Anda di halaman 1dari 9

Beberapa Catatan terkait dengan Anggaran Dasar IKPI

Wan Juli1
Pasal 2 AD: Bentuk organisasi profesi IKPI adalah Perkumpulan. Apakah
perkumpulan ini sama dengan bentuk Yayasan? Pendapat saya adalah tidak sama
walaupun ada persamaannya. Prof Rudhi menyebutnya dengan sama tapi tidak
sama dan sebangun2. Perbedaan yang mencolok adalah mengenai keanggotaan
yang mana dalam yayasan tidak dikenal adanya anggota (Pasal 1(1) UU
Yayasan).Perkumpulan pada hakikatnya adalah perhimpunan orang-orang yang
didirikan dengan maksud tertentu (Pasal 1653 KUHPer). Dasar hukum utama
Perkumpulan adalah Buku III KUHPer (pasal 1653-1665). Yayasan diatur dalam UU
tersendiri yaitu UU No 16 tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan UU No 28
tahun 2004.
Pasal 5 AD:Perkumpulan berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang
Dasar 1945 berikut perubahan-perubahannya. Penyebutan Undang-Undang Dasar
1945 ini kurang tepat.Seharusnya adalah Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan bukan Undang Undang Dasar 1945. Periksa Pasal II
Aturan Tambahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(Perubahan ke-4)
Pasal 7 AD: Perkumpulan adalah satu-satunya wadah organisasi profesi Konsultan
Pajak yang mandiri bagi segenap Konsultan Pajak di seluruh wilayah Indonesia. Hal
yang menarik dari ketentuan Pasal ini adalah pada makna kata satu-satunya
terutama karena kita semua mengetahui bahwa asosiasi profesi yang terdaftar di
DJP ternyata bukan hanya IKPI Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia (AKP2I).
Saya melihat ketentuan ini merupakan ide yang ambisius dari organisasi IKPI yang
mana pada saat ketentuan ini dibuat, saya yakin tidak ada wacana bakal ada
organisasi profesi konsultan Pajak lain. Karena itu, dalam surat edaran terakhir yang
dikeluarkan IKPI ditegaskan bahwa IKPI menganut paham monoloyalisme yaitu
bahwa anggota IKPI yang terbukti terdaftar pada organisasi profesi lain akan
dikeluarkan dari keanggotaan IKPI.
Pasal 9 AD mengatur tentang kegiatan yang diperkenankan untuk dilakukan oleh
organisasi profesi IKPI.Saya melihat bahwa sebenarnya kegiatan yang
diperkenankan ini sangat tidak terbatas sepanjang tidak bertentangan dengan
dengan asas dan landasan, pedoman, tujuan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Perkumpulan (Pasal 19 angka 9AD).Hal ini menurut saya juga masih kurang
lengkap karena ketentuan Pasal 11 angka 4 menyebutkan Usahausaha/penghasilan yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan serta peraturan perundangundangan yang
1 Pengurus Bidang Litbang dan Hukum IKPI Cabang Surabaya. Catatan ini
merupakan pendapat dan interpretasi pribadi dan tidak mencerminkan pendapat
atau posisi yang dianut oleh IKPI.
2 Rudhi Prasetya, 2012, Yayasan dalam Teori dan Praktik. Sinar Grafika: Jakarta.

berlaku, sehingga ketentuan Pasal 9 AD ini harusnya menyebutkan pula bahwa


kegiatan perkumpulan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dengam membandingkan ketentuan Pasal 9 dan Pasal 11 AD ini saya
berpendapat bahwa Pasal 9 AD mengatur tentang kegiatannya, sedangkan pasal 11
AD mengatur tentang kekayaan atau harta perkumpulan.Karena Pasal 9 angka 19
ini bersifat tidak terbatas, saya berpendapat bahwa ketentuan ini seharusnya lebih
elegan apabila diletakkan di angka terakhir dari pasal ini yaitu angka 21.
Pasal 11 AD menyebutkan bahwa Kekayaan Perkumpulan diperoleh dari:
1. Iuran Anggota dapat berupa uang pangkal dan uang iuran bulanan;
2. Sumbangan-sumbangan yang sifatnya tidak mengikat;
3. Hibah dan Hibah Wasiat;
4. Usaha-usaha/penghasilan yang sah yang tidak bertentangan dengan
AnggaranDasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan serta peraturan
perundangundanganyang berlaku.
Pasal 12(1) AD menyebutkan bahwa anggota perkumpulan terdiri dari anggota
tetap, anggota terbatas, dan anggota kehormatan. Tentang pengertian masingmasing jenis anggota ini kita harus mengacu pada ART yang menyebutkan definisi
masing-masing jenis anggota sebagai berikut:
1. Anggota Tetap adalah setiap Konsultan Pajak yang telah memiliki ijin
praktik Konsultan Pajak.
2. Anggota Terbatas adalah setiap orang yang melakukan pekerjaannya
dibidang perpajakan dan memiliki Sertifikat dari Ujian Sertifikasi Konsultan
Pajak atau Piagam Penghargaan setara Brevet yang diberikan oleh Direktur
Jenderal Pajak, tetapi belum memiliki ijin praktik Konsultan Pajak.
3. Anggota Kehormatan adalah setiap orang yang diangkat oleh Pengurus
Pusat karena memiliki kemampuan untuk ikut memelihara dan memajukan
Perkumpulan.
Pasal 12(4) AD: Bentuk usaha Konsultan Pajak dari anggota Perkumpulan adalah
Perseorangan atau Persekutuan Perdata. Ketentuan mengecualikan bentuk-bentuk
lain dari Konsultan Pajak yaitu bentuk Firma, CV, dan PT. Apakah Persekutuan
Perdata berbeda dengan Firma? Berbeda. Pengaturan Persekutuan Perdata adalah
Pasal 1618-1652 KUHPer, sedangkan Firma yang dikenal sebagai species dari
Persekutuan Perdata diatur dalam KUHD Pasal 16-35 (walaupun ketentuan dalam
KUHPer tetap berlaku sepanjang KUHD tidak mengatur lain). Definisi Persekutuan
Perdata adalah persetujuan antara dua orang atau lebih yang berjanji untuk
memasukkan sesuatu kedalam perseroan dengan maksud supaya keuntungan yang
diperoleh dari persekutuan itu dibagi diantara mereka. Perbedaan Persekutuan
Perdata dengan Firma terletak pada Pertanggungjawaban yang dibedakan menjadi
dua yaitu segi hubungan ekstern dan segi hubungan intern. Persekutuan Perdata
(Maatschap) diadakan semata-mata untuk hubungan intern di antara mereka tanpa
pengaruh ke luar secara ekstern. Perbuatan sekutu pelaku dalam Maatschap
dipandang semata-mata sebagai perbuatan pribadi dari sekutu pelaku. Perbuatan
ekstern ini tidak membawa akibat atau ikatan hukum antara pihak ketiga dengan

sekutu non pelaku, kecuali dalam hal adanya kuasa dari sekutu non pelaku atau
perbuatan yang dilakukan sekutu pelaku mendatangkan manfaat bagi persekutuan 3.
Jadi apabila sekutu pelaku membeli barang dari puhak ketiga, maka pihak ketiga itu
tidak dapat menagih harga barang itu kepada sekutu nonpelaku. Namun, apabila
sekutu pelaku menjual barang kepada pihak ketiga, sekutu nonpelaku berhak
menagih harga barang tersebut kepada pihak ketiga yang membeli barang
tersebut. Bagaimana dengan firma? Ternyata Firma didefinisikan dalam KUHD Pasal
16 sebagai suatu perseroan yang didirikan untuk suatu usaha dibawah suatu nama
bersama. Dengan demikian, dalam konteks Firma hubungan pertanggungjawaban
segi ekstern ini sangat jelas. Selanjutnya, dalam konteks Firma tiap-tiap sekutu
secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya atas segala
perikatan persekutuan hingga sampai pada harta pribadinya yang terletak diluar
persekutuan (Pasal 18 KUHD).
Selanjutnya, apa sanksinya apabila ketentuan mengenai bentuk usaha ini
dilanggar? Hal ini tidak dijelaskan dalam AD. Tetapi kalau dilihat di Standar Profesi
Konsultan Pajak, jelas bahwa pelanggaran ketentuan bentuk usaha ini adalah
pelanggaran terhadap Standar Profesi Konsultan Pajak yang akan diproses oleh
Pengawas berdasarkan Pengaduan. Setelah menbaca SPKP saya mengasumsikan
bahwa pelanggaran standar profesi serupa dengan delik aduan (demikian pula
dengan pelanggaran HKI) dalam konteks hukum pidana. Berikut kutipan dari SPKP
yang dimaksud:
2. Bentuk dan Aspek Melakukan Praktik
2.1. Praktik Bersama bentuk Persekutuan.
2.1.1. Penggunaan bentuk badan hukum yang diperkenankan adalah hanya
Persekutuan Perdata. Bentuk Perseroan Terbatas tidak diperkenankan.
2.1.2. Berdasarkan bentuk badan hukum di atas, setiap praktik persekutuan perdata
harus mengikuti ketentuan yang sama dengan praktik secara individu.
2.2. Praktik Persekutuan.
2.2.1. Anggota yang membuka praktik untuk publik hanya diperkenankan dalam
bentuk Praktik Perseorangan (sole practicioner) atau bentuk Persekutuan Perdata
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perseroan 4. Setiap anggota baik dalam
kapasitas sebagai anggota persekutuan atau sebagai pimpinan persekutuan
mempunyai tanggung jawab yang sepadan dalam setiap tindakannya.
3 Lebih lanjut, periksa Rudhi Prasetya, 2004. Maatschap
4 Saya berpendapat bahwa penyebutan Undang-undang Perseroan disini kurang
tepat. Saya menduga maksud dari ketentuan ini adalah bahwa persekutuan perdata
tetap tetap mengacu pada hukum perseroan yang berlaku. Hal ini disebabkan
karean UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sama sekali tidak
membahas tentang Persekutuan Perdata. Sebagaimana saya sebut sebelumnya,
bentuk usaha konsultan pajak yang diperkenankan hanyalah perseorangan dan
persekutuan perdata.

2.3. Praktik Bersama.


2.3.1. Setiap anggota yang berkeinginan membentuk persekutuan dengan anggota
lain atau dengan anggota dari profesional bidang lain dalam rangka berbagi sumber
daya dan bidang keahlian, perlu kecermatan dalam membentuk perikatan
persekutuan tersebut, dan harus menjamin bahwa penggabungan bidang keahlian
tersebut tidak melanggar Aturan dan Panduan Profesional.
2.3.2. Bila seorang anggota memberikan referensi kepada klien untuk berkonsultasi
dengan profesi bidang lain, maka akan menimbulkan masalah kerahasiaan klien,
sehingga perlu langkah-langkah yang memadai untuk mengurangi risiko. Anggota
dalam kelompok tersebut harus memberitahukan kepada klien perihal tata cara
kewajiban merahasiakannya. Bila klien akan menyerahkan penugasan kepada
profesional bidang lain dalam satu kelompok, klien harus memberikan izin terlebih
dahulu.
Pasal 13 AD. Pasal ini memulai bahasan tentang organ perkumpulan yang tediri dari
3 bagian yang diistilahkan dengan alat kelengkapan yaitu Rapat, Pengurus, dan
Pengawas. Dalam Pasal 13 angka 2 disebut Kepengurusan, hal ini menurut saya
kurang tepat karena maksud alat kelengkapan ini adalah organ yang merujuk pada
istilah Pengurus dan bukan perbuatannya yang disebut kepengurusan. Pertanyaan
selanjutnya adalah apakah ketiga organ ini menunjukkan pada derajat kedudukan
satu terhadap yang lain? Kalau merujuk pada bentuk-bentuk perseroal lain seperti
misalnya PT dan Yayasan (yang juga mempunyai organ-organ serupa), masingmasing organ derajatnya sama5. Namun saya melihat Pasal 14(1) AD yang
menyebutkan rapat anggota termasuk kongres atau kongres luar biasa mempunyai
kekuasaan dan wewenang tertinggi dalam perkumpulan. Sejalan dengan ketentuan
ini tampaknya memang rapat anggota dianggap sebagai organ yang paling
tinggi.Tata cara penyelenggaraan Kongres atau Kongres Ljuar Biasa menurut AD
adalah sebagai berikut:
-

Kongres atau Kongres Luar Biasa dapat mengambil keputusan yang sah,
apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota
Perkumpulan dan keputusan itu disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua)
jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam acara pengambilan
keputusan itu.
Apabila kuorum yang ditetapkan tidak tercapai, maka Kongres diundur untuk
waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) jam, kemudian dibuka kembali serta
dinyatakan sah dengan tidak terikat lagi pada ketentuan kuorum.
Kongres Luar Biasa diadakan atas usul dari sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah Pengurus Pusat dan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per
tiga)dari jumlah Pengurus Cabang.
Apabila kuorum yang ditetapkan tidak tercapai, maka Kongres Luar
Biasaditunda untuk waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) jam, kemudian
dibukakembali serta dinyatakan sah dengan tidak terikat lagi pada ketentuan
kuorum.

5 Ini yang diistilahkan oleh Prof Rudhi sebagai teori yang mutakhir bahwa
kedudukan masing-masing organ sejajar.

Pasal 16(3) AD mengatur tentang kewajiban Pengurus yaitu sebagai berikut:


a. Menjalankan tugas sesuai dengan: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, Kode Etik, melaksanakan keputusan-keputusan Rapat Anggota,
peraturan Perkumpulan dan Keputusan Pengawas;
b. Dengan iktikad baik dan penuh tangung jawab mengelola dan
menyelenggarakan kegiatan Perkumpulan dengan tertib dan teratur sesuai
dengan maksud dan tujuan Perkumpulan;
c. Memberikan pertanggungjawaban kegiatan tahun yang lalu kepada Rapat
Pengurus selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah akhir tahun kalender
yang juga menjadi tahun buku Perkumpulan.
Di lain pihak, Pasal 16(4) AD mengatur tentang kewajiban, hak dan wewenang serta
tanggung jawab Pengurus Pusat Perkumpulan yang meliputi:
a. Ketua Umum dan Sekretaris Umum mewakili Perkumpulan baik di
dalammaupun di luar Pengadilan, kecuali untuk tindakan hukum di
bidangkeuangan Perkumpulan diwakili Ketua Umum dan Bendahara Umum;
b. Ketua Umum dan Sekretaris Umum menandatangani surat-surat
resmiPerkumpulan, kecuali dalam pengeluaran dan atau penerimaan
uang,yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Bendahara Umum;
c. Ketua Umum dan Sekretaris Umum melantik Pengurus Daerah danPengurus
Cabang yang mekanisme pemilihan dan pengangkatan sertahal-hal yang
berkaitan dengan keberadaan Pengurus Daerah danPengurus Cabang diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah TanggaPerkumpulan;
d. Ketua Umum dan Sekretaris Umum membuat peraturan-peraturan
yangdianggap perlu dan berguna untuk Perkumpulan dan tidak
bolehbertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
danKode Etik Perkumpulan;
e. Ketua
Umum
dan
Sekretaris
Umum
mengatur
urusan
umum
dankeadministrasian Perkumpulan;
f. Ketua Umum dan Bendahara Umum mengatur urusan keuangan
danadministrasi keuangan Perkumpulan;
g. Ketua Umum memberikan pertanggungjawaban kegiatan tahun yang
lalukepada Rapat Pengurus Pusat selambat-lambatnya 6 (enam) bulansetelah
akhir tahun kalender yang juga menjadi tahun bukuPerkumpulan;
h. Pengurus Pusat tidak berwenang untuk melakukan tindakan:
1) Mengikat Perkumpulan sebagai penjamin hutang;
2) Membebani kekayaan Perkumpulan sebagai jaminan hutang pihaklain.
i. Pengurus Pusat berhak dan berwenang bertindak tentang segala hal
dandalam
segala
kejadian
atas
nama
Perkumpulan,
baik
mengenaikepengurusan
maupun
mengenai
kepemilikan,
dengan
pembatasan,bahwa untuk melakukan tindakan:
1) Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh/melepaskanhak atas
barang atau aset yang nilainya melebihi jumlah yangditentukan dari waktu ke
waktu oleh Rapat Pengurus Pusat, danatau mengalihkan atau mengagunkan
barang tidak bergerak milikPerkumpulan yang nilainya melebihi jumlah yang

j.

k.

l.

m.

n.
o.

p.
q.

ditentukan dariwaktu ke waktu oleh Rapat Pengurus Pusat, harus


persetujuanterlebih dahulu dari Rapat Pengurus Pusat;
2) Melepaskan hak, menuntut atau mengadakan perdamaian di
dalammaupun di luar Pengadilan harus persetujuan terlebih dahulu lebihdari
(satu per dua) jumlah anggota rapat Pengurus Pusat.
Jika Ketua Pengawas berhalangan tidak tetap, maka 1 (satu) orang diantara
Anggota Pengawas berhak dan berwenang untuk menjalankantugas dan
wewenang Ketua Pengawas selama Ketua Pengawasberhalangan tidak tetap,
yang ditunjuk oleh Ketua Pengawas;
Jika Ketua Umum berhalangan tidak tetap, maka 1 (satu) orang diantaraKetua
yang ada berhak dan berwenang untuk menjalankan tugas danwewenang
Ketua Umum selama Ketua Umum berhalangan tidak tetap,yang ditunjuk oleh
Ketua Umum;
Jika Sekretaris Umum berhalangan tidak tetap, maka 1 (satu) orangdiantara
Sekretaris/Biro yang ada berhak dan berwenang untukmenjalankan tugas dan
wewenang Sekretaris Umum selama SekretarisUmum berhalangan tidak
tetap karena sebab apapun, yang ditunjuk olehKetua Umum;
Jika Bendahara Umum berhalangan tidak tetap, maka 1 (satu) orangdiantara
Bendahara yang ada berhak dan berwenang untuk menjalankantugas dan
wewenang Bendahara Umum selama Bendahara Umumberhalangan tidak
tetap karena sebab apapun, yang ditunjuk oleh KetuaUmum;
Pengurus Pusat menetapkan peraturan kepegawaian Perkumpulantermasuk
pengangkatan dan pemberhentian pegawai, penetapan gaji danfasilitas
lainnya termasuk pemberian penghargaan ataupun sanksi;
Seorang anggota Pengurus Pusat tidak berwenang turut mewakili
danbertindak untuk dan atas nama Perkumpulan, jika:
1) Terjadi perkara antara anggota Pengurus Pusat yang bersangkutandengan
Perkumpulan; atau
2)
Anggota
Pengurus
Pusat
yang
bersangkutan
mempunyai
benturankepentingan (conflict of interest) dengan Perkumpulan. Dalam
haldemikian, Perkumpulan diwakili oleh anggota Pengurus Pusat lainyang
ditentukan oleh Rapat Pengurus Pusat.
Pengurus Pusat bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugasnyauntuk
kepentingan Perkumpulan guna mencapai maksud dan tujuanPerkumpulan;
Pengurus Pusat wajib mempertanggungjawabkan semua tindakan yangtelah
dilakukan selama kepengurusannya kepada dan didalamKongres/Kongres
Luar Biasa.

Saya tidak menemukan adanya batasan yang jelas mengapa ayat 4 ini
menyebutkan juga tentang Kewajiban yang seharusnya dicakup dalam ayat 3-nya.
Saya menduga ayat 3 ini seharusnya tentang tugas dan kewajiban Pengurus,
sedangkan Ayat 4 ini tentang wewenang dan tanggung jawab Pengurus.Dalam
konteks Pasal 16(4) AD ini penting untuk dicatat bahwa ketua umum dalam
melakukan tindakan perwakilan harus bersama-sama dengan seorang pengurus lain
yaitu Sekretaris umum untuk perwakilan (selain keuangan) atau Bendahara Umum
untuk masalah keuangan.

Yang penting dicatat adalah adanya pembatasan perbuatan yang tidak dapat
ditangani oleh Pengurus yaitu ayat 4 huruf h dan i. Huruf h memberikan perbuatan
yang dilarang dilakukan oleh Pengurus yaitu:
-

Mengikat Perkumpulan sebagai penjamin hutang;


Membebani kekayaan Perkumpulan sebagai jaminan hutang pihak lain.

Huruf i memberikan perbuatan yang bisa dilakukan oleh Pengurus namun dengan
pembatas atau syarat yaitu:
-

Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh/melepaskan hak atas


barang atau aset yang nilainya melebihi jumlah yang ditentukan dari waktu
ke waktu oleh Rapat Pengurus Pusat, dan atau mengalihkan atau
mengagunkan barang tidak bergerak milik Perkumpulan yang nilainya
melebihi jumlah yang ditentukan dari waktu ke waktu oleh Rapat Pengurus
Pusat, harus persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Pengurus Pusat;
- Melepaskan hak, menuntut atau mengadakan perdamaian di dalam maupun
di luar Pengadilan harus persetujuan terlebih dahulu lebih dari (satu per
dua) jumlah anggota rapat Pengurus Pusat.
Tugas Pengurus sepanjang yang saya lihat dari AD pada intinya adalah dalam segi
perwakilan
(mewakili
Perkumpulan)
dan
tugas
pengurusan
(mengurus
Perkumpulan). Terkait dengan tugas perwakilan dan pengurusan ini, penting untuk
dicatat bahwa yang diberi wewenang untuk mewakili atau mengurus (mengatur)
Perkumpulan sesuai dengan Pasal 16(4) AD adalah Ketua Umum dan Sekretaris
Umum dengan ketentuan bahwa untuk hal-hal yang berkaitan dengan keuangan,
tugas pengurusan ini diserahkan pada Ketua Umum dan Bendahara Umum. Dasar
atau alasan adanya pembatasan perbuatan ini tidak dijelaskan dalam AD. Tetapi
saya mengasumsikan bahwa dasar teoritis tidak lepas dari pembagian perbuatan
yang dipercayakan kepada Pengurus yang meliputi yaitu perbuatan pengurusan
(daden
van
beheren)
dan
perbuatan
kepemilikan
(daden
van
beschikking/eigendom)6. Perbuatan kepemilikan ini lah yang tampaknya dimaksud
dalam Pasal 16(4) huruf i tersebut. Dengan adanya pembatasan ini, organ manakah
yang dapat melakukan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh Pengurus sesuai
butir h dan i ini? Untuk butir i tampaknya sudah jelas bahwa perbuatan ini bisa
dilakukan tapi dengan persetujuan Rapat Pengurus Pusat dan hal ini sejalan dengan
konteks organ yang memiliki kekuasaan tertinggi adalah Rapat. Bagaimana dengan
perbuatan-perbuatan sebagaimana diatur dalam pasal 16(4) butir i? Apakah boleh
perbuatan ini dilakukan setelah mendapat persetujuan rapat? Hal ini tidak
dijelaskan dalam AD, tetapi saya berpendapat bahwa perbuatan ini dilarang
dilakukan oleh Pengurus terlepas dari ada atau tidaknya persetujuan. Alasannya
adalah pada adanya pengumuman AD dalam Tambahan Berita Negara (karena
status badan hukum dari perkumpulan yang telah dibahas sebelumnya).
6 Lihat misalnya: Rudhi Prasetya. 2011. Perseroan Terbatas: Teori dan Praktik. Sinar
Grafika: Jakarta.

Apa yang terjadi apabila pengurus melanggar ketentuan pembatasan perbuatan


pengurusan ini? Saya tidak menemukan ketentuan yang mengatur hal ini di AD.
Tetapi kalau saya merujuk pada konteks hukum perseroan, hal ini diistilahkan
dengan ultra vires. Dalam hal ultra vires, sesuai dengan ajaran sistem civil law yang
dianut Indonesia, ultra vires tidak mengakibatkan batalnya perikatan yang
dilakukan dengan pihak ketiga. Namun, pihak ketiga tersebut tidak bisa menagih
kepada Perkumpulan sehubungan dengan perbuatan pengurus yang bersangkutan.
Ultra vires ini menjadi tanggung jawab pribadi Pengurus yang bersangkutan dan
karena itu, pihak ketiga dapat menagih kepada Pengurus yang bersangkutan.
Alasan dari implikasi ini tampaknya terkait dengan adanya pendaftaran yaitu bahwa
AD Perkumpulan juga mengikat keluar sehingga pihak ketiga diasumsikan
mengetahui tentang AD ini7. Hal ini tampaknya sejalan dengan ketentuan Pasal
1656 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa Perbuatan yang dilakukan oleh
pengurus yang tidak berkuasa melakukan perbuatan itu hanya mengikat badan
hukum bila ada manfaatnya bagi badan hukum itu atau bila perbuatan itu kemudian
diterima dengan sah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa AD tidak memberikan deskripsi tugas
kewajiban serta tanggung jawab dan wewenang Pengurus Daerah dan Pengurus
Cabang. Pasal 16(4) AD hanya mencakup pengurus pusat.
Bagaimana dengan organ Pengawas? Pasal 18 AD tidak menyebutkan tugas
Pengawas. Tetapi dipasal lain disebutkan:
Pasal 19 (3, 4 dan7) AD:
- Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik dilakukan oleh Pengawas.
- Pengawas memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik Perkumpulan
berdasarkan tata cara Pengawas
- Pengawas melakukan upaya-upaya untuk menegakkan Kode Etik
Perkumpulan.
Pasal 20 (3, 4 dan 7) AD:
-

Pengawasan atas pelaksanaan Standar Profesi dilakukan oleh Pengawas.


Pengawas memeriksa dan mengadili pelanggaran Standar Profesi
Perkumpulan berdasarkan tata cara Pengawas.
Pengawas melakukan upaya-upaya untuk menegakkan Standar profesi
Perkumpulan.

Kuorum dan Voting. Kuorum adalah persentase tertentu di antara pengurus atau
anggota (tergantung pada acara rapatnya) yang ada yang hadir dalam rapat
anggota. Ringkasan ketentuan tentang kuorum dan voting adalah sebagai berikut:
Kongres /Kongres Luar
Biasa (Pasal 14(2) AD)

Kuorum
> 2/3 jumlah anggota.
Apabila
Kuorum
tidak

Voting
Lebih dari jumlah suara
yang dikeluarkan sah

7 Lebih lanjut, lihat Rudhi Prasetya. 2011. Perseroan Terbatas: Teori dan Praktik.
Sinar Grafika: Jakarta. P. 26-29.

dengan
catatan
untuk
kongres Luar biasa perlu
usulan
dari
2/3
dari
pengurus pusat dan 2/3
dari pengurus cabang.
Berlaku
pula
untuk
pemilihan Ketua Umum
(Pasal 17 AD), Kode Etik
(Pasal 19 AD) dan Standar
Profesi (Pasal 20 AD)
Rapat
Pengurus
Pusat
(Pasal 16(6) AD)

Rapat Pengurus
(Pasal 16(7) AD)

Daerah

Rapat Pengurus
(Pasal 16(8) AD)

Cabang

Kongres untuk Perubahan


AD (Pasal 22 AD)

Kongres
untuk
Penggabungan
dan
peleburan (Pasal 23 AD)
Kongres
untuk
Pembubaran dan Likuidasi
(Pasal 24 AD)

terpenuhi,
ditunda 1 jam

Kongres

Lebih dari
jumlah
pengurus pusat. Apabila
Kuorum tidak terpenuhi,
Rapat ditunda 30 menit
Lebih dari
jumlah
pengurus daerah. Apabila
Kuorum tidak terpenuhi,
Rapat ditunda 30 menit
Lebih dari
jumlah
pengurus cabang. Apabila
Kuorum tidak terpenuhi,
Rapat ditunda 30 menit
Sekurang-kurangnya
2/3
(duaper tiga) darijumlah
Anggota
TetapPerkumpulan.
Apabila
Kuorum
tidak
terpenuhi, Rapat ditunda
1 jam. Keputusan bisa
diambil
asalkeputusan
itudisetujui oleh sekurangkurangnya
2/3
(dua
pertiga) dari jumlah suara
yang diberikandengan sah
sekurang-kurangnya

(tiga per empat) dari


jumlah
anggota
perkumpulan
Sekurang-kurangnya
(tiga per empat) dari
jumlah
anggota
Perkumpulan

Tidak
ada
ketentuan
voting.
Tiap
anggota
pengurus punya 1 hak
suara
Tidak
ada
ketentuan
voting.
Tiap
anggota
pengurus punya 1 hak
suara
Tidak
ada
ketentuan
voting.
Tiap
anggota
pengurus punya 1 hak
suara
lebih dari2/3 (dua per
tiga)dari
jumlah
suara
yang diberikan dengan
sah

sekurang-kurangnya

(tiga per empat) dari


jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah
sekurang-kurangnya

(tiga per empat) dari


jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah

Anda mungkin juga menyukai