Toksikologi
Disusun oleh :
DIAZEPAM
diekskresikan oleh tubuh, diazepam harus dirubah menjadi senyawa yang lebih polar lagi.
Tahapan yang akan dilalui oleh diazepam adalah reaksi fasa 1 dan fasa 2. Pada reaksi fasa 1
diazepam akan mengalami proses oksidasi yang dibantu oleh enzim sitokrom P-450
monooksigenase (CYP450). CYP450 berperan sebagai sistem pengangkutan elektron dan
bertanggung jawab terhadap metabolisme oksidatif obat, hal ini dapat terjadi karena adanya ion
besi pada sisi aktif yang dapat menerima atau menyumbangkan elektron-elektron dan
menyebabkan terjadinya oksidasi. Pada reaksi fasa 1 diazepam mengalami dealkilasi N pada N
(lihat gambar 1) yaitu alkil yang terikat pada gugus N yang ditandai warna merah pada gambar
sehingga dapat membentuk tenazepam dan nordazepam yaitu. Selanjutnya, nordazepam atau
tenazepam dengan bantuan enzim CYP450 akan mengalami hidroksilasi pada karbon ketiga
sehingga membentuk oxazepam. Senyawa oxazepam ini sudah lebih polar dibandingkan dengan
bentuk awalnya yaitu diazepam, namun belum cukup polar untuk diekskresikan oleh tubuh. Dari
hasil metabolime pada fasa 1 didapatka metabolit aktif yaitu oxazepam, nordazepam, atau
tenazepam dimana efek farmakologisnya sama dengan diazepam. Jika oxazepam dikonsumsi
langsung maka tidak perlu melalui rangkaian metabolisme pada fasa 1.
glukoronat dan menghasilkan derivate yang disebut glukuronida. Derivate glukuronida yang
dibentuk dengan cara ini jauh lebih terlarutkan air dibandingkan dengan obat induknya. Hal ini
dikarenakan banyaknya jumlah gugus-gugus polar OH dan gugus karboksilat yang akan terion
pada pH netral. Derivate glukuronida memiliki keaktifan yang lebih kecil secara farmakologi,
oleh karena itu proses ini dapat menandakan akhir dari kerja obat. Konjugasi sulfat maupun asam
glukuronida terjadi pada karbon ketiga. Setelah sifat senyawa obat sudah menjadi sangat polar,
maka dapat difiltrasi melalui glomerulus di ginjal dan diekskresikan melalui urin.
Dalam menganalisis diazepam dapat dilakukan dengan instrument Kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT). Dalam studi yang telah dilakukan, diazepam dianalisis secara stimultan
menggunakan KCKT dengan kolom supelcosil LC-18, fase gerak methanol-asetonitril-kalium
dihidrogen fosfat 0.005 M dan dapar ammonium asetat 0.1 M (pH 6.0 dengan asam asetat
glacial), kecepatan alir 2 ml/menit pada panjang gelombang 245nm.