Sistem otonomi daerah yang telah dijalankan Indonesia selama kurang lebih tiga
belas tahun ini telah membawa banyak dampak. Begitu pula dengan Daerah Lamongan
yang telah berusaha untuk terus melaksanakan otonomi daerah dengan baik. Berbagai
kebijakan telah dibuat oleh Pemerintah Daerah Lamongan. Salah satunya yakni dengan
mengembangkan potensi berbagai bidang yang dimiliki Lamongan. Beberapa tahun
terakhir, Lamongan telah melakukan pembangunan yang bias dinilai cukup besar. Mulai
dari pembangunan infrastruktur pemerintahan hingga perekonomian.
Salah satu kebijakan Pemerintah Lamongan yakni pembangunan pusat
perdagangan, investasi dan promosi, yang biasa dikenal dengan nama Plaza
Lamongan. Tujuan awal yang ingin dicapai pemerintah daerah sendiri ialah
memudahkan para masyarakat untuk melakukan kegiatan perekonomian. Plaza ini
dibangun tepat di depanPasar Lamongan, yaitu di tengah kota.
Sejak awal pembangunan plaza ini telah ditentang oleh banyak pihak. Apalagi
dengan adanya pembangunan plaza ini, banyak pedagang yang harus kehilangan
lapak dagangnya. Mereka dipindahkan di gedung belakang plaza yang telah disediakan
Pemerintah
Lamongan.
Banyak
dari
pedagang
tersebut
menyatakan
bahwa
pembangunan plaza ini sangat merugikan. Mereka harus kehilang tempat usaha dan
langganan. Mereka juga takut, jika dengan adanya plaza akan mengurangi minat
konsumen untuk ke pasar tradisional.
Awalnya kebijakan pembangunan plaza ini mempunyai tujuan yang bagus,
namun dalam kenyataannya banyak sekali kerugian yang dialami daerah Lamongan.
Pembangunan plaza ini telah menghabiskan banyak dana. Memang saat awal
dibukanya plaza pengunjung dapat dihitung banyak. Namun lama kelamaan
pengunjung mulai berkurang, bahkan saat ini jumlah pengunjung bisa dihitung dengan
jari. Dalam bangunan besar itu hanya beberapa toko saja yang buka. Banyak investor
yang merasa rugi. Pengunjung hanya ramai saat hari libur atau event event tertentu.
Itu saja kebanyakan hanya kaum muda yang ingin jalan jalan.
Kebanyakan masyarakat Lamongan lebih suka belanja di pasar dari pada di
plaza.Hal itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat Lamongan. Masyarakat banyak
menganggap bahwa harga barang di Plaza lebih mahal daripada di pasar, padahal
kualitasnya sama. Atau juga ada masyarakat yang lebihsuka belanja di mall mall kota
besar ,seperti Surabaya.
Pembangunan plaza ini dinilai tidak didasari dengan kondisi dan budaya
masyarakat. Malah dari pembangunan tersebut dapat menimbulkan kesenjangan
sosial. Masyarakat dengan tingkat perekonomian rendah merasa tersingkirkan. Usaha
mereka dikalahkan oleh investor investor besar. Dari pada menghabiskan dana besar
untuk pembangunan yang tidak dibutuhkan masyarakat, lebih baik digunakan untuk hal
hal yang lain. Lebih utama untuk perekonopmian adalah dengan mengembangkan
pasar tradisional, koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah). Hal tersebut lebih
dibutuhkan masyarakat. Dan itu sesuai dengan kondisi dan budaya masyarakat.
Sebuah kebijakan yang dibuat pemerintah seharusnya mencerminkan keadaan
masyarakatnya. Dalam membuat sebuah kebijakan pemerintah harus benar benar
paham masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Demi terciptanya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat yang mengacu pada Pembukaan UUD 1945 alinea 4 ... dan
untuk memajukan kesejahteraan umum.... Otonomi daerah yang diberikan pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah telah dilengkapi dengan UU No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Demikian pula dengan kebijakan pemerintah Lamongan dalam meningkatkan
perekonomian
masyarakatnya.
Pembangunan
plaza
seperti
yang
dijelaskan