Epc Ekstraksi Padat Cair
Epc Ekstraksi Padat Cair
Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat
yang dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut
(innert) dengan menggunakan pelarut cair. Operasi ini sering dijumpai di dalam industri
metalurgi dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas, tembaga dari biji-bijian
logam, produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu. Hingga kini, teori
tentang leaching masih sangat kurang, misalnya mengenai laju operasinya sendiri belum
banyak diketahui orang, sehingga untuk merancang peralatannya sering hanya didasarkan
pada hasil percobaan saja.
II. Tujuan
III. Sasaran
IV.1
Peralatan Ekstraksi
Operasi ekstraksi padat cair selalu terdiri atas 2 langkah, yaitu:
-1/14-
1. Kontak antara padatan dan pelarut untuk mendapatkan perpindahan solut ke dalam
pelarut
2. Pemisahan larutan yang terbentuk dari padatan sisa
Dikenal 2 jenis alat pengontak padatan dengan pelarut:
1. Alat dengan unggun tetap (fixed bed), dimana pelarut dilewatkan melalui partikel
padatan, yang tersusun dalam suatu unggun tetap
2. Alat dengan kontak terdispersi (dispersed contact), dimana partikel padatan
didispersikan dalam pelarut, sehingga di samping terjadi pergerakan relatif antara
partikel padatan dan pelarut terdapat pula pergerakan relatif antara partikel padatan
itu sendiri.
Alat ekstraksi dengan unggun tetap yang paling sederhana terdiri dari tangki
terbuka dengan dasar berlubang-lubang. Ke dalam tangki tersebut diisikan padatan,
sebagai unggun tetap, sedang pelarut dialirkan secara gravitasi atau secara paksa dengan
menggunakan pompa. Contoh alat ekstraksi jenis ini adalah leaching tank. Di dalam
tangki ini padatan dan npelarut diaduk bersama dan kemudian dipisahkan. Pemisahan
dapat dilaksanakan di dalam tangki yang sama maupun dalam satu unit yang terpisah,
dengan cara dekantasi atau filtrasi.
IV.2
Metoda Operasi
Dikenal 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini disajikan uraian
Halaman 2 dar 14
2. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar atau aliran silang
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut dalam tahap
pertama; kemudian aliran bawah dari tahap ini dikontakkan dengan pelarut baru pada
tahap berikutnya, dan demikian seterusnya. Larutan yang diperoleh sebagai aliran
atas dapat dikumpulkan menjadi satu seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran
sejajar, atau ditampung secara terpisah, seperti pada sistem dengan aliran silang.
Halaman 3 dar 14
4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun berderet atau
dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi (extraction battery). Di
dalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan
dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir
tidak mengandung solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut
baru, sedangkan larutan pekat sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu
dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.
Langkah pertama
Langkah kedua
IV.3
perancangan berikut:
1. menghitung jumlah tahap yang diperlukan untuk memperoleh solut dalam jumlah
tertentu, dengan data yang ada: kadar solut di dalam campuran padatan umpan, dan
konsentrasi solut dalam larutan pada akhir tahap operasi
2. menghitung jumlah solut yang dapat dipisahkan dari campuran umpan dengan
menggunakan beberapa data yang diketahui seperti kadar zat terlarut dalam padatan
umpan, jumlah tahap pencucian, dan metoda operasi yang dipilih.
Untuk menghitungan besaran-besaran yang diperlukan dalam perancangan alat
ekstraksi padat cair dikenal 3 metoda, yaitu:
1. cara aljabar (tahap demi tahap)
2. cara analitik, dan
3. cara grafik.
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 4 dar 14
Seperti pada operasi perpindahan massa yang lain, perhitungan secara grafik adalah yang
termudah. Untuk selanjutnya, pada bab ini hanya akan diuraikan dengan singkat
mengenai metoda perhitungan tersebut.
IV.4
neraca bahan
data kesetimbangan antara fasa padat dan fasa cair di dalam campuran
Untuk maksud perhitungan ini, campuran dianggap terdiri dari tiga komponen,
yaitu:
-
satu solut tunggal yang dapat berbentuk padatan atau cairan (C)
empat. Pemekaian koordinat segi empat akan lebih menguntungkan untuk keperluan
perhitungan jumlah tahap operasi, karena alasan ketelitian pada penempatan titik-titik
dalam koordinat tersebut. Sebagai ordinat pada sistem ini adalah konsentrasi innert (n),
yang dinyatakan sebagai perbandingan berat padatan innert dan larutan (B/(A+C));
sedang absisnya adalah fraksi berat solut di dalam aliran atas (x) dan di dalam aliran
bawah (y), yang keduanya dinyatakan sebagai perbandingan berat solut dan larutan saja
(C/(A+C)), tanpa memperhitungkan padatan B.
IV.4.1 Neraca Bahan
IV.4.1.1 Sistem Bertahap Tunggal
Untuk sistem ini neraca massa adalah sebagai berikut:
a. Neraca massa innert
B = NF.F = E1.N1
(1)
(2)
(3)
(4)
Halaman 5 dar 14
N M1 =
B
B
=
F + R 0 M1
(5)
y M1 =
y F .F + R 0 .x 0
F + R0
(6)
Halaman 6 dar 14
Keterangan:
A = jumlah pelarut murni
B = jumlah innert
C = jumlah zat terlarut
E = jumlah larutan yang berada bersama padatan
F = jumlah larutan yang berada bersama padatan umpan
M = jumlah total larutan dalam campuran
N = B/(A+C)
R = jumlah larutan dalam aliran atas
x = C/(A+C) dalam aliran atas
y = C/(A+C) dalam aliran bawah
IV.4.1.2 Sistem Bertahap Banyak dengan Aliran Berlawanan
Pada dasarnya, penulisan neraca massa untuk sistem ini sama dengan pada sistem
bertahap tunggal. Neraca massa total utnuk larutan:
F + Rn+1 = R1 + En = M
(7)
(8)
N M1 =
yM =
B
F + R n +1
(9)
y F .F + R n +1 .x n +1
F + R n +1
(10)
(11)
(12)
R merupakan perbedaan jumlah aliran bawah dan atas pada setiap tahap.
Bila data kesetimbangan suatu sistem 3 komponen yang terlibat dalam operasi ini
diketahui, maka dengan menggunakan persamaan-persamaan di atas, jumlah tahap yang
diperlukan untuk memperoleh solut dalam jumlah tertentu dapat dihitung secara grafik.
Halaman 7 dar 14
Gambar 7 Perhitungan secara grafik untuk sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
Halaman 8 dar 14
V. Rancangan Percobaan
Pada percobaan ini dilakukan pemisahan NaOH, hasil reaksi kostisasi antara soda
abu (Na2CO3) dan lumpur Ca(OH)2, dari padatan innert (CaCO3) dengan menggunakan
air sebagai pelarutnya.
V.1
V.2
V.3
Tata Kerja
V.3.1
Halaman 9 dar 14
jumlah tahap yang digunakan pada operasi ini adalah empat tahap
pada langkah pertama, campuran larutan jenuh Na2CO3 dan bubur Ca(OH)2
dengan perbandingan tertentu dimasukkan ke dalam gelas piala 4; kemudian
pada campuran ditambahkan sejumlah tertentu H2O
setalah diaduk dan dibiarkan selama waktu tertentu, larutan dipisahkan dari
padatan yang ada
pada langkah kedua, pelarut baru ditambahkan ke dalam gelas piala 4 yang
masih berisi padatan sisa pada langkah pertama
Halaman 10 dar 14
Bubur Ca(OH)2
Campurkan
Masukkan
H2 O
Gelas Piala 4
Aduk, biarkan selama waktu
tertentu sampai terbentuk endapan
Terbentuk larutan
dan padatan
Pisahkan
H2 O
Padatan
Larutan
Campurkan
Padatan
Larutan
Masukkan
Gelas Piala 3
Aduk, biarkan selama
waktu tertentu sampai
terbentuk endapan
Aduk, biarkan
selama waktu
tertentu sampai
terbentuk endapan
Pisahkan
Pisahkan
Padatan
Gelas Piala 2
Aduk, biarkan selama
waktu tertentu sampai
terbentuk endapan
Terbentuk larutan
dan padatan
Larutan
Bubur Ca(OH)2
Campurkan
Larutan
Aduk, biarkan
selama waktu
tertentu sampai
terbentuk endapan
Padatan
Bubur Ca(OH)2
Padatan
Larutan
Pisahkan
Padatan
Larutan
Pekerjaan tersebut dengan cara yang sama diteruskan sampai 8 tahap ekstraksi
dengan prosedur pencampuran sesuai Gambar 8.
Halaman 11 dar 14
= aliran H2O
= aliran umpan segar larutan Na2CO3 dan bubur Ca(OH)2
= aliran larutan
= aliran padatan
V.3.2
Halaman 12 dar 14
4. Langkah 2 dan 3 ini diulang beberapa kali, dan dihentikan bila konsentrasi
solut dalam larutan mencapai suatu harga yang sukar untuk ditentukan
dengan cara titrasi biasa.
5. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah mengukur volume padatan
sisa (atas dasar padatan kering).
Dengan hasil pengamatan di atas, kurva kesetimbangan aliran atas dan bawah
dapat digambarkan.
Lar. Jenuh Na2CO3
Bubur Ca(OH)2
Campurkan
H2O
Gelas Piala
Data Volume
Campuran
Larutan
Ukur Vol.
Kurva kesetimbangan
aliran atas dan aliran
bawah
Lakukan iterasi (pengulangan prosedur) dengan mentitrasi hasil pemisahan solut
sampai konsentrasi solut sangat kecil (tidak dapat ditentukan dengan titrasai biasa
Halaman 13 dar 14
Daftar Pustaka
1. Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill
Book Co., New York, 1978, Chapter 19
2. Treybal, R.E., Mass Transfer Operations, McGraw-Hill, 1981 Chapter 9
3. Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O., Perrys Chemical Engineers Handbook,
6th Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984
4. Buku-buku Unit Operations lainnya yang memuat bahasan Ekstraksi Padat-Cair
Halaman 14 dar 14