Tujuan pendidikan kesehatan kesehatan klien adalah membantu individu, keluarga, atau komunitas
untuk mencapai tingkat kesehtan optimal ( Edelman dan Mandle, 2010 ).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi
maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit
menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya ( Mubarak, 2009).
Dalam fundamental of nursing Ruth F Craven juga menyebutkan tujuan dari edukasi kesehatan
adalah :
Meningkatkan kesejahteraan
Mencegah penyakit
pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi.
Interview (wawancara)
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
Dalam memilih pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar metodenya akan lain
dengan kelompok kecil.
raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya
untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan self determination.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri
dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
c. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.
Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah :
Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan orang dengan orang yang merupakan sarana untuk lebih
Sentuhan
Menggunakan sentuhan merupakan salah satu cara pendekatan yang menenangkan dimana
perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan.
Mendengarkan
Mendengarkan termasuk apa yang dikatakan pasien dengan memahami dan mengerti
maksud klien serta memberikan respon balik terhadap lawan bicara ( Kemper, 1992 )
Lingkungan
Banyak fasilitas kesehatan yang dibangun oleh instansi, pemerintah, swasta maupun
LSM, namun karena perilaku masyarakat, sarana tersebut kurang dimanfaatkan dan dipelihara
dengan baik. Maka diperlukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat.
Perilaku
Peran pendidikan kesehatan dalam perilaku. Pendidikan kesehatan berupaya agar
masyarakat dapat mempraktekkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat dapat
berprilaku hidup sehat.
Pelayanan kesehatan
Lebih dari 7000 puskesmas tersebar di seluruh Indonesia. Tapi pemanfaatannya belum
optimal. Oleh karena itu, perlu pendidikan kesehatan agar masyarakat dapat memanfaatkan
Hereditas
Orang tua berperan sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak -anak
mereka.
planning memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan
kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester,
1996)
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan memonitor
dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996). Discharge planning
ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam
team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning
( Naylor,1990 ) . Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan
punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki
komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ).
Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif
dan bukan objek yang tidak berdaya.
Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.
Bagi Perawat :
Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.
bentuk pendokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus di sampaikan
pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang sudah diberikan,
jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah. Cara ini merupakan pemberian
informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk sekedar tahu dan mengingatkan,
namun tidak ada yang bisa menjamin apakah pasien dan keluarga mengetahui faktor resiko apa
yang dapat membuat penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi
kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya, untuk itu pelaksanaan discharge planning di
rumah sakit apalagi dengan penyakit kronis seperti stroke, diabetes mellitus, penyakit jantung
dan lain-lain yang memiliki resiko tinggi untuk kambuh dan berulangnya kondisi kegawatan
sangat penting dimana akan memberikan proses deep-learning pada pasien hingga terjadinya
perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memaknai kondisi kesehatannya.
Dalam hubungan antara pendidikan pasien dan discharge planning, perawat berperan
sebagai educator pasien. Sedangkan discharge planning merupakan alat yang bersifat
dokumentatif untuk pendidikan tersebut. Discharge planning sendiri memiliki arti sebagai
proses pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dan mampu mempertahankan kesehatan di
tempat asalnya. Perawat juga berperan sebagai promoter kesehatan dalam pendidikan kesehatan
di rumah. Jadi pada dasarnya hubungan ini adalah salah satu bentuk kepedulian perawat dalam
menyehatkan pasien.
Bagaimana pengalaman belajar perawat dapat dipilih untuk mendukung tujuan tersebut
Bagaimana cara agar pengalaman belajar tersebut dapat diorganisasikan untuk instruksi
yang efektif
paradigma
yang
digunakan
untuk
memprediksi
dan
dengan
komprehensive klien
PROCEED MODEL )
In
Definisi Belajar
Belajar adalah proses aktif dimana terjadi penggabungan informasi dari satu individu
dengan individu lainnya dan informasi tersebut dapat merubah sikap (Sue & Praticia, 2010).
Belajar adalah proses interaktif yang terdiri dari kesadaran aksi yang dapat membantu individuindividu mendapatkan ilmu baru, perubahan tingkah laku, mengadopsi sifat-sifat baru atau
menampilkan keterampilan baru (Bastable, 2003; Redman, 2001 dikutip dari Potter, 2004).
Definisi belajar berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh
kepandaian, berlatih,
dan
tanggapan
yang
disebabkan
oleh
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman
yang menyangkut aspek kognitif, efektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Teori Belajar
Menurut Kozier (2004) teori belajar meliputi sebagai berikut:
Kognitif
konteks sosial, emosional dan fisik. Pada saat proses pembelajaran akan terjadi hubungan
antara guru, pelajar dan lingkungan. Tiga orang yang terlibat pada teori ini adalah J.Piaget,
K. Lewin dan B. Bloom.
Menurut Piaget ada lima tahap besar dalam membangun kognitif yaitu tahap sensori
motorik, tahap prekonseptual, tahap intuitif, tahap operasi konkrit dan tahap operasional
formal. Menurut Lewin, belajar melibatkan empat tipe perubahan sebagai berikut;
perubahan dalam struktur kognitif, perubahan motivasi, perubahan dalam perasaan yang
berbeda dari kelompok dan melawan kontrol otot sadar. Sedangkan menurut Bloom
mengidentifikasikkan tiga domain atau area dari belajar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
Sedangkan menurut Gestalt dikutip dari Susan (2002), mengatakan bahwa tahapan
kognitif ini lebih menitikberatkan persepsi peserta didik, dimana prinsip persepsi terbagi
dua yaitu penyusunan persepsi yang didasarkan pada kesederhanaan, keseimbangan dan
keteraturan serta prinsip kedua yaitu persepsi bersifat selektif, memiliki beberapa
percabangan.
Prinsip Belajar
Motivasi belajar
Perhatian
Perhatian adalah keadaan mental yang memungkinkan pelajar berfokus dan memahami
kegiatan belajar.
Motivasi
Motivasi adalah suatu kekuatan yang beraksi pada atau didalam diri seseorang (ide,
emosi, atau kebutuhan fisik) yang menyebabkan ia berperilaku tertentu ( Redman, 2007
dikutip dari Potter & Perry, 2009).
Partisipasi aktif
Pembelajaran terjadi jika klien terlibat secara aktif didalam sesi edukasi (Edelman dan
Mandle, 2006 dikutip dari Potter & Perry, 2009).
Kemampuan belajar.
Kemampuan perkembangan
Perkembangan kognitif akan mempengaruhi kemampuan belajar klien.
Pembelajaran dewasa
Mengajar orang dewasa berbeda dengan mengajar anak, individu dewasa mampu
meninjau situasi secara kritis terkadang butuh bantuan untuk melihat masalah dan
mengubah perspektifnya (Redman, 2007 dikutip dari Potter & Perry, 2009).
Kemampuan fisik
Kemampuan belajar tergantung pada perkembangan dan fisik klien.
Lingkungan Belajar
Faktor lingkungan pengajaran akan mempengaruhi pengalaman pembelajaran.
Lingkungan yang ideal akan membantu klien menempatkan fokus pada tugas pembelajaran.
Proses Belajar
Menurut Ad.Rooijakkers (1990) proses belajar adalah tahap-tahap yang harus ditempuh oleh
peserta didik untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Tahap tahapan pada
proses belajar dapat diuraikan dalam bentuk skema berikut
Proses belajar terbagi menjadi dua, yaitu proses intern (proses yang terjadi di dalam diri peserta
didik) dan ekstern (contohnya pengajar). Adapun proses intern meliputi :
Perhatian dan pelajaran atau kuliah. Tidak bisa dielakkan jika perhatian amat diperlukan
dalam proses belajar dan hal ini sangat erat kaitanya dengan pengajar. Karena tidak hanya
motivasi yang bisa membantu munculnya perhatian seorang peserta didik terhadap materi
pembelajaran, akan tetapi tekhnik dan metode yang dipakai pengajar pun ikut berpengaruh
(proses ekstern).
Menerima dan mengingat. Dalam proses belajar peserta didik menerima dan mengingat apa
yang dipelajari. Jika dikaitkan dengan pengajar maka dalam proses belajar ini hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah kejelasan struktur, arti, pengulangan dan interferensi.
Reproduksi
Materi tidak hanya diterima dan diingat tetapi membekas pada pikiran peserta didik.
Generalisasi
Peserta didik mampu menerapkan apa yang sudah dipelajari dalam lingkup yang lebih luas.
Materi atau hal yang dipelajari ikut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, belajar
pengetahuan dan sikap atau keterampilan akan menentukan perbedaan proses belajar.
Lingkungan dikelompokkan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari
suhu, kelembababan udara dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor lingkungan kedua
adalah lingkungan sosial yaitu; manusia dengan segala interaksinya dan representasinya
seperti keramaian, kegaduhan, lalu lintas, pasar dan sebagainya.
Instrument, yang terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar, alatalat peraga, sedangkan perangkat lunak (software) seperti kurikulum (dalam pendidikan
normal), pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar.
Kondisi individu, sebagai obyek belajar dibedakan dalam kondisi fisiologis seperti
kekurangan gizi dan kekurangan panca indra (terutama pendengaran dan penglihatan),
sedangkan kondisi psikologis misalnya; intelegensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan,
motivasi dan sebagainya.
Hambatan Belajar
Di dalam belajar ada faktor penyebab hambatan belajar yang merupakan komponen
Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri, antara lain: kesehatan, motivasi, minat,
dan metode belajar).
Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri atau lingkungan, antara lain: orangtua,
suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi, guru, sarana dan prasarana, media massa dan
lingkungan sosial).
Definisi Mengajar
Mengajar adalah proses aktif dimana terjadi pertukaran informasi dari individu satu
dengan individu lainnya sehingga informasi tersebut dapat merubah sikap (Sue & Praticia,
2010). Mengajar adalah sebuah aktivitas yang bersistem dan bertujuan untuk proses belajar
(Barbara et.all, 2004).
Mengajar adalah aktivitas yang memberikan pada pengajar kesempatan untuk menolong
pelajar dalam belajar (Barbara, 1993). Kesimpulan dari definisi diatas bahwa mengajar adalah
suatu aktivitas dimana terjadi pertukaran informasi dari satu individu ke individu lainnya serta
merubah sikap dari informasi yang didapat.
Teori Mengajar
Teori mengajar sebagai suatu disiplin ilmu, mengajar akan mencakup; apa tujuan yang
akan dicapai dalam kegiatan mengajar tersebut, bahan mengajar apa yang sepatutnya disiapkan,
bagaimana proses
mengajar
dilakukan, dengan
metode
mengajar dilakukan, indikator apa untuk mengetahui kegiatan mengajar itu tercapai atau
tidak.
Beberapa teori telah memberikan pengaruhnya terhadap pergeseran
teori
mengajar
kemampuan untuk percaya pada diri sendiri dengan cara berpikir dan belajar sendiri.
dalam hal mengatur strategi berpikir, menggunakan pengetahuan dan keterampilan serta
mengambil keputusan.
Konsep Mengajar
Adapun konsep mengajar menurut Biggs ( 1991) yang dikutip dari Bowden et.all (1998)
adalah sebagai berikut :
Metode kwantitatif
Guru menyampaikan, berhasil tidaknya terserah siswa.
Institutional
Mengajar secara efisien, guru siap mengadaptasikan siswa dengan berbagai bakat,
kemampuan dan pengetahuannya.
Kwalitatif
Penetapan prioritas
Prioritas untuk pengajaran dalam pelayanan keperawatan didasarkan pada diagnosa
keperawatan dan tujuan pengajaran yang ditetapkan untuk klien yang tujuan akhirnya untuk
menghemat waktu dan energi klien dan perawat
Waktu
Perawat harus merencanakan aktivitas pengajaran pada saat klien menjadi sangat perhatian,
tanggap dan responsif. Akan tetapi waktu pengajaran tidak boleh terlalu sebentar atau
dangkal, klien membutuhkan waktu untuk menerima informasi dan memberikan respon.
atau melakukan
ide-ide tersebut.
Metode Mengajar
Menurut Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa Metode Pengajaran terdiri dari :
Kognitif
Tingkatkan partisipasi aktif dan fokuskan pada topik yang menjadi minat klien
Pengajaran
Merupakan metode instruksi yang lebih formal karena dikendalikan oleh pengajar
Diatur secara khusus untuk mengetahui apa yang menjadi perhatian klien
Membuat klien secara aktif mengaplikasikan pengetahuannya dalam situasi yang telah
disiapkan
Membuat klien menerima tanggung jawab untuk menyelesaikan aktivitas belajarnya sesuai
kemampuan
Afektif
Bermain peran
Diskusi(kelompok)
Diskusi (perseorangan)
Memperkenankan diskusi mengenai topik yang pribadi atau sensitif
Psikomotor
Demonstrasi
Latihan
perlengkapan
Melakukan pengulangan
psikomotor
Alat bantu lihat (visual aids), seperti: slide, film, gambar peta, bagan, boneka dll.
Alat bantu dengar ( audio aids), seperti: radio, piring hitam, dll.
Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang
lain.
Domain Belajar Kognitif, belajar kognitif terdiri atas semua kebiasaan Intelektualnya dan pola
berfikir
(bastable, 2003 dikutip dari Prayitno, 2009). Dalam hirarkhi kebiasaan kognitif,
memperoleh
NO
.
1
KATEGORI
Pengetahuan( knowledge) :
dan
lebih
mudah
untuk menjelaskan
tujuan
dan
mengetahui,
mengelompokkan,mendefinisika
n menyatakan dll.
Pemahaman
Contoh
pasien
( comprehension):
pengobatan
baru
mengeneralkan,
3
Penerapan ( application)
mampu
dapat
menjelaskan,
menyampaikan dll
Contoh :pasien mengembangkan
jadwal pengobatan sesuai dengan
normal
waktu
makan
untuk
memodifikasi,
memprediksi dll.
Analisa melibatkan pembagian Contoh : pasien dapat memerinci
informasi
sampai
informasi
penting
yang lain.
Kata Kunci:
mengilustrasikan,
menghubung-hubungkan,
5
membedakan dll.
Synthesis: kemampuan untuk Contoh: pengalaman
menerapkan pengetahuan dan tentang
keterampilan
efek
menjadi pengobatan
pasien
samping
dan
dari
mampu
Evaluasi:
penilaian
merangkum dll.
dari Contoh
:
pasien
membuat,
mampu
lebih
banyak
insulin),
merencanakan
untuk
program
mengevaluasi,
menjustifikasi dll.
Persepsi : kemampuan untuk isyarat sensorik untuk memandu aktifitas motorik, berkisar
dari rangsangan indra melalui seleksi isyarat; mendeteksi isyarat komunikasi nonverbal.
Set: Kesiapan untuk mengambil tindakan tertentu. Ada tiga set yaitu mental, fisik dan
emosi; mengetahui & bertindak atas urutan langkah dalam proses manufaktur.
Mekanisme: tingkat yang lebih tinggi dimana seseorang memperoleh kepercayaan diri dan
keterampilan dalam melakukan suatu tindakan yang lebih komplek atau melibatkan langkahlangkah lebih dari beberapa respon yang dipandu.
Contoh: klien mampu mengisi jarum suntik insulin untuk dosis insulin yang berbeda dosis.
Respon koplek yang jelas; keterampilan motorik yang melibatkan pola gerakan yang
kompleks. Orang melakukan keterampilan dengan lancar dan akurat tanpa ragu-ragu.
Cotoh: klien dengan cidera tulang belakang mampu melakukan self catheterisasi & tidak
memperoleh infeksi saluran kemih.
Adaptasi: adaptasi terjadi ketika seseorang mampu mengubah respon motorik ketika
Originasi: tindakan motorik yang menciptakan pola gerakan baru. Seseorang bertindak atas
KATEGORI
CONTOH &KATA KUNCI
Penerimaan
Fenomena; Contoh : mendengar dengan
kesadaran,
keinginan
Penilaian/Pandangan
Contoh
menunjukkan
kemampuan
dalam
menyelesaikan masalah
KataKunci:
mendemonstrasikan,
menyempurnakan, melaporkan
4
Organisasi
dll.
Contoh
mengorganisasikan
menghubungkan,
Internalisasi nilai
mensintesis dll.
Contoh: menunjukkan
rasa
mempengaruhi,
mengkualifikasikan dll.