Gardner
mengeluarkan
teori
tentang
Multiple
Intelligences
sebab-akibat,
menciptakan
hipotesis,
mencari
keteraturan
tingkat
kecerdasan
spasial
yang
tinggi
hampir
selalu
Kecerdasan
kelima,
kinestetik-jasmani,
adalah
kecerdasan
fisik.
perlu
mengajar
menggunakan
seluruh
jenis
pendekatan
kecerdasan
3. Jangan hanya menggunakan sebuah pendekatan kecerdasan untuk
semua situasi kelas
4. jangan memberikan penilaian hanya berdasarkan sebuah pendekatan
kecerdasan.
intelektual
untuk
melakukan
deduksi
dan
pengamatan
kanan
bagian
belakang
menyebabkan
kerusakan
kemampuan
10
L.
Thurstone
(1887-1955)
menekankan
inteligensi
pada
tujuh
kemampuan mental utama atau primary mental abilities, yang berbeda yaitu:
R.B Cattel (1965) dan J.L. Horn (1967) mengemukakan dua deminsi
inteligensi yang disebutnya dengan istilah fluid intelligence ( berkaitan dengan
mengembangkan teknik pemecahan masalah baru, berkaitan dengan
perkembagan neorologis, dan agak tidak terpegaruh oleh pendidikan dan
kebudayaan ) dan crystallized intelligence (berkaitan dengan menggemukakan
pengalaman-pengalaman yang sebelumnya, berkaitan dengan pendidikan dan
kebudayaan, inteligensi ini menigkat secara kesenambungan)
Teori Inteligensi Strenberg
Robert Stenberg mendefinisikan inteligensi sebagai aktivitas mental yang
diarahkan pad kegiatan yang bertujaun untuk menyesuaikan diri, memilih, dan
membentuk lingkuggan yang sesuai dengan kehidupan individu.Teori ini
dikenal dengan Triarchic Theory of Intelligence, Komponen-komponen dari
teori ini adalah : Componential Subtheory, Expriential Subthieory dan
Cntextual
Subtheory.
Dalam
teori
multiple
intelligences
yang
memfokuskan
pada
kemampuan
verbal.
Selanjutnya,
Francis
Klasifikasi
140 ke atas
120 -140
Very Superior
110 120
Superior
90 -110
80 -90
Dullness
70 -80
Borderline deficiency
15
Menurut
tiga
teori
aspek,
triarkis
yaitu
inteligensi,
hubungan
dengan
kecerdasan
(1)
dunia
manusia
internal,
Kemudian kita harus melakukan sejumlah riset. Dengan cara yang sama,
rencana kita untuk menulis makalah bisa berubah saat mengumpulkan
informasi baru. Bisa jadi tidak ada cukup informasi untuk aspek-aspek tertentu
dari topik yang sudah dipilih. Kelangkaan informasi ini bias mendorong kita
mengubah titik berat penulisan. Rencana kita juga bias berubah jika aspekaspek tertentu tulisan berjalan lebih mulus ketimbang aspek lain.
Bagaimana Inteligensi Berkorelasi dengan Pengalaman
Teori triarkis mengenai inteligensi juga menekankan bagaimana
pengalaman terdahulu bias berinteraksi dengan semua jenis komponen
pemrosesan informasi. Artinya, masing-masing dari kita menghadapi tugastugas dan situasi-situasi yang dengannya kita memiliki berbagai tingkat
pengalaman. Tugas-tugas ini biasanya mulai dari tugas baru sepenuhnya di
mana kita tidak memiliki pengalaman sedikitpun, sampai tugas yang sangat
kita kenal di mana, yang kita kuasai memiliki sebuah pengalaman luas dan
mendalam. Ketika sebuah tugas semakin dikenal akrab, banyak aspek tugas
menjadi otomatis. Mereka hanya memerlukan sedikit upaya sadar untuk
menentukan langkah berikutnya dan bagaimana mengimplementasikan
langkah selanjutnya. Sebuah tugas yang baru menuntut inteligensi yang
berbeda
dari
tugas
yang
teori
triarkis,
di
dalamnya
prosedur-prosedur
otomatis
dikembangkan.
Menurut
tugas-tugas
yang
relative
baru-seperti
17
memutuskan jurusan apa yang akan diambil nantinya dan aktivitas apa yang
akan dilakukan selama kuliah, bahkan kita bias membentuk perilaku individuindividu di sekitar kita. Namun jika kita tidak sanggup beradaptasi atau
membentuk lingkungan agar cocok dengan kita, mungkin kita akan memilih
lingkungan lain.
Menurut teori triarkis, manusia bisa mengaplikasikan inteligensi mereka
di banyak jenis persoalan. Contoh, beberapa orang mungkin lebih cerdas
untuk menyelesaikan masalah-masalah akademik yang abstrak, yang lain
mungkin lebih
18
alasan abstrak, yaitu korelasi yang tinggi, dimana beberapa peneliti sekarang
percaya bahwa kecerdasan menjadi satu sifat. Sebagai contoh, Charles
Spearman (1927) menggambarkannya seperti g atau kecerdasan umum.
Sejak teori-teori berkembang menjadi sebuah konsep, dan beberapa percaya
bahwa kecerdasan didukung oleh beberapa dimensi.
Teori Kecerdasan Jamak Dr. Howard Gardner
Howard Gardner (1983,1999b) menganalisis tampilan orang dalam wilayah
yang berbeda dan menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah ketenangan yang
berhubungan
dengan
delapan
wilayah
yang
berbeda.
Dia
juga
19
pertanyaan dasar kehidupan, seperti, Siapa kami? dan Dari mana kami
berasal? (Gardner, 1999c)
efektif
Kecerdasan
Prilaku
untuk
menangani
termasuk
denan
mengadaptasikan
tugas-tugas
kepada
harian.
lingkungan,
oleh
pengaruh
lingkungan.
Beberapa
ahli
percaya
bahwa
kecerdasan dipengaruhi oleh dua faktor. (Coll, Bearer, & Learner, 2004;Petril &
Wilkerson, 2000; Shepard, 2001). Gambaran ini menjelaskan bahwa gen
20
Kemampuan Grup
Tipe kemampuan grup di Sekolah Dasar ada dalam tiga bentuk, Grup antara
kelas, Grup dalam kelas & Joplin plan.
~ Grup antara kelas, yaitu: membagi siswa secara pasti kedalam level, seperti
tinggi, sedang, dan bawah, contoh: Sebuah sekolah dengan 75 orang siswa
membagi mereka ke dalam 3 level dalam satu kelas dengan prestasi siswa
yang prestasinya tinggi, sedang dan prestari rendah.
~ Grup dalam kelas, yaitu: membagi siswa ke dalam kelas dalam subgrup
didasarkan pada nilai membaca atau matematika, contoh: Guru di level 4
memiliki 3 grup pembaca berdasarkan kemampuan membaca.
~ Joplin plan, yaitu: membentuk grup kembali melintasi perbedaan level,
contoh: Guru dari level yang berbeda,menempatkan siswa dalam kelas
membaca yang sama.
Kemampuan Grup: Hasil Penelitian
Kritik mengenai beberapa masalah :
~ Grup dalam kelas membuat catatan masalah karena perbedaan bahasan
dan tugas yang dibutuhkan, jadi memonitor siswa cukup mengalami
kesulitan (Good & Brophy, 2003; Oakes, 1992)
~ Terjadinya penempatan yang tidak sesuai, dimana pengawasan menjadi
permanen. Anggota dari budaya minoritas mengalami tekanan berat dalam
kelas dengan kemampuan tinggi, dan berlebihan dalam kelas dengan level
rendah (Davenport et.al.,1998; Mickelson & Heath, 1999; Oakes, 1992)
~ Anggota dengan grup level rendah terstigma dengan julukan label rendah
(Oakes & Well, 2002)
~ Siswa dalam grup yang homogeny prestasinya lebih rendah daripada siswa
heterogen dengan kemampuan sama (Good & Brophy, 2003).
21