Disusun Oleh :
IRMA SURYANI
4115006
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahas Esa, atas
karunia, rahmat dan kasih-Nya saya dapat menyelesaikan portofolio ini dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan portofolio ini , tidak lepas
dari bantua berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Lucia Ariyanti S. Kep,
Ners, MH. Kes selaku koordinator keperawatan anak, yang dengan penuh tulus
ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya hingga terselesaikan portofolio
ini.
Penulis menyadari bahwa portofolio Keperawatan Anak ini jauh dari
sempurna, mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan yang ada
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Semoga portofolio Keperawatan Anak ini memberikan manfaat bagi
pembaca, terutama penulis sendiri sebagai salah satu upaya perbaikan dalam
proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Penulis
A. IDENTITAS PENULIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Lengkap
Tempat Tanggal Lahir
Agama
Suku/Bangsa
Jenis Kelamin
Alamat
:
:
:
:
:
:
Irma suryani
Bandung, 21 Januari 1993
Islam
Sunda / Indonesia
Perempuan
Kp. Resmigalih 03/ 01 Desa Batujajar
Timur Kecamatan Batujajar Kabupaten
Bandung Barat
7.
8.
Ade suryana
b. Ibu
Jumlah Saudara
B. PENDIDIKAN
1 satu
SDN Sripindani
SMP Bhakti Mulya
SMAN 1 Batujajar
STIKES Rajawali
C. KONTAK PERSON
:
:
:
:
Irmasuryani144@gmail.com
Email/No.Hp
087822093637
PERENCANAAN PORTOFOLIO
A. DESKRIPSI MATA AJAR
Praktik
menghantarkan
profesi
keperawatan
mahasiswa
dalam
anak
merupakan
adaptasi
profesi
program
untuk
yang
menerima
membuat keutusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan pada anak.
Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai usia
(neonatus, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja) dalam konteks keluarga
yang bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan pertumbuhan
dan
perkembangan pada anak sehat, anak sakit akut yang mengancam kehidupan,
anak dengan masalah pediatrik sosial dan manajemen terpadu balita sakit,
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan ditatanan klinik.
B. Kompetensi Keperawatan Anak
Setelah mengikuti praktik keperawatan anak peserta didik mampu :
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam asuhan keperawatan anak
dengan berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
4. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
anak pada berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik
a. Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS, RDS, BBLR,
Thpoid, Morbili
b. Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat RDS, Pnomonia,
ASMA, Anemia, Thalasemia
c. Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan kongenital:
Hirschprung, MAR, Hypospadia, Labiopalatoschiziz.
d. Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit: Diare, DHF, NS.
e. Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ Malnutrisi, Juvenile
Diabetes Melitus, obesitas.
f. Bayi/ anak dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
g. Bayi / anak dengan gangguan keamanan fisik: Leukemia, Kejang,
Trombositopeni, Meningitis/ Enchepalitis, Hiperbilirubinemia.
5. Menggunakan langkah langkah pengambilan keputusan etis dan legal
pada klien anak dalam konteks keluarga.
6. Mengkolaborasikan
berbagai
aspek
dalam
pemenuhan
kebutuhan
potensi
diri
untuk
meningkatkan
kemampuan
professional.
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
17. Menggunakan
hasil
penelitian
untuk
diterapkan
dalam
keperawatan.
C. METODE PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C. METODE EVALUASI
1. Long book / target kompetensi
asuhan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KONTRAK BELAJAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES RAJAWALI BANDUNG
Nama mahasiswa
Npm
Pembimbing
Topik
Sub topik
Ruangan
TUJUAN UMUM
: Irma Suryani
: 4115006
: Lucia Ariyanthi, S. Kep., Ners, MH, Kes
: keperawatan anak
: kejang demam, BBLR, Diare, Typoid, Bronchopnemonia
: Otje, NICU/ PICU, Poli anak
Tujuan umum pada keperawatan anak adalah :
1. Mampu membuat asuhan keperawatan pada klien
bayi
dan
anak
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya.
2. Mampu membuat asuhan keperawatan pada klien
anak yang mengalami atau akan mendapat prosedur
pembedahan sesuai dengan tahap perkembangannya.
3. Mampu membuat asuhan keperawatan pada klien
anak di perawatan perinatology.
4. Mampu membuat asuhan keperawatan pada klien
anak dengan thalassemia di poliklinik thalassemia.
5.
6.
TUJUAN
KHUSUS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SUMBER
pediatric
PENCAPAIAN
TARGET
KRITERIA NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KRITERIA
WAKTU
1.
2.
3.
4.
5.
Latar Belakang
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai dengan 4 minggu,biasanya
lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003). Bayi baru
lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan
mempertahankan ekstensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan fisiologi
dan psikologi yang benar terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan transisi dari
lingkungan intrauterin ke lingkungan ekstrauterin, perubahan ini menjadi dasar
pertumbuhan dan perkembangan kemudian hari (Bobak, 2005).
Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong
tinggi yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi
pada tahun 1997. penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kemtian
bayi terjadi dalam perode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang
baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainankelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, kematian. Misalnya
sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang
selanjutnya dapat terjadi hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan
kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian
tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Contoh lain misalnya
kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan
masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan
pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama
dapat menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan
tumbuh kembang.
Sedangkan jumlah kelahiran di Rumah Sakit Rajawali Bandung selama
tiga bulan terakhir dari bulan Mei sampai Juli untuk partus spontan berjumlah 52,
vacum ekstrasi berjumlah 3, dan untuk secsio cesar berjumlah 32. Berdasarkan
data diatas dengan kejadian tinggi infeksi oleh karena itu sebagai perawat harus
melakukan tugas dengan baik salah satu nya dengan memberikan pendidikan
kesehatan atau mengajarkan masyarakat untuk melakukan perawatan tali pusat
pada bayi baru lahir.
Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh
bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu
(ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena diare. Pencegahan
terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis
merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada
minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan melahirkan. Perawat
membantu bayi baru lahir dalam menjalani transisi yang aman ke kehidupan
ekstrauterin dan membatu ibu serta orang terdekat lain melalui masa transisi untuk
menjadi orang tua. Perawat melakukan pengkajian awal pada bayi baru lahir,
mengupayakan kondisi lingkungan yang mendukung perubahan, dan membantu
keadaan bayi selama fase dini perubahan. Terdapat hal-hal penting yang harus
dipahami oleh perawat terkait dengan fisiologis dan psikologis bayi baru lahir.
Adanya perubahan organ-organ tubuh bayi baru lahir harus diperhatikan oleh
perawat sehingga jika ada permasalahan yang menyangkut psikologis bayi baru
lahir juga sangat penting, karena akan memudahkan perawat dalam penanganan
psikologis bayi baru lahir, sehingga pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
dapat dicapai (Sarwono, 2006).
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan
bahwa seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal,
terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Undang Undang
Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat,
keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap
anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.
Berdasarkan hal yang tersebut diatas penulis tertarik untuk mengambil
kasus dengan judul Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir Normal.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami konsep dasar teori dan asuhan keperawatan pada pasien bayi baru
2.
lahir normal.
Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien bayi baru lahir
b.
normal.
Mampu melakukan
c.
d.
normal.
Mampu melakukan pelaksanaan dan evaluasi keperawatan pada pasien
pemeriksaan
fisik
dan
penunjang asuhan
Anak tentang konsep asuhan keperawatan pada pasien bayi baru lahir normal.
Kegunaan Praktisi Rumah Sakit
Hasil laporan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat dijadikan pembanding
3.
2.
3.
4.
5.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
A.
1.
Konsep Dasar
Pengertian
Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan
berat lahir 2.500 gram ( Sugiyarti, 2000).
Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim seorang
wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu
bulan (FKUI,1999).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan
menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau
gangguan (prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan
yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga
mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.
2.
2)
3)
Lingkar dada 30 38 cm
4)
Lingkar kepala 33 35 cm
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi
akan menggenggam
14)
Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam
24 jam pertama, mekoneum hitam kecoklatan.
3.
1)
Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali
pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat
adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan
tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada
sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli
adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga
oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan
alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi beberapa saat
setelah kelahiran yaitu 30-60 x/menit.
2)
Sistem cardiovaskuler
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian
akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan
duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika
menjadi ligamen.
Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem sirkulasi)
antara lain:
Struktur
Sebelum Lahir
Setelah Lahir
Vena umbilikus
Menutup, menjadi
ligamentum teres
hepatis
Arteri umbilikalis
Menutup, menjadi
venosa ke placenta
ligamentum vesikale
pada dinding abdominal
anterior
Duktus venosus
Duktus arteriosus
Menutup, menjadi
inferior
ligamentum venosum
Arteriosum
ke aorta
Foramen ovale
Menghubungkan atrium
Biasanya menutup
Arteri pulmonalis
Berisi
udara
dengan
Membawa
paru
darah ke paru
banyak
Aorta
3)
Sistem hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata
hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.
Hb bayi baru lahir 14,5 22,5 gr/dl, Ht 44 72%, SDM 5 7,5
juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung
sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu
kelima dan 5% pada minggu ke 20.
4)
Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban
terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
5)
Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah
bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan
dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam
keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan
hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat
Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
6)
Metabolisme
7)
Pada
neonatus
apabila
mengalami
hipotermi,
bayi
mengadakan
Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan
tubuh ke suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya
2)
Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda
padat yang dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
3)
Evaporasi
Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah. Kehilangan panas
terjadi oleh karena penguapan kulit tersebut.
4)
Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda padat
yang menempel ditubuhnya.
Mekanisme tubuh bayi saat mengalami kedinginan yaitu :
Cold stress
mempertahankan
fungsi
otak,
jantung
dan
pertumbuhan
dipakai
untuk
Vasokonstriksi perifer
Vasokonstriksi pulmoner
Glikolisis anaerob
Asidosis metabolik
pH darah menurun
Asidosis respiratorik
Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan
ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur
belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal)
pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
10)
Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup
diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap
cahaya.
11)
Sistem imunitas
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya
pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan,
imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan.
IgA, IgD dan IgE diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak
dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat
kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
12)
Sistem integumen
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum
matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik
kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif
dan dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit
kemerahan yang akan memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.
Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki
sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor.
Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat
sementara dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama jika terpajan pada udara
dingin.
13)
Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak
terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku
jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup
bulan.
Sistem neuromuskuler
14)
Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan
mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah
lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya kerusakan atau
ketidakmatangan otak.
b) Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi
akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap
c)
untuk menghisap.
Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan
pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang
memadai.
d) Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
e) Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di
dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi
yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah tumit
f)
arah depan.
Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas keperawatan.
a.
b.
6.
Gangguan pernafasan
Hipotermia
Infeksi
Appearance/ warna
kulit
Biru/pucat
seluruh tubuh
Pulse/denyut jantung
Grimace/reflek
iritability
Tidak terdengar
Tidak ada respon
Activity/tonus otot
Lemah
Respiration
Tidak ada
Interpretasi skor:
03
: asfiksia berat
46
: asfiksia sedang
7 10
: asfiksia ringan
1
Badan merah,
ekstremitas
biru
<100x/menit
Gerakan
sedikit
Fleksi pada
ekstremitas
Menangis
lemah/merintih
2
Seluruh tuubuh
merah
>100x/menit
Gerakan
kuat/melawan
Gerakan aktif
Menangis kuat
7.
Penatalaksanaan Medis
1) Tes diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm 3, neutrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun
bila ada sepsis).
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia
atau hemoragi prenatal/perinatal).
d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar
8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e. Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2001).
2) Terapi
a. Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit
b. Farmakologi
Suction dan oksigen
Vitamin K
Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%,
amnion yang masuk kesaluran napas, reflek menghisap dan menelan belum
sempurna, terjadi akumulasi secret pada jalan napas mengakibatkan bersihan jalan
napas dan pola napas tidak efektif.
b. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Peningkatan pengeluaran cairan melalui insisible loss (IWL) dan reflek
menghisap dan menelan belum sempurna merupakan resiko tinggi terhadap
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan.
c. Kebutuhan Sirkulasi
Adaptasi terhadap perubahan suhu tubuh dari suhu intra uterin yang stabil
ke suhu ruangan dan adanya pengeluaran suhu tubuh melalui proses konveksi,
radiasi dan evaporasi merupakan faktor resiko tinggi terjadinya hipothermi.
d. Kebutuhan Nutrisi
Reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna, merupakan faktor
resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .
e. Kebutuhan Rasa Aman
Adanya luka pemotongan tali pusat yang belum kering merupakan faktor
resiko tinggi terjadinya infeksi.
B.
1.
a.
Fokus Keperawatan
Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi
koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20.
b.
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah
sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah
berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik
bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
c.
Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-370C. Pengukuran
Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
e.
atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung
kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f.
Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
g.
Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya
ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
h.
Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan
lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i.
Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
j.
Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas
dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala frontooccipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar
dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan
normal 48-50 cm.
k.
Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae,
fimosis biasa terjadi.
2.
3.
Intervensi keperawatan
1)
Rencana tindakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rasional :
1.
Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat
2.
3.
4.
5.
jam
Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi,
6.
7.
Kehilangan
cairan
dan
kurangnya
masukan
oral
dengan
cepat
Rencana tindakan :
1. Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural yang ditetapkan
dengan mempertimbangkan berat badan neonatus, usia gestasi
2. Pantau aksila bayi kulit, suhu timpatik dan lingkungan sedikitnya setiap
3.
4.
5.
6.
30-60 mnt
Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi > 60/mnt)
Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50 C
Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak kedinginan
Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk, pelambatan
Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag rendah, bayi cukup bulan
meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan
6.
7.
kast mata
Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme dan kebutuhan
cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan menggantikan kehilangan
cairan selanjutnya memperberat status dehidrasi
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
3)
Rencana tindakan :
1.
2.
3.
Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.
4.
Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
Rasional :
1. Mengetahui adanya indikasi infeksi
2. Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial
3. Potensial entri organisme kedalam tubuh
4. Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi
4) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air
(IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan
volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
1.
2.
3.
4.
mata
5.
Rasional :
1.
2.
Mengidentifikasi
keseimbangan
antara
perkiraan
pemasukan
dan
kebutuhan cairan
3.
4.
5.
Peningkatan
suhu
tubuh
merupakan
faktor
resiko
meningkatnya
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam orang tua
mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Kriteria hasil :
Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi
Oaring tua berpartisipasi dalam perawatan bayi
Rencana tindakan :
1.
2.
3.
4.
dan cara
mengkaji keadekuatan
Rasional :
1. Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang memerlukan
informasi tambahan atau demonstrasi aktivitas perawatan.
2. Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat menurunan
ansietas.
3. Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan tekhnik perawatan
bayi baru lahir.
4. Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila masukan bayi
bervariasi dari pemberian makan ke pemberian makan selanjutnya.
Membantu menjamin persiapan dan pemberian formula yang tepat.
5. Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan.
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BAYI Ny. A (1 HARI )
DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL DIRUANG KARTINI RUMAH
SAKIT RAJAWALI BANDUNG
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
I.
Identitas Data
Nama
: Bayi Ny. A
Usia
: I hari
Agama
: islam
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: jln. Holis
Nama ayah
: Tn. T
Pendidikan ayah
: SMA
Pekerjaan ayah
: swasta
Nama ibu
: Ny. A
Pendidikan ibu
: SMA
Pekerjaan ibu
: IRT
: 09 Agustus 2015
Tanggal pengkajian
: 09 Agustus 2015
Tempat praktik
: Ruang kartini
1.
2.
3.
VI.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
36,6 c
3. Atropometri
: kesadaran komposmentis
: nadi: 154 x/menit, RR: 48 x/ menit, S:
: berat badan 2800 gram, panjang badan 50
tidak ada gigi, reflek rooting normal bayi memutar kearah pipi
yang diberikan goresan, reflek menghisap normal.
e. Telinga
: bentuk simetris kiri dan kanan, terdapat
lubang telinga, dan terdapat kartilago, reflek pendengaran
normal.
f. Leher
k. Genitalia
Tanda
A: Appereance color
(Warna Kulit)
Pucat
Badan merah,
ekstremitas biru
Tidak ada
Tidak ada
P: Pulse (Frekuensi
jantung)
G: Grimace (Reaksi
terhadap
rangsangan)
A: Actifity (Tonus
otot)
Lumpuh
R: Respirasi (Usaha
bernafas)
Tidak ada
2
Seluruh tubuh
kemerahanmerahan
Angka
<100
> 100
Sedikit gerakan
mimik
Menangis,
batuk/bersin
Gerakan aktif
Menangis kuat
Ekstremitas
dalam fleksi
sedikit
Lambat/
menangis lemah
Jumlah total
10
3) Terapi
c. Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit
: by. Ny.A
Umur
: 1 hari
no. rek
:
ruangan
kartini
No.
1.
Tanggal/ hari
09/08/15
Data
DS: -
Penyebab
Terpajan dengan
Masalah
Resiko
Minggu
DO:
tubuh
menggigil
-
Suhu
36,6 0c
Klien
lengkungan
penurunan
ekstrauteri
suhu tubuh
badan
Tubuh beradaptasi
di
dengan lingkungan
dalam
incubator
Proses pelepasan
panas yang
berlebihan
Suhu tubuh
2.
09/08/2015
DS: -
Minggu
menurun
Terpotong tali
Resiko
pusat
infeksi
masih basah
-
Panjang 5
Luka
cm
Jalan masuk post
deentree
mikroorganisme
Resiko infeksi
:by. Ny.A
Umur
: 1 hari
no. rek :
ruangan : kartini
No.
1.
Diagnose keperawatan
Resiko penurunan suhu tubuh b.d proses pelepasan panas yang
2.
berlebihan
Resiko infeksi b.d terpotongnya tali pusat
B. Intervensi keperawatan
Nama pasien
: by. Ny.A
no. rek
Umur
:1 hari
ruangan
: kartini
No
Diagnose
keperawat
1.
Tujuan
an
Resiko
Setelah
penurunan
dilakukan
Intervensi
Rasional
1. Bersihkan
bayi
bayi
dengan
kotoran
tidak
ada ditubuh
pelepasan
terlalu
selama 2x 24
tidak
terjadi
penurunan
suhu
tubuh
dengan kriteria
yang
suhu
tubuh
di
bayi
3. Mencegah
incubator
3. Keringkan
kehilangan
bayi
tubuh bayi
panas
akibat
perpindahan
Pertahankan
suhu tubuh 3637 0c
lingkungan
4. Stabilisasi suhu
4. Pantau
suhu
Setelah
mungkin
tidak
tubuh bayi
Resiko
dari
2. Mempertahanka
sering
2. Simpan
hasil :
2.
1. Membersihkan
1. Mencuci
setelah lahir.
1. Mencuci tangan
tangan
faktor
terpotongn
sebelum
untuk
merawat
melindungi bayi
tali pusat
2. Kaji
ya
pusat
keperawatan
tali selama 2x 24
jam
infeksi
tidak
terjadi
dengan kriteria
tali
hasil :
-
keadaan
Tidak
ada
tanda-
pusat
dari tandatanda
infeksi.
3. Rawat tali
penting
infeksi.
2. Mengetahui
tanda-tanda
infeksi
tanda
pusat
infeksi
Tali
dengan
terjadinya
teknik
infeksi
pusat
kering
, tidak
3. Mencegah
aseptic
dan
anti
septik
bau,
tidak
ada
pus.
C. Implementasi keperawatan
Nama pasien
: by. Ny.A
no. rek
Umur
:1 hari
ruangan
:kartini
tanda-tanda vital:
Nadi : 154x/menit
Suhu : 36,6 0c
RR: 48x/menit
Respon klien
1. Tandatanda vital
klien
dalam
batas
2. Melakukan
normal
pemeriksaan
atropometri:
Berat badan : 2,800
gram
Panjang badan : 51
cm
Lingkar kepala : 32
cm
Lingkar dada : 33
2. Hasil
pemeriksa
an dalam
batas
normal
cm
Lingkar lengan : 11
cm
Lingkar perut : 32
cm
3. Memantau
suhu
3. Suhu klien
TTD
klien
masih
dalam
batas
normal
4. Klien
tampak
4. Memandikan klien
kedingina
na
5. Klien
tampak
5. Memberikan
susu
kooperatif
klien 30 cc
09/08/ 2015
Minggu
1. Tali pusat
klien
masih
basah
2. Klien
2. Mengganti
perban
tampak
kooperatif
tali pusat
D. Evaluasi Keperawatan
Nama pasien
: by. Ny.A
no. rek
Umur
:1 hari
ruangan
:kartini
Tanggal/ hari
09/08/2015
No. dx
1
Evaluasi keperawatan
S: O: suhu tubuh dalam batas normal 36,6 0c
Minggu
TTD
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KASUS
mengumpulkan
mengindentifikasi
informasi
mengenai
atau
data
tentang
masalah-masalah
pasien,
keperawatan
agar
pasien
dapat
secara
Evaluasi Formatif
Setelah dilakukannya tindakan keperawatan mengobservasi keadaan umum,
mengobservasi tanda-tanda vital, dan memberikan pendidikan kesehatan ,
2)
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
4. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan harus sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan. Agar tahap pelaksanaan dapat berjalan dengan
baik karena dibantu dengan keluarega pasien dan perawat ruangan.
Secara kenyataan yang ada dalam kasus ini, masalah tidak sama persis
karena manusia satu dengan yang lainnya berbeda dan penulis tidak mengangkat
diagnosa secara keseluruhan diagnosa yang ada pada tinjauan teori karena data
yang kurang mendukung pada masing-masimg diagnosa tersebut.
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi dapat melakukan penilaian proses keperawatan dan
dapat mengetahui hasil yang telah dicapai pada bayi Ny. A (1 hari ) keadaan
secara umum baik, klien menyusu dengan kuat dan klien reflek reflek pada klien
normal.
B.
Saran
Dalam meencapai tujuan penyembuhan yang optimal serta terwujudnya
asuhan keperawatan yang efektif pada setiap pasien, maka penulis menyarankan:
1. Untuk Institusi Pendidikan
Untuk lebih meningkatkan kulaitas mutu pendidikan dalam memberikan
teori asuhan keperawatan agar mahasiswa lebih mampu dan memahami dalam
melakukan asuhan keperawtan sehingga asuhan keperawatan dapat mengatasi
permasalahan pasien secara cepat dan tepat.
2. Untuk Penulis
Dalam melakukan asuhan keperawatan ini penulis masih banyak
kekurangan sehingga diharapkan tidak terjadi dalam memberikan asuhan
keperawatan selanjutnya. Maka:
a. Dalam pengkajian dengan menggunakan tekhnik komunikasi terapeutik
dapat membina hubungan saling percaya sehingga pengkajian dapat mudah
dilakukan.
b. Dalam menentukan diagnosa keperawatan yang utama hendaknya disusun
sesuai prioritas keperawatan yang mencakup PES (problem, etiologi, sign
atau symptom).
c. Dalam pembuatan perencanaan keperawatan harus disesuaikan dengan
masalah dan kebutuhan pasien serta diberikan cara pencegahan, pengobatan,
dan dilakukan rehabilitasi.
d. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, lakukan disesuaikan dengan
kebutuhan dasar menurut teori Maslow.
tokoh keperawatan dunia yang berasal dari golongan barat. Namun dikalangan
Negara arab dan timur tengah, nama Florence Nightingale tidak lebih terkenal dari
Rufaidah Binti Saad / Rufaidah Al-Asalmiya.
Rufaidah Al-Asalmiya memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Saad AlBani Aslam Al-Khazraj. Ia lahir di Yatrhrib, Madinah pada tahun 570 M dan wafat
pada tahun 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada abad
pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor
(Golongan pertama yang menganut agama Islam di Madinah).
Ayah Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu
keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang,
ia mengabdikan diri merawat kaum muslimin yang sakit. Saat tidak terjadi
peperangan, Rufaidah membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk merawat
kaum muslimin yang sakit. Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang
Khaibar Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat
perang. Ia mendirikan rumah sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW
memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.
Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi
perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada Rasulullah
SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat para mujahid yang
terluka. Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan pengakuan
awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis. Selain berkontribusi
dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan, Rufaidah Al-Asalmiya juga
terlibat dalam aktifitas sosial dikomunitasnya. Dia memberi perhatian kepada
setiap muslim, orang miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia
merawat anak yatim dan memberi bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan
memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Ia digambarkan sebagai
pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama didunia islam meskipun
lokasinya tidak dapat dilaporkan. Ia juga merupakan penyokong advokasi
pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal dengan Preventive Care serta
menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health Education).
SURAT PERNYATAAN
KEABSAHAN PORTOFOLIO
: Irma Suryani
NPM
: 4115006
Praktik profesi
: Keperawatan Anak
Tahun Ajaran
: 2015/2016
Program Studi
dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Mengetahui,
Koordinator Profesi Ners keperawatan anak
Yang Membuat,
( Irma Suryani )