1. Kondisi Geografis
1.1 Iklim
Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Schimidt dan Ferguson, kawasan TNKj
memiliki tipe iklim C dengan rata-rata curah hujan 3.000 mm per tahun.
Temperatur udara berkisar antara 30 - 31 C. Hujan turun sepanjang tahun, dalam
bulan April November jumlah hari hujan rata-rata 10 hari hujan tiap bulannya.
Sedangkan pada bulan Juni hujan rata-rata hanya turun 1 hari. Musim kering atau
kemarau terjadi pada bulan April-November dan musim hujan terjadi pada bulan
Desember-Maret. Pada saat musim hujan, angin bertiup sangat kuat dari arah barat
(musim barat) dan menyebabkan gelombang laut yang besar, hal ini pun terjadi
pada bulan Juli-Agustus, ketika bertiup angin dari arah timur (musim timur).
Karakteristik oseanografi Kepulauan Karimunjawa sangat dipengaruhi oleh
kondisi musim yang ada di Indonesia. Pada musim barat atau barat laut, arus kuat
di Perairan Karimunjawa berasal dari Laut Cina Selatan. Kecepatan angin pada
musim timur di Indonesia dapat mencapai 3,5 5 m/dt dan 7,5 m/dt pada musim
barat, sedangkan di perairan sekitar Jepara kecepatan angin rata-rata berkisar
antara 1,23 2,89 m/dt. Salinitas laut pada musim barat yaitu 32,6 ppm dan 32,2
ppm pada musim timur. Arus di perairan Kepulauan Karimunjawa pada musim
barat/barat laut berasal dari laut Cina Selatan yang menyeret massa air laut
menuju ke Laut Jawa sampai kearah 6 timur yaitu Laut Flores, Laut Banda, Laut
Arafura dan sebaliknya pada musim tenggara. Kecepatan arus permukaan rata-rata
Menjangan Besar, dan Menjangan Kecil dengan ketebalan bisa mencapai 1200 m.
Pada lereng timur dan barat Pulau Karimunjawa bisa ditemukan tanah liat dan
asosiasi mediteran coklat kemerahan (Anggraeni, 2008).
Kepulauan Karimunjawa memiliki topografi lahan berupa perbukitan
curam dengan ketinggian mencapai 500 mdpl. Secara morfologi Kepulauan
Karimunjawa dapat dibedakan menjadi tiga satuan, yaitu perbukitan, perbukitan
bergelombang, dan dataran rendah. Daerah perbukitan terbentang luas di Pulau
Karimunjawa dengan ketinggian 200 500 mdpl dengan puncak tertinggi di
Gunung Bendera yang disusun oleh batuan sedimen pra-tersier. Perbukitan
bergelombang dan dataran rendah terbentang di Pulau Karimunjawa, Kemujan,
Parang, dan Genting. Perbukitan bergelombang memiliki ketinggian antara 25
200 mdpl yang disusun oleh batuan sedimen dan batuan gunung api, dan daerah
dataran rendah memiliki ketinggian antara 0 25 mdpl yang disusun oleh batuan
sedimen dan aluvial (Anggraeni, 2008).
1.3 Lahan dan Vegetasi
Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK 79/IV/Set-3/2005
tentang mintakat/ zonasi di Taman Nasional Karimunjawa, saat ini terdapat tujuh
zona dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Zona-zona yang ada di
kawasan Taman Nasional Karimunjawa adalah (Nababan, 2010):
1. Zona Inti,
2. Zona Perlindungan,
3. Zona Pemanfaatan Pariwisata,
4. Zona Pemukiman,
5. Zona Rehabilitasi,
6. Zona Budidaya,
7. Zona Pemanfaatan Perikanan Tradisional.
Tabel x.x Kawasan dan Luasannya
Tabel xxx Peruntukan tiap Zona dalam Kawasan Taman Nasional Karimunjawa
Jenisjenis
kupu
endemik
adalah
Euploea
crameri
Hasil
di
Karimunjawa
ditemukan
45
jenis
Ekosistem terumbu karang terdiri dari 3 tipe terumbu, yaitu terumbu karang pantai
(fringing reef), penghalang (barrier) dan taka (patch reef). Pada tahun 2009, Balai
Taman Nasional Karimunjawa menetapkan 72 titik monitoring yang tersebar di
seluruh perairan Karimunjawa. Penelitian tahun 2003 oleh WCS diperoleh 62
jenis karang keras. Sedangkan data statistik BTNKj tahun 2009 ditemukan 64
jenis karang keras di Taman Nasional Karimunjawa, dengan tutupan karang pada
tahun 2009 berkisar 51.5 64%.
Dua jenis biota yang dilindungi yaitu karang hitam atau lebih dikenal dengan
akar bahar (Antiphates sp.), dan karang merah (Tubipora musica). Biota laut
lainnya yang dilindungi seperti kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet
(Charonia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu laga (Turbo
marmoratus), dan 6 jenis kima lainnya.
Potensi endemik
Satwa darat yang umum dijumpai antara lain rusa (Cervus timorensis subspec),
kera ekor panjang (Macaca fascicularis karimondjawae), 40 jenis burung seperti
pergam hijau (Ducula aenea), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster),
trocokan atau merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), betet (Psittacula
alexandri), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas)
dan ular edhor. Burung elang laut perut putih merupakan satwa yang terancam
punah di dunia.
Potensi budaya
Kesenian rakyat dan budaya yang berkembang dan membudaya merupakan salah
satu daya tarik pariwisata karena kekhasannya atasa identitas daerah tersebut.
Budaya tersebut antaralain Reog Barongan, Perkawinan suku Bugis yang terdiri
atas acara Mapuce-puce, Masuro, Maduppa, Mappaenre dan Anggaukeung.
Upacara peluncuran perahu yang dilakukan setelah perahu sudah selesai dibuat,
dan kekhasan rumah adat suku Bugis Dukuh Batu Lawang, Legon Gede dan
Tlogo di Pulau Kemujan (Umardiono, 2011).
Pariwisata yang dilakukan pada kawasan karimun jawa dapat dilakukan pada
pulau-pulaunya maupun hamparan laut yang terbentang disekeliling pulau.
Pariwisata yang dilakukan antara lain (Sono, 2012):
1. Menyelam atau diving
Kegiatan ini dapat dilakukan disebelah utara dan barat pulau karimunjawa,
sebelah timur pulau menjangan besar, sekitar pulau Menjangan Kecil,
sebelah selatan dan barat pulau Geleang, sebelah barat pulau parang,
sebelah timur pulau kembar, sekita pulau Katang, sebelah utara dan timur
Krakal kecil dan sebelah barat pulau Kumbang
2. Snorkling
Aktivitas ini dapat dilakukan di pulau Menjangan Besar dan Menjangan
Kecil, sebelah barat pulau Bengkoang, sekitar pulau Kembar, sebelah
utaradan timur pulau Krakal Kecil.
3. Memancing
Memancing dapat dilakukan di sekitar pulau Menjangan Besar dan Kecil,
Pulau Menyawakan, pulau Tengah, pulau kemujaan, Pulau Parang, sekitar
pulau Kembar dan sebelah barat pulau Bengkoang
4. Berenang
Lokasi yang dapat dilakukan untuk aktifitas ini adalah pulau
Karimunjawa, bagian selatan dan barat pulau Menjangan Kecil, bagian
barat pulau Tengah, sekitar pulau Parang, pulau Kembar dan pulau
Kumbang.
5. Menjelajah laut
Selain berenang, snorkling dan diving, aktivitas lain yang dapat dilakukan
untuk menimkati indahnya keragaman flora fauna laut karimun jawa dapat
dilakukan dengan menggunakan kapal yang dilengkapi kaca pada bagain
bawahnya.
6. Melihat akuarium air laut
Pada
pulau
Menjangan
Besar
terdapat
fasilitas
akuarium
air
4,00% PNS.
Berdasarkan latar belakang pendidikan, wisatawan diketahui sebesar
52,80% adalah perguruan tinggi, sedangkan tingkat pendidikan sebesar
45,60% adalah SLTA dan sisanya berpendidikan di luar dua kategori
tersebut.
Berdasarkan asal wisatawan, wisatawan yang berasal dari Semarang
sebesar 32%, sebesar 20% berasal dari Jepara dan sebesar 48% dari luar
Semarang dan Jepara (termasuk Surabaya, Jakarta, Balikpapan dan
Makassar).
Berdasarkan karakteristik kunjungan wisatawan, dapat diketahui bentuk
kedatangan wisatawan sebesar 56,80% secara rombongan, sebesar 14,40%
berasal dari teman dan sebesar 24% berasal dari travel/ biro perjalanan.
Objek-objek yang dikunjungi adalah pantai dengan persentase sebesar
52%, sebesar 28% laut, sebesar 12% daratan (desa dan lingkungan sekitar)
dan 8% pegungungan dan hutan.
Terkait dengan hal itu pula dapat diketahui sebenarnya kawasan
Karimunjawa menarik minat cukup besar dari para pengunjung di mana terjadi
peningkatan jumlah kunjungan baik wisatawan manca negara maupun domestik
tiap tahunnya. Hal tersebut tampak pada tabel kunjungan wisatawan berikut ini:
2.3 Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju Pulau Karimunjawa menurut Dephut (2015) dapat
ditempuh dengan:
Transportasi laut
Perjalanan
menuju
Pulau
Karimunjawa
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Muria dan Kapal Motor Cepat
(KMC) Kartini I.
a) Transportasi laut berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dilayani
oleh KMC Kartini dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam. Jadwal
keberangkatannya setiap hari Sabtu dengan tujuan Karimunjawa, selanjutnya
pada hari Minggu berangkat dari Karimunjawa menuju Semarang. Tarif kelas
bisnis sebesar Rp. 130.000,- dan kelas eksekutif sebesar Rp. 160.000,-.
b) Transportasi laut berangat dari Pelabuhan Kartini Jepara dilayani oleh KMP
Muria dengan waktu tempuh selama 6 jam. Jadwal keberangkatannya silih
berganti setiap harinya. Jika hari ini berangkat dari Jepara ke Karimunjawa,
maka besoknya akan berangkat dari Karimunjawa ke Jepara. Jadwal tersebut
dimungkinkan untuk berubah karena sangat berantung pada kondisi cuaca dan
ijin berlayar dari Syahbandar. Tarifnya terdiri dari kelas ekonomi sebesar Rp.
32.500,- dan kelas VIP sebesar Rp. 60.500,-.
c) Penyeberangan dapat juga dilakukan sewaktu-waktu dengan kapal nelayan,
namun membutuhkan waktu yang lebih lama. Tarif sewa kapal tergantung
kesepakatan dengan pemilik kapal.
d) Sampai saat ini belum ada kapal yang melayani transportasi antar pulau. Saat
ini transportasi antar pulau masih dilayani oleh kapal nelayan milik
penduduk.
Transportasi Udara
Transportasi udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani Semarang
menuju Bandara Dewadaru di Pulau Kemujan. Saat ini penerbangan regular sudah
dihentikan, yang ada adalah sistem sewa pesawat kepada Sky White Aviation yang
berkantor di Jakarta.
Transportasi Darat
Transportasi darat di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan dapat
dilakukan dengan menyewa kendaraan roda dua atau roda empat milik
masyarakat. Angkutan bak terbuka biasanya dipakai oleh penduduk setempat,
namun umumnya hanya beroperasi pada waktu keberangkatan dan kedatangan
kapal Muria saja. Untuk wisatawan tersedia beragam mobil yang dikelola oleh
agen wisata maupun guide lokal dengan sistem sewa.
2.4 Fasilitas
Menurut Dephut Dirjen PHKA (2004), fasilitas umum yang telah ada di
Karimunjwa adalah:
Tabel x.x Fasilitas umum yang tersedia di Kecamatan Karimujawa
2.5 Kelembagaan
Diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
mendorong Balai Taman Nasional Karimunjawa untuk merancang suatu sistem
pengelolaan bersama (Collaborative Management). Daerah berkewajiban untuk
mengelola dan melestarikan sumber daya nasional yang ada di wilayahnya. Usaha
pengelolaan dan pelestarian ini harus melibatkan semua pihak yang memiliki
kepentingan di Karimunjawa, seperti Pemerintah Daerah, lembaga swadaya
masyarakat, perguruan tinggi, lembaga penelitian, masyarakat, sektor swasta dan
pihak-pihak lain. Melihat kompleksitas permasalahan di Karimunjawa, diperlukan
suatu pendekatan yang menyeluruh dengan visi bersama dan satu proses
koordinasi
yang
terencana,
agar
mekanisme
kerjasama
dapat
berjalan
Karimunjawa,
apabila
sistem
pengelolaan
yang
baru
diimplementasikan.
akan dilakukan sehingga dapat membuka ruang partisipasi aktif bagi masyarakat.
Proses sosialisasi tentang zonasi yang gencar akan meningkatkan kesukarelaan
masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Komunikasi yang satu arah dari pihak
BTNKj ke masyarakat telah mengarahkan pemikiran bahwa konservasi identik
dengan larangan. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
kawasan TNKj adalah tanggung jawab untuk mengelola HPWP (Hak Pengelolaan
Wilayah Perikanan), yaitu hak untuk menghalangi orang lain untuk ikut serta
dalam wilayah tertentu yang telah dijadikan obyek hak, hak untuk menetapkan
jenis dan jumlah penggunaan sumberdaya alam dalam wilayah tersebut, hak
untuk mengambil derma (pungutan) dari pemakai sumberdaya alam, pajak atau
sewa dari penjualan hak-hak tersebut.
Penegakan Hukum
Tidak efektifnya pelaksanaan pengamanan kawasan sangat tergantung
kepada keseriusan pihak berwajib dalam menegakkan hukum sesuai aturan yang
berlaku. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya kejelasan
mekanisme dan prosedur hukum yang bisa menjadi pedoman pihak yang
berwajib dalam menindak setiap pelanggaran yang terjadi. Selain itu, masalah
yang sering terjadi adalah kebocoran informasi tentang jadwal patroli. Hal ini
Tabel x.x Jenis alat tangkap, musim (masa operasi) dan jenis ikan tangkapan
2013.
Informasi
Taman
Nasional
Karimunjawa.
http://www.dephut.go.id/uploads/files/INFORMASI%20TAMAN
%20NASIONAL%20KARIMUNJAWA.pdf
(Diakses
pada
Rabu,
2015.Visit
Karimunjawa.
http://tnkarimunjawa.dephut.go.id/visit-
http://www.taka.or.id/ekowisata-yang-berkelanjutan-studi-
2012.
Kepulauan
Karimunjawa.