KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDY DIV KEPERAWATA
TAHUN 2016
A. Pengertian
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot
jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh
proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan
ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST
elevasipada pemeriksaan EKG.
miokard,yang
biasanya
timbul
sebagai
akibat
penyakit
Nyeri :
2.
Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung :
CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
LDH/HBDH
Meningkat dalam
kembalinormal
AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak
dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3.
EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi
dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi
kemudian
ialah adanya
nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0=
1=
2=
nyeri
lebih
pada
satu
tempat
dan
mengakibatkan
No
Lokasi
.
1.
2.
Anterior
Anteroseptal
3.
Anterolateral
4.
Lateral
5.
Inferolateral
6.
Inferior
7.
Inferoseptal
8.
True Posterior
9.
RV Infraction
Gambaran EKG
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V4/V5
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V3
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V6 dan
Lead I serta aVL
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V5-V6 dan
inversi gelombang T/ elevasi ST/ gelombang Q di Lead I
dan aVL
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di Lead II, III,
aVF, dan V5-V6
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di Lead II, III
dan aVF
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di Lead II, III,
aVF, V1-V3
Gelombang R tinggi di V1-V2 dengan segmen ST
depresi di V1-V3. Gelombang T tegak di V1-V2
Elevasi segmen ST di precordial lead (V3R-V4R).
Biasanya ditemukan konjungsi pada infark inferior.
Keadaan ini hanya tampak dalam beberapa jam pertama
infark.
C. Etiologi
STEMI terjadi jika thrombus arteri koroner terjadi secara cepat pada
nyeri vaskuler,dimana nyeri ini terjadi oleh factor pencetus seperti
merokok,inpotensi dan akumulasi lipid.
Menurut Kaivan (2002), STEMI disebabkan oelh beberapa factor antara
lain :
1. Factor penyebab
a. Suplai O2 ke miokard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor:
1) Factor pembuluh darah yaitu: Aterosklerosis,spasme,arteritis
2) Factor sirkulasi yaitu: Inpotensi, stenosis aorta, insufisiensi
3) Factor darah yaitu: Anemia, hipokesemia,polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat
1) Aktivitasss yang berebihan
2) Emosi makan yang terlalu banyak
3) Hipertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen yang meningkat
1) Kerusakan miokard
2) Hipertropi miokard
3) Hipertensi miokard
2. Factor predisposisi
2. Faktor Presdisposisi
a. Factor resiko biologis yang tidak dapat di ubah
1) Usia lebih dari 40 tahun
2) Jenis kelamin : pada pria lebih tinggi,pada perempuan meningkat
setelah menopause
3) Herediter ras: insiden lebih tinggi pada kulit hitam
b. Faktor resiko yang dapat di ubah
1. Mayor
hiperlipidimia,
hipertensi,
merokok,
tipe
E. Pohon Masalah
Aterosklerosis, thrombosis, kontraksi arteri koronaria
Gangguan
pertukaran
gas
Seluler hipoksia
Resiko
penurunan
curah
jantung
F. Komplikasi
Disfungsi ventrikuler
Setelah STEMI, ventrikuler kiri mengalami serial perubahan
Integritas membrane sel berubah
bentuk,ukuran dan ketebalan pada segment yang mengalami infak
Kecemasan
miokard dan non infak. Proses ini disebut remodeling ventrikuler dan
Kelemahan
Kontraktilitas turun
pada umumnya
mendahulukanberkembangnya
gagal
jantung secara
nn
klinis dalam hitungan bulan atau tahun paska infak, segera setelah
infak ventrikel kiri memgalami dilatasi secara akut hasil ini berasal
COP turun
Kegagalann pompa
dari ekspansi infak antara lain:slippage serat otot,disfungsi sel
jantung
miokardial normal dan hilangnya jaringan dalam zona nekrotik.
Gangguan
perfusi non infak
Selanjutnya terjadinya penampungan
segment
jaringan
mengakibatkan penipisan yang diproporsionalkan dan elegasi zona Gagal jantung
infak. Pembesaran ruang jantung secara keseluruhan yang terjadi
Resiko
kelebihan
ditentukan dengan ukuran dalam lokasi infak
dengan
dilatasi volume
terbesar
cairan ekstravaskuler
paska infak pada afeks pentrikel kiri yang menyebabkan penurunan
hemodinamik yang nyata. Lebih sering terjadi gagal jantung dan
prognosis yang lebih buruk progresivitas dilatasi dan konsekuensi
klinisnya dapat dihambat dengan terapi inhibitor dan vasodilator yang
lain. Pada pasien dengan fraksi injeksi <40% tanpa melihat ada
tidaknya gagal jantung,inhibitor ACE harus diberikan.
Gangguan hemodinamik
Gagal pemompaan merupakan penyebab utama kematian pada
STEMI. Perluasan iskemia nekrosis mempunyai korelasi yang baik
dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas baik pada awal (10 hari
infak) dan sesudahnya. Tanda klinis yang sering dijumpai adalah ronki
bassah di paru-paru dan bunyi jantung S3 dan S4 gallop pada
G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratotium Pemeriksaan Enzim jantung :
- CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
meningkat pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam, kembali
-
c. Tes Treadmill Atau Exercise Stress Testing (uji latih jantung dengan
bebean)
sering dipakai adalah aspirin dengan dosis 375 mg, 160 mg, 80mg.
Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia akut,
agar tak terjadi iskemia yang lebih berat sampai infark miokardium.
Medikamentosa
1. Nitrat, dapat diberikan parenteral, sublingual, buccal, oral,transdermal
dan ada yang di buat lepas lambat
2. Berbagai jenis penyekat beta untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Ada
yang bekerja cepat seperti pindolol dan propanolol. Ada yang bekerja
lambat seperti sotalol dan nadolol. Ada beta 1 selektif seperti asebutolol,
jantung
diperkecil
dengan
cara
segera
mengembalikan
Vasodilator
untuk
mengurangi
nyeri
jantung,missal;NTG
klien
meliputi
nama,umur,jenis
kelamin,
pendidikan,
d)
Personal
hygiene:
meliputi
mandi,
kebersihan
badan,
gigi,
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat sumbatan
arteri koroner.
2. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung; penurunan
preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik; infark/diskinetik
miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan
kerusakan septum
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemik,
kerusakan otot jantung, penyempitan/penyumbatan pembuluh
darah arteri kronaria
4. Risiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan
dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium/retensi air,
peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran
darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membrane
alveolar kapier (atelektasis, kopals jalan nafas/ alveolar edema
paru/efusi, sekresi berlebihan perdarahan aktif
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik /
nekrotik jaringan miocard ditandai dengan gangguan frekuensi
K. Rencana Keperawatan
Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Rencana keperawatan
Kolaborasi
NOC :
Pain Level,
pain control,
comfort level
presipitasi
Setelah
Mampu
mengontrol
nyeri,
nyeri
(tahu
mampu
tehnik
nyeri
Tingkatkan istirahat
nyeri berkurang
dukungan
kaku)
tinfakan
menggunakan
menyeringai)
-
dilakukan
penyebab
NIC :
DS:
-
Intervensi
berapa
lama
pertama kali
nyeri
akan
berkurang
dan
antisipasi
Rencana keperawatan
Kolaborasi
NOC :
Circulation Status
Palpitasi, oedem
Kelelahan
Peningkatan/penurunan JVP
Intervensi
DO/DS:
Setelah
dilakukan
jantung
asuhan
kardiak
Monitor
selamapenurunan
respon
pasien
terhadap
efek
pengobatan
antiaritmia
hasil:
NIC :
aktivitas
Kelola
pemberian
obat
anti
aritmia,
inotropik,
perifer
Minimalkan stress lingkungan
Intoleransi aktifitas
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Intoleransi aktivitas
NOC :
Berhubungan dengan :
Toleransi aktivitas
Kelemahan menyeluruh
Konservasi eneergi
DS:
DO :
NIC :
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
Intervensi
dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Gangguan Pertukaran gas
Intervensi
NOC:
NIC :
Berhubungan dengan :
DS:
Setelah
dilakukan
Dyspnoe
Gangguan penglihatan
pertukaran
DO:
kriteria hasi:
Penurunan CO2
pasien
teratasi
Mendemonstrasikan
Takikardi
ventilasi
Hiperkapnia
adekuat
dan
dengan
peningkatan
oksigenasi
yang
Berikan bronkodilator ;
-.
-.
Barikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Iritabilitas
Hypoxia
pernafasan
Keletihan
kebingungan
sianosis
dan suara nafas yang bersih, tidak Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
Hipoksemia
mengeluarkan
hiperkarbia
AGD abnormal
pursed lips)
pH arteri abnormal
sputum,
Tanda tanda vital dalam rentang Observasi sianosis khususnya membran mukosa
normal
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan
AGD dalam batas normal
dan tujuan penggunaan alat tambahan (O2, Suction,
Status neurologis dalam batas
Inhalasi)
normal
Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Kelebihan Volume Cairan
Berhubungan dengan :
-
Intervensi
NIC :
balance
DO/DS :
Fluid balance
Hydration
singkat
anaskara
dyspneu/ortopneu
Memelihara
tekanan
vena
jugularis,
Terbebas
dari
kelelahan,
....................................
Monitor elektrolit
Kecemasan/Ansietas
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Kecemasan berhubungan dengan
Faktor keturunan, Krisis situasional,
Stress, perubahan status kesehatan,
ancaman kematian, perubahan konsep diri,
kurang pengetahuan dan hospitalisasi
Intervensi
NOC :
NIC :
Kontrol kecemasan
Koping
Setelah
dilakukan
DO/DS:
asuhan
mengungkapkan
gejala
selama prosedur
cemas
- Insomnia
menunjukkan
mengurangi takut
Mengidentifikasi,
mengungkapkan
- Kurang istirahat
dan
tehnik
untuk
mengontol cemas
tubuh
dan
tingkat
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
- Gangguan tidur
- Gemetar
kecemasan
Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan
ketakutan, persepsi
perasaan,
L. Referensi
Doengoes, M.E. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta
:EGC.
Tambayong. J.(2007). Patofisiologi Keperawatan editor Monica Ester,
S.Kep. Jakarta: EGC.
Herdman, T. H. (2012). NANDA internasional. Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. alih bahasa Made Sumarwati, Dwi
Widiarti, Estu Tiar, editor bahasa Indonesia Monica Ester. Jakarta :
EGC.
Smeltzer. C.S & Bare.B (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Suyono, S et al. (2003). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi ketiga.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mengetahui
Pembimbing Praktik
Mahasiswa
Putu Epriliani
NIP.
NIM.P07120214010
Mengetahui
Pembimbing Institusi