Anda di halaman 1dari 2

Nama : DEBY ALFIANTI

Kelas : 3EA29
NPM : 12213097
PERILAKU KONSUMEN (softskill)

1. Dalam kasus yang pertama, saya setuju dengan pernyataan yang mengatakan,
memiliki kinerja yang rendah pada tingkat kebutuhan tertentu yang masih kurang
terpuaskan, sehingga mereka memiliki hasil kinerja yang rendah. Seperti yang
terdapat dalam Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996),
membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
1.

Kebutuhan Fisiologis

2.

Kebutuhan Rasa Aman

3.

Kebutuhan Sosial

4.

Kebutuhan Penghargaan

5.

Kebutuhan Aktualisasi diri

Dalam kasus ini seorang pegawai akan termotivasi apabila semua kebutuhan keluarga
atau diri sendiri dapat terpenuhi dengan layak, maka akan membangkitkan semangat
dan lebih bekerja keras untuk melakukan kinerja yang jauh lebih baik lagi didalam
perusahaan, begitu pula sebaliknya, kinerja akan menurun apabila hasil tidak sesuai
harapan dan kebutuhan pun tidak terpenuhi.
Contoh : Para karyawan mendambakan bahwa kinerja mereka akan berkorelasi
dengan imbalan-imbalan yang diperoleh dari organisasi. Para karyawan menentukan
pengharapan-pengharapan mengenai imbalan-imbalan dan kompensasi yang diterima
jika tingkat kinerja tertentu dicapai. Pengharapan-pengharapan ini menentukan tujuan
dan tingkat-tingkat kinerja di masa depan. Karyawan yang mencapai tingkat kinerja
yang dikehendaki mengharapkan tingkat kompensasi tertentu. Manajemen akan
mengevaluasi dan memberikan imbalan pada kinerja karyawan

2. Dalam kasus kedua konflik sebenarnya merupakan hal alamiah yang terjadi di dalam
perusahaan . Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar
dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar
yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara
mengelolanya. Dapat kita lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya wajib
menekan dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk
mengelola/memanaj konflik sehingga masalah-masalah yang membahayakan dapat
dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang menguntungkan
dikembangkan semaksimal mungkin.

Contoh : seorang manajer perusahaan yang menghadapi masalah tentang bagaimana


mengalokasikan dana untuk meningkatkan penjualan masing-masing jenis produk.
Pada saat itu setiap produk line berada pada suatu devisi. Salah satu cara
pengalokasian mungkin dengan memberikan dana tersebut kepada devisi yang bisa
mengelola dana dengan efektif dan efisien. Jadi devisi yang kurang produktif tidak
akan memperoleh dana tersebut. Tentu saja di sini timbul konflik tentang
pengalokasian dana. Meskipun dipandang dari fihak devisi yang menerima alokasi
dana yang kurang, konflik ini dipanang infungsional, tetapi dipandang dari
perusahaan secara keseluruhan konflik ini adalah fungsional, karena akan mendorong
setiap devisi untuk lebih produktif.

Anda mungkin juga menyukai