Anda di halaman 1dari 5

KELAINAN KELOPAK MATA

Contoh kelainan yang terjadi pada kelopak mata adalah Hordeolum dan kalazion.
ANATOMI KELOPAK MATA

HORDEOLUM
Definisi: Hordeolum adalah peradangan supuratif pada kelenjar kelopak mata.
Etiologi : Infeksi stafilokokus, Staphylococcus aureus
Klasifikasi :
a. Hordeolum internum : infeksi kelenjar meibom yang terletak di dalam tarsus
b. Hordeolum eksternum (stye) : infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll.
Gejala :
Kelopak mata yang bengkak, nyeri tekan, kemerahan, rasa mengganjal. Hordeolum
eksternum akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak dan nanah dapat
keluar dari pangkal rambut. Hordeolum internum akan menunjukkan penonjolan terutama ke
daerah tarsal. Ukuran hordeolum internum lebih besar daripada ukuran hordeolum eksternum.
Adanya pseudoptosis atau ptosis akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat.
Kelenjar preaurikel biasanya turut membesar.
Manajemen dan terapi :

1.

Kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar

2. Antibiotik lokal bila berpotensi untuk terjadinya rekurensi atau terjadinya pembesaran
kelenjar aurikel
3. Antibiotik sistemik : eritromisin 250 mg atau 125-250 mg doksisiklin 4 kali sehari
bila berpotensi terjadinya selulitis
4.

Insisi dilakukan bila pus tidak dapat dikeluarkan namun Kultur bakteri jarang dilakukan
Prosedur insisi :
Anestesi topikal dengan patokain tetes mata. Anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain
di daerah hordeolum
a. Hordeolum internum : insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra
b. Hordeolum eksternum : insisi sejajar dengan margo palpebra
Komplikasi
1. Sellulits palpebra merupakan radang jaringan ikat pada jaringan palpebra di depan
septum orbita
2. Abses palpebra
Diagnosis Banding : sellulitis preseptal, konjungtivitis adenovirus, dan granuloma pyogenik

Gambar 1. Internal hordeolum

Gambar 2. Eksternal hordeolum

KALAZION
Definisi : Peradangan lipogranulomatosa kronik (over a period of weeks) pada kelenjar
meibom yang tersumbat.

Etiologi : Infeksi stafilokokus, Staphylococcus aureus

Gejala : tidak ada gejala inflamasi akut. Benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis,
tidak ada nyeri tekan, pseudoptosis. Kelenjar preaurikel tidak membesar. Kelainan refraksi
seperti astigmatisma akibat tekanan benjolan yang mengakibatkan perubahan bentuk bola
mata dapat terjadi. Keluhan dapat diawali dengan inflamasi sedang dan nyeri menyerupai
hordeolum

Manajemen dan terapi :


1. Kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar
2. Antibiotik lokal bila berpotensi untuk terjadinya rekurensi atau terjadinya pembesaran
kelenjar aurikel
3. Antibiotik sistemik : eritromisin 250 mg atau 125-250 mg doksisiklin 4 kali sehari
bila berpotensi terjadinya selulitis
4. Ekskokleasi isi abses dari dalam atau ekstirpasi kalazion
Ekskokleasi kalazion
a. Tetes mata dengan anestesi topikal pantokain
b. Anestesi infiltratif disuntikkan dibawah kulit di depan kalazion
c. Kalazion dijepit dengan klem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga
konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat.
d. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret
sampai bersih
e. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata

5. Insisi vertikal dilakukan bila pus tidak dapat dikeluarkan dan bila keluhan persisten
6. Biopsi dilakukan jika ada rekurensi kalazion dan curiga keganasan. Penemuan
pemeriksaan histologi : terdapat proliferasi endotelim acinus dan inflamasi
granulomatosa.

Gambar.1 Kalazion pada kelopak mata kanan bawah

Gambar.2. kalazion pada kelopak mata bawah


pasien acne rosaceae

Gambar.3. kalazia multiple pada

Gambar 4. Klem kalazion

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2009.
Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. General Ophtalmology. 17th edition,2007
Khanski Jack J, Brad Bowling. Clinical Ophtalmology A Systematic Approach. 7th edition.
2011

Anda mungkin juga menyukai