PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara hukum, hal tersebut telah ditegaskan
dalam pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945. Dalam sebuah
negara hukum terdapat pengakuan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia yang
secara tegas dilindungi oleh konstitusi. Tujuan dari hukum adalah untuk menjamin
adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Selain itu hukum bertujuan mengatur
masyarakat agar bertindak tertib dalam pergaulan hidup secara damai, menjaga
agar masyarakat tidak bertindak anarki dengan main hakim sendiri dan menjamin
keadilan bagi setiap orang akan hak-haknya sehinggga tercipta masyarakat yang
teratur, bahagia, dan damai1
Dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945 dijelaskan
bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan perlindungan terhadap
seluruh warga negara dalam berbagai bidang kehidupan. Selain tujuan tersebut,
pemerintah juga berkewajiban melaksanakan pembangunan diberbagai bidang
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan nasional. Berkaitan dengan hal tersebut,
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
yang ditujukan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
melaksanakan pembangunan dalam bidang kesehatan.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2006 tentang Kesehatan dibentuk untuk
menggantikan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dibentuk
untuk menggantikan Undang-Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan yang dianggap telah usang dan tidak lagi memenuhi kebutuhan akan
pengaturan tentang kesehatan pada era dimana kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
teknologi kedokteran telah maju demikian pesatnya. Dalam bagian pertimbangan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dikatakan bahwa
1
Wibowo, Edi, dkk Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: Yayasan Pembaruan
Administrasi Publik Indonesia, 2004, hal 78
dengan
hal
tersebut,
pemerintah
berkewajiban
untuk
yang
memberikan
perlindungan
hukum,
maka
pemerintah
tersebut
diharapkan
mempertahankan
dan
memberikan
meningkatkan
perlindungan
mutu
kepada
pelayanan,
dan
2
3
Oleh karena itu instrumen perizinan menjadi salah satu faktor yang
penting ketika seorang dokter akan membuka praktek kesehatan, karena instrumen
perizinan tersebut dapat dijadikan sebagai bukti bahwa dokter yang bersangkutan
mempunyai kompeten untuk menjalankan praktik kedokterannya tersebut.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat. Penyelenggaraan praktik kedokteran yang merupakan inti dari
berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan
kewenangan yang secara terus-menerus harus ditingkatkan mutunya melalui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, lisensi, serta
pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan praktik
kedokteran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. untuk
memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima pelayanan
kesehatan, dokter, dan dokter gigi. Pada dasarnya tindakan medis yang dilakukan
oleh pihak rumah sakit/dokter merupakan tindakan yang sangat mulia yaitu
dengan segala upaya melakukan penyelamatan dan pertolongan terhadap pasien.
Berdasarakan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk lebih menulis
skripsi mengenai PROSEDUR PEROLEHAN IZIN PRAKTEK DOKTER
DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
tersebut
dapat
dirumuskan
Administrasi Negara ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian
mengenai Prosedur Perolehan Izin Praktek Dokter Ditinjau Dari Hukum
Administrasi Negara belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain di Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara dan skripsi ini asli disusun sendiri dan bukan
plagiat atau diambil dari skripsi orang lain. Semua ini merupakan implikasi etis
dari proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Apabila ternyata ada skripsi
yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Perizinan
Pengertian izin (vergunning) berdasarkan Kamus Istilah Hukum dijelaskan
sebagai berikut4 :
Overheidstoestemming door wet of verordening vereist gesteld voor tal
van handeling waarop in het algemeen belang special toezicht vereist is, maar
die, in het algemeen, niet als onwenselijk worden beschouwd.
Izin dari pemerintah
dengan kata lain, Als opheffing van een algemene verbodsregel in het conrete
geval, sebagai peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret5.
Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara
bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal concreto berdasarkan
persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan. E. Utrecht mengatakan bahwa bilamana pembuat peraturan
umumnya tidak melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya
asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka
keputusan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat
suatu izin. Bagir Manan menyebutkan bahwa izin dalam arti luas berarti suatu
persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk
memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum
dilarang6. Pengertian izin pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu7 :
a.
Dispensasi
Dispensasi adalah keputusan administrasi negara yang membebaskan
suatu perbuatan dari kekuasaan peraturan yang menolak perbuatan
tersebut. WF. Prins mengatakan bahwa dispensasi adalah tindakan
pemerintah yang menyebabkan suatu peraturan perundang-undangan
menjadi tidak berlaku bagi sesuatu hal yang istimewa (relaxatie legis).
b.
Konsesi
Konsesi merupakan suatu izin berhubungan dengan pekerjaan yang
besar dimana kepentingan umum terlibat erat sekali. Pekerjaan itu
sebenarnya merupakan tugas dari pemerintah, tetapi oleh pemerintah
diberikan hak penyelenggaraannya kepada konsesionaris (pemegang
izin) yang bukan pejabat pemerintah. Bentuknya dapat berupa
kontraktual atau kombinasi antara lisensi dengan pemberian status
tertentu dengan hak dan kewajiban serta syarat-syarat tertentu. Bentuk
konsesi terutama digunakan untuk berbagai aktivitas yang menyangkut
kepentingan umum, lalu diserahkan kepada perusahaan-perusahaan
swasta.
hlm.1.
administrasi
negara
yang
memperkenankan
yang
Lisensi
Lisensi
adalah
suatu
izin
yang
memberikan
hak
untuk
Instrumen Yuridis
Berkaitan dengan tugas negara, terdapat perbedaan antara tugas dari negara
hukum klasik dan tugas negara hukum modern terutama dalam melaksanakan
tugasnya, perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
1)
2)
sekedar
menjaga
ketertiban
dan
keamanan
tetapi
juga
Ibid.
Ibid
11
Rachmani Puspitadewi, Hukum Perizinan, Bandung : Fakultas Hukum, Universitas
Komputer Indonesia, 2005, hal 115
10
Peraturan Perundang-undangan
Salah satu prinsip dari negara hukum adalah pemerintahan yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan, artinya setiap tindakan hukum pemerintah
dalam menjalankan fungsi pengaturan dan fungsi pelayanan didasarkan pada
wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan
dan penegakan hukum positif memerlukan wewenang, karena wewenang
dapat melahirkan suatu intrumen yuridis, namun yang perlu diperhatikan oleh
pemerintah adalah izin yang diterbitkan harus berdasarkan wewenang yang
diperoleh dari peraturan perundang-undangan yang berlaku (legalitas).
Penerimaan kewenangan tersebut adalah pemerintah atau organ pemerintah,
dari presiden sampai dengan lurah. Kewenangan pemerintah dalam
menerbitkan izin bersifat kewenangan bebas, artinya pemerintah diberi
kewenangan memberi pertimbangan atas dasar inisiatif sendiri. Pertimbangan
tersebut didasarkan oleh:
1)
Kondisi-kondisi
dari
pemohon
yang
dimungkinkan
untuk
3)
4)
c.
Organ Pemerintahan
2)
3)
4)
d.
Peristiwa Konkrit
Izin sebagai salah satu jenis dari beschikking memiliki bentuk dan sifat yaitu12:
1)
2) Individual, artinya Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk
umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju.
3) Final, artinya sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat
hukum.
Peristiwa konkrit adalah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang
tertentu dan fakta hukum tertentu. Peristiwa konkrit yang dimohonkan izinnya
sangat beragam dan dalam peristiwa konkrit dapat diterbitkan atau diperlukan
beberapa izin, berdasarkan proses dan prosedurnya tergantung dari pemberi
12
C.S.T. Kancil, Kitab Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta : Pradnya
Paramita, 2003, hlm. 15
10
wewenang izin, macam izin serta struktur organisasi, organ pemerintah yang
berwenang menerbitkan izin. Berkaitan dengan wewenang organ pemerintah
dengan peristiwa konkrit, kewenangan tersebut diberikan untuk tujuan yang
konkrit yang didasarkan pada aspek yuridis perizinan yang meliputi 13:
1)
2)
2)
Pengarah
Keinginan mengarahkan (mengendalikan) aktivitas-aktivitas tertentu
misalnya izin bangunan.
b.
Perekayasa
Kegiatan yang berhubungan dengan perancangan atau pembuatan izin.
13
14
11
c.
d.
Pengendali
Kegiatan untuk menentukan hubungan antara yang direncanakan dan
dengan hasilnya, guna mengambil tindakan yang diperlukan sehingga
kegiatan dilaksanakan serta tujuan tercapai sesuai dengan apa yang
direncanakan.
e.
Penertib masyarakat
b.
c.
d.
4. Mekanisme Perizinan
15
Ibid.
12
Surat Izin Praktik (SIP) adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah
kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah
memenuhi persyaratan. Sebelumnya para pemohon SIP harus mendapatkan Surat
tanda registrasi dokter dan dokter gigi karena dalam salah satu syarat untuk
mendapatakn SIP adalah STR itu sendiri. STR adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh
Konsil
Kedokteran
Indonesia
kepada
dokter
dan
dokter
gigi
16
13
17
14
15
PENDAHULUAN
Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan
kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II
BAB III
BAB IV
PROSEDUR
PEROLEHAN
IZIN
PRAKTIK
DOKTER
16
BAB II
PENGATURAN IZIN PRAKTIK DOKTER
A. Pihak-Pihak Yang Berwenang Mengeluarkan Izin
Secara langsung pada bagian ini dapat dikatakan pihak yang berwenang
mengeluarkan izin tersebut adalah Pemerintah. Hanya saja dalam hal yang
dernikian harus dapat dilihat izin bagaimanakah yang dimohonkan oleh
masyarakat, sehingga dengan demikian akan dapat diketahui instansi pemerintah
yang berwenang mengeluarkan izin tersebut. Misalnya izin keramaian atau izin
mengeluarkan pendapat di muka umum, maka izin tersebut didapatkan rnelalui
kepolisian setempat dimana keramaian akan dilakukan. Dalam kajian pihak-pihak
yang berwenang mengeluarkan izin maka dasarnya yang perlu dikaji adalah
kedudukan aparatur pemerintah yang melakukan tugasnya di bidang administrasi
negara pemberian izin kepada masyarakat.
Agar aparatur pemerintah sebagai bagian dari unsur administrasi negara
dapat melaksanakan fungsinya, maka kepadanya harus diberikan keleluasaan.
Keleluasaan ini langsung diberikan oleh undang-undang itu sendiri kepada
penguasa setempat. Hal seperti ini biasanya disebut dengan kekeluasaan delegasi
kepada pemerintah seperti Gubernur, Bupati/Walikota untuk bertindak atas dasar
hukum dan atau dasar kebijaksanaan. Di samping keleluasaan itu, kepada aparatur
pemerintah selaku pelaksana fungsi dalam administrasi negara juga diberikan
suatu pembatasan agar pelaksanaan perbuatan-perbuatannya itu tidak menjadi apa
yang disebut sebagai "onrechtmatig overheidsdaad". Setidaknya perbuatan itu
tidak boleh melawan hukum baik formil maupun materiil. Tidak boleh melampaui
penyelewengan-kewenangan menurut undang-undang (kompetentie).
Adapun bentuk-bentuk dari perbuatan administrasi negara/Pemerintah itu
dalam bentuk memberikan izin secara garis besar dapat dibagi atas :
18
2. Rencana (Planning).
Salah satu bentuk dari perbuatan hukum Administrasi Negara yang
menciptakan hubungan-hubungan hulcuin (yang
penguasa dan para warga masyarakat.
20
mengikat) antara
19
20
Selanjutnya
menurut
Hukum
Administrasi
Negara
bahwa
21
21
22
Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dengan Peraturan
Menteri. Surat Izin Praktik (SIP) adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah
kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah
memenuhi persyaratan. Sebelumnya para pemohon SIP harus mendapatkan Surat
tanda registrasi dokter dan dokter gigi karena dalam salah satu syarat untuk
mendapatakn SIP adalah STR itu sendiri. STR adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh
Konsil
Kedokteran
Indonesia
kepada
dokter
dan
dokter
gigi
23
24
lama
10
(sepuluh)
tahun
atau
denda
paling
banyak
Pengarah
Keinginan mengarahkan (mengendalikan) aktivitas-aktivitas tertentu
misalnya izin bangunan.
b.
Perekayasa
Kegiatan yang berhubungan dengan perancangan atau pembuatan izin.
c.
d.
Pengendali
Kegiatan untuk menentukan hubungan antara yang direncanakan dan
dengan hasilnya, guna mengambil tindakan yang diperlukan sehingga
kegiatan dilaksanakan serta tujuan tercapai sesuai dengan apa yang
direncanakan.
e.
22
Penertib masyarakat
Ibid.
25
f.
g.
h.
23
Ibid.
BAB III
PELAYANAN PENGURUSAN IZIN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK DOKTER
A. Tinjauan Tentang Izin Praktik Dokter
1. Jenis dan Bentuk Izin
Amrah Muslimin, bahwa izin tersebut dibaginya ke dalam tiga bahagian
bentuk perizinan (vergunning) yaitu : 24
a. Lisensi, ini merupakan izin yang sebenarnya (Deiegenlyke). Dasar
pemikiran mengadakan penetapan yang merupakan lisensi ini ialah bahwa
hal-hal yang diliputi oleh lisensi diletakkan di bawah pengawasan
pemerintah, untuk mengadakan penertiban. Umpamanya : Izin rumah
sakit, izin apotek.
b. Dispensasi, ini adalah suatu pengecualian dari ketentuan umum, dalam hal
mana pembuat undang-undang sebenamya dalam prinsipnya tidak berniat
mengadakan pengecualian.
c. Konsesi, disini pemerintah menginginkan sendiri clan menganjurkan
adanya usaha-usaha industri gula atau pupuk dengan memberikan fasilitasfasilitas kewenangan kewajiban.
Bentuk dan isi dari izin harus mengandung unsur kepastian hukum.
Penerbitan suatu izin harus tertulis dan secara umum memuat hal-hal sebagai
berikut25 :
a. Organ yang berwenang
Pada umumnya pembuat aturan akan menunjuk organ berwenang
dalam sistem perizinan, organ yang paling berbekal mengenai materi
dan tugas bersangkutan dan hampir selalu yang terkait adalah organ
pemerintahan.
24
26
27
umumnya
mengandung
ketentuan,
pembatasan-
pembebasan
bersyarat
yang
memiliki
Ibid.
ukuran
untuk
28
dapat
29
Peraturan Menteri.
Pelaksanaan Praktik Pasal 39 dinyatakan bahwa:
Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan antara
dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pasal 40 dinyatakan bahwa:
1. Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik
kedokteran harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau
dokter gigi pengganti;
2. Dokter atau dokter gigi pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dokter atau dokter gigi yang mempunyai surat izin praktik.
Pasal 41 dinyatakan bahwa:
1. Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan
menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 wajib memasang papan nama praktik kedokteran.
2. Dalam hal dokter atau dokter gigi berpraktik di sarana pelayanan
kesehatan, pimpinan sarana kesehatan wajib membuat daftar dokter
gigi yang melakukan praktik kedokteran.
Pasal 42 dinyatakan bahwa:
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau
dokter gigi yang tidak memiliki surat izin praktik untuk melakukan praktik
kedokteran di sarana pelayanan kesehatan tersebut.
Pasal 43 dinyatakan bahwa:
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan praktik kedokteran diatur
dengan Peraturan Menteri.
30
31
32
memberikan
informasi
yang
akurat
kepada
pemohon
perizinan.
Dari sisi masyarakat, murah berarti biaya yang wajar dan dapat diverifikasi, yang
disertai dengan kuitansi secukupnya. Walaupun pelayanan publik seyogyanya
tidak dipungut biaya atau paling tidak seminimal mungkin dengan alasan bahwa
pendapatan negara seharusnya berasal dari pajak dan retribusi dan bahwa operasi
pelayanan publik telah didanai oleh APBN atau APBD. Kepastian waktu
merupakan elemen penting lainnya yang diharapkan masyarakat dari pemerintah.
Kepastian tersebut mencakup lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses
pengurusan serta kapan izin dapat dikeluarkan. Lamanya pengurusan izin
33
Transparansi
sangat
penting
dalam
membangun
kepercayaan
Ibid.
34
28
29
12
Ibid.
Wibawa, Fahmi, Panduan Praktis Perizinan Usaha Terpadu. Jakarta: PT. Grasindo, hal
35
Ibid. hal. 10
36
Manfaat lain dari pendekatan perlu yang efektif adalah bahwa prosedur
untuk mendirikan usaha yang sederhana, pasti, dan murah akan menarik minat
para investor untuk menanamkan modal mereka di daerah tersebut. Namun, secara
rasional janganlah mengasumsikan kalau pendekatan perdu akan berfungsi seperti,
"sapu jagat" yang serta merta dapat meningkatkan investasi suatu daerah.
Perangkat peraturan yang sederhana, keamanan berinvestasi, sistem pendukung
yang andal, serta kepastian hukum tetaplah menjadi faktor utama yang akan
mempengaruhi dinamika iklim investasi di suatu daerah.
Di dalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:31
a. Kesederhanaan, prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan,
b. Kejelasan,kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal: Persyaratan teknis
dan administratif pelayanan publik;Unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan /persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik;
Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi, produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan Baik.
e. Keamanan, proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
f. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja,
peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
h. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
31
37
semua
merupakan
badan-badan
birokrasi
negara
yang
38
pejabat yang diangkat, di mana fungsi utamanya adalah untuk melaksanakan (to
implement) kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh para pengambil
keputusan (decision makers). Idealnya, birokrasi merupakan suatu sistem rasional
atau struktur yang terorganisir yang dirancang sedemikian rupa guna
memungkinkan adanya pelaksanaan kebijakan publik yang efektif dan efisien.33
Birokrasi juga dioperasikan oleh serangkaian aturan serta prosedur yang
bersifat tetap. Terdapat rantai komando berupa hirarki kewenangan di mana
tanggung jawab setiap bagian-bagiannya 'mengalir' dari 'atas' ke 'bawah.'
Selain itu, birokrasi juga disebut sebagai badan yang menyelenggarakan
Civil Service (pelayanan publik). Birokrasi terdiri dari orang-orang yang diangkat
oleh eksekutif, dan posisi mereka ini 'datang dan pergi.' Artinya, merekamereka duduk di dalam birokrasi kadang dikeluarkan atau tetap dipertahankan
berdasarkan prestasi kerja mereka. Seorang pegawai birokrasi yang malas
biasanya akan mendapat teguran dari atasan, yang jika teguran ini tidak digubris,
ia kemungkinan besar akan diberhentikan dari posisinya. Namun, jika seorang
pegawai menunjukkan prestasi kerja yang memuaskan, ada kemungkinan ia akan
dipromosikan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi (tentunya dengan gaji dan
kewenangan yang lebih besar pula).
Masyarakat yang membutuhkan pelayanan selalu berhubungan dengan
pejabat, pegawai dan para pelaku birokrasi pemerintahan, kerena pejabat birokrasi
memiliki
kekuasaan
untuk
mendistribusikan
pelayanan
tersebut
kepada
39
dan aksi masa yang sering di lakukan anggota masyarakat untuk mennyampaikan
aspirasi mereka kepada masyarakat adalah contoh dari kesadaran masyarakat atas
hak-hak mereka. Dalam kondisi seperti ini, birokrasi pemerintah harus dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesianal, transparan, terbuka,
tepat waktu, responsif dan adaptif. Suatu pemerintahan pada hakekatnya adalah
pelayanan kepada masyarakat,
Keberadaanya tidak untuk melayani diri pribadi tetapi untuk melayani
masyarakat serta untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi setiap
anggota masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi
menciptakan tercapainya tujuan bersama. Sehingga birokrasi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pelayanan yang berkulitas dan memuaskan. Birokrasi yang ada
di indonesia wajib memberikan pelayanan publik yang memuaskan dan
demokratis. Negara indonesia merupakan negara yang demokratis, dan
pemerintahan yang demokrtis lahir untuk melayani masyarakatnya.34
Birokrasi sebagai organisasi dan institusi yang berhubungan dengan
masyarakat, maka birokrosi yang ada tersebut harus mampu menjalankan peran
dan fungsinya secara bertanggung jawab. Di harapkan birokrasi pemerintahan
yang ideal merupakan sekumpulan orang yang terorganisir dan berfungsi untuk
melayani dan menyelenggarakan administrasi yang ada di masyarakat. Oleh
karena itu untuk mewujudkan birokrasi yang ideal tidak luput dari dukungan
aparatur pemerintahan yang memiliki dedikasi yang tinggi dan moral yang baik.
Michael G. Roskin, et al. meneyebutkan bahwa sekurang-kurangnya ada 4
fungsi birokrasi di dealam suatu pemerintahan modern. Fungs-fungsi tersebut
adalah :
1. Administrasi
Fungsi
administrasi
pemerintahan
modern
meliputi
administrasi,
dimaksudkan
bahwa
fungsi
sebuah
birokrasi
adalah
http://mosiolog.blogspot.com/2011/02/pelayanan-birokrasi-pemerintahan-yang.html.
diakses tanggal 28 Mei 2013
40
41
1.Pelaksanaan Administrasi.
Fungsi ini serupa dengan yang diutarakan Roskin, et.al, bahwa fungsi
utama birokrasi adalah mengimplementasikan atau mengeksekusi undang-undang
dan kebijakan negara. Sehubungan dengan fungsi ini, Heywood membedakan 2
peran di tubuh pemerintah. Pertama, peran pembuatan kebijakan dalam mana
peran ini ada di tangan politisi. Kedua, peran pelaksanaan kebijakan dalam mana
peran ini ada di tangan birokrat. Sebab itu, kerap disebut bahwa suatu rezim
pemerintahan disebut dengan administrasi. Misalnya administrasi Gus Dur,
administrasi Sukarno, administrasi SBY, atau administrasi Barack Obama. Ini
akibat kenyataan, suatu kebijakan baru akan terasa jika telah dilaksanakan.
Fungsi administrasi, oleh karena itu, merupakan fungsi sentral dari birokrasi
negara.
2.Nasehat Kebijakan (Policy Advice)
Birokrasi menempati peran sentral dalam pemberian nasehat kebijakan
kepada pemerintah. Ini akibat birokrasi merupakan lini terdepan dalam
implementasi suatu kebijakan, mereka adalah pelaksananya. Sebab itu, masalah
dalam suatu kebijakan informasinya secara otomatis akan terkumpul di birokrasibirokrasi. Heywood membedakan 3 kategori birokrat yaitu (1) top level civil
servants, (2) middle-rangking civil servants, dan (3) junior-ranking civil servants.
Top Level Civil Servant banyak melakukan kontak dengan politisi, sementara
middle dan junior civil servants lebih pada pekerjaan-pekerjaan rutin di
lapangan. Top Level Civil Servants dapat bertindak selaku penasehat kebijakan
bagi para politisi, dalam mana informasi pelaksanaan kebijakan mereka peroleh
dari middle dan junior civil servants.
3.Artikulasi Kepentingan
Kendati bukan fungsi utamanya guna mengartikulasi kepentingan (ini
fungsi partai politik), tetapi birokrasi kerap mendukung upaya artikulasi dan
agregasi kepentingan. Dalam tindak keseharian mereka, birokrasi banyak
melakukan kontak dengan kelompok-kelompok kepentingan di suatu negara. Ini
membangkitkan kecenderungan korporatis dalam mana terjadi kekaburan antara
kepentingan-kepentingan yang terorganisir dengan kantor-kantor pemerintah
42
43
dalam birokrasi yang seharusnya didasarkan atas jenjang pendidikan atau hasil
ujian, kerap tidak terlaksana. Ini diakibatkan masih berlangsungnya pola
pengangkatan pegawai berdasarkan kepentingan pemerintah.
rasional,
impresonal
(kedinasan),
bebas
prasangka
dan
tidak
44
perintah daripada inisiatif dan inovasi. Hal ini dapat terjadi karena rendahnya
tingkat kesejahteraan aparatur.Sistem dan prosedur birokrasi mempunyai
kelemahan yang mendasar yaitu kurangnya sistim pemantauan, pengendalian,
pengawasan dan penilaian aparatur yang terukur, sistim karir yang tidak pasti,
prosedur mutasi dan promosi yang tidak transparan. Dari aspek struktur dan
institusi terdapat kelemahan yang mendasar yaitu struktur yang besar dan
kewenangan yang tidak fokus.
Administrasi pemerintahan disejajarkan / dipakai secara silih berganti dan
dipergunakan sebagai sinonim dari pelayanan perijinan , terjemahan dari
Administrative Service. Sedang pelayanan umum lebih sesuai jika dipakai untuk
menterjemahkan konsep Public Service, yang dapat dipadankan dengan istilah
Pelayanan publik.
Pelayanan Umum menurut Kepmen PAN No. 81 / 1993 yang
disempurnakan dengan Kepmen PAN No. 63 / 2003 adalah : Segala bentuk
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan di
lingkungan BUMN atau BUMD dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan pelayanan administrasi pemerintahan atau pelayanan perijinan
adalah Segala bentuk jasa pelayanan yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan di
lingkungan BUMN atau BUMD, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan, yang bentuk produk pelayanannya adalah ijin atau warkat.
Faktor-faktor Manajerial Penentu Kualitas Pelayanan Perijinan.
Hal yang paling esensial dalam peningkatan kualitas pelayanan adalah
adanya kesenjangan hubungan antara masyarakat pengguna jasa dengan aparat
yang bertugas memberikan jasa pelayanan. Pelayanan publik hanya akan menjadi
baik/berkualitas apabila masyarakat yang mengurus suatu jenis pelayanan
mempunyai posisi tawar yang sebanding dengan posisi tawar petugas memberi
45
Mekanisme
voice;
artinya
pengguna
jasa
dapat
b.
c.
pengguna jasa;
d.
46
akan
memperdekat
konstituennya
sehingga
penyelenggaraan
penyelenggaraan
pemerintahan
pemerintah
akan
dengan
dapat
dengan
konstituen
tersebut
juga
akan
meningkatkan
47
3.
3. Azas Pelayanan
Masuk ruang
2)
3)
4)
Menggunakan toilet
5)
48
b.
Institusi yang yang ada terjadi terjadi tumpang tindih ruang lingkup
pekerjaan, kurang koordinasi dan terjadi ego sektoral dan institusi yang tinggi.
Sementara itu budaya masyarakat masih bertumpu pada beberapa kebiasaan lama.
Misalnya lebih baik berdamai dengan polisi daripada kena tilang. Atau memberi
uang sogok agar urusannya dipercepat, tidak mau melaporkan bila ada
penyimpangan dan lain-lain. Setiap organisasi birokrasi dimanapun selalu
mempunyai nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman aparatur dalam bekerja. Tata
nilai yang ada dalam birokrasi tersebut menjadi acuan ukuran dan standar moral
dalam menunaikan hak dan kewajibannya.
Tujuan pelayanan publik adalah menyediakan barang dan jasa yang terbaik
bagi masyarakat. Barang dan jasa yang terbaik adalah yang memenuhi apa yang
dijanjikan atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian
pelayanan publik yang terbaik adalah yang memberikan kepuasan terhadap
publik, kalau perlu melebihi harapan publik. Dalam arti luas konsep pelayanan
publik (public service) identik dengan public administration yaitu berkorban atas
nama orang lain dalam mencapai kepentingan publik. Dalam konteks ini
pelayanan publik lebih dititikberatkan kepada bagaimana elemen-elemen
administrasi publik seperti policy making, desain organisasi dan proses
manajemen dimanfaatkan untuk mensukseskan pemberian pelayanan publik,
dimana pemerintah merupakan pihak provider yang diberi tanggung jawab.35
Dalam dunia administrasi publik atau etika pelayanan publik diartikan
sebagai filsafat dan profesional standar (kode etik) atau moral atau right rules of
conduct (aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi dalam
pemberian pelayanan publik atau administrator publik. Berdasarkan konsep dan
etika pelayanan publik tersebut, yang dimaksud dengan etika pelayanan publik
35
http://bakpiajogja.blogspot.com/2009/01/pelayanan-sebagai-orientasi-pns.html, diakses
tanggal 1 September 2013
49
adalah suatu praktek administrasi publik dan atau pemberian pelayanan publik
(delivery system) yang didasarkan atas serangkaian tuntutan perilaku (rules of
conduct) atau kode etik yang mengatur hal-hal yang baik yang gharus dilakukan
atau sebaliknya yang tidak baik agar dihindarkan.
Dalam pemberian pelayanan publik di Indonesia pelanggaran moral dan
etika dapat diamati mulai dari proses kebijakan publik (pengusulan program,
proyek dan kegiatan yang tidak didasarkan atas kenyataan) desain organisasi
pelayanan publik (pengaturan struktur, formalisasi, dispersi otoritas yang sangat
bisa terhadap kepentingan tertentu, proses manajemen pelayanan publik yang
penuh rekayasa dan kamuflase (mulai dari perencanaan teknis, pengelolaan
keuangan, sumber daya manusia, informasi dan sebagainya). Yang semuanya itu
nampak dari bersifat tidak transparan, tidak responsif, tidak akuntabel dan tidak
mencerminkan keadilan. Semua kondisi tersebut telah diungkapkan sebagai salah
satu penyebab melemahnya pemerintahan kita, dan melemahnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dan bila tidak dilakukan upaya yang sistimatis
untuk memecahkan masalah tersebut akan berpengaruh pada pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan secara umum atau pemberian pelayanan umum,
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing.
3. Konsep Peningkatan Pelayanan Perizinan yang Optimal
Proses pelayanan perizinan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah
yang berbelit-belit, tidak transparan, tidak ada kejelasan besarnya biaya dan
kepastian waktu dalam proses dan penyelesaian, lokasi atau tempat yang tersebar
dan adanya biaya ekstra yang dikeluarkan, menjadi sorotan dan keluhan
masyarakat umum dan swasta/dunia usaha baik ditingkat lokal, nasional maupun
internasional. Penyelenggaraan pelayanan publik yang tidak sesuai dengan
harapan masyarakat akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat
dan dapat menghambat masuknya investasi serta pengembangan perekonomian
daerah. Pada gilirannya, tidak menguntungkan daerah dan akan melemahkan atau
mengganggu kemampuan daerah untuk membiayai otonominya.
50
untuk
dilakukan,
dalam
upaya
memberikan
solusi
mengatasi
51
b.
orang lain.
Keputusan Tata Usaha Negara atau KTUN (beschikking). Sengketa yang
c.
36
Fernandes, Joe, dkk. Otonomi Daerah di Indonesia Masa Reformasi: Antara Ilusi dan
Fakta, Jakarta: IPOS dan Ford Fondation. 2002. Hal 27
37
Marbun, SF., 2004, Alternatif Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara, makalah
disampaikan pada Diklat Peningkatan Pengetahuan SDM Aparatur Dalam Bidang HAN,
diselenggarakan oleh PKP2A I LAN, 3 Desember, Bandung.
52
d.
(beschikking). Sebab, suatu perizinan memenuhi kriteria atau komponenkomponen dari sebuah keputusan, yakni bersifat konkrit, individual dan final.
Disamping itu, perizinan juga adalah KTUN yang bersegi satu (bersifat istimewa).
Artinya, substansi dan butir-butir klausul dalam perizinan bukan merupakan
kesepakatan antara pemerintah dan penerima perizinan. Disini, pihak penerima
(surat) perizinan dianggap menundukkan diri terhadap ketentuan-ketentuan dan
persyaratan yang ditetapkan secara sepihak oleh pemerintah.
Selain
mengeluarkan
itu,
dalam
keputusan
melakukan
tentang
suatu
perizinan
tindakan
tertentu),
hukum
(termasuk
pemerintah
atau
pejabat/badan TUN harus dianggap benar menurut hukum (asas het vermoeden
van rechtmatigheid). Dalam khazanah hukum pidana, asas ini sama dengan asas
praduga tak bersalah. Itulah sebabnya, sepanjang belum dinyatakan sebaliknya
(bersalah / melanggar hukum / menyalahgunakan kewenangan), tindakan hukum
pejabat / badan TUN memiliki akibat hukum yang sah. Dengan kata lain,
keputusan pemerintah tentang perizinan langsung memiliki kekuatan hukum yang
pasti pada saat dikeluarkan, hingga ada keputusan lain yang menyatakan
sebaliknya. Asas seperti ini adalah bentuk adanya jaminan hukum terhadap
perbuatan / tindakan hukum yang dikeluarkan oleh pejabat pemerintah.
Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa suatu keputusan perlu
dipertimbangkan secara matang sebelum ditetapkan. Selama ini terdapat
kebiasaan dalam penyusunan keputusan dengan menyertakan klausul yang
53
sengketa
dalam
lapangan
tertentu
yang
berkaitan
dengan
overheidsdaad),
perbuatan
menyalahgunakan
wewenang
Basah, Sjachran, 1985, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di
Indonesia, Bandung: Alumni.
54
Ibid
55
40
Ibid
BAB IV
PROSEDUR PEROLEHAN IZIN PRAKTEK DOKTER DITINJAU
DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
A. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Retribusi
Pelayanan Dan Perizinan di Bidang Kesehatan
Pada Pasal 2 dan 3 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 15 Tahun 2002
Tentang Retribusi Pelayanan Dan Perizinan di Bidang Kesehatan dinyatakan
bahwa Pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada masyarakat
dimaksudkan untuk promosi, pembinaan kesehatan masyarakat, kesehatan kerja
dan untuk pengawasan serta pengendalian terhadap pendirian maupun
penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan baik secara individual atau
kelompok.41 Pemberian pelayanan atau perizinan dibidang kesehatan bertujuan
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pemerintah Daerah memberikan pelayanan dalam hal :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pemeriksaan kesehatan.
Pengobatan penyakit.
Rawat inap.
Pengobatan pencegahan.
Pemeriksaan laboratorium klinis.
Pemeriksaan air.
Pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan kesehatan lingkungan tempat usaha.
Pemeriksaan, pengobatan tenaga kerja.
Pemerintah Daerah melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
terhadap semua kegiatan dan atau urusan pelayanan kesehatan dalam rangka
memelihara kesehatan masyarakat.
Pada Pasal 6 dinyatakan bahwa :42
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan
sarana pelayanan kesehatan dan yang akan bekerja pada pelayanan kesehatan
di Daerah wajib memiliki izin dari Kepala Daerah.
41
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan
Perizinan di Bidang Kesehatan
42
Ibid
56
57
dan Minuman.
Izin Toko Obat
Izin Apotik
Izin Salon
Izin Praktik Dokter Umum
Izin Praktik Dokter Spesialis.
Izin Praktik Bidan.
Izin Fisiotrapi.
Izin Praktik Sinshei, Tabib, Akupuntur, Pengobatan Tradisional dan
Pengobatan Alternatif.
o. Izin Laboratorium
p. Izin praktik berkelompok dokter Spesialis/Dokter gigi Spesialis.
q. Izin Operasional Pest control, termite control dan fumigasi.
(3) Izin kerja petugas kesehatan terdiri dari :
a. Izin Apoteker.
b. Izin Asisten Apoteker.
c. Izin Refleksi
d. Izin Perawat
e. Izin Analis.
f. Izin Bidan.
g. Izin Optisi.
h. Izin Tekniker Gigi.
(4) Surat keterangan, rekomendasi setara izin :
a. Surat Keterangan Laik Sehat.
b. Surat Keterangan Lahir
c. Rekomendasi Perizinan Institusi Kesehatan.
d. Rekomendasi Perizinan Alat-alat, Bahan sanitasi di bidang kesehatan.
(5) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) di atas, si
pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala
Daerah dengan persyaratan yang akan diatur lebih lanjut dengan keputusan
Kepala Daerah.
(6) Permohonan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (4) dipersamakan dengan
SPTRD.
(7) Izin sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) di atas baru dapat diberikan
setelah jumlah retribusi yang ditetapkan dilunasi ke Kas Daerah.
58
(8) Apabila dianggap perlu permohonan izin sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(4) dapat disertai perjanjian yang berhubungan dengan norma-norma sosial
yang berlaku.
Dalam Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 15 Tahun 2002
Tentang Retribusi Pelayanan Dan Perizinan di Bidang Kesehatan dinyatakan
bahwa: (1) Jangka waktu berlakunya izin ditetapkan selama usaha berjalan dan
atau tenaga kerja yang bersangkutan masih bekerja. (2) Dalam rangka pengawasan
dan pengendalian atas izin, wajib dilakukan pembaharuan izin setiap 5 (lima)
tahun sekali. Pasal 8 dinyatakan bahwa (1) Izin diberikan atas nama pemohon. (2)
Dalam surat izin dimuat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dan dipatuhi
oleh pemegang izin. (3) Izin tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain
kecuali atas persetujuan Kepala Daerah atau petugas yang ditunjuk. (4) Syaratsyarat dan pengalihan izin diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.
Dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa: Pemegang izin sebagaimana
dimaksudkan pada pasal 6 ayat (1) diwajibkan :
a. Membayar retribusi ke Kas Daerah melalui Bendahara Pembantu Khusus
Penerima Dinas.
b. Mematuhi segala ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku berkaitan
dengan masalah kesehatan.
c. Melayani dan membantu petugas dalam hal kelancaran pemeriksaan.
Selanjutnya dalam Pasal 10 dinyatakan bahwa : 43
(1) Izin penyelenggaraan saran pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan
pada Pasal 6 ayat (2) dapat dialihkan atau dipindah tangankan kepada pihak
ketiga apabila akan dilakukan pengganitan nama/merk usaha, pengembangan
sarana dan penambahan tenaga kerja kesehatan, setelah mendapat persetujuan
dari Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.
43
Ibid
59
(2) Setiap persetujuan yang diberikan oleh Kepala Daerah atau izin sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1) dipungut retribusi sebesar 75 % (tujuh puluh lima
perseratus) dari tarif retribusi itu.
Izin penyelenggaraan sarana Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 6 ayat (2) dapat dicabut apabila :
a. Pemegang izin memperoleh izin secara tidak sah.
b. Terjadi memindahan letak atau lokasi.
c. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban yang telah ditentukan.
Praktik dokter
Berkas
lengkap
Berkas Tidak
lengkap
dilengkapi kembali
60
SIP Dokter
Umum/gigi/Spesial
61
7. Surat Pernyataan tunduk dan patuh terhadap peraturan Perundangundangan yang berlaku, bermaterai Rp.6000,8. Surat Pernyataan lebih mementingkan praktik kedinasan(bagi pemohon
PNS/PTT /kontrak), bermateri Rp.6000,9. Foto copy KTP
10. Foto copy SK Penempatan/SK Pasca PTT/ SK Pensiun(bagi Pemohon
PNS/PTT/ Kontrak/Purna Tugas.
11. Surat persetujuan dari atasan (Dekan/Direktur RS/Kepala Instansi) bagi
pemohon yang bekerja di Instansi kedinasan/Swasta.
12. Foto copy SIP lama bagi dokter yang sudah punya SIP.
13. Pas Foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar (berseragam
IDI/PDGI).
Syarat syarat pengajuan izin praktek dokter kedinasan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
62
63
sosial, dan budaya. Keseluruhan subsistem tersebut secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi tugas negara dalam memberikan layanan publik dan
pemenuhan hak-hak sipil warga.
Untuk dapat memperpanjang izin praktik, dokter wajib melakukan
registrasi ulang STR (Surat Tanda Registrasi) setiap 5 tahun, kendala yang
dihadapi selama proses registrasi ulang, di antaranya adalah akses bagi dokter
yang bertugas di daerah terpencil dan persyaratan sertifikat kompetensi.44
Di Indonesia, Sistem Administrasi Negara yang menjadi pilar pelayanan
publik menghadapi masalah yang sangat fundamental. Struktur birokrasi, norma,
nilai dan regulasi yang ada sekarang masih berorientasi pada pemenuhan
kepentingan pengusaha daripada pemenuhan hal sipil warga negara. Tidak
mengherankan jika struktur dan proses yang dibangun merupakan instrumen
untuk mengatur dan mengawasi perilaku masyarakat sebagai pelayan, bukan
sebaliknya untuk mengatur pemerintahan dalam tugas memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Padahal, berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
pelayanan publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dalam
hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik (Pasal 2).
Pasal 3 UU ini menyatakan, tujuan pelayanan publik:
1. Terwujud batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
2. Terwujudnya sistem penyelenggara pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
4. Terwjudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
Ketidakmampuan pemerintah untuk melakukan perubahan struktur, norma,
nilai, dan regulasi yang berorientasi kolonial menyebabkan gagalnya upaya untuk
memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Kualitas dan kinerja birokrasi
44
http://ramadan.detik.com/read/2011/07/21/130226/1685963/763/bqs_microsite.php
pukul 16.00
64
dalam memberikan pelayanan publik masih jauh dari harapan. Belum terciptanya
budaya pelayanan publik yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat.
Praktik semacam ini jelas sangat kontraproduktif dengan upaya untuk
menciptakan pelayanan publik yang efisien (baik waktu ataupun biaya), efektif,
dan berkeadilan. Setiap warga negara seharusnya memiliki kesempatan yang sama
unutk mendapatkan pelayanan publik. Bukan sebaliknya, hanya masyarakat yang
kaya dan mampu membayar lebih bisa mendapatkan pelayanan yang baik dan
cepat. Padahal, Negara hukum kesejahteraan seperti Indonesia, peran pemerintah
seharusnya dominin untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Melalui
penyelenggaraan perizinan, pemerintah berperan untuk menyelenggarakan
birokrasi perizinan untuk kepentingan masyarakat.
Kondisi sistem pelayanan publik tersebut, secara langsung telah
mempengaruhi sistem perizinan dan memperburuk iklim investasi di Indonesia.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi,
perlu dilakukan penyedehanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu. Upaya ini
dilakukan dengan memperkenalkan konsep pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
Melaluai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu pintu, konsep ini mulai
diterapkan.
Berbagai persoalan selalu mengiringi implementasi dari peraturan
perundang-undangan yang baru. Hal ini juga dialami oleh Dinas Kesehatan Kota
Medan yang merupakan dinas uang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
peraturan perundang-undangan terkait dengan izin praktik dokter. Penegakan
hukum perlu dilakukan secara transparan dan tanpa pandang bulu sehingga
undang-undang tersebut dapat berlaku ditengah-tengah masyarakat.
Perizinan dokter pada umumnya melibatkan dinas-dinas yang terkait.
Keterkaitan antar Dinas ini sehingga akan memperoleh perizinan yang berkualitas.
65
sehingga jelas ketetapan yang diformulasikan antara satu bagian dengan bagian
yang lain, terutama dalam mengesepsikan suatu kondisi tertentu.45
Artinya, peraturan yang dibuat oleh dinas kesehatan untuk mengatasi
hambatan tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang sebelumnya. Peraturan
yang sebelumnya harus menjadi acuan dalam menyusun peraturan yang baru.
Selain pembuatan peraturan internal, dinas kesehatan juga selalu
mensosialisasikan terkait dengan peraturan-peraturan yang baru ataupun
perubahan-perubahan peraturan. Dengan sosialisasi ini diharapkan dokter akan
mengetahui peraturan yang baru sehingga dokter dapat melakukan penyesuaian
terkait peraturan tersebut.
Selain itu diharapkan dokter akan memiliki kesadaran dan memiliki
kepatuhan dalam memenuhi standar perizinan dokter. Selain itu, dokter juga selalu
berkonsultasi dengan dinas kesehatan terkait dengan kendala yang dialami oleh
pihak dokter.
Konsultasi ini juga diharapkan akan memperoleh suatu solusi untuk
masalah yang dihadapi terkait perizinan. Dengan konsultasi juga diharapkan
dokter akan memperoleh informasi yang tepat berkaitan dengan perizinan.
Hikmatin, bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah
terjadinya konflik antara pihak yang meregulasi dan pihak yang diregulasi.46
Konsil Kedokteran Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk
mempermudah pengurusan registrasi ulang yaitu dengan menjamin waktu untuk
memproses registrasi ulang tidak akan lebih dari 3 bulan, bahkan beberapa sudah
ada yang selesai hanya dalam waktu 18 hari kerja.
45
Jhonson dan Sheles dalam Hikmatin, Studi Deskriptif Efektifitas Pelaksanaan Regulasi
Perizinan, 2006 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, vol. 9 No. 3
46
Ibid. hal. 213
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1.
Pengaturan pemberian izin penyelenggaraan praktik dokter
dan dokter gigi tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang praktik kedokteran didalamnya memberikan amanat
untuk membuat sebuah badan yang akan disebut KKI (Konsil
Kedokteran Indonesia). Disinii Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai
tugas: melakukan registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan standar
pendidikan profesi dokter dan dokter gigi; dan melakukan pembinaan
terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama
2.
3.
kesehatan
secara
langsung
kepada
masyarakat.
Dalam
67
68
undangan
juga
mengatur
siapa
pejabat
yang
berwenang
untuk
Untuk menghindari terjadinya malpraktik dan pelanggaran ketentuanketentuan hukum oleh para dokter, pengaturan izin penyelenggaraan
praktik dokter agar lebih diperketat dan hendaknya pemerintah khususnya
pemerintah Kota Medan menindak para dokter yang membuka praktek
yang tidak sesuai dengan ketentuan izin penyelenggaraan praktik dokter
dan dokter gigi tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang praktik kedokteran agar tidak terjadi lagi malpraktek yang
dilakukan oleh dokter . Beberapa peraturan lanjutan tampaknya harus
dibuat oleh Konsil Kedokteran dan/atau oleh Menteri Kesehatan untuk
memperjelas ketentuan yang belum jelas, yaitu tentang perijinan yang
dikaitkan dengan tempat dan jam praktik, penempatan dokter untuk
kepentingan pemerataan pelayanan dalam era telah dicabutnya UU WKS,
peraturan ijin praktik medis untuk perawat di Balai Pengobatan, ketentuan
kelengkapan rekam medis, manfaat informed consent, tanggungjawab
hukum, prosedur pengaduan, persidangan dan sanksi, dan lain-lain.
Demikian pula perangkat lunak lain seperti standar pendidikan, standar
kompetensi, tata-laksana ujian kompetensi, standar perilaku, standar
pelayanan medis, standar prosedur operasional, pedoman pengawasan,
pedoman audit medis, dll.
2.
3.
Agar perizinan tidak lagi dianggap suatu prosedur yang rumit dan
merugikan, sebaiknya semua pihak atau aparat yang berkaitan dengan Izin
69