Anda di halaman 1dari 43

REFERAT

ALZHEIMER
Oleh :
Imanniar Galuh Purwandari
112011101041
Pembimbing :
dr. Supraptiningsih, Sp. S
SMF/LAB ILMU PENYAKIT SARAF
RSD dr. SOEBANDI
2016

ALZHEIMER : SKDI 2
Lulusan dokter mampu membuat
diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut
dan menentukan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan

DEFINISI
Suatu sindrom demensia yang ditandai
dengan penurunan ingatan dan
kemampuan kognitif secara progresif

EPIDEMIOLOGI

Alzheimer

Early onset
< 58 tahun
Late onset
> 58 tahun

EPIDEMIOLOGI
96 % kasus dijumpai setelah berusia 40
tahun ke atas
4,4/1.000.000 pada usia 30-50 tahun
95,8/100.000 pada usia > 80 tahun
Angka prevalensi per 100.000 populasi :
- 300 pada kel.usia 60-69 tahun
- 3200 pada kel.usia 70-79 tahun
- 10.800 pada usia 80 tahun
Wanita : laki-laki = 3 : 1

ETIOLOGI
Idiopatik
Hipotesa :
-Intoksikasi logam
- Gangguan fungsi imunitas
- Infeksi virus
- Polusi udara/industri
- Trauma
- Neurotransmitter
- Defisit formasi sel-sel filament
- Predisposisi herediter

PATOGENESIS
Faktor
genetik

Faktor
infeksi

Faktor
Neurotransmitter

Degenerasi
neuron,
kematian
selektif
neuron
Faktor
Trauma

Faktor
lingkungan

Faktor
imunologis

Asetilkolin

Noradrenalin

Neurotransmitter
yang terlibat

Dopamin

Serotonin
MAO A (Deaminasi
serotonin, NE,
dopamin)
MAO
MAO B (Deaminasi
dopamin)

PATOGENESIS
Faktor Genetik
- 50% prevalensi kasus alzheimer
diturunkan melalui gen autosomal
dominan
- Individu yg mempunyai keturunan
keluarga alzheimer mempunyai resiko 6x
lebih besar

PATOGENESIS
- Pemeriksaan DNA :
- Early onset : kelainan lokus pada
kromosom 21
- Late onset : kelainan lokus pada
kromosom 19
- Diatas umur 40 tahun terdapat
NFT, SP, penurunan marker kolinergik
gambaran histopatologi alzheimer

PATOGENESIS
Faktor Infeksi
- Infeksi virus infeksi pada SSP yang
bersifat lambat, kronik, dan remisi
degenerasi dan kemartian neuron
alzheimer
- Adanya plak amiloid pada SSP

Faktor Lingkungan
- Antara lain : alumunium, silikon, merkuri, zinc
- Neurotoksik potensial pada SSP ditemukan
NFT dan SP
- Hipotesis :
Asam amino glutamat depolarisasi melalu
reseptor N-Methyl D-aspartat kalsium masuk
ke intraselular kerusakan metabolisme energi
seluler kerusakan dan kematiana neuron

Faktor Imunologis
- Behan dan Felman (1970) : 60% pasien
dengan alzheimer didapatkan kelainan
serum protein seperti penurunan albumin
dan peningkatan alfa protein, anti tripsin
alphamcroglobuli dan haptoglobuli
- Heyman (1984) : Terdapat hub bermakna
dan meningkat dr penderita alzheimer dng
penderita tiroid

Faktor Trauma
Barties et al (1982) : adanya hub penyakit
alzheimer dng trauma kepala, pada otopsi
penderita dng demensia yang punya rw
trauma kepala ditemukan banyak NFT

Faktor Neurotransmitter
Asetilkolin
- Didapatkan penurunan aktivitas
kolinasetil transferase, asetilkolinesterase,
transport kolin, penurunan biosintesa
asetilkolin
- Bersifat simetris pd korteks frontalis,
temporalis superior, nukleus basalis, dan
hipokampus

Noradrenalin
- Kadar metabolisme norepinefrin dan
dopamin menurun pada jar otak penderita
alzheimer
- Hilangnya neuron bagian dorsal lokus
seruleus (tempat yg utama noradrenalin
pada korteks serebri) berkorelasi dng
defisit kortikal noradrenergik

Dopamin
Sparks et al (1988) : pengukuran terhadap
akitivitas neurotransmitter regio
hipothalamus tidak terdapat gangguan
aktivitas dopamin

Serotonin
- Didapatkan penurunan kadar serotonin
pada biopsi korteks serebri penderita
alzheimer
- Perubahan kortikal serotonergik
hilangnya neuron-neuron diisi formasi
NFT

MAO (Monoamine Oksidase)


- Mengoksidasi transmitter mono amine
- MAO A : deaminasi serotonin, NE, dan
sebagian kecil dopamin
- MAO B : deaminasi dopamin
- Pd penderita alzheimer didapatkan
peningkatan MAO A pd hipotalamus dan
frontalis, MAO B meningkat pd daerah temporal
dan menurun pd nukleus basalis dr meynert

GEJALA KLINIK
Stadium I
Amnesia
Diskalkulia
Berkurangnya spontanitas
Ggn. memori jangka pendek
Sulit utk berada diluar lingk. Keluarga/atau orang
terdekat
Pemahaman, pemikiran abstrak, dan pertimbangan
berkurang
Defisit kemampuan konstruksional
Kegelisahan, kelelahan, emosi depresif

GEJALA KLINIK
Stadium II
Kemunduran fungsi kognisi secara
progresif
Afasia, agnosia, apraksia, disorientasi
waktu dan tempat
Mudah bingung, episode psikotik, agresif
Defisit memori semakinberat
Salah mengenali anggota keluarga
Bertindak seperti di masa lampau

GEJALA KLINIK
Stadium III

Intelektual dan memori berdeteriorasi terus


Vegetatif, akinetik, dan membisu
Bergantung pada orang lain mengenai hal dan
kebutuhan dasar
Kontrol sfingter menghilang inkontinensia
Jalan dengan langkah pendek
Fleksi dari tungkai (bila terpaksa berbaring krn peny.
tertentu
Pneumonia/sepsis

KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis tersangka penyakit alzheimer :
a. Demensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik
dan pemeriksaan status mini mental atau beberapa
pemeriksaan serupa, dikonfirmasi dng test
neuropsikologik
b. Didapatkan gangguan defisit fungsi kognisi >2
c. Tidak ada gangguan tingkat kesadaran
d. Awitan antara umur 40-90 tahun, atau sering > 65
tahun
e. Tidak ada kelainan sistemik atau penyakit otak
lainnya

Diagnosis tersangka penyakit alzheimer


ditunjang oleh :
a. Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik
(berbahasa, ketrampilan motorik, persepsi)
b. ADL terganggu dan perubahan pola tingkah laku
c. Adanya riwayat keluarga, khususnya bila
dikonfirmasikan dengan neuropatologi
d. Pada gamb. EEG gamb normal / perubahan non
spesifik seperti peningkatan aktivitas gelombang
lambat
e. CT Scan didapatkan atrofi cerebri

Gamb lain tersangka diagnosa peny. Alzheimer :


a.
Gejala yg berhubungan dng depresi,
insomnia, inkontinensia, delusi, halusinasi,
emosi, kelainan seksual, berat badan
menurun
b. Kelainan neurologi lain, khususnya peny.
pada stadium lanjut, termasuk tanda
motorik : peningkatan tonus otot,
mioklonus, atau gg berjalan
c. Terdapat bangkitan pada stadium lanjut

Kriteria klinik
tersangka
peny.
alzheimer

Gamb.
histopatologi
dari
biopsi/otopsi

Diagnosa
pasti
alzheimer

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Neuropatologi
Neuropsikologik
CT Scan dan MRI
EEG
PET (Positron Emission Tomography)
SPECT (Single Photon Emission Computed
Tomography)
Pemeriksaan laboratorium

Neuropatologi
Neurofibrillary tangles (NFT)
- Sitoplasma neuronal yang terbuat dari
filamen-filamen abnormal yg berisi protein
neurofilamen, ubiuine, epitoue.
- Terdapat pada neokorteks, hipokampus,
amigdala, subs alba, lokus seruleus.
Densitas NFT berkorelasi dng beratnya
penyakit

Senil Plaue (SP)


- Struktur kompleks yg terjadi akibat nerve
ending yg berisi filamen-filamen abnormal, serat
amiloid ekstraseluler, astrosit, dan mikroglia.
- Terdapat pada neokorteks, amigdala,
hipokampus, korteks piriformis, kortkes motorik
primer, korteks somatosensorik, korteks visual
dan auditorik
- Densitas SP berhubungan dng penurunan
kolinergik

Degenerasi Neuron
- Terutama didapatkan pd neokortesk
terutama pd neuron piramidal lobus
temporal dan frontalis
Perubahan vakuoler
- Suatu neural sitoplasma yg berbentuk
oval dan dapat menggeser nukleus
- Berhubungan dengan jumlah NFT dan
SP

Lewy Body
- Sitoplasma intraneural yg terdapat pada
amigdala, gyrus cinguli, korteks insula
- Sejumlah kecil pd korteks frontalis,
temporal, parietal, oksipital

Neuropsikologi
Untuk menentukan ada atau tidaknya
gangguan fungsi kognitif umum dan
mengetahui secara rinci pola defisit yang
terjadi
Menilai fungsi yang ditampilkan oleh
beberapa bag otak yg berbeda spt gg
memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi,
perhatian, dan pengertian berbahasa

The Consortium to establish a Registry for Alzheimer


Disease (CERALD) menyajikan suatu prosedur
penilaian dng alat batrey yg bermanifestasi gg kognitif
yg tdd :
- Verbal fluency animal category
- Modified boston naming test
- Mini mental state
- Word list memory
- Constructional praxis
- Word list recall
- Word list recognition

Cognitive Peformance Scale (CPS)


- Diperkenalkan oleh Morris pd tahun 1994
- Meliputi 5 bentuk pengukuran :
Comatose Status
Decision making
Short term memory
Making self understood
Eating
- Skala 0 = intact s/d skala 6 = gg fungsi kognitif
yg berat

Mini Mental State Examination (MMSE)


- Instrumen skrining yg paling luas
digunakan untuk status kognitif dan status
mental pada usia lanjut
- Menetapkan data dasar dan memantau
penurunan kognitif dalam waktu tertentu
- Skor normal : 24-30
- Gangguan fungsi kognitif : <24

- Domain yang dinilai :


Orientasi ruang dan waktu, working and
immediate memory, atensi dan kalkulasi,
penamaan benda, pengulangan kalimat,
pelaksanaan perintah, pemahaman dan
pelaksanaan perintah menulis,
pemahaman dan pelaksanaan perintah
verbal, perencanaan dan praksis

General Practitioner Assesment of


Cognition (GPCOG)
- Meliputi penilaian orientasi, bahasa,
memori, atensi, kemampuan berpikir
abstrak, persepsi, dan kalkulasi
- Dapat mendeteksi gangguan kognitif
ringan

Pengukuran ADL
- Indeks Barthel
Meliputi 10 item : makan, mandi,
berhias, berpakaian, kontrol BAK dan
BAB, toileting, transfer dari kursi atau
tempat tidur, mobilitas dan naik tangga
- Indeks Katz
Mandi, berpakaian, toileting, berpindah
tempat, dan makan

Clinical Dementia Rating (CDR)


- sensitivitas 95 % dan spesifitas 94 %
- enam aspek kinerja kognitif dan fungsional
yang terdiri dari memori, orientasi, putusan
dan pemecahan masalah, community affair,
home and hobbies, dan personal care.

PENATALAKSANAAN

Inhibitor kolinesterase
Ex : fisostigmin, THA (tetrahydroaminocridine)
Memperbaiki memori dan apraksia selama pmberian berlangsung

Thiamin
Perbaikan terhadap fungsi kognisi

Nootropik
Perbaikan fungsi kognisi

Haloperidol
Mempebaki gejala psikosis dan gg tingkah laku
Acetyl L-Carnitine (ALC)
Memperbaiki/menghambat progresifitas kerusakan
kognitif
Klonidin
Noradrenergik alfa 2 reseptor agonis kurang
bermakna dlm perbaikan fungsi kognitif

PROGNOSIS
Derajat
beratnya
penyakit

Prognosis
Perbedaan
individual,
ex : usia,
genetik, jenis
kelamin

Variabilitas
gambaran
klinis

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai