Anda di halaman 1dari 57

Otitis Media Supuratif Kronik

(OMSK)
Disusun oleh :
Gita Mutiara Fitri (03008111)
Nurul Azizah (03008186)
Prajnya Paramitha (03008192)
Mohd. Rodzi (03008279)

Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama
Umur
JenisKelamin
Agama
SukuBangsa
Pekerjaan
PendidikanTerakhir
Alamat

:
:
:
:

Tn. W
57 Tahun
Laki - laki
Islam
: Jawa
: Buruh
: SMA
: Bantar Gebang

ANAMNESIS
Keluhan Utama

Keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 minggu


yang lalu
Keluhan Tambahan

Telinga kiri terasa nyeri, gatal, pendengaran


pada telinga kiri menurun, dan rasa
berdenging pada telinga kiri sejak
keluarnya cairan dari telinga kiri

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan keluar cairan dari


telinga kiri sejak 2 minggu yang lalu. Cairan
yang keluar berwarna bening kekuningan,
kental, berbau, hilang-timbul, dan telinga kiri
nyeri. Namun bau dan nyeri pada telinga kiri
menghilang setelah diberi obat tetes telinga
(Otopain). Sebelumnya pasien mengaku telah
mengorek-orek telinganya dengan cotton bud.
Pasien juga mengeluh telinga kirinya terasa
gatal, pendengaran pada telinga kiri menurun,
dan adanya rasa berdenging pada telinga kiri.

Riwayat keluar darah dari teling, pusing


berputar tidak ada. Riwayat nyeri, bengkak,
atau keluar nanah di belakang telinga juga
tidak ada. Demam dan batuk pilek tidak
dirasakan. Riwayat penurunan kesadaran,
kejang-kejang, trauma di kepala atau sekitar
telinga, dan muntah menyemprot disangkal.
Pasien juga menyangkal adanya sakit kepala
hebat, wajah mencong, penglihatan ganda,
gangguan pengecapan, riwayat hidung
tersumbat, riwayat sukar ataupun nyeri
menelan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya lebih-kurang satu bulan yang lalu pasien


pernah dating ke poli THT dengan keluhan berdenging
pada telinga kiri dan suara bising di telinga kiri. Menurut
pengakuan pasien saat itu telinganya dibersihkan dan
diberi obat tetes (Otopain). Setelah 2 minggu pemakaian
obat tetes, pasien merasa suara bising pada telinga
kirinya tidak hilang. Lalu mulai keluar cairan dari telinga
kirinya. Sebelumnya pasien mengaku sudah pernah
keluar cairan dari telinga kirinya namun hilang timbul.
Riwayat alergi, batuk, dan pilek sebelumnya disangkal.
Pasien mengaku keluhan telinga kiri berdenging dan keluar
cairan dari telinga kirinya sudah ada sejak usia 15 tahun

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak memiliki keluhan yang


serupa.
Riwayat darah tinggi dan kencing manis
disangkal pasien
Riwayat Kebiasaan

Menurut pengakuan pasien telinganya sering


dibersihkan dan dikorek korek.
Pasien menyangkal menyukai aktifitas olah
raga air

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran

: Tampak sakit ringan


: Compos mentis

TANDA VITAL
TekananDarah : 130/80 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu

: 68x/menit
: 20x/menit
: 36,2C

STATUS GENERALIS
Kepala

: Normosefali

Mata

: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera


Ikterik(-/-), Refleks Cahaya Langsung (+/+),
Refleks Cahaya Tidak Langsung (+/+)

Leher

: KGB dan tiroid tidak teraba


membesar
Thorax : Jantung dan Paru dalam batas
normal
Abdomen
: Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral teraba hangat, edema
(-)

STATUS THT

Bentuk

Kanan
Telinga Normal

Kiri
Normal

Luar
Daun Telinga
Nyeri Tarik
Retroaurikuler
Lapang/ sempit
Warna

Normotia
Normal
Lapang
Tidak hiperemis

Normotia

epidermis
Sekret

(-)

(+)

Normal
Sempit
Tidak hiperemis

Mukoid,
Serumen
Kelainan lain
Membran
Timpani

bening

kekuningan,

(+)
(-)

tidak berbau
(+)
Jaringan granulasi

Intak

telinga
Perforasi (+)

Refleks

di

liang

cahaya Letak perforasi di pars flaksida

pada pukul 5

Refleks cahaya(-)

Tes Garpu Tala (512

Kanan

Kiri

Hz)
Rinne

Schwabach
Webber
Audiogram

Lateralisasi ke telinga kiri


Sama dengan

Memendek

pemeriksa
Tidakdilakukan

Pemeriksaan Hidung

Bentuk

Kanan
hidung Normal

Kiri
Normal

luar
Deformitas
Nyeri Tekan
Dahi

(-)
(-)
Tidak

(-)
(-)
ada Tidak

ada

Pipi

kelainan
Tidak

kelainan
ada Tidak

ada

kelainan
Krepitasi
(-)
Sinus Paranasal
Nyeri tekan
(-)
Nyeri ketuk
(-)

kelainan
(-)

(-)
(-)

Rhinoskopi

Kanan

Kiri

Anterior
Cavumnasi
Mukosa
Konka Inferior

Lapang
Tenang
Eutrofi

KonkaMedia

hiperemis
Eutrofi,

KonkaSuperior
Meatus Nasi
Sekret
Septum
Rhinoskopi

hiperemis
hiperemis
Tidak terlihat
Tidak terlihat
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
(-)
(-)
Tidak deviasi
Tidak dilakukan

Posterior
Transiluminasi

Tidak dilakukan

Lapang
Tenang
tidak Eutrofi
hiperemis
tidak Eutrofi,

tidak
tidak

Pemeriksaan Tenggorok
Palatum mole Kanan

Kiri

danArkus
faring
Uvula
Warna
Edema
Permukaan

Simetris
Merah muda
(-)

Merah muda
(-)

Faring
Permukaan
Warna

Licin
Merah muda

Licin
Merah muda

Tonsil

Ukuran

T1

T1

Warna

Merah muda

Merah muda

Permukaan

Licin

Licin

Kripta

Tidak Melebar

Tidak Melebar

Detritus

Eksudat

Perlengketan

dengan pilar

Pemeriksaan Keseimbangan
Tes Romberg

Tidak dilakukan

Tandem Gait

Tidak dilakukan

Finger to Nose

Tidak dilakukan

Resume
Pasien laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan keluar

cairan dari telinga kiri sejak 2 minggu yang lalu. Cairan


yang keluar berwarna bening kekuningan, kental dan
tidakberbau. Telinga kiri terasa gatal, pendengaran pada
telinga kiri menurun dan adanya rasa berdeging pada
telinga kiri. Awalnya cairan yang keluar bau dan terasa
nyeri pada telinga kiri. Namun setelah diberi tetes telinga
otopain, bau dan nyerinya hilang.
Satu bulan yang lalu pasien pernah kepoli THT karena
keluhan berdenging dan terdengar suara bising pada
telinga kiri. Lalu telinga pasien dibersihkan dan diberi tetes
telinga otopain. Keluhan keluar cairan dari telinga kiri dan
berdenging pada telinga kiri sudah dirasakan pasien sejak
berusia 15 tahun. Pasien mengaku sering mengorek
telinga.

Dari hasil pemeriksaan telinga, pada

telinga kiri didapatkan liang telinga sempit,


basah terdapat secret mukoid berwarna
bening kekuningan dan tidak berbau.
Terdapat jaringan granulasi pada liang
telinga kiri serta terdapat perforasi
membran timpani di pars flaksida aurikula
sinistra.

Diagnosa Kerja
Otitis Media Supuratif Kronis Aurikula

Sinistra dengan suspek tuli konduktif


aurikula sinistra

Diagnosa Banding
Otitis Media Supuratif Kronis Maligna

Penatalaksanaan
Aural Toilet (Suction)
Medikamentosa
H2O2 (20 cc); 3 x 5 tetes/hari ADS
Ofloxacin solution 0,3% (Tarivid Otic) fl.I; 3 x

2 tetes/hari ADS
Ceterizine 5 tab + metylprednisolon 5 tab +
Ambroxol 10 tab
10 kapsul; 2 x 1
kapsul/hari
Amoxicilin; 3 x 1 tablet/hari selama lima hari
Paracetamol; 3 x 1 tablet/hari selama tiga hari

Edukasi
Jangan mengorek-ngorek telinga
Telinga tidak boleh kemasukan air
Segera berobat bila menderita infeksi saluran

napas
Konsumsi obat secara teratur
Menjaga higiene telinga
Kontrol ke dokter jika keluhan masih ada

Rencana Pemeriksaan
Lanjutan
Audiometri

Foto Rontgen Mastoid


Kultur sekret telinga dan uji resistensi obat

(bila perlu)

Prognosis
Ad vitam

: bonam
Ad fungsionam
: dubia ad malam
Ad sanationam
: dubia ad malam

Tinjauan Pustaka

Pendahuluan
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah infeksi

kronik di telinga tengah dengan adanya perforasi


membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul
OMSK di dalam masyarakat Indonesia dikenal
dengan istilah congek, teleran atau telinga berair
OMSK di Indonesia adalah 3,8 % dan pasien OMSK
merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat
di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia
Kebanyakan penderita OMSK menganggap
penyakit ini merupakan penyakit yang biasa yang
nantinya akan sembuh sendiri, namun
mempunyai potensi untuk menjadi serius karena
komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan
dan dapat menyebabkan kematian

Anatomi Telinga

Cavum Timpani
Dinding anterior : Tuba Eustachius
Dinding posterior : Additus ad antrum, Canalis

Fasialis pars verticalis


Dinding lateral : membran timpani
Dinding medial : canalis semisirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong,
tingkap bundar dan promontorium
Dinding Superior (Atap) : tegmen timpani
(meningean/otak)
Dinding Inferior (Lantai) : vena jugularis
(bulbus jugularis)

Maleus

Inkus

Stapes

Membran timpani mempunyai


tiga lapisan yaitu :
1.Stratum kutaneum (lapisan
epitel) berasal dari liang telinga.
2.Stratum mukosum (lapisan
mukosa) berasal dari kavum
timpani.
3.Stratum fibrosum (lamina
propria) yang letaknya antara
stratum kutaneum dan mukosum.
Membran
timpani

Tuba Eustachius

Telinga Dalam

Fisiologi Pendengaran
Getaran suara
ditangkap oleh
daun telinga

Membran reisner
mendorong
endoplimf dan
membran basal
ke bawah
Skala Timpani :
perilimf
bergerak
round window
terdorong ke
arahluar

membran
timpani
timpani
bergetar

Skala
Vestibuli :
Getaran
perilimf
Pada waktu istirahat
ujung sel rambut
berkelok-kelok, dan
dengan berubahnya
membran basal ujung
sel rambut menjadi
lurus

Getaran ini
diteruskan ke
tulang-tulang
pendengaran

stapes
menggerakkan
tingkap lonjong
(foramen ovale)

Membentuk aliran
listrik cabang
n.VII pusat
sensorik
pendengaran
diotak ( area 3940) pd lobus

Otitis Media Supuratif Kronis


Definisi
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
merupakan suatu radang kronis telinga
tengah dengan perforasi membran timpani
dan riwayat keluarnya sekret dari telinga
(otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus
menerus atau hilang timbul

Epidemiologi
Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara.

Secara umum, insiden OMSKdipengaruhi oleh ras dan


faktor sosio-ekonomi
Lebih dari 90% beban dunia akibat OMSKini dipikul
oleh negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik
Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik
Survei prevalensi di seluruh dunia, menunjukkan
beban dunia akibat OMSK melibatkan 65330 juta
orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39
200 juta) menderita kurang pendengaran yang
signifikan
Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah
3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasienpasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di
Indonesia

Etiologi

Gan
ggu
an
fung
si
tuba
Lingk
unga
n

Ge
neti
k
aut
oim
un
Aler
gi

Otitit
s
medi
a
sebel
umn
ya

Infe
ksi

Patogenesis

Klasifikasi OMSK
OMSK tipe benigna/tipe aman
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja
Biasanya tidak mengenai tulang
Perforasi terletak di sentral
Umumnya jarang menimbulkan komplikasi

yang berbahaya
Tidak terdapat kolesteatoma
OMSK tipe maligna
Disertai kolesteatoma
Letak perforasi di marginal atau di atik
Kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma

pada OMSK dengan perforasi subtotal


Sebagian besar komplikasi yang berbahaya
atau fatal

Kolesteatoma
Kolesteatoma adalah suatu

kista epiterial yang berisi


deskuamasi epitel (keratin).
Deskuamasi terbentuk terus
lalu menumpuk sehingga
kolesteatomnya bertambah
besar
Jenis
Kolesteatoma kongenital
Kolesteatoma akuisital
Kolesteatoma akuisital primer

(Teori Invaginasi)
Kolesteatoma akuisital sekunder
(Teori migrasi & Teori metaplasi)

Manifestasi Klinis
Vertigo

Gangguan
Pendengaran

Ottorhea

Otalgia

Tanda-tanda klinis OMSK tipe


maligna
Adanya Abses atau fistel retroaurikular
Jaringan granulasi atau polip diliang telinga

yang berasal dari kavum timpani


Pus yang selalu aktif atau berbau busuk
( aroma kolesteatom)
Foto rontgen mastoid adanya gambaran
kolesteatom

Pemeriksaan
Otoskopi
Klinis
Pemeriksaan Keseimbangan
Penala
Audiometri
Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran

menurut ISO 1964 dan ANSI 1969.


Normal : -10 dB sampai 26 Db
Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB
Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB
Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB
Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB
Tuli total : lebih dari 90 dB.

Radiologi

Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit

dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat


dibagi atas:
Konservatif
Operasi

OMSK beningna tenang


tidak memerlukan pengobatan,
Edukasi
jangan mengorektelinga

air jangan masuk ke telinga


segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas.
fasilitas memungkinkan Operasi rekonstruksi
(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi
berulang serta gangguan pendengaran.

OMSK beningna aktif


1. Membersihkan liang telinga dan kavum

timpani (aural toilet)

I.
II.
III.

Aural toilet secara kering ( dry mopping)


Aural toilet secara basah ( syringing)
Aural toilet dengan pengisapan ( suction toilet)

2. Pemberian antibiotika
Topikal
Sistemik

Antibiotika topikal yang sering digunakan pada


pengobatan Otitis Media SupuratifKronik (OMSK)
adalah

Tabel pilihan antibiotic sistemik dalam


pengobatan OMSK

OMSK maligna
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna

adalah operasi
Pengobatan konservatif dengan medikamentosa
(terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan)
Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik

operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan


mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna,
antara lain:
Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
Miringoplasti
Timpanoplasti
Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach

tympanoplasty)

Komplikasi:

Klasifikasi Adams dkk

(1989)
Komplikasi di Komplikasi di
telinga

telinga dalam asi

tengah
1. Perforasi
membran

ke susunan

ekstrad

saraf pusat

ural
1. Fistula labirin 1. Abses

1. Meningitis

2. Labirinitis

ekstra

2. Abses

dural

otak

timpani
persisten

Komplik Komplikasi

supuratif
3. Tuli saraf

2. Erosi
tulang

2. Tromb

3. Hidrosefal

sensorineura

osis

us otitis

sinus

pendengar

laterali

an

Kesimpulan

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah

radang kronis telinga tengah dengan perforasi


membran timpani dan riwayat keluarnya sekret
dari telinga (otorea) lebih dari dua bulan, baik
terus menerus atau hilang timbul
OMSK mempunyai potensi untuk menjadi serius
karena komplikasinya yang dapat mengancam
kesehatan dan dapat menyebabkan kematian
Komplikasi intrakranial dari OMSK yang paling
sering ditemukan adalah meningitis.
Gejala klinis dapat dijumpai adanya otorrhoe,
otalgi, gangguan pendengaran, dan vertigo
Pengobatan OMSK sesuai dengan tipe dan
klasifikasi OMSK itu sendiri.

Daftar Pustaka
1.

2.

3.
4.

5.

6.

7.

Aboet, Askarullah. 2007. Radang Telinga Tengah Menahun


dalam: Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher FK
USU. Medan: FK-USU.
Adams GL,Boeis LR, Higler PA. Buku Ajar Penyakit THT BOEIS
Edisi keenam:Anatomi dan Fisiologi Telinga.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.1997.p; 30-38.
Braunwald, Eugene et al. 2009. Harrisons Principles of Internal
Medicine. Edisi 17. Amerika Serikat: McGraw-Hill.
Djaafar, Zainul, Helmi, Ratna Restuti. 2007. Komplikasi Otitis
Media Supuratif. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher. Edisi 6. Jakarta: Balai
Penerbit FK-UI; 78 85.
Djaafar, Zainul, Helmi, Ratna Restuti. 2007. Otitis Media
Supuratif Kronis. Dalam: Kelainan Telinga Tengah, Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher. Edisi 6.
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 69 74.
Ganong, William. 2008. Pendengaran dan Keseimbangan dalam:
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 179
185.
Nursiah, Siti. 2003. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK dan
Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika di Bagian THT FK
USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Medan: FK-USU.

Anda mungkin juga menyukai