cuaca. Sedangkan
kekurangan beton antara lain daktilitas
bahan rendah, kuat tarik rendah,
penyusutan
cukup
besar,
dan
pelaksanaannya
memerlukan
waktu/umur beton (Ali Asroni, 2010).
Untuk menciptakan mutu beton
yang baik (kuat tekan tinggi), maka
bahan penyusun beton harus memenuhi
syarat teknis. Salah satu syarat teknis
tersebut adalah agregat tidak boleh
mengandung lumpur melebihi kadar
yang telah diizinkan. Kadar lumpur
(material lolos saringan No. 200) pada
agregat kasar maupun pada agregat
halus sangat merugikan terhadap beton
semen, yaitu dapat menurunkan
kekuatan
beton.
Kadar
lumpur
berbanding terbalik dengan kekuatan
beton semen, semakin tinggi kadar
lumpur, semakin rendah pula kekuatan
pada betonnya. Dampaknya, mutu beton
yang dirancang tidak akan terpenuhi.
Hal ini disebabkan sifat lumpur yang
sangat halus, menyerupai semen.
Karena sangat halus, maka proses
hidrasi pada semen akan terhambat,
sehingga perkembangan kekuatan pada
beton juga akan terpengaruh. Untuk
itulah kadar lumpur pada agregat halus
dan agregat kasar dibatasi jumlahnya,
yaitu maksimum 5% untuk agregat
halus dan 1% untuk agregat kasar (SK
SNI S-04-1989-F).
Di
lapangan
sulit
sekali
mendapatkan agregat yang bersih,
karena pada pengolahannya, lumpur ini
tidak dipisahkan dari agregat kasar dan
agregat halus. Pengolahan agregat juga
belum dikhususkan peruntukkannya,
apakah untuk beton semen atau untuk
beton aspal. Dalam beton aspal, lumpur
dapat dikategorikan sebagai filler dan
dibutuhkan dalam pembuatan beton
aspal, serta ada persyaratannya. Jika
agregat tersebut dapat dipisahkan
peruntukannya, maka
pengolahan
agregat untuk beton semen berbeda
dengan agregat untuk beton aspal. Pada
pengolahan agregat untuk beton semen,
kadar lumpur dalam agregat dapat
dihilangkan
dengan
cara
menghembuskan angin pada akhir
produk sehingga lumpurnya hilang.
Namun, apabila agregat sudah berada di
lapangan dan penempatannya di tempat
kotor, tercampur tanah, atau debu, maka
untuk menghilangkan kadar lumpurnya,
dapat dilakukan dengan cara dicuci. Jika
volumenya kecil mungkin tidak
bermasalah, namun, jika volumenya
besar, akan menyulitkan.
Pengetahuan tentang efek kadar
lumpur masih rendah, hal ini dapat
dilihat dari penanganan agregat di
lapangan. Penempatan agregat sering
dilakukan dengan cara yang tidak benar,
yaitu meletakkan langsung di atas tanah,
atau di tempat kotor dan berdebu
sehingga pada waktu akan digunakan
kadar lumpur pada agregat tersebut
tinggi.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka kami akan melakukan
penelitian yang meliputi sifat fisik dan
mekanik beton semen serta variasi
pencampuran kadar lumpur terhadap
agregat. Campuran beton semen yang
akan kami gunakan meliputi semen,
agregat kasar, agregat halus, dan air.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah
metode
eksperimen
di
labotarium. Benda Uji kuat tekan dan
kuat tarik belah menggunakan beton
silinder 15 cm tinggi 30 cm. Benda
uji kuat lentur menggunakan balok
dengan ukuran 10x10x50 cm. Kadar
lumpur sebesar 0,3%, 1%, 2% pada
agregat kasar dan 0,9%, 5%, 10% pada
agregat halus. Jumlah benda uji kuat
tekan 9 buah per variasi, benda uji kuat
tarik belah 3 buah per variasi, benda uji
kuat lentur 2 buah per variasi
Pengujian perkembangan kuat
tekan dilakukan pada umur 7, 14, dan
28 hari sedangkan, pengujian kuat
lentur dan tarik belah umur 28 hari.
Bahan bahan penelitian
1. Agregat halus :
Pasir alam
Agregat Kasar : Batu pecah /
krikil
2. Air
: Sumber air dari
Politeknik Negeri Jakarta
3. Semen
: Portland Cemen
( PC ) type Portland Cement
Composit ( PCC )
4. Lumpur
: Tanah dari
laboratorium uji tanah
Pengujian bahan dasar beton untuk
mengetahui kelayakan karakteristik
bahan penyusun beton yang digunakan
sebagai rancang campuran (mix design).
Data - data hasil penelitian ini diperoleh
berdasarkan hasil-hasil pengujian sifat
agregat halus dan sifat agregat kasar.
Pengujian sifat agregat terdiri atas (1)
pengujian berat jenis dan penyerapan air
(SNI 20-1969-2008), (2) pengujian
berat isi dan voids (ASTM C-29-09), (3)
pengujian analisa ayak ( SNI 03-19681990 ), (4) pengujian kadar lumpur(
ASTM C 117-13 ), dan (5) pengujian
kadar air ( SNI 03-1971-1990 ).
Pengujian beton untuk mengetahui
karakteristik beton. Data - data hasil
Agregat Halus
Tabel 3. Pengujian Ag. halus
410
kg
Air
205
kg
713,8
kg
Agregat
Halus
Agregat
Kasar
946,2
kg
Jenis Bahan
Sifat Bahan
Agregat Halus
Berat Jenis SSD
2,49
2,46
1280,27
1531,68
1,2
1,00
0,9
2,97
Analisa Ayak
Zona 2
Agregat Kasar
Tabel 2. Pengujian Ag. Kasar
Nilai Slump
Tabel 4. Nilai Slump
Jenis Bahan
Sifat Bahan
Ag. Kasar
Berat Jenis SSD
Persentase Kadar
Lumpur
2,56
Slump (cm)
2,46
Agregat
Agregat
1335,12
Kasar (%)
Halus (%)
1459,44
0,3
0,9
11
4,33
11
1,85
10
11,5
0,3
5,96
Analisa Ayak
11,6
11,5
11,4
11,3
11,2
11,1
11
10,9
10,8
10,7
2400
Nilai Slump
Nilai Slump
2350
2300
2250
2200
2150
BS I
BS II
BS I
BS III
BS II
BS III
Bobot Isi
Tabel 5. Nilai Bobot Isi
Persentase Kadar
Kode
300
BS I
200
0
30
Benda
Isi
Agregat
Agregat
Kasar
Halus
BS I
0,3
0,9
2349,7
BS II
2276,5
BS III
10
2220,8
Uji
400
100
Bobot
Lumpur
500
(kg/m)
60
90
600
500
400
300
BS II
200
100
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270
Waktu Uji (menit)
BS III
Umur
Luas
(Hari
Penampang
(cm)
1.
28
176,714
18330
103,72
2.
28
176,714
19170
108,48
3.
28
176,714
27260
154,26
600
Pembacaan (Psi)
500
No.
BS III
200
100
Tekan
(kg)
400
300
Kuat
P max
(kg/cm)
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu Uji (menit)
Rata-Rata
21586
122,15
BS I
BS II
188
255
BS III
Umur
No.
(Hari)
288
Luas
Penampang
(cm)
P max
(kg)
176,714
24050
136,09
2.
28
176,714
15330
86,75
3.
28
176,714
19240
108,87
19540
110,57
Rata-Rata
120
100
80
60
Kuat Tekan
Umur 7 Hari
40
20
0
Umur
Luas
(Hari
Penampang
(cm)
1.
28
176,714
29700
168,07
2.
28
176,714
38640
218,6
3.
28
176,714
37300
211,07
No.
Rata-Rata
P max
(kg)
35213
Kuat
BS I
BS II
BS III
Tekan
(kg/cm)
199,24
(kg/cm)
28
Tekan
1.
140
Kuat Tekan
Kuat
250
200
150
Kuat Tekan
Umur 14 Hari
100
50
0
BS I
BS II
BS III
Umur
P max
(hari)
(kg)
(kg/cm)
28
10060
14,23
28
11200
15,84
28
9170
12,97
10143,3
3
14,35
No
250
200
150
Kuat Tekan
Umur 28 Hari
100
50
0
BS I
BS II
RataRata
BS III
Umur
P max
(hari)
(kg)
(kg/cm)
28
10100
14,29
28
6950
9,83
28
5410
7,65
No
150
BS I
100
BS II
BS III
50
0
7 Hari
14 Hari
28 Hari
Umur
Rata-
7486.6
Rata
10,59
Umur
P max
(hari)
(kg)
(kg/cm)
28
3850
5,45
28
4960
7,02
28
6030
8,53
No
Rata-
4946,6
Rata
7,00
(hari)
(kg)
(kg/cm)
28
540
24,3
28
620
27,9
580
26,1
No
Kuat Tarik
Belah 28 Hari
BS I
BS II
Kuat Tarik
Umur
Rata-Rata
Lentur
BS III
Kuat Tarik
Umur
P max
(hari)
(kg)
(kg/cm)
28
400
18
400
18
No
1
Rata-Rata
Lentur
P max
No
Tarik
30
25
20
15
Kuat Lentur 28
Hari
10
5
0
BS I
BS II
BS III
Lentur
(hari)
(kg)
(kg/cm)
28
470
21,15
28
550
24,75
510
22,95
Rata-Rata
DAFTAR PUSTAKA