Anda di halaman 1dari 3

Gula rafinasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Gula rafinasi, berasal dari gula mentah yang melalui proses pemurnian

Gula mentah yang belum melalui proses pemurnian

Gula rafinasi (bahasa Inggris: refined sugar) atau gula kristal putih adalah gula mentah yang
telah mengalami proses pemurnian untuk menghilangkan molase sehingga gula rafinasi
berwarna lebih putih dibandingkan gula mentah yang lebih berwarna kecokelatan. [1][2] Gula
mentah atau gula kristal mentah adalah sukrosa yang dibuat dari tebu atau bit melalui proses
defikasi yang tidak dapat langsung dikonsumsi sebelum melalui proses pemurnian untuk
menghasilkan gula rafinasi atau gula kristal putih. [3] Gula rafinasi banyak digunakan untuk
kebutuhan industri karena mutu gula rafinasi lebih tinggi (dengan ICUMSA di bawah 300)
dibanding gula mentah (dengan ICUMSA di atas 1.500). [4] Tingkat kemurnian gula yang berkaitan
dengan warna gula, dinyatakan dengan standar bilangan ICUMSA (International Commission for
Uniform Methods of Sugar Analysis), bilangan ICUMSA yang semakin kecil menunjukan tingkat
kemurnian gula yang semakin tinggi.[4][5]
Daftar isi
[sembunyikan]

1Proses pemurnian
1.1Affinasi

1.2Karbonisasi

1.3Dekolorisasi

1.4Perebusan

1.5Pemulihan
2Referensi

Proses pemurnian[sunting | sunting sumber]

Proses rafinasi atau pemurnian gula merupakan tahap akhir sebelum gula dikonsumsi, proses
pemurnian gula terdiri dari proses afinasi, karbonisasi, dekolorisasi, perebusan, dan pemulihan. [3]

Affinasi[sunting | sunting sumber]


Tahap awal pengolahan gula mentah adalah penghalusan, kemudian dilanjutkan dengan
pembuangan lapisan cair yang berada pada kristal yang disebut proses affinasi. [3] Gula mentah
dicampur dengan sirup hangat yang konsentrasi kemurniannya sedikit lebih tinggi dari pada
lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal. [3] Proses berikutnya adalah pemisahan
kristal dari sirup dan kemudian membuang kotoran yang merupakan bagian terbesar dari gula
input serta meninggalkan kristal siap melarut sebelum perlakuan lebih lanjut, pada tahap ini
cairan yang dihasilkan masih mengandung warna, partikel-partikel halus, getah dan damar serta
non-gula lainnya.[3]

Karbonisasi[sunting | sunting sumber]


Karbonisasi merupakan proses penjernihan, penghilangan warna yang tidak diinginkan
dilakukan dengan cara penyaringan kapur yang terkumpul dalam jus sehingga tidak terdapat lagi
komponen non-gula.[3] Setelah proses ini selesai dilakukan, cairan gula siap untuk melalui proses
dekolorisasi.[3]

Dekolorisasi[sunting | sunting sumber]


Dekolorisasi merupakan bagian proses pemurnian yang dapat menggunakan teknik absorpsi
dengan cairan yang dipompakan melalui kolom, selain itu juga dapat menggunakan
partikel karbon aktif (bahasa Inggris: granular activated carbon) yang menghilangkan sebagian
besar warna.[3] Hasil yang sudah dibersihakan berupa cairan berwarna mengkilat dan siap untuk
dikristalkan.[3]

Perebusan[sunting | sunting sumber]


Perebusan dilakukan untuk mengkondisikan agar membentuk kristal gula, ketika kristal mulai
terbentuk hasil campuran antara kristal dengan cairan awal diputar dalam pemusinguntuk
memisahkan keduanya, kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum
disimpan.[3]

Pemulihan[sunting | sunting sumber]


Tahap affinasi menghasilkan cairan sebagai sisa dari pencucian yang mengandung gula yang
secara ekonomis dapat dimanfaatkan, untuk itu cairan tersebut dikirim ke ruang pemulihan untuk
membuat gula dengan kualitas yang lebih rendah. [3]

Referensi[sunting | sunting sumber]


1.
2.

^ "Tantangan Menghadapi Ketergantungan Impor Gula Rafinasi". Asosiasi Gula Rafinasi


Indonesia. Diakses tanggal 9 April 2014.
^ "Rafinasi Vs Gula Kristal Putih". Kompas Gramedia. Diakses tanggal 9 April 2014.

3.

^ a b c d e f g h i j k Pakpahan, Agus; Supriono, Agus, ed. (2005). "Bagaimana Gula


Dimurnikan - Proses Dasar". Ketika Tebu Mulai Berbunga. Bogor: Sugar Observer. ISBN 97999311-0-X.

4.

^ a b Pakpahan, Agus; Supriono, Agus, ed. (2005). "Industri Rafinasi Kunci Pembuka
Restrukturisasi Industri Gula Indonesia". Ketika Tebu Mulai Berbunga. Bogor: Sugar Observer.
p. 70-72.ISBN 979-99311-0-X.

5.

^ "Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor:


527/MPP/Kep/9/2004" (PDF). Jakarta: Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia. 2004.|chapter= ignored (bantuan)

Anda mungkin juga menyukai