Mengetahui jenis pengapian sepeda motor sangat penting untuk melakukan perbaikan kelistrikan
maupun menerapkan berbagai aplikasi pendukung kelistrikan semisal kunci rahasia, alarm dan
pekerjaan penting lainnya. Selain itu, dengan mengetahui seluk beluk pengapian sepeda motor akan
lebih mudah melakukan trouble shooting atau analisa kerusakan.
Kurangnya pengetahuan tentang jenis pengapian bisa berakibat fatal terhadap proses perbaikan,
analisa kerusakan bahkan terhadap keselamatan kerja. Adapun untuk pemasangan aplikasi yang lain
semisal pemasangan kunci rahasia dan alarm justru bisa merusak salah satu komponen system
pengapian itu sendiri maupun komponen yang akan di aplikasi. Untuk itu disini kami paparkan
perbedaan signifikan terkait jenis pengapian AC dan pengapian DC
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan saat akan mengganti pengapian :
4. Pahami jarak antara trigger dan pulser antara 0,5mm-0,6mm. jangan terlalu jauh atau nempel, apabila
terlalu jauh maka sinyal yang dihasilkan ke SCR (silicon control rectifier) kurang signifikan, apabila
terlalu dekat justru akan merusak trigger maupun pulser karena bergesekan.
5. Triger bisa dibuat sendiri dengan dilas atau menempelkan plat yang dipotong disesuaikan dengan
panjang bawaan kebutuhan CDI yang diaplikasikan. (pedoman pemasangan lihat gambar)
6. Pahami saat terjadinya pengapian platina maupun CDI, Pada platina terjadi saat platina membuka dan
terjadi saat tanda F, saat itulah busi memercikkan api, adapun pada CDI saat busi memercikkan api
terjadi saat ujung trigger bagian belakang bertemu dengan pulser dan terjadi pada saat tanda F juga.
( khusus yang ini masih bersifat perkiraan dan pendekatan tapi bisa dijadikan acuan dan diakali
dengan
sistem
pulser
geser
untuk
mendapatkan
F
yang
tepat)
Menjadi
spesialis
kelistrikan
bahwa
saat
pengapian
yang
terlalu
mundur.
Dari pilihan CDI, ada tiga macam yang bisa diaplikasi. Meniru milik Suzuki Tornado atau RGR150, Honda
Supra X dan Suzuki Shogun 110.