Anda di halaman 1dari 3

Cara Melatih Murid Kristus

Pengarang: Walter A. Henrichsen


I. Macam Orang yang Dipakai Allah
Selama pelayanan Yesus yang singkat di dunia, Ia melihatnya dengan mata
murid-murid-Nya. Yesus mengajar banyak orang, tetapi lebih fokus kepada
keduabelas murid-Nya. Sebelum naik ke sorga, Ia memberikan Amanat Agung
kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dengan cara
melatih murid. Ia mengharapkan agar murid-murid-Nya mempunya penglihatan
yang ditujukan kepada dunia dengan perantaraan murid-murid yang akan
mereka hasilkan.
Rasul Paulus pun menuliskan wasiatnya kepada anak imannya, Timiotius,
dalam II Timotius 2:2 Apa yang telah engkau dengar daripada-Ku di depan
banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai,
yang juga cakap mengajar orang lain.
Engkau menunjukkan pentingnya orang perseorangan. Engkauku
menunjukan pentingnya hubungan pribadi, sikap saling mempercayai dan
pengertian dan dibina selama bekerja bertahun-tahun. Percayakan berarti
menyampaikan sesuatu dari seorang kepada seorang yang lain. Orang-orang
yang dapat dipercayai menentukan apakah pemuridan akan berhasil atau tidak.
Mengajar orang lain ialah tahap di mana proses pemuridan mulai melaju. Ada
3mpat generasi dalam ayat ini. Pertama Paulus, kemudian Timotius, kemudian
orang-orang yang dapat dipercayai, dan akhirnya orang lain juga. Mengajar
berarti menyampaikan suatu bentuk kehidupan, sama seperti penyampaian
yang dalam yang terjadi antara Paulus dan Timotius. Ini merupakan proses
pelipatgandaan.
Beberapa sifat yang penting bagi orang yang ingin memenuhi persyaratan
sebagai orang yang dipercayai:
1. Ia telah mengambil tujuan hidup yang sama seperti yang ditetapkan Allah
dalam Kitab Suci.
2. Ia bersedia mengurbankan apapun juga asal kehendak Allah berlaku
dalam hidupnya.
3. Ia mengasihi Firman Allah.
4. Ia berhati melayani.
5. Ia tidak menaruh kepercayaann kepada diri sendiri.
6. Ia tidak memiliki roh yang berdiri sendiri.
7. Ia menaruh kasih kepada sesamanya.
8. Ia tidak membiarkan diri terjebak ke dalam perangkap kepahitan.
9. Ia telah belajar mendisiplinkan hidupnya.
II. Yesus Sebagai Tuhan
a. Yesus adalah Tuhan, apakah kita menghendaki-Nya atau tidak
Yesus Kristus adalah Pencipta segala sesuatu dan Ia menopang segala
sesuatu dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Jika kita pikirkan baikbaik, sedikit sekali hal yang dapat kita kuasai dalam hidup. Namun Alkitab

menyatakan bahwa kita menguasai satu bagian kecil daripada kehidupan.


Kecil, namun sangat penting, yaitu kemauan. Mengakui Yesus sebagaiTuhan
menyangkut kemauan dan kemauan itu harus kita serhakan kepada Yesus
Kristus. Artinya ialah bahwa Yesus adalah Tuhan bagi keseluruhan diri kita,
bukan hanya sebagian. Dalam membuat keputusan mengenai kemauan kita,
ingatlah bahwa Ia menguasai banyak hal menyangkut diri kita, apkaah kita
menyukainya atau tidak.
b. Apa sebabnya orang tidak mau mengakui Kristus sebagai Tuhan?
1. Ia mungkin meminta kita melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan.
2. Kita mengira kita tahu apa yang terbaik bagi kita.
3. Kita tidak yakin bahwa Allah bermaksud baik terhadap kita.
c. Apa artinya mengakui Dia sebagai Tuhan?
Implikasi daripada mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan terlihat dalam
doa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Krena itu berdoalah
demikian: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami
pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan
kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
terhadap kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya
Kerjaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin. - Matius
6:9-13
Mengakui Yesus sebagai Tuhan mengakibatkan penyerahan yang timbal
baik. Kasih karunia adalah kesediaan Allah untuk menyerahkan diri
sepenuhnya kpeada kita. Mengakui Dia sebagai Tuhan adalah kesediaan kita
untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. Mengakui Yesus sebagai
Tuhan berarti mengakui bahwa kita tidak dapat menghadapi pergumulan
seorang diri. Hanya Kristus yang dapat menjaga dan memelihara kita.
d. Apa sebabnya Yesus ingin menjadi Tuhan kita?
Dalam perjalanan hidup ini kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok
atau minggu depan. Karena itu kita tidak yakin kapan sebaiknya kita
melangkah maju. Tetapi karena Yesus Kristus adalah Tuhan atas segala
sesuatu, Ia mengetahui apa yang akan terjadi. Kesediaan-Nya untuk menjadi
Tuhan kita menunjukkan hasrat-Nya untuk melibatkan diri ke dalam
kehidupan kita, sehingga Ia dapat memberitahu kita kapan kita dapat
melangkah maju dengan aman.
III. Biaya Pemuridan
Pemuridan merupakan kesempatan bagi kita untuk menggali sumber
kekayaan Allah yang tidak terbatas. Kitia mendapat kesempatan untuk
menjadikan hidup benar-benar berarti dan bukan hanya setengah-setengah saja.
Dalam pemuridan bukan kita yang berjasa kepada Allah, tetapi Allah yang

berjasa kepada kita. Seorang murid wajib menyelami dan memahami konsep
penting ini.
Dalam Lukas 14, terdapat beberapa prinsip mengenai pemuridan yang Yesus
jelaskan. Dalam ayat 1, seorang murid adalah orang yang dalam segala bidang
kehidupannya mencari kebenaran Alkitab dan menghayatinya secara konsekuen.
Ayat 2, seorang murid adalah orang yang selalu berhubungan dengan orangorang yang mempunyai keperluan. Ayat 3, Perintah Allah selalu tegas dan
dimaksudkan untuk kepentingan kita. Ayat 11, Bagaimana pun orang tidak dapat
menerima tanpa member atau benar-benar hidup tanpa mati. Seorang murid
adalah orang yang telah mempelajari kebenaran yang besar ini dan menjalani
hidupnya sebagaimana mestinya. Ayat 15-24, seorang murid adalah orang yang
mendengarkan suara Roh Allah. Ayat 25, salah satu syarat dasar bagi pemuridan
yang sejati adalah keputusan yang bernyala-nyala jauh di dalam jiwa.
Ayat 26-33, untuk menjadi murid Yesus, kita harus mengikuti Dia dan menaati
perintah-Nya. Untuk menekankan pentingnya biaya pemuridan, Yesus
menggunakan dua lukisan mendirikan sebuah menara dan menyiapkan diri
untuk peperangan. Yesus menggunakan keadaan semacam ini untuk
menekankan pentingnya menghitung biaya untuk menjadi murid sebelum
seseorang menyerahkan diri. Jangan memulai sesuatu, kalau kita tidak mau
menyelesaikannya. Bagi seorang murid, kesanggupannya bergantung pada
kemauannya. Kita dapat mempunyai kesanggupan untuk menjadi murid melalui
kuasa ilahi Yesus Kristus (2 Petrus 1:3).
Ayat 24-36, Ia menggunakan perumpaan garam yang sudah menjadi tawar.
Perumpamaan itu melukiskan orang percaya yang tidak mau menjadi murid.
Rencana Allah ialah setiap orang percaya menjadi murid, tetapi kalau murid itu
menarik kembali penyerahannya, maka ia tidak ada gunanya lagi. Kita tidak
dapat menyelamatkan mereka karena mereka sudah diselamatkan, tetapi kita
tidak dapat menggunakan mereka karena ia tidak bersedia. Ia bagaikan garam
yang sudah menjadi tawar, orang membuangnya saja. Dalam menanggung
biaya untuk menjadi murid Kristus, kita juga harus secara sadar menghancurkan
semua jalan untuk mundur.

Anda mungkin juga menyukai