Karya Tulis Homo Wajakensis
Karya Tulis Homo Wajakensis
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Apakah sejarah itu? Sejarah adalah peristiwa atau kejadian
pada masa lampau yang telah diberi tafsir atau alasan dan disusun
secara
kronologis(berurutan)
sehingga
membentuk
suatu
untuk
memperbaiki
kesalahan
yang
terjadi
sebelumnya.
4. Dari sejarah kita dapat mengetahui terjadinya suatu peristiwa.
Contoh
dari
sejarah
sendiri
misalnya
adalah
sejarah
Megahthropus
maupun
Pithecanthropus.
Sedangkan
Situs
Sejarah
Homo
Wajakensis
karena
kami
ingin
pada
tema
Situs
Sejarah
Homo
saja
dan
bagaimana
peninggalan-peninggalan
Homo
Wajakensis?
3.
adanya
karya
tulis
ini
kami
berharap
dapat
kepercayaan
atas
informasi
yang
diperoleh
sebelumnya.
Menghindari
kesimpang-siuran
informasi
tentang
Homo
Wajakensis.
penulisan karya
tulis.Kami
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
purba
sebelumnya,
Homo
Wajakensis
menunjukkan
jauh
lebih
besar
dari
pada
ukuran
manusia
Eugene
Dubois
menduga
Homo
Wajakensis
adalah
ras
BAB 3
METODE PENELITIAN & PENULISAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam mencari
penelitian
yang
lazim
disebut
metode
ilmiah,
dan
dapat
dipercaya.Dalam
sejarah
metode
penelitian
yang
kami
lakukan
dengan
cara
ini
daerah Wajak,
lagi
pada
tanggal
17
Agustus
1965
sebagai
penelitian
yang
dilakukan
dengan
cara
metode
ini,
kami
mengumpulkan
data
dengan
3.1.2.1 Heuristik
Heuristik adalah langkah pertama yang dilakukan dalam
metode sejarah,
yaitu
suatu proses
atau kegiatan
lisan.
Pada
langkah
ini,
kami
melakukan
oleh
Projek
Marmer
Indonesia.
Selain
E.
Dubois
yang
berupa
fosil hasil
tengkorak
yang
sejarawan
sumber-sumber
sejarah
yang
dalam
telah
mengumpulkan
penelitiannya
harus
7
sumber-sumber
sejarah.
Kritik
sumber(Verifikasi)
eksternal
maksudnya
adalah
proses
sejarah
yang
berfungsi
untuk
menentukan
ditemukan
ditempat
itu,
namun
tugu
teoritis terhadap
suatu peristiwa sejarah. Dari Homo Wajakensis, faktafakta sejarah yang ada yaitu, ditemukannya dua buah
tengkorak
fosil
Homo Wajakensis
di
daerah Wajak
menamakannya
Homo
Wajakensis,
Homo
primitive.Tengkorak-tengkorak
tersebut
juga
Selain berpedoman pada cara penulisan karya tulis tersebut, penulisan karya
tulis ini menggunakan metode deskriptif. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional (2005:258) mengatakan Deskriptif artinya bersifat deskripsi. Sedangkan
Deskripsi adalah pemparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005:258). Berdasarkan
kutipan di atas, maka karya tulis ini disusun dengan cara memaparkan atau
menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
3.2.1
Field Research
Dengan Field Research penyusun melakukan penulisan berdasarkan
objek yang diteliti secara langsung. Dalam melakukan Field Research,
penyusun menggunakan dua teknik yang diperlukan untuk memperoleh data
yang akan ditulis tersebut :
a. Observasi (pengamatan)
Observasi yaitu penulis
dengan
informasi
yang
dibutuhkan
oleh
pewawancara.
Penggunaan tehnik ini ditujukan untuk mengumpulkan data tentang halhal yang berkaitan dalam objek tersebut.
3.2.2 Library Research
Library (studi kepustakaan) yaitu suatu cara kerja untuk memperoleh
data dengan jalan mempelajari teori-teori, pendapat-pendapat, majalahmajalah, buku-buku ilmiah, surat kabar, dan tulisan-tulisan lain yang
berhubungan dengan objek yang diteliti. Data-data tersebut bersumber dari
para ilmuwan dan para ahli. Dengan melalui cara library ini, kita akan
memperoleh data sekunder.
10
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Fosil Homo Wajakensis
Fosil Homo Wajakensis di temukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889
pada di desa Wajak, Tulungagung. Kemudian Penelitian tersebut dilanjutkan oleh
11
tugu
terdapat
tulisan
bahasa
Belanda,
yang
bagian
COUV:CEN
C.F
PAHUTAANDE
MARMER
CROEFTE
WADJAK1859
12
Indonesia
sebagai
pelaksanaan
amanat
politik
P.J.M
presiden RI.
4.3 Kegiatan
Masyarakat
di
sekitar
Tugu
Homo
Wajakensis
Masyarakat yang tinggal di sekitar Tugu Peringatan Homo
Wajakensis,menggunakan
lahan
sekitar
sebagai
tempat
13
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Homo Wajakensis
Homo Wajakensis adalah makhluk purba yang secara fisik
dan kualitatif sudah maju dan sempurna dibandingkan manusia
purba
jenis
ditemukan
Megahthropus
di
suatu
maupun
daerah
Pithecanthropus
yang
bernama
yang
Wajak,
lereng
bukit
Nglempung,
Desa
Gamping,
Kecamatan
14
Pleistosin bawah
Pithecantropus Mojokertensis
Meganthropus Palaeojavanicus
Pleistosin tengah
Pithecantropus Erectus
Pithecantropus Soloensis
(Lapisan fauna
Homo Wajakensis
Ngandong)
Holosin
Homo
Homo Sapiens
Wajakensis,
manusia
purba
yang
pertama
kali
ditemukan di Indonesia. Namun sayang aset bangsa itu saat ini tak
berbekas.Bahkan bisa dibilang lenyap meskipun dulu sempat
menggegerkan dunia.
Fosil yang ditemukan di Wajak adalah Homo Sapiens, dekat
daerah Campurdarat, Tulungagung. Fosil ini ditemukan oleh Van
Rietschoten pada tahun 1889 dan diselidiki pertama kali oleh
Dubois.Dalam buku Pithecanthropus karya Richard E Leakey dan Jan
kkerveer, ditulis, di sekitar Desa Wajak ditemukan fosil tengkorak
manusia
oleh
seorang
insinyur
tambang
batu
gamping
kurator
dari
Koninklijke
Natuurkundige
Vereeniging
15
Gb. E. Dubois
Dubois akhirnya tinggal di Tulungagung, yang saat itu masih
merupakan kota kecil bagian Kediri, selama lima tahun. Dia
menyusur kembali tempat Rietschoten menemukan fosil tengkorak
manusia, yakni di cekungan bebatuan sekitar Wajak.Di sekitar
tempat itu ia selain mendapatkan sisa fosil reptil dan mamalia, juga
16
penemuan
perdana
fosil
tengkorak
manusia
ke
Tengah.Akhirnya
berbagai
dia
tempat
di
memusatkan
Jawa
situs
Timur
risetnya
dan
di
Jawa
lembah
Erectus
yang
menggemparkan
dunia
dan
bermukim
di
wilayah
Indonesia
bagian
barat
termasuk
ras
17
menonjol ke samping.
Bagian mulutnya sedikit menonjol
Rahangnya tergolong massif
Memiliki gigi yang besar-besar
Pada gigitan, gigi seri atas tepat mengenai gigi bawah
Tubuhnya berdiri tegak dengan tinggi sekitar 173 cm (130-210
cm)
k) Berat 30-150 kg
l) Volume otak 1300 cc
Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan, manusia Wajak
tubuhnya tinggi, isi tengkorak besar, dan sudah menjadi Homo
Sapiens. Walaupun demikian, para ahli sulit menentukan ke dalam
ras mana Homo Sapiens ini karena ia memiliki dua ciri yaitu ras
Mongoloid dan Austromelanesoid. Mungkin Homo Sapiens ini tidak
hidup bersamaan dengan ras-ras yang hidup sekarang.Mungkin
pula dari ras Wajak itulah subras Melayu Indonesia berasal dan
turut revolusi menjadi ras Austromelanesoid yang sekarang.
18
maka
manusia
Wajak
itu
dianggap
sebagai
ras
ditemukan
di
Indonesia.
Neanderthalensis
di
tempat
Pithecanthropus
Soloensis.
menentukannya.Namun
yang
Mungkin
lain
Para
pasti,
atau
hasil
ahli
ras
pula
dari
evolusi
belum
Wajak
tidak
Homo
dari
dapat
hanya
dijumpai di dunia.Oleh karena itu dalam rangka melestarikan hasil budaya atau
peninggalan prasejarah hendaknya melaporkan kepada lurah atau camat.
penduduk
di
desa
sekitar
Wajak,
Kecamatan
pula
orang-orang
yang
mendiami
kawasan
yang
menunjukkan
membidangi
tempat
cagar
salah
budaya
satu
fosil
pun
manusia
tidak
bisa
purba
itu
dengan
Homo
wajakensis
yang
hanya
geografis
Phitecanthropus.
dan
jarak
Selain
itu,
prasasti
dia
juga
dari
titik
ditemukannya
meninggalkan
foto-foto
21
baru
menguak
muncul
kembali
pada
tempat
Oktober
ditemukan
1998
setelah
Homo
Dinas
agen
perjalanan
wisata.Orang
Belanda
tersebut,
lanjut
dia,
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan
pada
halaman
halaman
23
purba
jenis
Megahthropus
maupun
Pithecanthropus
yang
6.2 Saran
Berdasarkan penulisan makalah yang telah dilakukan,
diperoleh saran-saran di bawah ini:
1. Kita sebagai seorang pelajar harus menjaga dan melestarikan situs sejarah di
Indonesia.
2. Sebagai warga Indonesia jangan pernah meremehkan situs sejarah yang
ada di Indonesia, karena situs sejarah di Indonesia sangat banyak.
3. Lebih tingkatkanlah kesadaran kita dalam mengolah situs sejarah
Indonesia, khususnya situs sejarah Homo Wajakensis.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Herimanto, dkk. 2009. Sejarah untuk kelas X SMA dan MA. Surakarta.
2. Tim MGMP. IPS terpadu untuk kelas VII Semester 1 SMP/MTs. Madiun. Sentra
3.
4.
5.
6.
7.
Madiun
Abdulsyani.2002.Sosiologi.Skematika,Teori dan Terapan.Jakarta:Pt Bumi Aksara
Departemen Pendidikan Nasional.2006.Sejarah.Semarang: VIVA PAKARINDO
Departemen Pendidikan Nasional.2007.IPS Terpadu.Semarang:Sekawan Klaten
Juwanto,H.2002.Sejarah.Semarang:Sekawan Klaten
Koentjaraningrat.1990.Pengantar Ilmu Antropologi.cetakan kedelapan Jakarta:PT
RINEKA CIPTA
8. Shadily,Hasan.1993.Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia.Jakarta:PT RINEKA
CIPTA
9. Soekanto,Soerjono.1982.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
10. http://fathoniarief.blogspot.com/2008/01/mencari-jejak-manusia-wajak.html
( Tanggal Akses Sabtu, 17 Maret 2012 )
25
11. http://timontius-pangestu.blogspot.com/2010/04/homo-wajakensis.html
( Tanggal Akses Sabtu, 17 Maret 2012 )
12. http://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://haristepanus.files.wordpress.com/2010/08/kapakbatu.jpg&imgrefurl=ht
tp://haristepanus.wordpress.com/2010/08/10/kehidupan-pada-masa-praaksara-di
indonesia/&usg=__6uzDZur5ccGUdY00XbobJZ4YAIw=&h=308&w=410&sz=17&
hl=id&start=18&zoom=1&itbs=1&tbnid=zBcTg0mbLqK5rM:&tbnh=94&tbnw=125
&prev=/images%3Fq%3Dhomo%2Bwajakensis%26hl%3Did%26biw
%3D1366%26bih%3D518%26gbv%3D2%26tbs
%3Disch:1&ei=2OFfTezkGYTqrAfuseW4AQ
( Tanggal Akses Kamis, 22 Maret 2012 )
http://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://pakyok.files.wordpress.com/2008/01/sej101_05.gif&imgrefurl=http://history1
978.wordpress.com/2009/09/&usg=__HlxodXLqjehMRtcJvG8e1nmm8rQ=&h=187&w=294
&sz=24&hl=id&start=5&zoom=1&itbs=1&tbnid=eyOTMMyi8h7XrM:&tbnh=73&tbnw=11
5&prev=/images%3Fq%3Dhomo%2Bwajakensis%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih
%3D518%26gbv%3D2%26tbs%3Disch:1&ei=2OFfTezkGYTqrAfuseW4AQ. ( Tanggal
Akses Kamis, 22 Maret 2012 )
LAMPIRAN
26