HUMAN RESOURCES
PERIODE JUNI DESEMBER 2015
TINJAUAN MENGENAI KETENTUAN PEMBERIAN KOMPENSASI
DI HOTEL LE MERIDIEN BALI JIMBARAN
OLEH:
Ni Kadek Santika Paramita
NIM. 12101008
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI BISNIS HOSPITALITI
STRATA I
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI
KEMENTERIAN PARIWISATA
2016
OLEH:
Ni Kadek Santika Paramita
NIM. 12101008
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang.......................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................6
Tujuan Praktik Kerja Nyata...................................................................6
Manfaat Praktik Kerja Nyata.................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
LANDASAN TEORI...........................................................................................8
2.1 Pengertian Kompensasi..............................................................................8
2.2 Komponen Kompensasi.............................................................................9
2.3 Tujuan Pemberian Kompensasi................................................................15
2.4 Fungsi Kompensasi..................................................................................18
2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi.....................19
2.6 Upah Menurut Undang-undang...............................................................21
2.7 Komponen Upah Menurut Undang-undang.............................................22
2.8 Tunjangan Pekerja yang Diatur dalam Undang Undang.......................23
BAB III..................................................................................................................25
PELAKSANAAN..............................................................................................25
3.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Praktik Kerja Nyata...............................25
3.2 Permasalahan Teknis................................................................................35
3.3 Akademis..................................................................................................41
3.4 Praktis.......................................................................................................44
BAB IV..................................................................................................................62
PENUTUP..........................................................................................................62
4.1 Simpulan..................................................................................................62
4.2 Saran.........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................65
LAMPIRAN...........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Deskripsi Bidang Kerja Selama Melaksanakan Praktik Kerja Nyata
Tabel 3.2 Skala Upah Berdasarkan Level Jabatan Di Le Meridien Bali Jumbaran
Periode Desember 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Hotel Le Meridien Bali Jimbaran Periode
Desember 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Attendance Record
Lampiran 2 Trainee Certificate
Lampiran 3 On The Job Training Evaluation
Lampiran 4 Contract Letter
Lampiran 5 Surat Keterangan Praktik Kerja Industri
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis perhotelan di Bali sudah bukan barang baru lagi. Tiap tahunnya
akan kita temukan puluhan proyek hotel baru dibangun di pulau ini layaknya
jamur di musim hujan. Dikutip dari KOMPAS.com, setidaknya akan berdiri 50
hotel baru dengan total 8.283 kamar di tahun 2016. Dari 50 hotel yang
direncanakan, 12 hotel di antaranya merupakan bintang tiga, 23 hotel bintang
empat, dan 15 hotel bintang lima. Hal itu berarti penambahan proyek
pembangunan hotel di Bali meningkat 100 persen bila dibandingkan catatan tahun
sebelumnya. Pada 2015 silam, ada sekitar 25 hotel baru yang beroperasi di Bali.
Fenomena tersebut merupakan tantangan besar bagi para pelaku bisnis
perhotelan. Mereka tidak hanya bersaing untuk memperoleh pasar melainkan juga
tenaga kerja. Pesatnya pembangun hotel akan turut meningkatkan permintaan
terhadap sumber daya manusia yang andal dan berkompeten di bidangnya.
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya, tidak terlepas dari kualitas manajemen sumber daya manusia yang
dimilikinya. Sumber daya manusia di dalam bisnis perhotelan meliputi seluruh
karyawan yang bekerja di hotel tersebut. Karyawan merupakan sumber daya yang
paling penting dalam suatu hotel untuk mencapai visi dan misinya. Dengan
memiliki karyawan yang terampil dan motivasi tinggi, sebuah perusahan telah
mempunyai asset yang sangat mahal, dan sulit dinilai dengan uang. Perusahaan
bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi hal
terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja
yang maksimal. Salah satu cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan untuk
karena
bekerja di back office atau dengan kata lain mereka yang pekerjaannya banyak
berupa administrasi.
Fenomena berikutnya selain jam kerja adalah hak cuti karyawan. Banyak
dari mereka yang mengeluhkan sulitnya mengambil cuti karena ketiadaan
karyawan pengganti pada saat mereka libur. Kalaupun dipaksakan prosesnya akan
sangat rumit karena ini berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang biar
bagaimanapun harus tetap diselesaikan, meski mereka juga sebenarnya sangat
ingin menikmati hak cuti. Bahkan ada beberapa karyawan yang hak cutinya
dihapuskan karena sudah terlalu lama tidak diambil (expired). Padahal bukan
kemauan mereka untuk mengendapkan sekian hari jumlah hari cuti. Ini semua
terjadi karena selalu ada saja halangan pada saat mereka ingin mengeluarkan hak
cuti. Di samping itu mereka juga akan merasa sangat tidak nyaman jika harus
melalaikan tanggung jawab mereka demi mengambil cuti.
Dari sekian deretan masalah yang telah penulis paparkan akan menarik
jika dikupas lebih detil berkaitan dengan bagaimana sesungguhnya ketentuan
pemberian kompensasi di Hotel Le Meridien Bali Jimbaran. Dengan mengetahui
secara lengkap komponen kompensasi yang diperoleh karyawan serta ketentuan
ketentuan pemberian kompensasi, kita bisa menilai apakah hotel tersebut telah
menerapkan keadilan dan kelayakan dalam pemberian kompensasi. Melalui
pemberian kompensasi yang adil suatu perusahaan akan mampu menciptakan
kepuasan kerja karyawan sehingga bisa menekan angka turnover. Hal tersebut
juga berperan sebagai alat untuk merekrut karyawan baru yang andal dan
berkompeten agar mau bergabung dengan perusahaan.
apa
yang
menjadi
dasar
pertimbangan
pemberian
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kompensasi
Salah satu usaha departemen personalia untuk meningkatkan prestasi kerja
karyawan adalah melalui pemberian kompensasi. Kompensasi merupakan segala
sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Maksud dari tujuan pemberian kompensasi ini yaitu untuk membantu pegawai
memenuhi kebutuhan diluar kebutuhan rasa adil, serta meningkatkan motivasi
kerja karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Untuk lebih jelasnya, definisi kompensasi menurut beberapa para ahli
antara lain sebagai berikut :
Definisi kompensasi menurut Panggabean (2004:75) mengemukakan:
Kompensasi dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang
diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka
berikan kepada organisasi.
(2007:220)
Kompensasi
adalah
pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa begi pegawai dan para manajer baik
berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh setiap
orang karyawan.
Menurut Sikula dalam Mangkunegara (2007:83) bahwa: Kompensasi
merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam
kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan
kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka.
Menurut Hariandja (2005:244) mengemukakan bahwa : Kompensasi
adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat
berupa gaji upah, bonus, insentif, dan tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti,
dan lain-lain.
Berdasarkan
pengertian-pengertian
diatas
maka
penulis
mencoba
10
usaha
meningkatkan
kesejahteraan
karyawan. Contohnya
asuransi
11
d. Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk
mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang
produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil
kerja. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menentukan standar
yang tepat. Tidak terlalu mudah untuk dicapai dan juga tidak
terlalu sulit. Standar yang terlalu mudah tentunya tidak
menguntungkan bagi perusahaan. Sedangakan yang terlalu sulit
menyebabkan karyawan frustasi.
2. Kompensasi Finansial Tidak Langsung/ Tunjangan, yang terdiri atas:
a. Program Asuransi, merupakan jaminan atau pertanggungan kepada
karyawan dan keluarga mereka apabila terjadi suatu resiko
finansial atas diri mereka sesuai dengan jumlah polis yang
disepakati. Jaminan ini diberikan oleh perusahaan yang bekerja
sama dengan perusahaan asuransi. Menurut Rivai (2004:398)
jaminan asuransi yang dapat diberikan kepada karyawan antara lain
adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi karena
ketidakmampuan fisik atau mental karyawan, dan jaminan asuransi
lainnya.
b. Program pensiun, menurut Rivai (2004:401) program ini diberikan
kepada karyawan yang telah bekerja pada perusahaan untuk masa
tertentu, dan merupakan program dalam rangka memberikan
jaminan keamanan finansial bagi karyawan yang sudah tidak
12
selain
instansi
pemerintah
yang
memang
diwajibkan
13
ditetapkan
cukup
besar,
pengadaan
karyawan
14
15
SDM
secara
lebih
efisien
dan
lebih
efektif
karyawan
yang
berprestasi
tinggi
akan
mengurangi
16
Pada
gilirannya
gejolak
ketidakpuasan
ini
akan
17
Dengan
terpenuhinya
kebutuhan
dasar
pagawai
dan
perbandingan
tingkat
upah
pegawai
perlu
18
upah minimum
upah kerja lembur
upah tidak masuk kerja karena berhalangan
upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya
upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
19
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan
tetap (Pasal 94 UU No. 13/2003).
2.7 Komponen Upah Menurut Undang-undang
Yang termasuk dalam komponen upah berdasarkan Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia No. SE-07/MEN/1990 Tahun 1990 tentang
Pengelompokan Komponen Upah Dan Pendapatan Non Upah, yaitu:
1. Upah Pokok: adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja
menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
2. Tunjangan Tetap: adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan
pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta
dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah
pokok, seperti Tunjangan Isteri; Tunjangan Anak; Tunjangan Perumahan;
Tunjangan Kematian; Tunjangan Daerah dan lain-lain. Tunjangan Makan
dan Tunjangan Transport dapat dimasukan dalam komponen tunjangan
tetap apabila pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan
kehadiran, dan diterima secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu,
harian atau bulanan.
3. Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang secara langsung
atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak
20
21
22
BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Praktik Kerja Nyata
3.1.1 Sejarah Hotel Le Meridien
Le Meridien pertama kali didirikan pada tahun 1972 oleh perusahaan
penerbangan Air France dengan tujuan untuk menyediakan sarana akomodasi bagi
para penumpang yang jauh dari rumah. Pada tahun tersebut Air France secara
resmi meluncurkan hotel Le Meridien pertama dengan nama Le Mridien Etoile,
di Paris dengan total 1000 kamar. Dalam waktu dua tahun beroperasi, kelompok
ini memiliki 10 hotel di Eropa dan Afrika. Di enam tahun pertama, jumlah hotel
meningkat menjadi 21 hotel di Eropa, Afrika, Hindia Barat Perancis, Kanada,
Amerika Selatan, Timur Tengah dan Mauritius. Pada tahun 1991, jumlah total
properti Le Mridien meningkat menjadi 58.
Pada akhir tahun 1994, Le Mridien diakuisisi oleh perusahaan Inggris
Hotel Forte Group, yang pada gilirannya diakuisisi oleh Granada plc pada tahun
1996. Melalui merger pada musim panas di tahun 2000 antara Granada Group dan
Kompas Group, kepemilikan Le Meridien saat itu berada di bawah Kompas
Group. Pada bulan Mei 2001, Nomura Group mengumumkan akuisisi Le
Mridien Hotels & Resorts dari Kompas Group plc sebesar 1.900,000,000 dan
Le Mridien digabung dengan Hotel Principal, yang diakuisisi pada bulan
Februari 2001.
Pada tanggal 24 November 2005, merek dan jasa manajemen bisnis Le
Mridien resmi diakuisisi oleh salah satu perusahaan hotel ternama dunia,
Starwood Hotels & Resorts. Di tahun 2010 telah dibuka 20 hotel Le Meridien
yang tersebar di seluruh dunia dan menjadikan brand Le Meridien menjadi The
23
Best Portfolio Globally. Le Mridien Bali berlokasi di daerah Tanah Lot yang
mana telah berganti nama menjadi Pan Pacific Nirwana Resort. Sejak bergabung
dengan Starwood Hotels & Resorts, Le Meridien Bali berubah nama menjadi Le
Mridien Bali Jimbaran yang berlokasi di Jl. Bukit Permai Jimabaran,
Pembangunan hotel dimulai pada tahun 2012 di bawah kepemilikan PT.
TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL dengan jumlah kamar sebanyak 118
dilengkapi 10 jenis kamar, beserta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Pada
tanggal 9 Mei tahun 2013 Le Mridien Bali Jimbaran melakukan grand opening
dan beroperasi secara keseluruhan. Le Mridien Bali Jimbaran telah
memenangkan sejumlah penghargaan diantaranya: Top 10 Hotel Paling Elegan
untuk Pernikahan di Bali oleh TheRichest.com, terpilih sebagai salah satu
Honeymoon Resorts Terbaik oleh Five Star Alliance, memperoleh Medali Emas
Tri Hita Karana Tourism Award, serta pengakuan bergengsi sebagai Desain Hotel
Termewah Indonesia pada tahun 2015 oleh World Luxury Hotel Awards, Oscar di
Industri Perhotelan.
3.1.2 Le Meridien Core Values
Le Mridien Bali Jimbaran memiliki tiga core values yaitu Chic, Culture,
dan Discovery. Tiga core values tersebut merupakan standar yang diberikan oleh
Starwood untuk Le Meridien di seluruh dunia. Chic adalah style atau gaya Le
Mridien yang asli, canggih, halus dan berpikir ke depan. Culture adalah konten
yang mana merupakan brands passion mereka dan Le Mridien menanamkan
kebudayaan khas masing-masing daerah dimana Hotel Le Mridien tersebut
dibangun. Discovery adalah penemuan baru yang mana Le Mridien selalu
berinovasi dalam menemukan hal-hal baru untuk tamu mereka.
24
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Wedding Venue
Serenity Spa and Salon
J Kids Club
Salt Water Lagoon
Pusat Kebugaran
Shinee Retail Shop
25
Telpon
Nomor Fax
Email
Website
80364 - Indonesia
: 62 (361) 846 6888
: 62 (361) 894 8777
: Reservations.Balijimbaran@lemeridien.com
: www.lemeridien.com/balijimbaran
26
Tabel 3.1
Deskripsi Bidang Kerja Selama Melaksanakan Praktik Kerja Nyata
BULANAN
NO.
TUGAS
DETAIL
1.
Mempersiapkan cheque request
Dipersiapkan minimal dua
pembayaran bulanan:
bulan berakhir.
2.500.000)
BPDPT LPM Jimbaran (Rp. 2.300.000)
Biaya kebersihan untuk Pak Mangku Bona
2.
(Rp. 800.000)
Kontrak Ayam (Rp. 500.000)
Pemenang Starwood Care (Rp. 600.000)
Mempersiapkan Kartu Ulang Tahun untuk
seluruh karyawan setiap bulannya.
3.
harus dipersiapkan:
4.
karyawan
Data yang harus
Owner Report
disiapkan:
Foto-foto kegiatan
dalam satu bulan
dalam bentuk slide
presentasi
Staff Movement
Data ter-update jumlah
karyawan tetap,
27
5.
dan trainee
Update data turnover
karyawan
Khusus untuk acara
event:
General Associate
Cleaning Blitz
Afternoon Tea
General Associate Meeting
Starwood Care
Additional Events (17 Augusts Ceremony,
Meeting mempersiapkan
slide presentasi HR yang
isinya berupa kegiatan HR
selama satu bulan (dalam
bentuk video), staff
karyawan.
Setelah mengecek,
membuat recap
keseluruhan obat yang
kurang dan yang masih
tersisa, kemudian
mengajukan cash
advanced ke pihak
Finance untuk pembelian
obat yang kurang.
7.
Starwood Care
28
masing departemen
Form harus sudah
rampung diisi dari
masing-masing
departemen di minggu
kedua
Membuat recap
nominasi peserta calon
pemenang Starwood
Care dan menyebarkan
kembali untuk
dilakukan voting
Hasil voting harus
sudah disetor ke HR di
minggu ketiga
Mempersiapkan
sertifikat untuk para
pemenang
8.
9.
karyawan
Membantu persiapan data karyawan yang
resign
MINGGUAN
NO.
TUGAS
1.
Mempersiapkan pembayaran untuk Daily
Worker
DETAIL
Departemen dengan
tenaga Daily Worker:
2.
29
Culinary
Engineering
Housekeeping
Food & Beverage
Life Style
3.
1.
HARIAN / TAMBAHAN
Membantu melengkapi tanda tangan pada
2.
3.
4.
requisition form
Membuat PAS Promosi
Membuat kontrak untuk karyawan baru
Menyiapkan birthday clair untuk
5.
Front
Office,
Security, Lifestyle,
Executive
Office,
dan
30
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Hotel Le Meridien Bali Jimbaran Periode Desember 2015
memerlukan alat lain seperti mesin shredder dan mesin laminating. Mesin
shredder penting karena ada banyak dokumen confidential yang tidak
boleh dibuang begitu saja ke tempat sampah. Untuk mesin shredder kami
harus meminjam ke Front Office Department atau Executive Office. Ini
tidak akan menjadi masalah jika dokumen yang harus di-shredder
berjumlah beberapa lembar. Namun, beberapa kali ada begitu banyak
lembaran dokumen yang harus dihancurkan terlebih dahulu sebelum
dibuang. Prosesnya menjadi tidak efisien jika harus bolak-bolak ke
departemen lain untuk meminjam shredder. Sedangkan untuk mesin
laminating, selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Nyata seringkali
berebutan mesin laminating dengan F&B Department. Hingga pada suatu
hari mesin laminating tersebut bermasalah dan tidak bisa digunakan dalam
jangka waktu yang cukup lama. Tidak ada kabar bagaimana keadaan mesin
laminating tersebut hingga akhir masa penulis menyelesaikan Praktik
Kerja Nyata.
3. Prosedur Kerja
Ada beberapa tugas yang harus diselesaikan oleh HRD tetapi belum
memiliki SOP seperti pengajuan staff requisition, proses pembayaran daily
worker, dan kegiatan yang harus dilalui para new hires dan trainees pada
saat pertama kali mereka bergabung dengan Hotel Le Meridien Bali
Jimbaran. Tidak adanya SOP resmi membuat pekerjaan lebih lambat dan
tidak jelas pihak mana yang seharusnya bertanggung jawab pada suatu
bagian tugas tertentu. Misalnya, untuk pengajuan staff requisition. Tidak
ada yang tahu pasti siapa sebenarnya yang berkewajiban untuk mencari
tanda tangan pihak Department Head yang bersangkutan dan tanda tangan
Financial Controller untuk pengesahan sebuah staff requisition hingga
akhirnya pihak HRD boleh menyebarkan informasi pencarian kandidat
tertentu.. Seringkali jika ada pihak F&B Department yang ingin
mengajukan staff requisition untuk pencarian daily worker, pihak HRD
yang harus melengkapi pencarian semua tanda tangan yang dibutuhkan.
Padahal untuk mencari tanda tangan Finance Controller, beliau akan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya begitu teknis di mana
terkadang hanya pihak F&B yang bisa memberikan penjelasan berkaitan
dengan pertanyaan yang diajukan. Ini berakibat pada lambatnya sebuah
staff requisition resmi disetujui oleh semua pihak yang bersangkutan
sehingga waktu yang diperlukan untuk proses pencarian daily worker juga
menjadi semakin sempit. Prosedur kerja yang kedua adalah berkaitan
dengan proses pembayaran daily worker. Beberapa daily worker di Le
Meridien dipekerjakan secara penuh dalam kurun waktu 2 sampai 3 bulan.
Pembayaran mereka dilakukan setiap satu minggu. Sementara tidak ada
SOP yang mengatur tentang siklus pembayaran ini. Pembayaran setiap
seminggu sekali dirasa terlalu dekat dan pemborosan pencetakan
kelengkapan dokumen pendukung berkaitan dengan pembayaran tersebut.
Pihak HRD sedang dalam proses pengajuan agar pembayaran tenaga daily
worker ini dilakukan setiap sebulan sekali dan dilakukan via transfer
bukan secara cash lagi. Sehingga akan lebih menghemat dari segi waktu,
biaya, dan tenaga. Hingga memasuki masa akhir Praktik Kerja Nyata,
proses ini sudah dan masih berjalan pada tahap pengajuan pembuatan
rekening dan penyetoran nomor rekening dari masing-masing tenaga daily
worker. Masalah teknis yang ketiga yakni berkaitan dengan SOP alur
kegiatan untuk new hires dan trainees. Di awal-awal bulan masa Praktik
Kerja Nyata, penulis tidak menemukan adanya alur yang pasti berkenaan
dengan prosedur kegiatan yang harus dilalui karyawan yang baru pertama
kali bergabung dengan perusahaan. Demikian pula untuk kelengkapan
dokumen yang harus mereka kumpulkan dan dokumen yang menjadi hak
mereka. Karena Le Meridien merupakan hotel chain yang dikelola oleh
Starwood ada beberapa dokumen berkaitan dengan Starwood yang wajib
diberikan kepada karyawan baru untuk mereka pelajari. Penulis diberikan
kesempatan untuk mempelajari dokumen-dokumen apa yang sebenarnya
menjadi hak sekaligus kewajiban para new hires untuk mereka pelajari
dengan cara melihat personal file dari karyawan-karyawan terdahulu. Hal
ini sangat memakan waktu karena penulis harus mengecek beberapa file,
membuat rangkuman hasil pengecekan, mencari dokumen yang belum
ditanda tangani tersebut untuk diperbanyak, kemudian mempersiapkannya
beberapa hari sebelum seorang karyawan baru bergabung. Hingga saat ini
penulis mengamati dokumen-dokumen yang dikenal dengan Starwood
Mandatory tersebut tidaklah benar-benar mereka baca dan pahami. Mereka
hanya melihat secara sepintas kemudian membubuhi tanda tangan pada
akhir setiap dokumen yang ada, yang menandakan mereka telah membaca
dan menyetujui tentang yang ada tertera di dalamnya. Dari sana penulis
menyadari bahwa ini hanya formalitas saja demi keperluan audit di
kemudian hari.
4. Ruang Kerja
Ruang kerja di Human Resources Department dibagi menjadi tiga yakni
ruangan untuk HR Coordinator dan HR Admin, ruangan untuk HR
Manager, dan satu ruangan untuk training. Tidak ada masalah dengan
ruang HR Manager dan ruang training. Masalahnya adalah ruangan untuk
HR Coordinator dan HR Admin termasuk juga di dalamnya seorang
trainee dirasa terlalu sempit untuk diisi oleh tiga orang. Ruangan untuk
HR Coordinator ini luasnya kurang lebih 3x3 m2 dengan dua buah meja
kerja dan dua buah komputer di dalamnya. Jadi, ada satu meja kerja yang
digunakan oleh dua orang secara bersamaan yakni HR Admin mau tidak
mau harus berbagai meja dengan seorang trainee. Terkadang melakukan
pekerjaan menjadi tidak nyaman dan tidak efektif. Dokumen-dokumen
penting juga beberapa kali hilang yang ternyata ditemukan terselip di
berkas-berkas file lain. Ruang kerja yang sempit juga membuat kami
kesulitan untuk mengatur file agar lebih rapi dan mudah diakses.
5. Filling Database Karyawan
Kerapian dan kemudahan pencarian data karyawan terutama yang sifatnya
hard copy masih kurang. Ini dikarenakan ruangan yang sempit dan
furniture untuk filling seperti rak ataupun lemari masih kurang jika
dibandingkan dengan jumlah file yang harus dirapikan. Karena masalah
ruangan yang sempit ini pula menyebabkan beberapa file diletakkan secara
terpisah. Seperti personal file karyawan diletakkan di ruang HR
diri
untuk
memberikan
gaji
di
luar
Raya Keagamaannya tetap berhak atas THR secara prorate sepanjang ketentuan
lainnya terpenuhi.
THR dibayarkan oleh Perusahaan kepada pekerja yang berhak sekali
dalam setahun bersamaan dengan pembayaran upah bulanan pada bulan terakhir
sebelum jatuhnya hari-hari raya berikut dengan catatan pembayaran THR adalah
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum jatuhnya hari-hari raya tersebut. Bilamana
jarak waktu pembayaran upah dengan jatuhnya hari-hari raya tersebut kurang dari
2 (dua) minggu, maka persyaratan rentang waktu 2 (dua) minggu yang dipatuhi:
a.
b.
c.
d.
Pekerja Muslim
Pekerja Kristen
Pekerja Hindu
Pekerja Budha
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
Ketenagakerjaan
(BPJS
Ketenagakerjaan)
Sesuai dengan ketentuan Pemerintah, perusahaan dan pekerja membayar
uang kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bulanan sebesar 6,89% dari upah pekerja
yang pembayarannya sebagai berikut:
a) Jaminan Kecelakaan Kerja : 0,89 % dibayar oleh Perusahaan.
b) Jaminan Hari Tua :
3,7% dibayar oleh Perusahaan
2,0 % dibayar oleh Pekerja
c) Jaminan Kematian : 0,3 % dibayar oleh Perusahaan
jangka waktu 48 jam. Surat Istirahat Sakit yang diberikan oleh dokter luar
perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan pengesahan dari dokter
perusahaan. Istirahat Sakit ialah hari-hari pekerja tidak masuk kerja sesuai dengan
hari yang dicantumkan dalam Surat Keterangan Dokter. Hari yang tercantum
tersebut tidak dapat digantikan dengan hari lain.
11) Cuti Haid, Cuti Bersalin dan Keguguran Kandungan
Cuti karena haid dengan disertai bukti dari dokter yang kuat akan
diperlakukan sebagai cuti sakit untuk 2 (dua) hari pertama sebagaimana
dibuktikan dalam surat keterangan sakit oleh dokter perusahaan.
Cuti bersalin dapat diambil oleh setiap pekerja wanita dengan status
pekerja kontrak atau permanen yang hamil karena pernikahan sah, dengan
melampirkan:
a) Permohonan cuti bersalin tertulis oleh pekerja wanita bersangkutan
mengenai perkiraan tanggal melahirkan, tanggal mulai cuti bersalin dan
tanggal akan kembali bekerja
b) Lampiran Surat keterangan dari dokter spesialis yang memastikan
perkiraan tanggal melahirkan
Semua pekerja wanita berhak atas cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan
yang harus diambil 1 1/2 (satu setengah) bulan sebelum dan 1 1/2 (satu setengah)
bulan sesudah melahirkan (kecuali mendapatkan rekomendasi lain dari dokter
perusahaan) dengan memperoleh upah dan service charge penuh. Cuti bersalin
diberikan sebagai cuti yang dibayar hanya sampai dengan kehamilan yang ketiga.
Untuk kehamilan anak ke-empat dan seterusnya maka pekerja perempuan tetap
berhak mendapat cuti melahirkan tetapi segala biaya pemeriksaan kehamilan dan
biaya melahirkan sepenuhnya menjadi tanggungan pekerja wanita bersangkutan
serta anak keempat dari pekerja pria tidak menjadi tanggungan kesehatan dari
perusahaan. Istirahat sakit karena gugur kandungan, akan diberikan cuti sakit yang
lamanya berdasarkan rekomendasi dari dokter spesialis yang bekerja sama dengan
perusahaan baik langsung maupun tidak langsung.
12) Cuti Tahunan
Setelah menjalani masa kerja 12 (dua belas) bulan terus menerus pekerja
permanen dan kontrak berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja
dengan tetap mendapat upah penuh dan service charge. Hak cuti tahunan dalam
setiap bulannya adalah 1 (satu) hari kerja dan haknya tersebut baru dihitung
setelah pekerja bersangkutan melewati masa kerja 3 (tiga) bulan.
Bagi pekerja yang hak cutinya belum muncul/belum dihitung namun
terpaksa harus cuti karena alasan sangat mendesak, maka kepadanya diberikan
mengambil cuti tahunan dengan status advance leave yang nantinya akan
dikurangi dari hak cutinya saat hak cuti tahunannya muncul. Cuti di awal
(Advance Leave) hanya dapat dilakukan setelah masa 3 bulan dan apabila pekerja
mengundurkan diri sebelum 1 tahun maka pekerja akan membayar cuti yang telah
diambil tersebut.
Ketentuan mengenai pelaksanaan cuti tahunan adalah sebagai berikut:
a. Hak cuti tahunan wajib dipergunakan dalam waktu 1 (satu) tahun takwim
diatur sedemikian rupa mulai dari Januari berakhir Desember setiap
tahunnya
b. Apabila masih ada sisa cuti tahunan, yang karena alasan operasional
tidak bisa diambil habis hingga Desember tahun bersangkutan, maka sisa
cuti tersebut masih berlaku hingga 6 (enam) bulan sejak tanggal jatuh
tempo.
c. Sisa cuti yang hingga 6 (enam) bulan sejak jatuh tempo masa berlakunya
tidak bisa diambil bukan karena alasan pengusaha maka secara otomatis
sisa cuti tersebut akan dihapus atau dinyatakan hangus pada bulan
berikutnya.
d. Pengambilan
setiap
masa
belas) hari kerja kecuali dengan persetujuan atasan dan untuk pekerja yang
cuti pulang ke luar negeri.
Pekerja yang akan menggunakan cuti tahunan wajib mengisi / mengajukan
permohonan secara tertulis paling lambat dua (2) minggu sebelum hak cutinya
diambil dan telah mendapat persetujuan dari pimpinan/atasan. Apabila saat
menjalani cuti tahunan pekerja jatuh sakit maka cuti sakit/ DC tidak berlaku.
Cuti tahunan harus diambil dalam bentuk hari libur dan tidak bisa diganti
dengan pembayaran dalam bentuk uang kecuali bagi pekerja yang putus hubungan
kerjanya dengan perusahaan dan operasional tidak mengizinkan untuk
pengambilan cuti. Apabila pada saat pemutusan hubungan kerja dengan
perusahaan, pekerja ternyata sudah mengambil cuti advance padahal tidak punya
sisa cuti atau belum berhak atas cuti maka cuti advance tersebut akan dipotong
dari pembayaran upah atau benefit lainnya.
13) Izin Tidak Masuk Kerja Dengan Menerima Upah Penuh
Pekerja diperkenankan untuk tidak masuk bekerja dan tetap mendapat
upah penuh, dengan ketentuan bila hal- hal yang disebut di bawah ini terjadi pada
dirinya, yaitu:
a. Perkawinan pekerja bersangkutan
b. Pembaptisan/khitanan/3 bulanan anak sah
c. Perkawinan anak sah
: 3 (tiga) hari
: 2 (dua) hari
: 2 (dua) hari
d. Kematian suami/istri, anak, saudara kandung, : 2 (dua) hari orang tua dan
mertua
e. Istri melahirkan
: 2 (dua) hari
f. Anggota keluarga dalam 1 rumah meninggal : 1 (satu) hari dunia
Permohonan izin tidak masuk kerja di atas (kecuali d, e dan f), harus
diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya dan tidak dapat digantikan/
diakumulasikan. Izin meninggalkan pekerjaan ini hanya berlaku bagi pekerja yang
telah melewati masa kerja 3 (tiga) bulan dan bila kurang dari masa kerja minimum
tersebut, maka pekerja yang bersangkutan dapat mengambil cuti diluar
tanggungan atau hari libur lainnya atas persetujuan Departemen Head.
Setiap pekerja yang ingin mendapatkan izin tidak masuk kerja (permisi) di
luar ketentuan di atas harus mengajukan izin dan mendapat persetujuan
sebelumnya dari Kepala Bagian atau atasan yang berwenang dengan mengisi
formulir yang ditentukan.
14) Kenaikan Pangkat (Promosi)
Kenaikan pangkat atau promosi adalah perpindahan ke suatu jabatan yang
berada pada level dan/atau upah yang lebih tinggi. Wewenang dan kebijaksanaan
kenaikan pangkat atau promosi dilakukan dengan memperhatikan antara lain:
a) Kemampuan pekerja dalam menjalankan kedudukan dan uraian tugas dari
jabatan yang baru
b) Jumlah upah pekerja pada saat promosi disesuaikan dengan skala upah
baru dari golongan upah yang lebih tinggi tersebut.
keadilan,
kemampuan
organisasi,
dan
prestasi
karyawan.
Keseluruhan hal tersebut tertuang dalam bentuk tabel skala upah Hotel Le
Meridien Bali Jimbaran berdasarkan level jabatan.
Sesungguhnya penulis belum menemukan permasalahan-permasalahan
berarti berkaitan dengan konten peraturan perusahaan Hotel Le Meridien Bali
Jimbaran. Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah apakah serangkaian
ketentuan pemberian kompensasi yang dimuat dalam buku peraturan perusahaan
tersebut telah dilaksanakan di lapangan dengan seadil-adilnya. Karena faktanya
ada beberapa hal yang belum bisa dipenuhi oleh perusahaan. Salah satunya adalah
menerapkan ketentuan pembayaran untuk pegawai yang bekerja lembur. Melalui
observasi selama melaksanakan Praktik Kerja Nyata, penulis belum menemukan
adanya pembayaran lembur bagi karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang
seharusnya. Sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah disepakati bersama,
tidak sepatutnya perusahaan mengabaikan jam kerja lembur para karyawan. Entah
itu karena ada alasan-alasan tertentu mengapa uang lembur mereka tidak dibayar.
Alangkah lebih baik perusahaan mengomunikasikan kepada karyawan dengan
jujur dan transparan.
Begitu pula mengenai tunjangan kesehatan. Banyaknya keluhan yang
masuk ke HRD sejatinya perlu dijadikan pertimbangan-pertimbangan untuk
menggunakan asuransi tambahan di luar asuransi BPJS Kesehatan. Jika memang
Beberapa jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya sebab oleh
desakan pasar (terutama untuk jabatan yang sukar diisi lowongannya).
b. Kekuatan serikat buruh
Serikat buruh dapat menggunakan kekuatannya untuk memperoleh gaji
yang sesuai dengan relatif jabatannya.
c. Produktivitas
Perusahaan harus memperoleh laba agar bias tetap hidup. Sebaliknya juga
pegawai tidak akan digaji lebih dari pada kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan (digaji sesuai produktivitas mereka).
d. Kebijaksanaan gaji dan upah
Beberapa perusahaan memiliki kebijaksanaan yang menyebabkan mereka
harus mengadakan penyesuaian terhadap gaji yang telah ditetapkan.
Kebijakan yang umum yaitu memberikan kenaikan gaji yang sama kepada
pegawai yang tergabung dengan serikat kerja dengan pegawai yang tidak
tergabung dengan serikat kerja.
e. Peraturan pemerintah
Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang
berkaitan dengan tenaga kerja, seperti penentuan upah minimum regional,
upah lembur, pembatasan usia kerja (15 tahun s/d 65 tahun), dan
pembatasan jam kerja (maximum 40 jam / minggu).
f. Nilai yang sebanding dengan pembayaran yang sama .
Masalah penting dalam manajemen kompensasi dengan kesempatan yang
sama adalah Comparable worth (nilai yang sebanding). Setiap jabatan
yang mempunyai nilai yang sama bagi organisasi harus dibayar
sama. Comparable worth berarti pambayaran yang sama untuk pekerjaan
yang sama.
Tantangan yang dikemukakan oleh Panggabean tersebut juga berlaku di
Hotel Le Meridien Bali Jimbaran. Terutama mengenai Peraturan pemerintah.
Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang berkaitan
dengan tenaga kerja, seperti penentuan upah minimum regional, upah lembur,
pembatasan usia kerja (15 tahun s/d 65 tahun), dan pembatasan jam kerja
(maximum 40 jam / minggu). Padahal sejauh pengamatan penulis di lapangan,
Hotel Le Meridien Bali belum sepenuhnya mampu melaksanakan ketentuan
pembayaran kompensasi salah satunya berkaitan dengan pembayaran uang
lembur. Adanya tuntutan dari pemerintah yang mewajibkan perusahaan membuat
peraturan mengenai ketentuan pembayaran uang lembur ini dirasa belum mampu
untuk benar-benar diterapkan dikarenakan alasan-alasan tertentu, Salah satunya
adalah kita harus sadar bahwa setiap perusahaan memiliki kemampuan membayar
yang berbeda-beda.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pemaparan yang dikemukakan di bab sebelumnya, maka penulis
mendapatkan kesimpulan bahwa tujuan pelaksanaan pemberian kompensasi yang
di capai yaitu memperoleh karyawan yang kompeten dan memenuhi persyaratan,
menjamin rasa keadilan, serta mempertahankan karyawan yang ada. Adapun
komponen kompensasi yang diterima oleh para karyawan di Hotel Le Meridien
Bali Jimbaran dibagi ke dalam dua bagian yaitu kompensasi finansial langsung
dan kompensasi tak langsung (fringe benefit). Kompensasi langsung yang
diperoleh berupa upah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan transportasi
yang diberikan setiap sebulan dengan jumlah tetap serta uang jasa pelayanan atau
yang lumrah dikenal dengan istilah service charge yang jumlahnya didasarkan
pada performa perusahaan. Sedangkan kompensasi tak langsung yang diperoleh
berupa tunjangan hari raya, sumbangan suka duka, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS
Kesehatan, bantuan biaya kaca mata, waktu kerja, hari libur, waktu istirahat, cuti
haid, cuti bersalin, cuti tahunan, izin tidak masuk kerja dengan menerima upah
penuh serta kenaikan pangkat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pemberian kompensasi
di Le Meridien Bali Jimbaran terdiri dari faktor peraturan pemerintah,
pertimbangan
keadilan,
kemampuan
organisasi,
dan
prestasi
karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Communicationista. (2011, Mei 9). https://communicationista.wordpress.com.
https://communicationista.wordpress.com/2011/05/09/management/.
Diakses pada: 18 Februari 2016
DZULFIKAR, S. (2012, Maret 28). http://syafruldzulfikarfajri.blogspot.co.id/.
http://syafruldzulfikarfajri.blogspot.co.id/2012/03/pemberiankompensasi.html. Diakses pada: 18 Februari 2016
Gajimu.com.
(2016).
http://www.gajimu.com/.
http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/upah-kerja/pertanyaan
mengenai-gaji-atau-upah-kerja-1. Diakses pada: 18 Februari 2016
Hasibuan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Tanjung, V. (2013, Januari 18). http://blogger-viens.blogspot.co.id/. http://bloggerviens.blogspot.co.id/2013/01/kompensasi.html. Diakses pada: 18 Februari
2016
Wiguna,
C.
(2015,
November
18).