Anda di halaman 1dari 9

DENGAN SEMANGAT REVOLUSI MENTAL MELALUI PENDIDIKAN SELEKSI

ALIH GOLONGAN SETUKPA LEMDIKPOL MEMBENTUK INSPEKTUR POLISI


YANG BERMORAL, PROFESIONAL, MODERN, DAN UNGGUL UNTUK DALAM
MENINGKATKAN HARKAMDAGRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi mental saat ini sering menjadi tema perbincangan masyarakat
seiring dilantiknya Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke 7.
Revolusi mental sendiri kurang lebih artinya adalah memperbarui mental atau
memperbarui pola pikir.
Polri sebagai institusi yang berwenang di bidang penegakan hukum dan
merupakan salah satu pilar demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dan
tercapainya kepastian hukum tentunya tidak lepas dari upaya revolusi mental.
Salah satu upaya Polri dalam melakukan revolusi mental anggotanya adalah
melalui pendidikan seleksi alih golongan Setukpa Lemdikpol.
Sebagaimana diketahui bahwa fungsi lembaga pendidikan adalah untuk
merubah

perilaku

(attitude)

peserta

didik

dengan

memanfaatkan

ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan dan dilatihkan. Demikian pula


fungsi lembaga pendidikan di lingkungan Polri, dimana salah satunya adalah
Setukpa Lemdikpol sebagai lembaga pendidikan Polri yang bertujuan untuk
mencetak Inspektur Polisi atau perwira pertama yang profesional. Setukpa
Lemdikpol adalah pendidikan yang ditujukan untuk anggota Polri berpangkat
Brigadir yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan khusus, masa
pendidikan dilaksanakan selama 1 bulan dengan kelulusan berpangkat Inspektur
Dua Polisi (Ipda Pol).
Inspektur Polisi dari Setukpa Lemdikpol diharapkan mahir serta terampil
sebagai Supervisor, perencana dan pengelola SDM yang berada di bawah
tanggung jawabnya dan mampu menganalisa situasi dalam rangka upaya
meningkatkan Harkamdagri dan penegakan hukum sesuai bidang tugasnya. Hal
ini adalah sejalan dengan dinamika masyarakat yang menuntut anggota Polri
untuk semakin profesional dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Banyaknya anggota Polri yang berpangkat brigadir senior tentunya sangat
sayang apabila tidak dimanfaatkan dengan diberikan pendidikan khusus.

Rekrutmen perwira tentunya juga membutuhkan biaya yang besar, baik dari
mulai seleksi sampai penugasan, sehingga salah satu cara yang tepat adalah
memberikan pendidikan khusus kepada para brigadir senior atau yang telah
memenuhi syarat tertentu untuk dibentuk menjadi perwira yang bermoral,
profesional, modern, dan unggul. Hal ini tentunya hanya dapat diperoleh melalui
pendidikan seleksi alih golongan setukpa lemdikpol.
B. Permasalahan
Dari uraian latar belakang sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka
penulis mengemukakan permasalahan sebagai berikut; Bagaimanakah arti
penting pendidikan seleksi alih golongan Setukpa Lemdikpol dalam
membentuk ispektur polisi yang bermoral, professional, modern, dan
unggul dalam meningkatkan Harkamdagri?
C. Persoalan
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut di atas, maka diperoleh
persoalan dalam penulisan ini, yaitu:
Bagaimanakah arti penting Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa
Lemdikpol dalam dalam membentuk ispektur polisi yang bermoral,
professional, modern, dan unggul dalam meningkatkan Harkamdagri?
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan Naskah Akademik Perorangan (NKP) ini dibatasi
pada semangat revolusi mental melalui Pendidikan Seleksi Alih Golongan
Setukpa Lemdikpol membentuk Inspektur Polisi yang bermoral, profesional,
modern, dan unggul dalam meningkatkan Harkamdagri.
E. Maksud Dan Tujuan
1. Maksud
Maksud penulisan Naskah Karya Perorangan (NKP) ini adalah untuk
memberikan gambaran tentang arti penting Pendidikan Seleksi Alih
Golongan Setukpa Lemdikpol dalam dalam membentuk ispektur polisi yang
bermoral,

professional,

Harkamdagri.
2. Tujuan

modern,

dan

unggul

dalam

meningkatkan

Tujuan penyusunan Naskah Karya Perorangan (NKP) ini adalah:


a. Memberikan sumbang saran kepada pimpinan berkaitan dengan
pelaksanaan Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa Lemdikpol
dalam upaya membentuk Inspektur Polisi yang bermoral, profesional,
modern, dan unggul.
b. Memenuhi persyaratan tes Seleksi Alih Golongan TA 2015.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Saat Ini
1. Sumber Daya Manusia
Polres Kudus adalah penanggungjawab keamanan dan ketertiban
umum di wilayah hukum Kabupaten Kudus, yang membawahi 9 (sembilan)
Polsek, yaitu meliputi Polsek Kota, Polsek Jati, Polsek Mejobo, Polsek
Undaan, Polsek Jekulo, Polsek Bae, Polsek Kaliwungu, Polsek Gebog, dan
Polsek Dawe.
Secara keseluruhan jumlah personil Polres Kudus adalah sebanyak
. orang, dengan perincian anggota berpangkat brigadir sebanyak
., perwira pertama sebanyak ., perwira menengah sebanyak...
2. Beban Kerja
Berbicara mengenai beban kerja Polres Kudus, apabila dilihat dari
perbandingan jumlah brigadir dengan jumlah perwira yang ada di Polres
Kudus, dapat diketahui bahwa jumlah perwira yang ada masih belum
proporsional dibandingkan dengan jumlah brigadir. Hal ini pada akhirnya
akan menjadikan pelaksanaan tugas kurang maksimal karena pengawasan
dan koordinasi dipastikan akan lemah.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Berdasarkan uraian fakta-fakta di atas, maka akan diuraikan faktor-faktor
yang mempengaruhi arti penting Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa
Lemdikpol dalam dalam membentuk ispektur polisi yang bermoral, professional,
modern, dan unggul dalam meningkatkan Harkamdagri, baik faktor internal
lingkungan Polres Kudus maupun faktor eksternal. Selanjutnya terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi akan dilakukan analisa dengan menggunakan
analisa SWOT dengan tujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan internal yang
diarahkan pada penilaian kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang
ada dan yang akan ada, serta lingkungan eksternal yaitu peluang (opportunity)
dan ancaman (threats) terhadap organisasi, yang ada dan yang mungkin akan
ada. Penjelasan terhadap kedua lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal

a. Kekuatan (strength)
1) Terbitnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Republik Indonesia;
2) Keputusan Kapolri No. 912/x/2015 tentang Penyelenggaraan Seleksi
Alih Golongan Dr Bintara ke Perwira Polri Tahun 2015.
3) Dibukanya Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa Lemdikpol yang
memberikan kesempatan kepada para bintara untuk meningkatkan
kemampuan dan profesionalismenya.
b. Kelemahan (weakness)
1) Terbatasnya SDM Bintara di Polres Kudus;
2) Sempitnya kesempatan untuk dapat mengikuti Pendidikan Seleksi Alih
Golongan Setukpa Lemdikpol.
3) Tingginya tingkat persaingan untuk lolos seleksi Pendidikan Seleksi
Alih Golongan Setukpa Lemdikpol menyebabkan munculnya rasa
pesimis di lingkungan anggota untuk mengikuti Pendidikan Seleksi Alih
Golongan Setukpa Lemdikpol.
2. Faktor Eksternal
Pada analisis faktor eksternal ini akan dinilai berbagai peluang
(opportunity) dan ancaman / kendala (threats).
a. Peluang (Opportunity)
1) Adanya peningkatan

tuntutan

masyarakat

terhadap

terciptanya

Harkamdagri.
2) Adanya dukungan dari instansi terkait terhadap upaya terciptanya
Harkamdagri.
b. Ancaman / kendala (Threats)
1) Terlalu banyaknya laporan masyarakat berkaitan dengan Harkamdagri.
2) Adanya penilaian masyarakat bahwa kinerja Polres Kudus, khususnya
dalam hal Harkamdagri masih lambat.
Berdasarkan analisa SWOT terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar faktor-faktor
yang mempengaruhi, khususnya yang menghambat terciptanya Harkamdagri
adalah masih banyaknya anggota Polres Kudus yang SDM nya rendah dan
adanya tuntutan dari masyarakat mengenai terciptanya Harkamdagri.

Kondisi-kondisi di atas menguatkan arti pentingnya Pendidikan Seleksi Alih


Golongan Setukpa Lemdikpol dalam dalam membentuk ispektur polisi yang
bermoral, professional, modern, dan unggul dalam meningkatkan Harkamdagri.
C. Kondisi Yang Diharapkan
1. Sumber Daya Manusia
Peningkatan SDM anggota Polres Kudus dan perubahan pola pikir
anggota Polres Kudus, dimana salah satunya adalah melalui Pendidikan
Seleksi Alih Golongan Setukpa Lemdikpol.

2. Beban Kerja
Beban kerja ini tidak bisa lepas dari Sumber Daya Manusia (SDM),
dengan adanya peningkatan SDM di lingkungan Polres Kudus diharapkan
mampu mengurangi beban kerja yang ada.

BAB III
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
A. Tujuan
Terlaksananya revolusi mental di lingkungan anggota Polres Kudus sebagai
upaya terbentuknya ispektur polisi yang bermoral, professional, modern, dan
unggul dalam meningkatkan Harkamdagri.
B. Sasaran
1. Memberikan motivasi kepada anggota Polres Kudus untuk meningkatkan
kualitas SDM-nya;
2. Terjadinya perubahan Pola pikir anggota Polres Kudus menuju seorang
anggota Polri yang yang bermoral, professional, modern, dan unggul dalam
meningkatkan Harkamdagri;
3. Terciptanya Harkamdagri di wilayah hukum Polres Kudus;
C. Action Plan
Secara

umum,

upaya

membentuk

ispektur

polisi

yang

bermoral,

professional, modern, dan unggul dalam meningkatkan Harkamdagri ditinjau dari


sisi revolusi mental dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) tahap pra implementasi,
2) tahap implementasi, dan 3) tahap pengawasan. Adapun strategi yang
dilaksanakan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
1. Tahap pra implementasi
Pada tahap ini kegiatan difokuskan pada pembinaan personil dan
memberikan motivasi untuk meningkatkan SDM, salah satunya adalah
dengan mengikuti Pendidikan Seleksi Alih Golongan SETUKPA LEMDIKPOL.
Pembinaan personil dikhususkan pada kegiatan pembinaan mental dan
manajemen organisasi dalam rangka mendorong personil untuk mengubah
pandangan konsep penegakan hukum serta berusaha mewujudkan kepastian
hukum.
2. Tahap implementasi
Tahap ini lebih tertuju pada revolusi mental penyidik. Pada tahap ini
diterapkan perubahan pola pikir atau pola pandang dalam pelaksanaan
penyidikan, yaitu dengan cara:

a. Mengikuti pendidikan seleksi alih golongan Setukpa lemdikpol dengan


sungguh-sungguh;
b. Melakukan koordinasi dan sosialisasi berkaitan dengan ilmu yang
diperoleh selama mengikuti pendidikan seleksi alih golongan Setukpa
lemdikpol;
c. Mengamalkan dan melaksanakan ilmu yang diperoleh selama mengikuti
pendidikan seleksi alih golongan Setukpa lemdikpol.
3. Tahap pengawasan
Pada tahap ini, kegiatan lebih diarahkan pada pengawasan dan penerapan
sanksi

terhadap

anggota

yang

melakukan

penyimpangan

ataupun

pelanggaran terhadap apa yang telah disampaikan dalam pembinaan,


khususnya dalam upaya menciptakan Harkamdagri di wilayah hukum polres
kudus.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan karya perorangan di atas, maka akan ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa Lemdikpol memiliki arti penting
dalam melakukan revolusi mental terhadap anggota Polres Kudus guna
membentuk Inspektur Polisi yang bermoral, profesional, modern, dan unggul
dalam meningkatkan Harkamdagri.
2. Semangat revolusi mental Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa
Lemdikpol dalam membentuk Inspektur Polisi yang bermoral, profesional,
modern, dan unggul sangatlah dibutuhkan dalam upaya meningkatkan
Harkamdagri.
B. Saran
Sebagai saran yang dikemukakan penulis berdasarkan hasil kajian dalam
penulisan karya perorangan ini adalah:
1. Hendaknya pihak-pihak yang terkait di lingkungan Polri menerbitkan
kebijakan yang sifatnya lebih memberikan kesempatan kepada personil
untuk mengikuti Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa Lemdikpol.
2. Kepada personil, khususnya yang masih Bintara, hendaknya berusaha terus
untuk selalu meningkatkan SDM-nya, termasuk berusaha mengikuti
Pendidikan Seleksi Alih Golongan Setukpa Lemdikpol.

Anda mungkin juga menyukai