Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


SESI II: KEMAMPUAN BERKENALAN
Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Program Profesi Ners Stase
Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:
Gerry Wina Sartika Butar-Butar

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2015

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI


SESI II: KEMAMPUAN BERKENALAN
Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
(Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada klien yang menarik diri atau
mengalami isolasi sosial sehingga individu menghindari interaksi dengan orang lain (Keliat,
2011). Apabila individu memiliki mekanisme koping yang adaptif maka peningkatan
sosialisasi akan lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang memiliki mekanisme
koping maladaptif akan menimbulkan masalah yang lebih banyak dan lebih buruk apabila
tidak segera diberikan penanganan atau terapi. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila
individu menarik diri antara lain adalah kerusakan komunikasi verbal dan nonverbal,
gangguan hubungan interpersonal, gangguan interaksi sosial, dan resiko perubahan persepsi
sensori (halusinasi). Apabila tidak diatasi dengan segera maka akan dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Keliat, 2006). Pada sesi ini terapi difokuskan untuk
meningkatkan kemampuan klien untuk berkenalan.
Landasan teori
Isolasi sosial merupakan percobaan unuk menghindari interaksi dengan orang lain dan
menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat, 2011). Isolasi sosial adalah keadaan di
mana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya; klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Yosep, 2010).
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan salah satu terapi modalitas
keperawatan jiwa dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian
adaptasi optimal klien. Tujuan yang ditetapkan didasarkan pada kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah
upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi (Prabowo, 2015).
1.

Tujuan
a. Tujuan Umum (TUM)
Tujuan umum untuk TAK sosialisasi sesi II ini adalah agar klien mampu berkenalan
b.

dengan anggota kelompok.


Tujuan Khusus (TUK)
Tujuan khusus dari TAK sosialisasi sesi II ini adalah:

1. Klien mampu memperkenalkan identitas diri sendiri: nama lengkap, nama


panggilan, asal dan hobi.
2. Klien mampu menanyakan identitas diri anggota kelompok lain, nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
2.

Pengorganisasian
Struktur organisasi dalam TAK sesi II ini antara lain:
a. Leader
: Gerry Wina Sartika Butar-Butar
b. Co-leader
: Cicilia
c. Fasilitator
: Dwi Anidar, Dessy Lusiana, dan Lestie Komalasari
d. Observer
: Injilia Sambow
e. Operator
: Jannasly Supit

3.

Tugas dan Peran


a. Leader:
- Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai.
- Menjelaskan aturan permainan
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
- Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib.
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co-leader:
- Mendampingi leader.
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah

c.

dibuat.
- Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi.
Fasilitator :
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
- Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator kepada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi.

d.

Observer :
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
- Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan
berlangsung pada format yang tersedia.
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan, proses, hingga

e.

4.

penutupan.
Operator :
- Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik).
- Timer (mengatur waktu).
Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan.

Karakteristik Klien
Karakteristik klien yang mengikuti TAK sesi II ini antara lain:
1. Klien dengan isolasi sosial

2. Klien yang sudah mulai kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan
3. Klien yang mampu berbicara
4. Jumlah klien 7 orang
5.

Alat
Alat yang akan digunakan dalam TAK sesi II ini adalah:
1. Audio player
2. Bola kecil
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan harian klien

6.

Seting Tempat
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran di ruangan yang nyaman dan tenang.
O
C
L

L
K

K
K

OP

Keterangan:
K: Klien

L: Leader

O: Observer

F: Fasilitator

CO: Co-Leader

OP: Operator

7.

Metode
Metode yang akan digunakan dalam TAK sesi II ini adalah:
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

8.

Rincian Kegiatan
Adapun rincian kegiatan TAK sesi II ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Waktu pelaksanaan
: Pukul 09.05 09.35 WIB
b. Hari / Tanggal
: Kamis, 26 Maret 2015
c. Alokasi Waktu
- Fase Orientasi
: 5 menit
- Fase Kerja
: 15 menit
- Fase Terminasi
: 10 menit
d. Tempat
: Ruang Yudhistira
e.
Jumlah Klien
: 7 orang dengan inisial Bp. U,
Bp. B., Bp. Sl, Bp. S,
Bp. R, Bp. Z, Bp. J.

9.

Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok (pada terminasi Sesi I TAKS).
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Memberi salam terapeutik
- Peserta dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/ Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
- Menanyakan apakah klien telah mencoba memperkenalkan diri pada orang
lain.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
- Terapis menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
a. Hidupkan audio player dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada di
sebelah kanan dengan cara:
Memberi salam;
Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi;
Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara.
Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Hidupkan musik dan minta klien mengedarkan bola. Pada saat musik dihentikan,
minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan
anggota kelompok yang di sebelah kanannya kepada kelompok, yaitu nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan.
- Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi.
- Menyepakati waktu dan tempat.

10. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk
TAKS sesi II, dievaluasi kemampuan klien dalam berkenalan secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:

Sesi II: TAKS


Kemampuan Berkenalan
a. Kemampuan verbal
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Aspek yang dinilai

Nama Klien

Menyebutkan nama lengkap


Menyebutkan nama panggilan
Menyebutkan asal
Menyebutkan hobi
Menanyakan nama lengkap
Menanyakan nama panggilan
Menanyakan asal
Menanyakan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
No.
1.
2.
3.
4.

Aspek yang dinilai

Nama Klien

Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien di bawah judul nama klien.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien dan tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
- Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai 6; disebut belum
-

mampu jika mendapat nilai 5.


Kemampuan nonverbal, disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4; disebut
belum mampu jika mendapat nilai 2.

b.

Dokumentasi.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk kemampuan
verbal dan 3 untuk kemampuan nonverbal, maka catatan keperawatan adalah klien
mengikuti TAKS sesi II, klien mampu berkenalan secara verbal dan nonverbal,
anjurkan klien berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.

Daftar Pustaka
Keliat, B., dan Akemat, P. (2015). Keperawatan Jiwa: terapi aktivitas kelompok, edisi 2.
Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi 2. Jakarta: EGC.
Prabowo, E. (2015). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: NucMed.
Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai