Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan
janganlah
sekali-kali
kebencianmu
terhadap
sesuatu
kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
b. Kosa kata
Jadilah kalian
Orang-orang yang
selalu menegakkan
kebenaran
Saksi-saksi
Dengan adil
Dan janganlah
mendorong kalian
Kebencian
Berbuat tidak adil
Lebih dekat
Kepada takwa
c. Tafsir ayat
Diriwayatkan dari Numan bin Basyir r.a, dia berkata : aku diberi
oleh ayahku sesuatu, maka ibuku, Amrah binti Rawahah berkata : Aku
tidak rela hingga pemberian itu kamu persaksikan dihadapan Rasulullah
Saw. Maka ayahku pergi untuk mempersaksikan pemberian itu kepada
Rasulullah Saw. Maka Nabi bertanya, Apakah setiap anakmu mendapatkan
pemberian yang sama?, jawab ayahku, tidak. Maka Nabi bersabda:
bertakwalah
kepada
Allah
dan
berlaku
adillah
diantara
anak-
2. QS. An-Nisa : 58
a. Teks ayat
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya
Allah
memberi
pengajaran
yang
sebaik-baiknya
b. Kosa Kata
1 Ibnu Katsir, Tafsir al-quran al-Adzim, Mesir, Dar at-Tauzi, 1998, Juz 2, hlm.44.
Sesungguhnya Allah
Memerintahkan kalian
Untuk menunaikan
Amanat
Kepada yang berhak menerimanya
Diantara manusia
Dengan adil
Usman
berkata
wahai
Ali,
tadi
engkau
menyampaikan
bahwa
telah
diturunkan
ayat
terkait
dengan
d. Tafsir ayat 3:
Allah memberitahukan bahwa Dia memerintahkan hamba-hamba-Nya
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, sebagaimana
sabda Rasulullah Saw menurut Riwayat Imam Ahmad :
Sampaikanlah amanat kepada yang berhak menerimanya dan janganlah
engkau mengkhianati orang yang telah mengkhianataimu.
Kata amanat dalam ayat ini menjangkau amanat yang dipesankan
Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya seperti kewajiban shalat, zakat,
puasa,pembayaran kaffarat, penunaian nadzar dan amanat yang lainnya
yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan hamba-Nya, dan amanat yang
diterima oleh seseorang dari sesamanya seperti titipan-titipan yang
disertai atau tanpa bukti. Semuanya itu diperintahkan oleh Allah SWT agar
ditunaikannya, karena jika tidak, akan diambilkannya dari padanya di hari
kiamat sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
2 Imam Abu Hasan Ali bin Ahmad al-Wahidi, Asbaab Nuzul al-Quran, Beirut, Dar
al-Kutub al-Ilmiyah, 1991, cet.pertama, Hlm. 161
3 Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Adzim, Mesir, Dar at-Tauzi, 1998, Juz 1, hlm.680.
Tunaikanlah
amanat-amanat
menerimanya,sehingga
kambing
itu
yang
kepada
tidak
yang
bertanduk
berhak
diberi
hak
Sesungguhnya Allah menyertai seorang hakim selama ia tidak curang
dalam hukumannya, dan jika ia curang, maka Allah akan menyerahkan
nya kepada dirinya sendiri.
membenarkan
yang
bathil,
atau
membatilkan
yang
haq. 4
4 Mujamma al-Lughah al-Arabiya, Al-Mujam al-Washit, Kairo,Maktabah asySyuruq ad-Dauliyah,2004, hlm. 348
5 Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Depeartemen Pendidikan
nasional,2008, hlm 1532.
bertujuan
membatalkan
yang
benar
atau
untuk
menguatkan
dan
2.
3.
4.
5.
Bila dilihat dari sisi kedua yaitu menerima atau mengambil sesuatu
yang bukan haknya, maka tindakan lain yang serupa dengan risywah,
adalah korupsi. Korupsi adalah perbuatan menggunakan kekuasaan untuk
kepentingan sendiri (spt menggelapkan uang atau menerima uang
sogok)7. Dalam istilah Islam, korupsi agak sulit dicari persamaannya.
Dalam Islam, ada beberapa istilah yang terkait dengan mengambil harta
tanpa hak, misalnya; ghasb, ikhtilas, sariqoh, hirobah, ghulul dll.
Semuanya mengandung makna yang berbeda, tetapi semua istilah itu
bermuara pada pengambilan harta dengan cara yang tidak benar. Dan
biasanya Untuk memuluskan tindakan korupsi disertai dengan risywah.
6 Al-Jurjani, Al-tarifat, Riyadh, Dar al-Fadilah, 1992, hlm. 31.
7 Pusat Bahasa, kamus bahasa Indonesia, hlm.813.
Dari definisi di atas ada dua sisi yang saling terkait dalam masalah
risywah; Ar-Rasyi (penyuap) dan Al-Murtasyi (penerima suap), yang duaduanya sama-sama diharamkan dalam Islam menurut kesepakatan para
ulama, bahkan al-Shanani mengatakan bahwa risywah itu haram
hukumnya baik kepada hakim maupun pejabat negara dan yang lainnya 9 .
Perbuatan
tersebut
dikategorikan
dalam
kelompok
dosa
besar.
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui(QS. Al Baqarah: 188)
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram (QS.Al Maidah: 42).
karena yang
otomatis dia gugur status kehakimannya meskipun dia tidak mundur, dan
batallah semua keputusan yang dia buat setelah dia menerima suap
tersebut.11
c. Rasulullah SAW bersabda:
Rasulullah melaknat penyuap dan yang menerima suap (HR Khamsah
kecuali an-Nasai dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi).
Hadis ini secara jelas menunjukan akan haramnya perbuatan suap, baik
dari pihak yang memberi maupun yang menerima suap. Al-Rasyi adalah
orang yang memberi suap dan memiliki kepentingan, sedangkan alMurtasyi adalah orang yang menerima suap. Bahkan dalam suatu kasus,
suap ini juga melibatkan pihak ketiga yang sebut dengan al-Raisy yaitu
orang yang menjadi perantara diantara keduanya (broker).
d. Nabi Muhammad SAW bersabda:
: :
Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram (as-suht) nerakalah
yang paling layak untuknya.Mereka bertanya: Ya Rasulullah, apa barang
haram (as-suht) yang dimaksud?, Suap dalam perkara hukum 12
11 Al-Qurthubi, al-Jami Li ahkam al-Quran, Kairo, Dar al-Hadis, 2002, Juz 3 , 538
12 Al-Qurthubi, al-Jami Li ahkam al-Quran, Kairo, Dar al-Hadis, 2002, Juz 3 , 537.
10
membolehkan
Risywah
(penyuapan)
yang
dilakukan
oleh
kewajibannya,maka
pemberian
semacam
ini
tidak
11
yang
memberikan
suap
selama
pihak
yang
memberi
suap
telah
17
12
persengketaan.
Akan
tetapi,
konon
hal
ini
jika
hadiah
ini
diberikan
dari
seseorang
sebelum
13
penghargaan,
penghormatan).
2.
Ganjaran
(ttg
gratifikasi adalah,
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang rabat
(diskon),
komisi,
pinjaman
tanpa
bunga, tiket
perjalanan,
fasilitas
14
Dari Abu Humaid as-Sa'idi radhiyallahu 'anhu berkata : Nabi shallallahu
'alaihi wasallam memperkerjakan seorang laki-laki dari suku al-Azdi yang
bernama Ibnu Lutbiah sebagai pemungut zakat. Ketika datang dari
tugasnya, dia berkata: "Ini untuk kalian sebagai zakat dan ini dihadiahkan
untukku". Beliau bersabda : " Cobalah dia duduk saja di rumah ayahnya
atau ibunya, dan menunggu apakah akan ada yang memberikan
kepadanya hadiah ? Dan demi Dzat yag jiwaku di tangan-Nya, tidak
seorangpun yang mengambil sesuatu dari zakat ini, kecuali dia akan
datang pada hari qiyamat dengan dipikulkan di atas lehernya berupa unta
yang
berteriak,
mengembik".
atau
Kemudian
sapi
yang
beliau
melembuh
mengangkat
atau
kambing
tangan-nya,
yang
sehingga
terlihat oleh kami ketiak beliau yang putih dan (berkata,): "Ya Allah bukan
kah aku sudah sampaikan, bukankah aku sudah sampaikan", sebanyak
tiga kali. (HR. Muttafaq alaihi)
Berkata Ibnu Abdul Barr : Hadist di atas menunjukkan bahwa uang
yang diambilnya tersebut adalah ghulul ( barang curian dari harta
rampasan perang ) dan hukumnya haram, sebagaimana firman Allah
subhanahu wa taala :
terlalu
mempermasalahkan
hal-hal
yang
mestinya
menjadi
15
orang miskin. Adapun yang diberikan kepada para hakim, agar dia
cenderungan kepadanya ketika dalam persidangan.
20
pelanggan
yang
memberikan
kepadanya
uang
lebih,
dan
16
Kelima : Seorang petugas pajak, tidak boleh menerima hadiah dari para
pembayar pajak, karena hal itu akan menyebabkannya tidak disiplin di
dalam
menjalankan
tugasnya,
dan
tidak
terlalu
ketat
di
dalam
mau
masuk
neraka,
tiba-tiba
kamu
datang
untuk
21 Atsar ini disebutkan oleh Ibnu Abd al-Barr dalam kitab at-Tamhid, Juz 2, hlm.7
( dinukil dari http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/273/hadiah-pegawai)
17
tugasnya
mendapatkan
hadiah,
hendaknya
dilaporkan
18
kepada
instansi
atau
lembaga
yang
mengutusnya,
3. KESIMPULAN
Dari uraian tentang pengertian dan hukum risywah diatas, bisa
dimpulkan bahwa risywah atau suap adalah suatu pemberian yang
diberikan sesorang kepada hakim,petugas atau pejabat tertentu dengan
tujuan yang diinginkan oleh kedua belah pihak,baik pemberi maupun
penerima suap. Dalam kasus penyuapan, biasanya melibatkan tiga unsur
19
kriterianya
adalah,penyalahgunaan
wewenang
dan
20
maka
bagi
pejabat
haram
menerima
hadiah
sebelum
maupun
sesudah
pemberian
hadiah
dan
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qurthuby, Al-Jami Li Ahkam al-Quran, (Kairo, Dar al-Hadis,
2002)
2. Al-Baghawi, Syarh Sunnah (Beirut, al-Maktab al-Islamy,t.th)
3. Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Adzim (Mesir, Dar at-Tauzy,
1998)
4. Imam Abu Hasan Ali bin Ahmad Al-Wahidi, Asbab Nuzul alQuran (Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1991)
5. Mujamma al-Lughah al-Arabuyah, al-Mujam al-Wasith (Kairo,
Maktabah as-Syuruq ad-Dauliyah,2004)
6. Al-Jurjani, at-Tarifat (Riyadh, Dar al-Fadilah, 1992)
7. As-Shanany, Subul as-Salam (Mesir,Maktabah al-Iman, t,th)
8. Yusuf al-Qaradhawi, al-Halal wa al-Haram fi al-Islam ( Kairo,
Maktabah Wahbah, 2004)
9. Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008).
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, MA, Masail Fiqhiyah;
10.
Kajian
Hukum
Islam
Kontemporer
Bandung,
Penerbit
Angkasa, 2005)
11.
Dr. H . Nurul Irfan, M.Ag, Korupsi Dalam Hukum Pidana
Islam, (Jakarta, Amzah,2011)
22