Anda di halaman 1dari 28

CASE REPORT SESSION

(CRS)
KALAZION

Pembimbing:
Wida Vianita Aziz, dr, SpM, M.Kes
Alvi Muldani
Raden Chantika
Ramos Sohumuntal
Mutia Rahayu

4151121408
4151121428
4151121442
4151121451

KETERANGAN UMUM
Nama

: Nn. AM

Umur

: 14 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Pelajar

Alamat

: Jl. Cibeber RT 05 RW
03Cimahi

Tanggal Pemeriksaan : 21 Oktober 2014

ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Timbul benjolan di kelopak
bagian atas sebelah kiri.

mata

ANAMNESIS Lanjutan
Anamnesis Khusus :
Sejak 2 bulan yang lalu, penderita mengeluh
adanya benjolan di kelopak mata kiri atas. Saat
ini, Benjolan tersebut keras, tidak disertai
dengan nyeri, kemerahan maupun rasa gatal.
Pada awalnya 2 bulan yang lalu, pasien
mengeluh tidak nyaman pada kelopak mata
kanan atas, terasa ada benjolan yang
mengganjal disertai gatal dan rasa nyeri.

ANAMNESIS Lanjutan
Pada awalnya, benjolan tersebut berukuran
sebesar kepala jarum pentul kemudian semakin
lama semakin membesar menjadi kurang lebih
sebesar kacang hijau.

Keluhan tidak disertai dengan adanya


penurunan ketajaman penglihatan, riwayat
kelopak mata iritasi, rasa terbakar, gatal, mata
merah sebelumnya.

ANAMNESIS Lanjutan
Riwayat sering memiliki muka berjerawat
diakui pasien, sementara kulit bersisik seperti
ketombe disangkal.
Pasien belum pernah melakukan pengobatan
sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi makanan dan obat.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Tanda vital pasien dalam batas normal.
Status Lokalis
Pemeriksaan Subjektif
Visus
VOD

: 5/5

Koreksi
Add

:-

:-

VOS

: 5/5

Koreksi : Add

:-

Pada pasien ini gangguan visus (-)

PEMERIKSAAN INSPEKSI DAN


PALPASI
OD
Muscle Balance

OS
Ortotropia

Pergerakan bola mata

Normal ke segala arah

Normal ke segala arah

TIO

Normal

Normal

Silia

Madarosis (-), Trikiasis(-), krusta (-)

Madarosis (-), Trikiasis(-), krusta (-)

Palpebra superior

Tenang

Benjolan (+) keras, hipermis (-), fluktuasi (-), NT (-)

Palpebra inferior

Tenang

Tenang

Konjungtiva tarsalis superior

Tenang

Tenang

Konjungtiva tarsalis inferior

Tenang

Tenang

Konjungtiva bulbi

Tenang

Tenang

Kornea

Selaput (+)

Selaput (+)

COA

Sedang

Sedang

Pupil

Bulat, Isokor, reflek cahaya direk/indirek (+/+)

Bulat, Isokor, reflek cahaya direk/indirek (+/+)

Iris

Sinekia (-)

Sinekia (-)

Lensa

Jernih

Jernih

Diagnosis Banding
Kalazion palpebra superior occuli
sinistra
Hordeolum palpebra superior
occuli sinistra
Diagnosis Kerja
Kalazion palpebra superior occuli
sinistra

USUL PEMERIKSAAN
Pada pasien ini tidak diperlukan pemeriksaan
penunjang.

PENATALAKSANAAN
Kompres air hangat
Pembedahan : Ekskokleasi kalazion

Prognosis
Quo ad vitam : ad
bonam
Quo ad functionam : ad
bonam

PEMBAHASAN

KETERANGAN UMUM
Berdasarkan
keterangan,
pasien
adalah
seorang anak perempuan berusia 14 tahun. Hal
ini berhubungan dengan epidemiologi kalazion
yang dapat menyerang semua usia, akan tetapi
kejadian paling sering ditemui pada usia 30-50
tahun.
Berdasarkan
epidemiologi,
penyakit
kalazion tidak dipengaruhi oleh perbedaan jenis
kelamin dan juga tidak dipengaruhi oleh ras.

ANAMNESIS
Keluhan Utama

Timbul benjolan di kelopak mata bagian atas


sebelah kiri.
Beberapa penyakit yang di tandai dengan keluhan
timbul benjolan di kelopak mata, antara lain kalazion dan
hordeolum. Kalazion merupakan radang granulomatosa
pada kelenjar meibom yang terdapat di kelopak mata,
sedangan hordeolum merupakan infeksi yang terjadi
pada kelopak mata, penyebab infeksi tersering adalah
Staphylococcus Aureus.
Pada pasien ini benjolan timbul di kelopak mata bagian
atas. Hal ini sesuai dengan penyakit kalazion maupun
hordeolum yang lebih sering timbul pada palpebra
superior karena jumlah kelenjarMeibomterdapat lebih

ANAMNESIS
Anamnesis Khusus

Sejak 2 bulan yang lalu, penderita mengeluh


adanya benjolan di kelopak mata kiri atas. Saat
ini, Benjolan tersebut keras, tidak disertai dengan
nyeri, kemerahan maupun rasa gatal.
Anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan
pada kelopak atas mata kiri, benjolannya keras, tidak
nyeri pada penekanan, tidak hiperemis, dan tidak terasa
gatal. Keadaan ini sesuai dengan tanda dan gejala
kalazion berupa benjolan yang keras, tidak hiperemis,
tidak ada nyeri tekan, melekat pada tarsus akan tetapi
lepas dari kulit. Terjadinya perlahan-lahan sampai
beberapa minggu.

ANAMNESIS
Pada awalnya 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh
tidak nyaman pada kelopak mata kiri atas, terasa
ada benjolan yang mengganjal. Keluhan benjolan
tersebut disertai gatal dan rasa nyeri.
Pada penyakit kalazion, dapat terjadi secara spontan
atau merupakan kelanjutan dari internal hordeolum.
Seperti pada pasien ini, yaitu terdapat gejala kelopak
mata membengkak atau terasa ada benjolan yang
mengganjal, agak nyeri dan mengalami iritasi sehingga
terasa gatal. Gejala tersebut merupakan gejala pada
hordeolum. Kemudian setelah beberapa hari, gejalagejala tersebut akan menghilang dan meninggalkan
pembengkakan yang bulat tanpa adanya rasa nyeri.

ANAMNESIS
Pada awalnya, benjolan tersebut berukuran
sebesar kepala jarum pentul kemudian semakin
lama semakin membesar menjadi kurang lebih
sebesar kacang hijau.
Benjolan pada kalazion biasanya akan semakin
tumbuh secara perlahan. Pada pasien ini juga benjolan
pada awalnya kira-kira berukuran sebesar kepala jarum
pentul, kemudian semakin lama semakin membesar
menjadi sebesar kacang hijau.
Keluhan
tidak
disertai
dengan
penurunan ketajaman penglihatan.

adanya

Benjolan pada kalazion dapat terus tumbuh


membesar sehingga dapat menekan bola mata dan
kadang menyebabkan penglihatan menjadi agak buram.

ANAMNESIS
Riwayat sering memiliki muka berjerawat diakui
pasien, sementara kulit bersisik seperti ketombe
disangkal.
Riwayat sering memiliki muka berjerawat (akne
rosasea) dan kulit bersisik seperti ketombe (dermatitis
seboroik) dapat meningkatkan resiko terjadinya kalazion.
Karena pasien dengan riwayat tersebut, umumnya
memiliki kelenjar sebasea lebih banyak, sehingga
produksi sebum lebih banyak dan lebih kental, hal ini
dapat menyumbat drainase normal kelenjar Meibom.
Sehingga menimbulkan terjadinya reaksi inflamasi pada
kelenjar Meibom lalu timbul jaringan granulasi jaringan
ikat dan hialin dan peradangan kronis pada kelenjar
Meibom yang pada akhirnya dapat membentuk kalazion.

ANAMNESIS
Pasien belum pernah melakukan pengobatan
sebelumnya.
Riwayat pengobatan sebelumnya diperlukan untuk
mengetahui apakah pasien sudah resisten atau belunm
terhadap antibiotik lini pertama, karena dengan
mengetahui hal tersebut membuat para klinisi tidak
harus menciba memberikan antibiotik lini pertama lagi,
yang pada akhirnya mempercepat proses pengobatan.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan
obat.
Pada pasien yang memiliki riwayat alergi baik
makanan maupun obat-obatan, sering dijumpai
pembengkakan kelopak mata (angioedem) yang disertai
rasa gatal bila terpapar alergen. Bila pasien sering
menggaruk mata, hal tersebut dapat menjadi faktor
pencetus terjadinya hordeolum.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Pada keadaan umum yang terpenting adalah tanda
vital. Tanda vital pasien dalam batas normal. Tanda vital
ini digunakan untuk kepentingan screening pre operasi
agar menghindari komplikasi saat operasi.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis
1. Pemeriksaan Subjektif
Pada pasien ini tidak didapatkan gangguan visus .
Pemeriksaan visus dilakukan untuk mengetahui
apakah pasien sudah mengalami gangguan visus atau
tidak. Pada kalazion dapat ditemukan gangguan visus
(penglihatan) akibat benjolan pada kalazion dapat terus
tumbuh membesar sehingga menekan bola mata dan
kadang menyebabkan penglihatan menjadi agak buram.
Namun, pada pasien ini tidak terjadi penurunan
ketajaman penglihatan.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Objektif
2. Inspeksi dan Palpasi
Pada hasil pemeriksaan mata kiri pasien (terutama
pada daerah palpebra superior) dapat ditemukan
benjolan yang keras, tidak hiperemis dan tidak nyeri
pada penekanan. Hal ini dapat dibedakan dengan
penyakit hordeolum yaitu berupa benjolan yang tidak
terlalu keras, hiperemis, gatal dan nyeri pada
penekanan.

DIAGNOSIS BANDING
- Kalazion palpebra superior occuli sinistra
- Hordeolum palpebra superior occuli sinistra
Diagnosis banding yang diambil adalah kalazion dan
hordeolum karena keluhan utama pasien adalah benjolan
pada kelopak mata atas. Keluhan benjolan kelopak mata
atas merupakan keluhan utama yang sering dikeluhkan
pasien kalazion dan hordeolum. Bedanya pasien kalazion
memiliki gejala benjolan yang keras, tidak hiperemis dan
tidak ada nyeri tekan, sedangkan pada hordeolum
sebaliknya.

DIAGNOSIS KERJA
DK :Kalazion palpebra superior occuli sinistra
Hal ini berrdasarkan temuan yang
anamnesa dan pemeriksaan fisik, yaitu:

didapatkan

dari

Anamnesa
Keluhan Utama : benjolan di kelopak mata atas kiri

Anamnesa khusus didapatkan :


1. Benjolan di kelopak mata kanan atas dirasakan sejak 2
bulan yang lalu.
2. Benjolan tersebut tidak disertai dengan nyeri,
kemerahan maupun rasa gatal.

3. Sebelumnya, pasien mengeluh tidak nyaman pada


kelopak mata kiri atas dan terasa ada benjolan yang
mengganjal.
4. Benjolan tersebut semakin besar, awalnya berukuran
sebesar jarum pentul kemudian menjadi sebesar kacang
hijau.
5. Riwayat penurunan penglihatan tidak ada.
6. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat.
7. Riwayat sering memiliki muka berjerawat
Pemeriksaan fisik, didapatkan:

Pada mata kiri pasien (terutama pada daerah palpebra superior)


dapat ditemukan benjolan yang keras, tidak hiperemis dan tidak
nyeri pada penekanan. Hal ini dapat dibedakan dengan penyakit
hordeolum yaitu berupa benjolan yang tidak terlalu keras,
hiperemis, gatal dan nyeri pada penekanan

PENATALAKSANAAN
1. Kompres air hangat

Penyakit kalazion dapat hilang dengan sendirinya. Salah satu cara untuk
mempercepat penyembuhannya yaitu dengan pemberian kompres hangat
beberapa kali dapat menghilangkan kalazion. Kompres diberikan selama
20-25 menit, minimal 4 kali/hari. Pengompresan tersebut akan melunakkan
minyak yang mengeras yang menyumbat saluran kelenjar meibom.
2. Pembedahan
.Ekskokleasi kalazion :

Pembedahan dilakukan apabila kalazion tidak hilang dengan kompres


atau ukuran kalazion cukup besar. Pembedahan kalazion yaitu dengan
melakukan insisi pada margo palpebra lalu mengeluarkan isi kalazion
sampai bersih.

PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Kalazion tidak mengancam jiwa, selain itu tindakan
pembedahan juga cenderung aman dan memiliki prognosis baik.
Quo ad functionam : ad bonam
Kalazion yang telah dieksisi tidak akan mengganggu fungsi
kelopak mata maupun fungsi penglihatan pada pasien, namun
perlu diperhatikan bahwa kalazion dapat bersifat rekuren.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai