Wan Juli1
Pasal 2 AD: Bentuk organisasi profesi IKPI adalah Perkumpulan. Apakah
perkumpulan ini sama dengan bentuk Yayasan? Pendapat saya adalah tidak sama
walaupun ada persamaannya. Prof Rudhi menyebutnya dengan sama tapi tidak
sama dan sebangun2. Perbedaan yang mencolok adalah mengenai keanggotaan
yang mana dalam yayasan tidak dikenal adanya anggota (Pasal 1(1) UU
Yayasan).Perkumpulan pada hakikatnya adalah perhimpunan orang-orang yang
didirikan dengan maksud tertentu (Pasal 1653 KUHPer). Dasar hukum utama
Perkumpulan adalah Buku III KUHPer (pasal 1653-1665). Yayasan diatur dalam UU
tersendiri yaitu UU No 16 tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan UU No 28
tahun 2004.
Pasal 5 AD:Perkumpulan berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang
Dasar 1945 berikut perubahan-perubahannya. Penyebutan Undang-Undang Dasar
1945 ini kurang tepat.Seharusnya adalah Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan bukan Undang Undang Dasar 1945. Periksa Pasal II
Aturan Tambahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(Perubahan ke-4)
Pasal 7 AD: Perkumpulan adalah satu-satunya wadah organisasi profesi Konsultan
Pajak yang mandiri bagi segenap Konsultan Pajak di seluruh wilayah Indonesia. Hal
yang menarik dari ketentuan Pasal ini adalah pada makna kata satu-satunya
terutama karena kita semua mengetahui bahwa asosiasi profesi yang terdaftar di
DJP ternyata bukan hanya IKPI Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia (AKP2I).
Saya melihat ketentuan ini merupakan ide yang ambisius dari organisasi IKPI yang
mana pada saat ketentuan ini dibuat, saya yakin tidak ada wacana bakal ada
organisasi profesi konsultan Pajak lain. Karena itu, dalam surat edaran terakhir yang
dikeluarkan IKPI ditegaskan bahwa IKPI menganut paham monoloyalisme yaitu
bahwa anggota IKPI yang terbukti terdaftar pada organisasi profesi lain akan
dikeluarkan dari keanggotaan IKPI.
Pasal 9 AD mengatur tentang kegiatan yang diperkenankan untuk dilakukan oleh
organisasi profesi IKPI.Saya melihat bahwa sebenarnya kegiatan yang
diperkenankan ini sangat tidak terbatas sepanjang tidak bertentangan dengan
dengan asas dan landasan, pedoman, tujuan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Perkumpulan (Pasal 19 angka 9AD).Hal ini menurut saya juga masih kurang
lengkap karena ketentuan Pasal 11 angka 4 menyebutkan Usahausaha/penghasilan yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan serta peraturan perundangundangan yang
1 Pengurus Bidang Litbang dan Hukum IKPI Cabang Surabaya. Catatan ini
merupakan pendapat dan interpretasi pribadi dan tidak mencerminkan pendapat
atau posisi yang dianut oleh IKPI.
2 Rudhi Prasetya, 2012, Yayasan dalam Teori dan Praktik. Sinar Grafika: Jakarta.
sekutu non pelaku, kecuali dalam hal adanya kuasa dari sekutu non pelaku atau
perbuatan yang dilakukan sekutu pelaku mendatangkan manfaat bagi persekutuan 3.
Jadi apabila sekutu pelaku membeli barang dari puhak ketiga, maka pihak ketiga itu
tidak dapat menagih harga barang itu kepada sekutu nonpelaku. Namun, apabila
sekutu pelaku menjual barang kepada pihak ketiga, sekutu nonpelaku berhak
menagih harga barang tersebut kepada pihak ketiga yang membeli barang
tersebut. Bagaimana dengan firma? Ternyata Firma didefinisikan dalam KUHD Pasal
16 sebagai suatu perseroan yang didirikan untuk suatu usaha dibawah suatu nama
bersama. Dengan demikian, dalam konteks Firma hubungan pertanggungjawaban
segi ekstern ini sangat jelas. Selanjutnya, dalam konteks Firma tiap-tiap sekutu
secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya atas segala
perikatan persekutuan hingga sampai pada harta pribadinya yang terletak diluar
persekutuan (Pasal 18 KUHD).
Selanjutnya, apa sanksinya apabila ketentuan mengenai bentuk usaha ini
dilanggar? Hal ini tidak dijelaskan dalam AD. Tetapi kalau dilihat di Standar Profesi
Konsultan Pajak, jelas bahwa pelanggaran ketentuan bentuk usaha ini adalah
pelanggaran terhadap Standar Profesi Konsultan Pajak yang akan diproses oleh
Pengawas berdasarkan Pengaduan. Setelah menbaca SPKP saya mengasumsikan
bahwa pelanggaran standar profesi serupa dengan delik aduan (demikian pula
dengan pelanggaran HKI) dalam konteks hukum pidana. Berikut kutipan dari SPKP
yang dimaksud:
2. Bentuk dan Aspek Melakukan Praktik
2.1. Praktik Bersama bentuk Persekutuan.
2.1.1. Penggunaan bentuk badan hukum yang diperkenankan adalah hanya
Persekutuan Perdata. Bentuk Perseroan Terbatas tidak diperkenankan.
2.1.2. Berdasarkan bentuk badan hukum di atas, setiap praktik persekutuan perdata
harus mengikuti ketentuan yang sama dengan praktik secara individu.
2.2. Praktik Persekutuan.
2.2.1. Anggota yang membuka praktik untuk publik hanya diperkenankan dalam
bentuk Praktik Perseorangan (sole practicioner) atau bentuk Persekutuan Perdata
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perseroan 4. Setiap anggota baik dalam
kapasitas sebagai anggota persekutuan atau sebagai pimpinan persekutuan
mempunyai tanggung jawab yang sepadan dalam setiap tindakannya.
3 Lebih lanjut, periksa Rudhi Prasetya, 2004. Maatschap
4 Saya berpendapat bahwa penyebutan Undang-undang Perseroan disini kurang
tepat. Saya menduga maksud dari ketentuan ini adalah bahwa persekutuan perdata
tetap tetap mengacu pada hukum perseroan yang berlaku. Hal ini disebabkan
karean UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sama sekali tidak
membahas tentang Persekutuan Perdata. Sebagaimana saya sebut sebelumnya,
bentuk usaha konsultan pajak yang diperkenankan hanyalah perseorangan dan
persekutuan perdata.
Kongres atau Kongres Luar Biasa dapat mengambil keputusan yang sah,
apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota
Perkumpulan dan keputusan itu disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua)
jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam acara pengambilan
keputusan itu.
Apabila kuorum yang ditetapkan tidak tercapai, maka Kongres diundur untuk
waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) jam, kemudian dibuka kembali serta
dinyatakan sah dengan tidak terikat lagi pada ketentuan kuorum.
Kongres Luar Biasa diadakan atas usul dari sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah Pengurus Pusat dan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per
tiga)dari jumlah Pengurus Cabang.
Apabila kuorum yang ditetapkan tidak tercapai, maka Kongres Luar
Biasaditunda untuk waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) jam, kemudian
dibukakembali serta dinyatakan sah dengan tidak terikat lagi pada ketentuan
kuorum.
5 Ini yang diistilahkan oleh Prof Rudhi sebagai teori yang mutakhir bahwa
kedudukan masing-masing organ sejajar.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Saya tidak menemukan adanya batasan yang jelas mengapa ayat 4 ini
menyebutkan juga tentang Kewajiban yang seharusnya dicakup dalam ayat 3-nya.
Saya menduga ayat 3 ini seharusnya tentang tugas dan kewajiban Pengurus,
sedangkan Ayat 4 ini tentang wewenang dan tanggung jawab Pengurus.Dalam
konteks Pasal 16(4) AD ini penting untuk dicatat bahwa ketua umum dalam
melakukan tindakan perwakilan harus bersama-sama dengan seorang pengurus lain
yaitu Sekretaris umum untuk perwakilan (selain keuangan) atau Bendahara Umum
untuk masalah keuangan.
Yang penting dicatat adalah adanya pembatasan perbuatan yang tidak dapat
ditangani oleh Pengurus yaitu ayat 4 huruf h dan i. Huruf h memberikan perbuatan
yang dilarang dilakukan oleh Pengurus yaitu:
-
Huruf i memberikan perbuatan yang bisa dilakukan oleh Pengurus namun dengan
pembatas atau syarat yaitu:
-
Kuorum dan Voting. Kuorum adalah persentase tertentu di antara pengurus atau
anggota (tergantung pada acara rapatnya) yang ada yang hadir dalam rapat
anggota. Ringkasan ketentuan tentang kuorum dan voting adalah sebagai berikut:
Kongres /Kongres Luar
Biasa (Pasal 14(2) AD)
Kuorum
> 2/3 jumlah anggota.
Apabila
Kuorum
tidak
Voting
Lebih dari jumlah suara
yang dikeluarkan sah
7 Lebih lanjut, lihat Rudhi Prasetya. 2011. Perseroan Terbatas: Teori dan Praktik.
Sinar Grafika: Jakarta. P. 26-29.
dengan
catatan
untuk
kongres Luar biasa perlu
usulan
dari
2/3
dari
pengurus pusat dan 2/3
dari pengurus cabang.
Berlaku
pula
untuk
pemilihan Ketua Umum
(Pasal 17 AD), Kode Etik
(Pasal 19 AD) dan Standar
Profesi (Pasal 20 AD)
Rapat
Pengurus
Pusat
(Pasal 16(6) AD)
Rapat Pengurus
(Pasal 16(7) AD)
Daerah
Rapat Pengurus
(Pasal 16(8) AD)
Cabang
Kongres
untuk
Penggabungan
dan
peleburan (Pasal 23 AD)
Kongres
untuk
Pembubaran dan Likuidasi
(Pasal 24 AD)
terpenuhi,
ditunda 1 jam
Kongres
Lebih dari
jumlah
pengurus pusat. Apabila
Kuorum tidak terpenuhi,
Rapat ditunda 30 menit
Lebih dari
jumlah
pengurus daerah. Apabila
Kuorum tidak terpenuhi,
Rapat ditunda 30 menit
Lebih dari
jumlah
pengurus cabang. Apabila
Kuorum tidak terpenuhi,
Rapat ditunda 30 menit
Sekurang-kurangnya
2/3
(duaper tiga) darijumlah
Anggota
TetapPerkumpulan.
Apabila
Kuorum
tidak
terpenuhi, Rapat ditunda
1 jam. Keputusan bisa
diambil
asalkeputusan
itudisetujui oleh sekurangkurangnya
2/3
(dua
pertiga) dari jumlah suara
yang diberikandengan sah
sekurang-kurangnya
Tidak
ada
ketentuan
voting.
Tiap
anggota
pengurus punya 1 hak
suara
Tidak
ada
ketentuan
voting.
Tiap
anggota
pengurus punya 1 hak
suara
Tidak
ada
ketentuan
voting.
Tiap
anggota
pengurus punya 1 hak
suara
lebih dari2/3 (dua per
tiga)dari
jumlah
suara
yang diberikan dengan
sah
sekurang-kurangnya