Oleh :
1102006186
Pembimbing :
SMF BEDAH
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 91 Tahun
Bangsa
: Jawa
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Sumber sareat lampung utara
No.MR
: 223089
I.
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Tidak bisa buang air kecil
2. Keluhan Tambahan
Nyeri saat buang air kecil, buang air kecil menetes,
buang air kecil mengedan, buang air kecil tidak
lampias, buang air kecil berwarna merah.
3. Riwayat Penyakit
Pasien datang ke RSAM dengan keluhan tidak bisa buang
air kecil sejak lebih kurang satu bulan sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan ini muncul perlahan-lahan dan
semakin bertambah berat. Pasien mengaku sering
mengedan saat pertama kali ingin buang air kecil tetapi
air kencing yang keluar tidak lancar, pancaran air
kencingnya lemah bahkan hanya menetes saja dan pasien
sering merasa tidak puas jika buang air kecil. Tiga hari
sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan bahwa
pasien buang air kecil berwarna merah.
Pasien mengaku bahwa lebih kurang dua bulan yang lalu pernah
jatuh di sawah ketika sedang bekerja. Pasien terjatuh dalam posisi
terduduk. Pasien mengatakan bahwa dua hari setelah pasien
terjatuh, daerah di sekitar lipat paha pasien sedikit bengkak dan
berwarna kemerahan disertai rasa sakit . Namun, pasien tidak
berobat ke dokter dan membiarkan keluhannya tersebut. Pasien
menyangkal adanya perdarahan dari saluran kencing sesaat setelah
pasien terjatuh.
4. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit pada
saluran kencing.
5. Riwayat masa lampau
a. Penyakit terdahulu : b. Trauma terdahulu : c. Operasi : operasi batu ginjal (+)
d. Sistem saraf : e. Sistem kardiovaskuler : f. Sistem gastrointestinal : g. Sistem urinarius: h. Sistem genital : i. Sistem muskuloskeletal: -
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit, isi cukup, reguler
Pernafasan : 20 x/menit, pernapasan normal
Suhu : 36,8oC
Dada (Thorak)
Inspeksi : Pergerakan hemitorak simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vocal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas sela iga II midclavicula sinistra
Batas kanan sela iga IV parasternal dextra
Batas kiri sela iga V midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)
Perut (Abdomen)
Inspeksi : Datar, simetris, tidak terlihat massa
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalia
Pada status lokalis
Perianal
Pada status lokalis
Neuromuskular
Sensibilitas : (+) baik
Refleks fisiologis : (+) baik
Refleks patologis : (-)
Tulang belakang
Tidak ada kelainan [skoliosis, lordosis, kifosis patologis (-)]
STATUS LOKALIS
Regio suprapubis : kateter sistostomi terpasang
Regio genitalia eksterna
Inspeksi : lumen orifisium uretra eksterna sempit
Palpasi :gland penis tidak ada kelainan
Regio perianal
Rectal toucher : tonus spingter ani kuat
Mukosa rectum licin
Ampula recti terisi udara
Massa (-)
Prostat teraba
Handschoon : darah (-), feses (+), lendir (-)
IV. RESUME
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
BNO
Urethrography
V. DIAGNOSA BANDING
Retensio urin e.c striktur uretra
Retensio urin e.c BPH
Retensio urin e.c batu buli-buli
TINJAUAN PUSTAKA
Striktur uretra
Uretramerupakan saluran yangmenyalurkan urin dari
vesika urinaria kemeatusuretra,untukdikeluarkan ke
luar tubuh. Uretra pada pria memiliki fungsi ganda,
yaitu sebagai saluran urin dan saluran untuk semen
dari organ reproduksi. Panjang uretra pria kira-kira 23
cm dan melengkung dari kandung kemih ke luar tubuh,
melewati prostate dan penis. Sedangkan uretra pada
wanita lurus dan pendek, berjalan secara langsung dari
leher kandung kemih keluar tubuh.Uretra pria dibagi
atas dua bagian, yaitu uretra anterior dan uretra
posterior. Uretra anterior dibagi menjadi uretra
bulbaris, penil, dan glandular. Fosa navikularis ialah
dilatasi distal kecil dalam uretra glandular.
Striktura uretra
Striktura uretra adalah penyempitan lumen uretra
karena fibrosis pada dindingnya. Penyempitan lumen
ini disebabkan karena dindingnya mengalami fibrosis
dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis
korpus spongiosum
ETIOLOGI
Kelainan kongenital, misalnya kongenital
meatus stenosis, klep uretra posterior
Operasi rekonstruksi dari kelainan kongenital
seperti hipospadia, epispadia
Trauma
Post operasi
Infeksi
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
disuria,
kesulitan berkemih,
pancaran kemih yang menururn,
frekuensi kemih yang abnormal,
rasa tidak nyaman,
hematuria,
nyeri pelvis atau bagian bawah perut,
pengosongan kantung kemih yang tidak puas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uruflowmetri
Radiologi : uretrografi
Instrumentasi
Uretroskopi
TERAPI
Dilatasi
Obturation
Uretrotomi (endoscopic internal urethrotomy or
incicion),
Uretroplasti atau rekonstruksi uretra
Prosedur rekonstruksi multipel (perianal
uretrostomi)
Terima kasih