Anda di halaman 1dari 3

CARA MERUBAH SISTEM PENGAPIAN PLATINA

MENJADI CDI MOTOR HONDA CB100


Pengapian sistem platina merupakan pengapian konvensional. Terkadang karena tidak mau repot
melakukan penyetelan, alasan sparepart dan lain sebagainya, penggemar motor kuno melakukan
perombakan dari sistem pengapian platina menjadi sistem pengapian CDI (capasitor Discharge
Injection).

PERBEDAAN SISTEM PENGAPIAN AC DAN DC

Mengetahui jenis pengapian sepeda motor sangat penting untuk melakukan perbaikan kelistrikan
maupun menerapkan berbagai aplikasi pendukung kelistrikan semisal kunci rahasia, alarm dan
pekerjaan penting lainnya. Selain itu, dengan mengetahui seluk beluk pengapian sepeda motor akan
lebih mudah melakukan trouble shooting atau analisa kerusakan.
Kurangnya pengetahuan tentang jenis pengapian bisa berakibat fatal terhadap proses perbaikan,
analisa kerusakan bahkan terhadap keselamatan kerja. Adapun untuk pemasangan aplikasi yang lain
semisal pemasangan kunci rahasia dan alarm justru bisa merusak salah satu komponen system
pengapian itu sendiri maupun komponen yang akan di aplikasi. Untuk itu disini kami paparkan
perbedaan signifikan terkait jenis pengapian AC dan pengapian DC

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan saat akan mengganti pengapian :

1. Pahami tipe pengapian platina tersebut termasuk tipe AC ataupun Tipe DC


2. Untuk sistem pengapian platina AC maka gunakan CDI AC, begitu pula untuk mengapian DC, maka
gunakan CDI DC, walaupun bisa ditukar dalam hal aplikasinya dengan berbagai penyesuaian.
3. Pastikan kriteria tahanan spul yang masuk baik itu spul CDI (source coil), panjang trigger dan tahanan
pulser sesuai degan yang dibutuhkan oleh CDI yang akan diaplikasikan.

4. Pahami jarak antara trigger dan pulser antara 0,5mm-0,6mm. jangan terlalu jauh atau nempel, apabila
terlalu jauh maka sinyal yang dihasilkan ke SCR (silicon control rectifier) kurang signifikan, apabila
terlalu dekat justru akan merusak trigger maupun pulser karena bergesekan.
5. Triger bisa dibuat sendiri dengan dilas atau menempelkan plat yang dipotong disesuaikan dengan
panjang bawaan kebutuhan CDI yang diaplikasikan. (pedoman pemasangan lihat gambar)
6. Pahami saat terjadinya pengapian platina maupun CDI, Pada platina terjadi saat platina membuka dan
terjadi saat tanda F, saat itulah busi memercikkan api, adapun pada CDI saat busi memercikkan api
terjadi saat ujung trigger bagian belakang bertemu dengan pulser dan terjadi pada saat tanda F juga.
( khusus yang ini masih bersifat perkiraan dan pendekatan tapi bisa dijadikan acuan dan diakali
dengan
sistem
pulser
geser
untuk
mendapatkan
F
yang
tepat)

Sebelum mengaplikasikan hal-hal diatas ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan :
1. Pahami dulu sistem kerja platina maupun CDI, nama dan fungsi masing masing komponen.
2. Ukur tahanan Source coil (spul CDI) yang akan diaplikasikan misalkan pake CDI Honda grand, source
coi (spul CDI) harus sesuai standar grand dan spul lama yang masih sistem platina disesuaikan dan
dispul ulang sesuai standar spul CDI Honda grand, bisa menggunakan kawat email ukuran 0,12-0,15
mm kalo belum bisa bawa ke tukang spul saja tahu beres. Adapun pulser bisa langsung dipasang
dengan disesuaikan saat pengapian.
3. Membuat Trigger bisa dilas atau memotong plat besi kemudian dilem besi di magnet atau dibuatkan
dudukan terlebih dahulu di as poros pembuka platina dan disesuaikan panjangnya trigger pada motor
sesuai CDI yang akan diaplikasikan. (pent: model pemasangan platina ada yang dipasang di
silinder head contoh CB 100 dan Honda GL 100, ada juga model platina yang dipasang di
blok magnet contoh: Honda super cup, dan Honda 70, aplikasi trigger dan pulser juga
disekitar situ)
4. Ada alat agar akurat penyetelan saat pengapianya yaitu dengan timing light, tapi jika paham sistem
kerja dan bisa kerja dengan presisi, tanpa alat itupun bisa.
mekanik

Menjadi

spesialis

kelistrikan

Kesalahan-kesalahan saat merubah pengapian :


1. Kesalahan modifikasi alternator untuk source coil pengisi CDI berakibat pada kinerja source coil lampu
penerangan dan source coil pengisian batere sehingga perlu ketepatan pemotongan email dan
penyambungan instalasinya.
2. Beberapa jenis CDI DC tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa batere.
3. Koil pengapian untuk sistem pengapian CD memiliki spesifikasi yang berbeda dengan coil pengapian
untuk sistem platina. Meskipun pada praktiknya dapat digunakan tetapi hasilnya akan lebih optimal
jika koil pengapian merupakan bagian yang diikutsertakan.
4. CDI tanpa pulser tidak cocok dipasang pada mesin empat tak, terlebih jika magnet flywheel dengan
enam keping. Hal ini akan menyebabkan detonasi dan pre ignition.
5. Jika saat pengapian tidak tepat, geserlah nok atau dudukan pulser sejauh eror yang terbaca
6. Tendangan balik pedal kick starter ketika ditekan menunjukkan saat pengapian terlalu awal.
7. Putaran mesin meletup-letup pada putaran tinggi atau mesin mati saat throttledibuka/aselerasi
menunjukkan

bahwa

saat

pengapian

yang

terlalu

mundur.

Dari pilihan CDI, ada tiga macam yang bisa diaplikasi. Meniru milik Suzuki Tornado atau RGR150, Honda
Supra X dan Suzuki Shogun 110.

Menggunakan CDI Suzuki Tornado


Paling sederhana pakai CDI Suzuki Tornado karena kabelnya cuma tiga dari sepul, massa dan koil,
Tentunya sepul pengapian perlu digulung ulang dengan kawat 0,15 mm. Meski gampang dipasang
dan murah (total belanja Rp 150 ribu) karena tanpa pulser, CDI Tornado atau RGR kurang sip di
kitiran atas. Doyan mbrebet, Bro! Atau kadang bagus. Namun ada kasus kerap boros busi.

Rubah ke kelistrikan Honda Supra


Silakan jajal pasang CDI Supra X yang jago dari rpm bawah hingga atas. Ada lima kabel dari soket,
yaitu sepul, pulser, massa, kontak dan koil. Tetap pakai magnet asli CB100 dan spul digulung ulang
kawat 0,15 mm. Syaratnya mekanik harus pasang pulser di sisi dalam crankcase kiri.
Pilih pulser yang memang didesain buat terendam oli. Seperti punya GL Pro Neo Tech, Tiger dan
Shogun 110 biar awet.
Pasangan pulser adalah pick-up coil yang menempel di bilah kruk as sisi magnet. Proses bikin
tonjolan dengan las listrik lalu dibentuk gerinda, derajat pemicu pulser bisa dibikin sesuai selera. Mau
dibikin galak di rpm atas atau gampang distarter, semua bisa.
Ubahan ini memakan biaya sekitar Rp 450 ribu. Kelemahannya justru di usia sepul gulungan sendiri.
Masa pakainya susah diprediksi.

Ambil Magnet Honda Tiger


Akibat susah menganut sistem Honda Grand, mekanik berkreasi lagi dengan mencomot magnet
berikut sepul komplet Honda Tiger. Saat sepul putus, beli dan mesin hidup lagi. Nggak perlu repot, ke
tukang dinamo untuk gulung spul.
Wajib bikin dudukan sepul lagi agar bisa masuk ke bak magnet asli CB100 dan bubut sisi dalam
magnet biar nggak mentok crankcase. Alternatif lain magnet plus sepul lengkap Astrea Grand juga
bisa dijajal di mesin CB100.
Masih dengan jurus pulser di crankcase tapi kali ini spul pengapian asli CB100 sama sekali tidak
diubah. Cukup comot CDI Shogun 110 jenis DC, konsekuensinya harus pasang aki dan kiprok baru
12 volt. Api lumayan stabil tuh, belanja rada lumayan, tembus di angka Rp 700 ribu.
Syarat utama magnet tidak boleh bergesekan sama sekali ke sepul, nyenggol dikit mesin susah
hidup. Kondisi kruk as harus balans nggakboleh oleng.

Memakai pengapian GL Pro series


Kalau cara paling praktis justru comot pengapian komplet GL-Pro keluaran 1986 hingga 1994 atau
GL100 keluaran 1990 ke atas. Dari magnet, pulser, bak magnet, sepul dan CDI gampang sekali
masuk ke mesin CB100.
Kendalanya spare part ini rada susah dilacak di toko onderdil atau bahakn tukang loak. Alternatif lain
comot komponen pengapian serupa versi KW-2 yang cuma Rp 450 ribu. Tapi ambil pulser dan CDI
asli Honda, namun bisa bengkak sampai Rp 700 ribu

Anda mungkin juga menyukai