Anda di halaman 1dari 96

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMANFAATAN BAHAN ALAM LINGKUNGAN (BAL)


UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS
MERONCE DAN MENGURUTKAN POLA
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK DIDIK
TK PERTIWI 18 KELOMPOK B
DESA PANDANSARI KECAMATAN SRUWENG
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Oleh:

SUPARTI, S. Pd. AUD

TK PERTIWI 18 PANDANSARI KECAMATAN SRUWENG


KABUPATEN KEBUMEN
2016

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

PEMANFAATAN BAHAN ALAM LINGKUNGAN (BAL)


UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS
MERONCE DAN MENGURUTKAN POLA
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK DIDIK
TK PERTIWI 18 KELOMPOK B
DESA PANDANSARI KECAMATAN SRUWENG
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Telah disetujui dan disahkan pada hari Sabtu, 27 Februari 2016

Mengetahui
Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari,

Tuminah, S. Pd. AUD

Sruweng, 27 Februari 2016


Peneliti

Suparti, S. Pd. AUD

MOTTO

Senang dan susah adalah cobaan.


Satu tindakan akan lebih berarti daripada serubu-kata-kata.
Kesuksesan bukan sesuatu hal yang mudah dicapai, maka berusahalah untuk
mendapatkannya.
Pusat pengendalian diri adalah sikap.
Pendidikan melahirkan keinginan baru.
Satu-satunya cara untuk lulus ujian adalah menghadapi ujian.
Tiada istilah tua untuk belajar.
Ilmu itu penting, namun harga diri lebih penting.
Lari dari kesulitan-kesulitan adalah suatu kesalahan.

ABSTRAK

SUPARTI (2016), Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BAL) untuk


Meningkatkan Kreatifitas Meronce dan Mengurutkan Pola Melalui Metode
Demonstrasi Pada Anak Didik TK Pertiwi 18 Kelompok B Desa Pandansari
Kecamatan SruwengTahun Pelajaran 2015 / 2016.
Masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah guru
belum menggunakan metode demonstrasi sehingga Kreatifitas anak dalam
pembelajaran dan hasil belajardalam meronce dan mengurutkan pola masih
rendah, untuk itu peneliti mengadakan Penelitian Tindaka Kelas dengan judul
Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BALSM) untuk Meningkatkan
Kreatifitas meronce dan Mengurutkan pola melalui Metode demonstrasi di TK
Pertiwi 18 Kelompok B Desa Pandansari, Kecamataan Sruweng Kabupaten
Kebumen.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan Kreatifitas dan hasil belajardalam meronce dan
Mengurutkan pola melalui Metode demonstrasi untuk menciptakan proses yang
efektif, inofatif dan bermakna sehingga anak- anak lebih kreatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 ( dua ) Siklus,yaitu Siklus I
tanggal 1 sampai 5 Februari 2016 dan Siklus II tanggal 9 sampai 13 Februari
2016.Dalam tiap siklus terdirindari beberapa tahapan, yaitu menyusun
rencana, mengadakan pelaksanaan atau tindakan, observasi dan revleksi.
Hasil Penelitian membuktikan bahwa hasil pada pembelajaran
sebelumnya tergolong rendah, yaitu hanya 29%. Pada Siklus 1, setelah
dilakukan tindakan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata naik menjadi
64% Kemudian pada Siklus 2, sebagai kondisi akhir, nilai rata-rata menjadi
94%.
Berdasarkan kajian teori sebagaimana terdapat pada kerangka berpikir
pada bab II dapat disimpulkan bahwa melalui metode demonstrasi dapat
meningkatkan Kreatifitas anak dalam dan hasil belajardalam krgiatan
meronce dan mengurutkan pola bagi siswa TK Pertiwi 18 Desa Pandansari,
Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.

Kata Kunci: Pemanfaatan Balsem, meronce, mengurutkan pola.

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya, swhingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas dengan judul Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BAL) untuk Meningkatkan
Kreatifitas Meronce dan Mengurutkan Pola melalui Metode Demonstrasi pada Anak Didik
TK Pertiwi 18 Kelompok B, Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen
Tahun Pelajaran 2015/2016
Penyusuna Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk perbaikan pembelajaran
di TK Pertiwi 18 Pandansari Kelompok B semester II, Desa Pandansari, Kecamatan
Sruweng, Kabupaten Kebumen.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini
dapat terlaksana atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya kepada :
1. Kepala TK TK Pertiwi 18 Pandansari .
2. Keluarga tercinta
3. Semua pihak yang telah membantu proses Penelitian Tindakan Kelas ini.
Sebagai akhir kata peneliti menyadari penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu peneliti sangat
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Kebumen, 25 Februari 2016


Peneliti

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................

LEMBAR IDENTITAS .................................................................................

ii

MOTTO ....

iii

ABSTRAK ....................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang masalah .....................................................................

B. Rumusan Masalah .............................................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................

D. Manfaat Perbaikan .............................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................

A. Kerangka Teori ...................................................................................

1. Kreatifitas ...............................................................................

2. Meronce ..................................................................................

3. Pola .........................................................................................

4. Pemanfaatan............................................................................

5. Bahan ......................................................................................

6. Alam ......................................................................................

7. Demonstrasi ...........................................................................

B. Kerangka Berfikir.................................................................. .............

11

C. Hipotesis Tindakan .............................................................................

12

D. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan ......................................

12

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN ...................

14

A. Subjek Penelitian ..............................................................................

14

B. Deskripsi Per Siklus ......................................................................... 15


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................

45

A. Deskripsi Tiap Siklus ........................................................................

45

B. Pembahasan Hasil Tiap Siklus ...........................................................

45

C. Hasil Pengolahan Data

51

D. Deskripsi Temuan dan Refleksi ..........................................................

54

E. Perbaikan ...........................................................................................

54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

56

A. Kesimpulan ........................................................................................

56

B. Implikasi .............................................................................................

56

C. Saran ...................................................................................................

57

DAFTAR PUSTAKA . ..................................................................................

58

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.

Surat Ijin Penelitian

2.

Surat Keterangan telah melaksanakan tugas

3.

Surat Keterangan Pengamat

4.

Rancangan Satu Siklus

5.

Rencana Kegiatan

6.

Skenario Perbaikan Siklus 1

7.

Rencana Kegiatan Siklus II

8.

Rencana Kegiatan Harian

9.

Lembar Pengamat Teman Sejawat Siklus I dan II

10. Lembar Wawancara anak


11. Hasil Observasi Terhadap Perilaku Guru Saat Kegiatan
12. Catatan Harian Observasi
13. Foto Kegiatan dan Hasil Kegiatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya masa anak-anak usia

dini adalah masa yang paling tepat untuk

mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak.


Beberapa potensi yang perlu dikembangkan adalah seni meronce

dan pengenalan

mengurutkan geometri ,sebagian bagian dari kecerdasan dan rasa seni yang sedapat
mugkin tertanam sejak dini. Kesenian merupakan salah satu potensi dasar anak sebagai
bentuk dari kecerdasan majemuk. Melaluipembelajaran potensi seni anak berarti juga
mengembangkan kecerdasan. Jika potensi ini tidak dikembangkan sejak dini maka masa
emas perkembangan potensi tersebut akan terlewat begitu saja. Meskipun dapat
dikembangkan pada tahun-tahun selanjutnta, namun hasil yang tercapai tidak akan
seoptimal mungkin seperti bila telah tertanam sejak kecil.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatanpembelajaran kemampuan seni anak salah
satunya adalah membuat gambar dengan teknik meronce . Menurut kamus besar bahasa
Indonesia meronce adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna
yang disusun dan ditempel dengan perekat. Dalam mengembangkan potensi anak tentang
membuat gambar dengan meronce

anak masih kesulitan dalam menyusun guntingan

kertas yang berbentuk geometri atau bahan yang lain yang digunakan. Selain dalam
menyusun guntingan kertas juga sulit dalam memadukan warna. Untuk karya seni meronce
jarang menggunakan pewarna buatan tapi memakai warna langsung dari bahan yang akan
ditempel. Berawal dari hal tersebut peneliti mengidentifikasi masalah dari pembelajaran
yang dilaksanakan.
Dari hasil pembelajaran terungkap masalah yang dalam proses pembelajaran yaitu :
1. Hasil belajar anak dalam kegiatan membuat gambar dengan teknik meronce
masih sangat rendah.
2. Belum semua anak selesai dalam pengerjaan tugas kegiatan meronce ini.
3. Kurangnya kreatifitas anak dalam membuat gambar dengan teknik meronce
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas kemudian dianalisis ternyata kelemahankelemahan siswa tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor yang disebabkan guru
antara lain :
1.

Guru kurang siap dalam menyampaikan materi karena guru belum memakai
media yang dapat menarik minat anak.

2.

Guru kurang memberikan bimbingan dan motivasi terhadap anak didik secara
maksimal.

3.

Guru belum mengarahkan pada anak cara menyusun meronce dengan jelas.

4.

Guru belum menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan.

Keadaan tersebut bila dibiarkan secara terus menerus maka pembelajaran tentang
kegiatanpembelajaran seni meronce ini khususnya pada anak usia dini akan kehilangan
kesempatan emas dalam membentuk individu yang sesuai dengan harapan di masa datang.
Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui Peneliti Tindakan Kelas
(PTK). Adapun judul yang dipilih adalah Peningkatan Kreativitas Anak dan Hasil Belajar
dalam Pembelajaran Seni Meronce melalui Penerapan Penerapan pemanfaatan bahan alam
lingkungan pada Anak Kelompok B di TK PERTIWI 18 Pandansari Kecamatan Sruweng,
Kabupaten Kebumen

B. Rumusan Masalah
Dari hasil analisis peneliti dapat menyajikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat
meningkatkan kreativutas anak dalam pembelajaran seni meronce

dan

mengurutkan pola pada anak kelompok B di TK Pertiwi 18 Pandansari?


2. Apakah penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat
meningkatkan hasil belajar anak dalam pembelajaran seni meronce

dan

mengurutkan pola pada kelompok B di TK Pertiwi 18 Pandansari?

A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tuuan perbaikanpeneliti pada kegiatan
ini adalah :
1. Untuk memperbaiki pembelajaran seni meronce melalui penerapan penerapan
pemanfaatan bahan alam lingkungan pada anak sehingga kreativitas dan hasil
belajar meningkat.
2. Untuk memperbaiki pembelajaran mengurutkan pola melalui penerapan
penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan pada anak sehingga kreativitas
dan hasil belajar anak menjadi meningkat.
B. Manfaat Perbaikan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak seperti:
1. Bagi anak :

a. Agar anak lebih memahami tentang kegiatan seni meronce .


b. Agar anak lebih kreatif dalam menyusun guntingan kertas macam-macam
bentuk geometri ke dalam pola.
c. Agar anak dapat meningkatkan hasil karya khususnya dalam kegiatan ini.
d. Agar anak lebih mengoptimalkkan keinginan dan kemampuan dalam
membuat meronce .
2. Bagi guru
a. Agar guru bertambah wawasan serta memahami konsep tentang bagaimana
mengembangkan gagasan tentang pembelajaran seni meronce .
b. Agar guru dapat melaksanakan penerapan penerapan pemanfaatan bahan
alam lingkungan dandan alat peraga yang lebih kreatif dan optimal sesuai
dengan perkembangan anak.
3. Bagi sekolah
Agar sekolah dapat menerapkan upaya perbaikan perkembangan anak didiknya yang
dilakukan oleh guru.
4. Bagi orang tua
Agar orang dapat terlihat aktif dalam pendidikan anaknya ketika dirumah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Kerangka Teori
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Merupakan hal yang sangat perlu mendapat perhatian dan harus disadari dari para orang
tua dan guru bahwa setiap anak memiliki potensi kreatif. Sebagian orang memilikinya
lebih dari orang lain, tetapi tidak ada orang kratif sama sekali. Terutama anak-anak usia
persekolahan sebetulnya yang sangat kreatif, karena mereka memiliki kreatifitas ilmiah.
Sayangnya bbanyak orang tua dan guru yang kurang menyadari dan kurang dapat
menghargai kreativitas anak. Mereka lebih menginginkan anak yang selalu patuh dan
melakukan hal-hal yang sama seperti anak lain. Orisinalis kurang dapat diterima, dianggap
menyulitkan, mencemaskan dan bahkan dapat berbahaya. Tanpa menyadari orang dewasa
yang bermaksud baik dengan dalih menanamkan disiplin dan kepatuhan, tidak memberikan
kesempatan bemih-benih kreatifitas amnak tumbuh dan berkembang. Ini tidak berate
bahwa disiplin dan kepatuhan tidak penting, tetapi sering terjadi kesalahapahaman tentag
arti dan makna dari kreativitas. Kreativitas tidak bertentangan dengan disiplin dan
mengikuti peraturan yang ditentukan.
Pengertian kreativitas menurut Kmus Besar Bahasa Indonesi berarti hasil dari kemampuan
mencipta. Banyak hal ang dilakukan manusia ada dua unsure kreativitasnya. Hal ini sesuai
dengan program yang dikembangkan di TK yaitu pegembangan daya cipta. Kreativitas
terjadi karena kebiasaan mencipta sesuai yang baru (Anggani Sudono:1997:1).
Dunia Tman Kanak-Kanak adalah dunia pendidikan kreativitas artinya guru senantiasa
dituntut kreativitasnya secara ideal, konseptual, Pendidikan di TK aalah proses
pembelajaran yang dirancang secara sadar dan sistematik untuk member peluang kepada
anak didik agar dapat mengembangkan potensi daya ciptanya untuk mengungkapkan apa
yang ada dalam diri ataupun apa yang ada di luar dirinya.
Kreativitas sebagai suatu produk dari hasil pemikiran atau perilaku suatu manusia.
Kreativitas dapat pula dilihat sebagai suatu proses dan mungkin inilah yang lebih esensial
dan yang perlu dibina pada anak didik sejak dini untuk bersibuk diri secara kratif ( Conny
Setiawa, AS, Munandar, SCU Munandar, 1998:8).
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu komposisi, produk
atau gagasan yang pada dasarnya baru (Hurlobk 1989 : 4). Kreativitas ini dapat berupa
kegiatan imaginative atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman, tetapi

mencangkup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari
pengalaman sebelumnya yang dihubungkan dengan situasi. Krativitas ini mempunyai
maksud dan tujuan yang ditentukan bukan fantasi semata, tetapi merupakan hasil yang
sempurna dan lengkap. Kreativitas ini dapat berupa produk ilmiah bahan bersifat metologis
dan procedural.
Pendapat lain mengatakan bahwa kreativitas adalah merupakan kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dan merupakan dalam pemecahan masalah. Kreativitas
ini meliputi fleksibilitas dan keluwesan, kelancaran, keaslian atau orisinallitas dalam
pemikiran. Kreativitas ini juga memiliki cara lain yaitu afektif, seperti rasa ingin tahu,
senang mengajukan pertanyaan dan ingin mencari pengalaman baru (Munandar, 1992 : 7).
Dari pendapat ini menunjukan bahwa kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan
suatu yang baru. Kreativitas sebagai objek dalam suatu dari dua konsep tersebut dapat
berupa sesuatu yang abstrak atau kongkrit yaitu berupa produk atau jasa. Cara serta think
atau metodologi.
b.Aspek-aspek Kreativitas
1) Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam
bakat interaksi dengan lingkungannya. Setiap anak mempunyai bakat kreatif,
namun masing-masing dalam bidang dan kadar berbeda-beda. Kreativitas
sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan orisinalitas dan
elaborasi.

Kelancaran

disini

berkaitan

dengan

kemampuan

untuk

membangkitkan sejumlah besar ide-ide. Seseorang yang kreatif dapat dimiliki


banyak ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk
menentukan ide-ide yang baik. Kelenturan atau fleksibilitas adalah mampu
melihat dari beberapa sudut pandang orang yang kreatif memiliki kemampuan
untuk membangkitkan banyak ide. Fleksibilitas secara tidak langsung
menunjukan kemudahan mendapatkan informasi tertentu atau berkurangnya
kepastian dan kekuatan. Fleksibilitas merupakan basis keaslian, kemurnian dan
penemuan. Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang
luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa. Individu yang
kreatif membuahkan tanggapan yang luar biaa membuat asosiasi jarak jauh dan
membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan-gagasan yang
jarang diberikan orang lain. Elaborasi adalah kreatif dapat mengembangkan
gagasan-gagasannya secara luas.

2) Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu (berupa


niatnya, hasrat dan motivasi) dari luar (lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat), agar bakat kratif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal
tersebut pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta sarana
perasarana yang diperlukan.
3) Adapun arti kreativitas sebagai proses ialah proses bersibuk dari kreatif. Pada
anak usi prasekolah hendaknya kreativitas sebagai proses yang diutamakan dan
jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan
bersahabat. Ika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang memenuhi
standard mutu tertentu hal ini akan mengurangi kesenangan dan kesulitan anak
untuk berkreasi.
4) Kreativitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan yang baru dan bermakna
bagi individu dan/ atau bagi lingkungan. Pada seseorang anak hasil karyanya
sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, artinya ia belum penah
membuat itu sebelumnya, dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang
lain, dan yang terpenting produk kreativitas anak perlu dihargai agar ia merasa
puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi.
Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak,
menjangkau masa lalu, masa kini, dan masa depan, menantang maka menjelajahi bidangbidang baru, memikirkan hal-hal yang baru yang terfikir sebelumnya, mengantisipasi
akibat-akibat dari kejadian hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam
memecahkan masalah (freeman dan Munandar, 1996 : 246).

c.Ciri-ciri Kreativitas

Ciri-ciri kreatifitas dapat dibedakan dalam cirri kognitif dan cirri-ciri non kognitif.
Menurut Munandar (1990: 50) menyatakan bahwa pemanduan cri kognitif dan efektif
dalampembelajaran kreatifitas dimaksudkan agar kreativitas yang dimiliki individu itu
dapat terwujud secara nyata.
Pegembangan kreatifitas individu tidak hanya membutuhkan keterampilan untuk berfikir
kreatif saja tetapi juga memerlukanpembelajaran pembentukan sikap, perasaan dan
kepribadian yang mencerminkan yang berhubungan dengan efektif dan kognitif anatara
lain:

1) Ciri kreativitas yang berhubungan dengan efektif meliputi rasa ingin tahu,
bersifat imajinasi, merasa tergantung oleh kemajemukan sikap berani
mengambil resiko, sikap menghargai.
2) Ciri kreativitas yang berhubungan dengan kognitif meliputi keterampilan
berfikir luwes atau fleksibel. Keterampilan berfikir erasional, keterampilan
merinci atau mengalaborasu serta keterampilan menilai.
Ciri kreativitas digolongkan ke dalam dua bagian yaitu yang kreativitasnya tinggi dan anak
yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih ambisius,
mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal yang
komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan yang rendah kreatifitasnya
kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dalam berfikir. Pada dasarnya
seseorang akan selalu mencontoh orang tua dan ingin tahu seperti apa yang diperbuat
orang tua.
Dengan meniru orang tua anak akan menunjukan kreativitasnya, anak yang kreatif
biasanya lebih percaya diri, penuh inisiatif, terbuka terhadap pengalaman baru, luwes
dalam berfikir dan selalu ingin mandiri. Anak yang ingin mandiri pada dasarnya ingin
mendapatkan pengakuan dari orang tua bahwa pada diri anak sudah tumbuh menuju kearah
kedewasaan. Anak sudah mulai tidak senang diatur dan dikekangi apalagi dipaksa.
Kebebasan merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam diri anak. Bahwa tujuan anak
melakukan sesuatu yang menarik perhatian orang lain karenaa anak ingin mengetahui
bagaimana reaksi orang lain karena anak tersebut ingin memperhatikan kepada orang tua
maupun orang yang ada disekelilingmya bahwa kehadirannya perlu di ditakuti. Hal itu
mencerminankan kreativitas alamiah anak usia dini.
Menurut Freeman dan Munandar (1996) bahwa ada beberapa cirri perilaku yang
mencerminkan kreativitas alamiah anak usia prasekolah menjadi nyata, contohnya seperti:
1) Senang menjajaki lingkungan
2) Mengamati dan memegang segala sesuatu, mendekati segala macam tempat
atau pojok, seakan akan harus ada pengalaman
3) Rasa ingin tau mereka besar, Karenna itu mereka suka mengajukan
pertanyaan dan seakan akan tidak pernah puas dengan jawaban yang
diberikan
4) Anak usia prasekolah bersifat spontan dan cenderung menyatakan pikiran
dan perasaannya sebagai adanya, tanpa merasakan hambatan seperti tampak
seperti seorang dewasa

5) Anak usia prasekolah selalu ingin mendapatkan pengalaman baru ia senang


Berpetualang dan terbuka terhadap rangsangan baru yang mana sering
mencemaskan orang tuanya
6) Mereka senang melakukan eksperimen hal ini tampak dari perilakunya
senang mencoba coba dan melakukan hal yang sering membuat orang
tuanya atau gurunya keheran heranan dan jarang pula merasa tidak berdaya
menghadapi tingkh laku anaknya
7) Anak usia prasekolah jarang merasa bosan, ia senang melakukan macam
macam hal dan ada saja yang di inginkan
8) Biasanya anak usia prasekolah mempunyai daya imajinasi yang tinggi yang
nyata jika orang dewasa menyempatkan untuk mendengar ungkapan
ungkapan dan mengamati perilakunya.
Apa pula cirri cirri kreativitas lainnya yaitu memilikii rass ingin tahu yang mendalam.
Sring mengajukan pertanyaan yang berbotot ( tidak asal tanya) member banyak gagasan
(asal-usul terhadap suatu masalah),

mampu menyatakan pendapat secara spontan,

mempunyai/ menghargai rasa keindahan, menonjol atau dalam satu atau lebih bidang studi,
dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi, mempunyai rasa humor, mempunyai
daya imajinasi ( memikirkan hal-hal baru yang tidak biasa ) mampu mengajukan pikiran
gagasan pemecahan yang berada dari orang lain ( orisinil) kelancaran dalam menghasilkan
bermacam macam gagasan, serta mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut
pandang. (Hawadi, Wiharjo, dan Wiyono,2001:14).
Dari beberapa pandangan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kreativitas merupakan
suatu kemampuan yang dapat menghasilkan keadaan yang baru, yang berupa gagasangagasan atau pemikiran-pemikiran yang masih abstrak serta dapat pula benda-benda yang
kongkrit.
Hal ini dilakukan oleh anak agar mendapatkan pengakuan tentang keberasaan dirinya dan
di anggap sejajar dengan orang dewasa, sehigga anak akan selalu menampilkan kreativitas
yang sangat membantu perkembangan jiwanya. Dari kreativitas tersebut anak mampu
berpandangan jauh kedeapan dan mempunyai motifasi yang tinggi untuk hidup tanpa
selalu menggantungkan diri dari orang lain.

d.Perkembangan kreatifitas

Hidup dalam suatu masa dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat, suatu
adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang
berkembang untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi untuk dapat
menghadapi problema-problema yang semakin kompleks. Oleh karena itupembelajaran
kreativitas sejak usia dini menjadi sangat penting untuk terus dipupuk dalam anak didik,
mengapa demikian?
Pertama karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya
dan akulturasi merupakan kebutuhan pokok dalam hidup manusia (Maslow, 1967)
kreativitas merupakan manivestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
Kedua kreatifitas atau berfikir sebagai kemampuan untukm melihat bermacam-macam
kemungkinan dalam menyelesaikan suatu masalah.
Ketiga bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat ( bagi diri pribadi dan bagi
lingkungan), tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan Negara
bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, pemenuan-penemuan baru, dan
teknologi baru (Munandar, 1999: 31)
Perkembangan kreativitas anatara anak yang satu dengan yang lain berbeda-beda baik jenis
maupun derajatnya. Karena perkembangan kreativitas muncul dalam setiap tahapan
perkembangan manusia dari bayi sampai tahap perkembangan lanjut usia. Karena
munculnya kreativitas sejak bayi maka kreativitas ini perlu di rangsang dan di kembangkan
sejak awal mungkin. Perkembangan kreativitas ini harus sesuai dengan tahapan individu.
Oleh karena itu rangsangannya perlu di sesuaikan dan jangan di paksakan. Karena
pemaksaan kreativitas yang tidak sesui dengan tahap perkembangan justru akan
membebani individu, sehingga individu tersebut tidak berkembang normal.
Kreativitas akan tampak pada awal kehidupan dan pertama-tama terlihat pada permainan
anak, lalu secara bertahap menyebar keberbagai kehidupan lainnya, seperti sekolah atau
pendidikan, rekreasi dan pekerjaan. Kreativitas mencapai puncaknya pada usia tiga
puluhan sampai empat puluhan.
Pada diri anak sering terjadi kegelisahan dan gejolak karena pada masa ini anak akan mulai
menemukan identitasnya. Pada saat yang demikian, anak membutuhkan kreativitas untuk
menemukan identitasnya. Dalam mencapai identitas tersebut anak di tuntut untuk berkarya
melalui daya cipta kreativitasnya. Dan kegiatan tersebut memperoleh jati diri serta hal
yang cocok maupun yang bertanggung jawab bagi anak. Secara tidak langsung anak akan

belajar untuk mengendalikan diri dari kegiatan yang kurang bermanfaat. Oleh karena itu
perlu terus di kembangkan kreativitas pada diri anak, perlu di pelihara rasa ingin tahu dan
di salurkan melalui kesempatan mendapatkan pengalaman berharga dan melalui model
atau tiruan yang ada di lingkungan anak sehingga akan memunculkan pengalamanpengalaman baru pada diri anak.
Tugas perkembangan anak yang mendukung kreativitas adalah bahwa anak harus mampu
mengembangkan

keterampilan-keterampilan

baru

sesuai

dengan

tuntutan

hidup.

Sebaliknya anak tidak mampu mengembangkan kretivitas atau keterampilan akan


menunjukkan cenderung sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri
dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya. Seorang anak yang mampu
memperlihatkan kreativitasnya akan mencapai masa produktif dan mempunyai peluang
yang baik untuk mengembangkan diri lebih jauh yang disertai keterlibatan yang terus
menerus dalam kegiatan kreativ dalam segala bidangpembelajaran.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas mempunyai peran penting
dalam menentukan perkembangan manusia. Karena anak yang dapat menyalurkan
kreativitasnya akan mempunyyai makna pada tahap perkembangannya.

c. Faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kreativitas


Faktor yang mempengaruhi munculnya kreativitas pada anak adalah jenis kelamin, urutan
kelahiran, intelegensi dan tingkat pendidikan orang tua (Horlock,1991:8).
1) Jenis kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreativitas, anak laki laki cenderung lebih besar
kreativitasnya dari anak perempuan terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan perlakuan anatara anak laki lakki biasanya lebih berani
mengambil resiko di banding anak perempuan.
2) Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu berbeda tingkat kreativitasnya. Anak yang lahir
di tengah, belakang dan anak tunggal cenderung lebih kreatif dari pada anak-anak yang
lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih di tekan untuk lebih
menyesuaikan diri oleh orang tua sehingga anak-anak lebih penurut, sehingga daya
kreativitasnya mati.
3) Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahap perkembangan cenderung menunjukan
tingkah kreativitas yang tinggi di bandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang

pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik sosial dan
mampu merumuskan penyelesaikan konflik tersebut.
4) Tingkat pendidikan orang tua
Anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif di bandingkan
pendidikan yang rendah. Hal ini di sebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya
dorongan dari orang tua sehingga memupuk anak untuk menampilkan daya inisiatif dan
daya kreatifitasnya.
Dari uraian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang
karena faktor internal dan eksternal.

2. Pembelajaran
a. hakikat pembelajaran
Pembelajaran bagi anak usia dini memiliki kekhasan tersendiri. Pembelajaran pada
usia dini mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Secara
alamiah bermain sangat memotifasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam, dan
secara spontan anak mengembangkan kemampuannya. Bermain pada dasarnya
mementingkan proses dari pada hasil. Menurut Froebel, bermain sebagai bentuk kegiatan
belajar di TK adalah bermain yang kreatif dan menyenangkan.
b. Pengalaman belajar:
Guru merencanakan berbagai pengalaman yang kongkrit dengan cara menediakan bahanbahan dan peralatan yang relevan dengan pengalaman hidupnya, dan membangkitkan
minat, serta mengaitkannya dengan pengalaman belajar.
c. Pengertian perencanaan belajar
1.

Perencanaan

belajar

adalah

memproyeksikan

tindakan

apa

yang

akan

dilaksanakan dalam suatu pembelajaran dengan mengkoordinasikan komponen


pengajaran sehingga arah kegiatan, isi kegiatan, cara pencapaian kegiatan, serta
bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis. (Nana Sujana, 1988).
2.

Sesuai pendapat Robert Mager (1996) jika kita tidak memiliki gagasan yang
jelas tentang tujuan yang harus di capai oleh anak, maka kita tidak akan dapat
membuat perencanaan yang baik untuknya.

d. Komponen pembelajaran:
1. Tujuan pembelajaran
a. Mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan.

b. Menyediakan kesempatan agar dapat mengeksplorasikan lingkungan.


2. Isi ( Materi Pembelajaran )
Yaitu materi atau bahan yang akan di ajarkan harus sesuai tujuan yang harus di capai.
3. Kegiatan pembelajaran ( KBM )
Yaitu gambaran proyeksi kegiatan yang harus di lakukan anak dan kegiatan apa yang di
lakukan guru dalam mensfasilitasi belajar anak.
4. Media dan Sumber Belajar
Yaitu media dan sumber belajar yang dipilih harus sesuai dengan kegiatan dan dapat
memberikan pengalaman yang cocok bagi anak.
5. Evaluasi
Adalah suatu proses memilih, mengumpulkan dan menafsirkan insformasi untuk membuat
keputusan.

e. Prinsip-prinsip belajar anak


Menurut pendapat Djadja Djadjudin (1997) mengemukakan bahwa belajar anak berbeda
dengan belajar orang dewasa, karena anak belajar setiap saat. Adapun prinsip-prinsip
belajar anak:
1. Anak adalah pembelajar yang aktif
Yaitu ketika anak bergerak anak mencari stimulasi yang dapat meningkatkan kesempatan
anak untuk belajar, dan menggunakan semua alat indranya, dan anak adalah peserta yang
aktif, dalam mencari pengalamannya sendiri.
2. Belajar anak di pengaruhi oleh kematangan
Yaitu bahwa suatu masa pertumbuhan dan perkembangan mencapai titik kulminasi, untuk
melaksanakan tugas perkembangan tertentu.
3. Belajar anak di pengaruhi oleh lingkungan
Yaitu bahwa lingkungan memberikan kontribusi yang sangat mendukung dan berarti,
dalam proses belajar anak. Sesuai pendapat dari Bredcamp dan Copre (1997, menemukan
bahwa lingkungan harus memungkinkan anak melakukan proses belajar. Lingkungan
tersebut bukan hanya lingkungan fisik saja tetapi lingkungan psikologis).
4. Belajar melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial
5. Anak belajar dengan gaya yang berbeda
Yaitu seperti pendapat dari Kofake (1991) bahwa setiap anak mempunyai gaya belajar
yang berbeda.
6. Anak belajar melalui bermain

Dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran pada hakekatnya memiliki potensi untuk
aktif dan berkembang dan pembangun aktif pengetahuannya sendi dan yang berpusat pada
anak banyak di warnai paham konstruktifis yang di motori Piyaget dan Vigotsky.
3. Mengurutkan geometri
a. Pengertian
Geometri berasal dari dua kata yaitu ge dan matria yang secara bahasa berarti pengukuran
bumi. Secara estimologis, istilah geometri adalah hal-hal yang di jadikan rujukan sampai
sekarang adalah The Element yang di susun oleh Euclid. Jadi geometri yaitu cabang
matematika yang mempelajari tentang bentuk, bangun, dan ukuran, (Belsuhandra,
2006:153).
Devinisi geometri yaitu cabang matematika yang mempelajari tentang titik koma garis
bidang dan benda-benda ruang dan sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya hubungan dengan
yang lain tentang pola-pola visual. Seorang guru matematika dari belanda yaitu Vanhiele,
berdasarkan penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat 5 tahap perkembangan mental
dalam memahami geometri:
1. Tahap pengenalan, yaitu tahap ketika seseorang mulai mengurutkan pola dan
nama-namanya, tetapi belum memahami sifatnya.
2. Tahap analisis yaitu tahap dimana seseorang sudah mengetahui dan
memahami sifat-sifat konsep/ bentuk geometri, tapi belum memahami
hubungan anatara mengurutkan geometri tersebut.
3. Tahap pengurutan, tahap ketika sudah mengklasifikasikan, mengurutkan dan
menggeneralisasikan mengurutkan geometri berdasarkan sifat-sifatnya.
4. Tahap dedukasi yaitu mulai berfikir secara dedukatif dan mengembangkan
mengurutkan melalui devinisi aksiaoma, postulat, dan dalil, tapi belum
memahami pentingnya suatu system dedukatif.
5. Tahap keakuratan/rigor, tahap dapat memahami bahwa ketepatan dari suatu
yang mendasar itu penting, dan juga dapat bekerja dalam system geometri.
Berdasar tahapan di ata untuk anak PAUD para siswa belajar masih pada tahap pengenalan
dan melalui benda-benda geometri yang sudah sering mereka lalui setiap hari.

4. Meronce
a. Hakikat meronce
Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan meronce merupakan hal yang sangat
penting bagi seorang guru taman kanak-kanak karena proses keterampilan meronce bagi

anak taman kanak-kanak merupakan kegiatan bermain sekaligur berseni dalam kegiatan
anak. Sedangkan bermain adalah naluri bagi setiap anak terlebih pada anak-anak usia dini
yang akhirnya dapat ikut serta berperan dalam mematangkan emosional bagi anak
sehingga dapat memenuhi kebutuhan setiap fase perkembangan psikologi anak. Meronce
merupakan bagian atau cabang dari seni rupa yang agak kurang di perhatikan
keberadaannya bahkan kurang di mengerti oleh masyarakat umum, karena meronce masih
di anggap sebagai seni lukis, seni patung, seni gambar. Apabila di lihat dari bentuk hasil
karyanya meronce merupakan perpaduan dari berbagai seni rupa. Meronce terdiri dari
kolaborasi seni lukis, seni karya, seni dekorasi, dan menggambar.
b. Pengertian meronce
Menurut kamus besar bahasa Indonesia meronce adalah seni dekorasi bidang dengan
kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan pelekat (Depdiknas,
2001. 756) dari definisi tersebut dapat diuraikan pengertiannya yaitu; pembuatan karya
seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingankepingan yaqng sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong atau berbentuk potongan
kemudian disusun dan ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan bendabenda tersebut antara lain: kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas,
potongan daun, potongan kayu tetapi untuk sebuah tema gambar menggunakan pecahan
kaca semua, hanya berbeda-beda warnanya baik warna alam maupun warna buatan
kemudian diusun sesuai pola yang diinginkan dengan cara ditempel. Setelah siap bahan
yang akan ditempel atau dipakai maka pola yang sudah ada kemudian kita isi dengan
pecahan kaca, pecahan keramik, potongan kertas dan lain sebagainya dengan dilem atau
dengan cara lain.
Susunan pecahan atau potongan harus sesuai dengsn bentuk tema yang kita inginkan,
untuk membuat garis kontur yang membatasi ruangan (bidang) tidak menggunakan
pewarna yang dioleskan tetapi menggunakan tempelan-tempelan yang berbeda warna.
Meronce banyak digunakan pada seni arsitektur romawi masih terlibat menggunakan
meronce bahan Negara Romawi terkenal karya-karya meronce nya.
Untuk idekarya meronce

dapat dilakukan dengan merancang idenya dahulu dengan

merancang dahulu idenya, yaitu tema yang akan di buat. Setelahtema gambar di tentukan
kemudia membuat pola yang di teruskan dengan material apa yang akan di tempel sebagai
media meronce tersebut jadi untuk menentukan tema meronce hamper sama dengan seni
lukis.
c. Manfaat meronce dalam pengertian umum

1. Material meronce dalam material umum


Dalam pengertian umum untuk pembuatan meronce juga berbeda dengan pembuatan
meronce untuk pembelajaran di TK terutama mengenai bahan dasarnya, tetati prinsip
kerjanya dan keindahan kesenirupaan tetap sama dengan pembelajaran dengan
pembelajaran di tingkat lanjut.
Meronce pada umumnya di samping sebagai karya seni yang mengnginkan estetika dalam
seni tetapi juga mempunyai tujuan praktis yaitu untuk kepentingan terapan karena karya
meronce sering di pakai untuk kepentingan terapan. Karna karya meronce sering di pakai
sebagai hiasan dinding pintu, sopi-sopi rumah, dan perangkat mebeler.
Pada seni modern tentang meronce di Jepang yang lebih di kenal secara umum yaitu
Patchwork dan Quiliting apabila di tinjau dari cara pembuatan dan hasil karyanya
merupakan perkembangan dari meronce .
Parthwork dan Quiliting banyak di kembangkan di Indonesia oleh Mickro Simamura yang
pada saat ini yang sudah banyak di jumpai di Indonesia yang di prediksi oleh penyajianpenyajian seni tekstil Parthwork dan Quiliting adalah seni menyambung serta
mengkombinasikan kain-kain perca. Dalam menyambung dan mengkombinasikanm ini
tidak terdapat peraturan yang khusus. Dapat di sambung dengan cara di jahit, di lem,
tergantung pada kreatifitas pembuatnya. Jadi adapun bebas mempadukan dan
mengkombinasikan potongan kertas atau bahan lain menurut selera anda. Parthwork ini
mudah di kerjakan oleh siapa saja tetapi memiliki seni yang tinggi.
Adapun material yang dapat digunakan adalah: kayu, kertas, kain, plastik, kaca, keramik,
pecahan genting, batu, daun, paku, lem, tali dan lain-lain dengan di bantu oleh alat yaitu:
gunting, penggars, pisau, gergaji, jarum, dan lain sebagainya.
2. Material meronce untuk pembelajaran di taman kanak-kanak
Material meronce yang digunakan di taman kanak-kanak tertentu berbeda material yang di
pakai untuk karya meronce dengan di pakai pada umumnya. Karena meronce bagi anak
TK merupakan media pengungkapan ide estetika bukan untuk pembuatan meronce untuk
memiliki nilai praktis. Ada beberapa contoh material yang di pakai untuk pembelajaran
meronce di tingkat TK antara lain : kertas, kancing baju, potongan kain, biji-bijian,
potongan kayu, potongan triplek kecil-kecil, biji korek api dan lain sebagainya, karena
bahan atau material untuk karya meronce itu sangat banyak, yang utama adalah kreativitas
anda dan mengajak siswa untuk berkreasi media yang adna tentukan.
3. Alat yang digunakan dikegiatan meronce

Alat yang digunakan pada pembuatan karya sulit disebutkan satu persatu, karena setiap
yang disebutkan diatas bahwa pembuatan karya meronce sangat beraneka ragam sehingga
disamping material yang sulit disebutkan satu persatu juga tidak mudah menyebutkan alatalat yang digunakan dalam pembuatan karya seni meronce . Aadapun karya yang dapat
disebutkan adalah: gunting, gergaji, jarum, kuas, bor, palet, pisau, dan lain sebagainya.
4. Bahan pewarna untuk meronce
Dalam pembuatan tidak banyak menggunakan bahan pewarna bersupa cat, karena pada
pembuatan meronce seringkali menggunkan pewarna yang sudah jadi, artinya pewarna
yang sudah terdapat pada benda tersebut sebagai bahan, sehingga hampir tidak perlu lagi
menambah cat sebagai bahan pewarna material tersebut, contoh: kertas pewarna tidak perlu
diberi pewarna lagi, kaca meronce tidak perlu diwarnai lagi, karena kaca itulah nantinya
yang akan membuat warna warni meronce tersebut. Potongan keramik itu menjadi sebuah
gambar yang bagus. Jadi pewarna untuk meronce tidak banyak dibutuhkan karena sudah
banyak menggunakan warna asli. Dari warna asli yang suddah ada justru akan tidak bagus
apabila dioles dengan bahan pewarna lain.
Ada ahli-ahli yang mencoba membandingkan warna gambar dengan suasana jiwa anak,
pada saat anak memilih warna. Lauyer bersaudara misalnya, menemukan anak berusia 4
tahun memilih warna kuning untuk mengisi meronce , berarti anak sedang gembira, dan
anak mengambil warna coklat berarti suasana anak sedang sedih ( geraham, 1997: 6).
5. Fungsi pembelajaran meronce
Sepanjang sejarah perkembangan peradaban manusia, kontribusi dan peran seni dalam
kehidupan sosial manusia sangatlah nyata. Bahkan menurut Agus Soehari (2004) bahwa
seni dapat berfungsi sebagai indicator tanda-tanda zaman yang berlangsung pada satu
kurun waktu tertentu, baik menjadi monument budaya, gaya hidup masyarakat, selera
masyarakat, maupun sebagai cirri peradaban yang sedang berlangsung. Merupakan proses
sikologi yyang terjadi dalam diri seseorang pada saat stimulus di terapkan oleh seorang
melalui proses pengamatan, pemusatan perhatian, dan kesadaran estetika terhadap objek
yang kemudian di ekspresikan sehingga memperoleh rancangan yang bersifat internal yang
berasal dari interaksinya atau yang berasal dari luar dirinya. Stimulus yang berupa
ransangan ini menimbulkan semacam getaran atau dalam istilah cicelia sensasi indrawi
(2006). Sensasi ini pada awalnya belum memiliki makna, tetapi lama kelamaan menjadi
bermakna karena pertambahan pengalaman personal yang selalu berdekatan dengan seni.
Dari uraian d atas dapat di simpulkan bahwa meronce memiliki nilai praktis, edukatif, dan
ekspresi bagi anak TK.

C. Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan

a. Pengertian penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan


Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan adalah suatu strategipembelajaran dengan
cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang
di ikuti dengan meniru pekerjaan yang di demonstrasikan. Penerapan pemanfaatan bahan
alam lingkungan dapat juga di katakana suatu penerapan pemanfaatan bahan alam
lingkungan danuntuk menyenangkan serangkaian tindakkan berupa gerakan yang
menggambarkan suatu cara kerja atau tentang proses suatu terjadinya suatu peristiwa
kejadian. Biasa suatu demonstrasi ini di pakai untuk membuktikan suatu gerakan untuk di
contoh.
Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan merupakan suatu penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan danmengajar dimana seorang guru, orang tua atau manusia sumber
yang sengaja di minta atau menunjukan kepada kelas suatu benda aslinya, teman (
pengganti benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul,
bagaimana cara menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Menurut
Muhibin Syah (2009) penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan adalah penerapan
pemanfaatan bahan alam lingkungan danmengajar dengan cara memperingatkan barang,
kejadian, aturan dan urutan, melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun
melalui pengumuman media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan materi yang
sedang disajikan.
Menurut Shaiful Bahri Djamarah penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan adalah
penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan danyang digunakan untuk memperlihatkan
suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Di dalam kegiatan anak usia dini banyak jenis kegiatan yang tidak cukup dimengerti oleh
anak yang apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu penjelasan
dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa suatu tindakan gerakan. Misalnya
dalam kegiatan keterampilan yang berupa menggunting, melipat, membentuk, dalam
kegiatan jasmani seperti cara melempar atau menangkap bola, memanjat, meniti papan
titian atau kegiatan sains seperti membuktikan pencampuran warna dalam kegiatan
matematika misalnya mengenal jumlah bilangan dengan menggunakan potongan lidi, serta
dalam kegiatan seni misalnya cara menari dan cara memainkan alat music.

Dalam penguasaan keterampilan anak lebih mudah mempelajarinya dengan cara


menirukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini guru menunjukan, mengerjakan
dan menjelaskan apa yang sedang dilakukannya (showing, doing, telling). Tiga macam
perbuatan guru ini merupakan komponen yang

utama dalam penerapan pemanfaatan

bahan alam lingkungan.


Demonstrasi dapat dilakukan sebagai informasi maupun dirancang terlebih dahulu.
Keduanya sangat efektif dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Mertode
demonstrasi dipadukan dengan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
danpenemuan, memungkinkan guru membimbing anak. Dari hal pembuktian itu anak akan
dapat menarik kesimpulan yang berlaku secara umum, anak-anak membuat praduga
dengan menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dan mengujinya kepada kegiatan
demonstrasi tersebut.
Demonstrasi dapat pula dipadukan dengan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
danekspositorik. Dalam penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan danekspositorik
guru menyajikan insformasi kepada anak dengan cara menjelaskan melalui buku, film atau
slide. Guru menjelaskan kepada anak apa yang diharapkan terjadi apabila guru melakukan
tindakkan tertentu.
Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan bisa juga dilakukan melalui dramatisasi.
Dramatisasi banyakdipergunakan dalam bidang bahasa, maupun sosial. Berdasarkan hasil
penelitian baik demonstrasi murni (menjelaskan, menunjukan, mengerjakan) maupun
penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan sebagai kegiatan dramatisasi merupakan
kegiatan yang efektif bagi anak usia dini. Pembelajaran dikatakan efektif apabila guru
dapat membimbing anak-anak memasuki situasi yang memberikan pengalamanpengalaman yang menumbuhkan kegiatan belajar pada anak. Pengalaman belajar yang
diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada
keseimbangan dengan pengalaman yang akan datang.
Melalui kegiatan demonstrasi guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui
penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan
baik-baik semua kegiatan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu.
Dengan demikian, selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal
tersebut seperti yang dicontohkan oleh guru.
Biasanya penggunaan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan di tunjukkan untuk
menjawab pertanyaan berikut:
1) Bagaimana membuatnya?

2) Bagaimana bekerjanya?
3) Bagaimana mengerjakannya?
4) Terdiri dari apa?
b. Manfaat dan tujuan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
1) Manfaat penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dandeminstrasi
Manfaat psikologis pedagogis dari Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
dandeminstrasi secara eristiumum adalah sebagai berikut:
a. Perhatian anak dapat lebih dipuaskan
b. Proses belajar anak lebih terarah
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melihat
dalam diri anak.
Manfaat tersebut seirama dengan cara berfikir anak usia dini yang bersifat reaslistik dan
konkerit sehingga dapat mempelajari secara langsung dan jelas melalui pengamatan, selain
tentunya akan menarik perhatiannya.
Selain itu penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan memiliki 2 fungsi yaitu sebagai
berikut:
a) Dapat dipergunakan untuk memberi ilustrasi dalam menjelaskan
informasi kepada anak. Bagi anak melihat langsung bagaimana
suatu pwa terjadi akan lebih menarik,merangsang perhatian, dan
menantang

daripada

hanya

mendengar

penjelasan

guru.

Misalnya, dalam menjrlaskan konsep-konsep yang berkaitan


dengan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan akan lebih
berhasil apabila penerapan nilai-nilaibtersebut didramatisasikan
dengan menggunakan ilustrasi.
b)

Membantu mengingatkan gaya piker anak usia dini terutama


daya piker anak dalam mengingatkan kemampuan mengenal,
mengingat,

berfikir

konvergen

dan

berfikir

evaluative.pembelajaran daya piker yang dimulai sejak pendikan


anak usia dini akan sangat membantu anak dalam memperoleh
pengalaman belajar dibidang sains dan sosial.

Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan memberikan kesempatan kepada anak


untuk memperkirakan apa yang terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi dan mengaopa hal
itu terjadi. Melalui pengamatan terhadap ilustrasi yang disampaikan guru , anak dapat

membandingkan pengalamannnya yang lalu dengan pengamatannya sekarang dan dapat


diketahui dimanakah letak persamaannya dan perbedaannya.

2). Tujuan Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan


Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak
dapat menguasai kemamapuan yang diharapkan dengan baik. Tujuan penerapan
pemanfaatan bahan alam lingkungan adalah peniruaqn terhadap model yang dapat
dilakukan.
Agar dapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan ada beberapa yang harus
diperhatikan oleh guru adalah sbb:
a) Sesuatu yang ditujukan dan dilakukan guru harus diamati secara
jelas oleh anak. Oleh karena itu sebaiknya menggunakan media
berukuran besar dan kegiatan harus dapat diulang secra
perlahan-lahan.
b) Penjelasan guru harus dapat didengar dengan jelas. Intonasi
suara guru hendaknya tepat dan menarik sehingga anak tidak
bosan.
c) Demontrasi harus diikuti dengan kegiatan anak untuk menirukan
apa yang telat ditunjukan dan dilakukan guru-guru perlu
memperhatikan anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
menirukan apa yang dicontohkan guru.
Misalnya dalam mendemonstrasikan cara membuat bangunan dari balok-balok, menjiplak
bentuk rumah, menusuk atau merobek bentuk rumah.

3)Kelebihan dan kekurangan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan

Setiap penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan danmempunyai kekurangan dan


kelebihan, demikian pula dengan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan. Dengan
memahami kelebihan dan kekurangannya penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
danini diharapkan anda dapat menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam
lingkungan danini pada kondisi yang tepat dan serasi. Adapun kelebihan penerapan
pemanfaatan bahan alam lingkungan antara lain sebagai berikut:

1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu


proses atau kerja suatu benda/peristiwa.
2) Kesalahan-Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3) Kesalahan yang terjadi dari hasil cramah dapat diperbaiki
melalui pengamatan dan contoh konkrit dengan menghadirkan
objek sebenarnya.
4) Perhatian anak dapat lebih dipusatkan.
5) Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung
dilanjutkan dengan eksperimen.
6) Mengurangi

kesalahan-kesalahan

yang

mungkin

terjadi

sekiranya anak hendak mencoba sendiri.


7) Beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan
langsung saat suatu proses ditunjukan sehingga terjawab dengan
jelas.
Beberapa kelemahan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan adalah sebagai
berikut:
1) Anak

didik

terkadang

sukar

melihat

dengan

jelas

berada/peristiwa yang akan dipertunjukan karena jumlah anak


yang banyak dalam satu kelas alat yang terlalu kecil sehingga
penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan hanya efextif
untuk

system

kelompok

dan

kurang

efektif

apabila

menggunakan klasikal.
2) Tidak semua benda dapat di demonstrasikan
3) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasaikan yang didemonstrasikan.
4) Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen atau percobaan
biasanya anak lupa dan materi akan hilang atau tidak bermakna
karena tidak dijadikan pengalaman belajar bagi anak.

D. Seni
Fungsi pendidikan seni sesuai ( Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini 2004,Diknas)
Pendidikan Seni di taman kanak-kanak bertujuan mengembangkan kemampuan fisik,
bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif seni. Pendidikan ini

mencangkup dalam 3 aspek rumpunpembelajaran yaitupembelajaran moral dan nilai-nilai


agama, sosial, emosional, serta kemampuan dasar kognitif, bahasa praakademik.
Menurut Suguharto B, 2004. Apakah seni itu? Pada kenyataannya pernyataan ini tidak
mudah untuk di jabarkan. Seni adalah fenomena yang kompleks. Batasan atau maknanya
yang di tentukan oleh banyak faktor karakter, kritikus, pasar, pranata-pranata kritikus,
pembahasan zaman, aliran filsafat dan sebagainya.

Tidak bisa dipungkiri pada

mulanya definisi atau makna seni yang digunakan dalam budaya masyarakat Indonesia
merupakan adaptasi definisi atau makna seni dari konsep seni di barat. Menurut Soedarso
SP (1988) kata seni yang mudah lazim digunakan di Indonesia mempunyai makna yang
dekat dengan istilah.
Menurut Aristoteles techne berarti kemampuan untuk membuat atau mengerjakan sesuatu
disertai dngan pengertian yang betul tentang prinsip-prinsipnya ( Soedarso, 1988:18).
Dalam versi yang lain disebut cipta yang berarti berwarna ( kata sifat) atau pewarna (kata
benda) kemudian berkembang menjadi Cilpasastra yang berarti segala macam kekriyaan (
hasil keterampilan tangan yang astistik) ( Shoedarso:16-17).
Bertitik tolak dari kenyataan ini, lalu bagaimana seyognyanya pembelajaran seni
dilaksanakan di sekolah. Dalam konteks pendidikan, Viktor Lomenfeld (1983)
mengutamakan pentingnya fungsi dan peran pendidikan seni sebagai sarana ekspresi diri
akanpembelajaran kreativitas yang terwujud dalam proses dan hasil pembelajaran seni.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan kemampuan mengembangkan
fisik, bahasa, sosial emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif serta seni.

ii. Kerangka berfikir


Dengan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat membantu memudahkan
peneliti dalam kegiatan membuat meronce pada anak taman kanak-kanak.
Diharapkan akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meronce . Dengan
demikian akan dipahami bahwa penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat
meningkatkan kreatifitas dalam kegiatan meronce di taman kanak-kanak.
Dari kegiatan perbaikan menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
kreativitas anak dalam membuat meronce dapat meningkat. Serta garis besarnya kerangka
berfikir dapat digambarkan seperti bagan berikut ini

Kondisi
anak

awal
belum

Media kurang menarik

Kreativitas dan hasil

anak

belajar anak rendah

kratif dan hasil

Belum menggunakan

belajar rendah

penerapan
pemanfaatan bahan
alam lingkungan
danyang tepat

Tindakan perbaikan

Siklus I dan II
Menggunakan penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan

Kreatifitas dan hasil belajar anak meningkat

Bagan II.I kerangka berfikir

c.Hipotetisi tindakan
Berdasarkan pada kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas disusun hipotesis
tindakan:
1) Penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat meningkatkan
kreativitas anak dalam pembelajaran seni meronce dan mengurutkan pola.
2) Penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat meningkatkan
hasil belajar anak dalam pembelajaran seni meronce dan mengurutkan pola.

d.Criteria keberhasilan
Indikator yang digunakan adalahpembelajaran kognitif dan seni yaitu pembelajaran
meronce dan mengurutkan pola. Criteria keberhasilan untuk mengukur tingkat pencapaian
perbaikan pembelajaran, peneliti menargetkan sebagai berikut:
3) Proses perbaikan dinyatakan mencapai tujuan jika tingkat keberhasilan anak
telah di atas 75%
4) Symbol nilai yang digunakan yaitu :

Baik ( B) berupa lingkaran penuh ( .) = anak sangat berhasil.

Sedang (S) berupa tanda (V) = anak semangat mengerjakan dan hasil
cukup.

Kurang (K) berupa lingkaran kosong (O) = anak kurang berhasil

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelompok B Taman Kanak-Kanak Pertiwi 18 Desa Pandansari
dengan jumlah 17 anak. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa taman
kanak-kanak tersebut belum pernah sama sekali dilakukan penelitian. Penelitian juga
sebagai guru TK Pertiwi 18 Pandansari, sehingga sangat memungkinkan dilakukan
penelitian tentang pembelajaran terutama dalam pembelajaran meronce dan mengurutkan
pola yang masih perlu ditingkatkan kreativitas dan hasil belajarnya terutama dalam seni
motorik halus dalam kegiatan masih belum berhasil dan perlu ditingkatkan.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas dimulai masa
pembelajaran 2015/2016. Adapula jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
a. Judul

: Peningkatan Kreativitas Meronce dan Mengurutkan

Pola melalui Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan Dengan Metode


Demonstrasi di Kelompok B TK Pertiwi 18 Desa Pandansari Kecamatan
Sruweng Kabupaten Kebumen.
b. Tema

: Pekerjaan

c.

: Kognitif dan Fisik motorik

Kompetensi dasar

d. Semester

: 2 (satu)

e. Waktu pelaksanaan

Siklus I

:Hari Senin, 1 Februari 2016

:Hari Selasa, 2 Februari 2016


:Hari Rabu, 3 Februari 2016
:Hari kamis, 4 Februari 2016
:Hari Jumat, 5 Februari 2016
Siklus II
:Hari Selasa 9 Februari 2016
:Hari Rabu, 10 Februari 2016
:Hari Kamis, 11 Februari 2016
:Hari Jum;at, 12 Februari 2016
:Hari Jum;at, 12 Februari 2016

Table 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
NO

Uraian

Januari
1

Perencanaan

Februari
4

Maret
4

siklus I
2

Pelaksanaan

siklus I
a) Pelaksanaan
perbaikan

V
5

RKH

b) Observasi

c) Refleksi

Mengidentivikasi
kelemahan

dan

kelebihan siklus
4

Perencanaan

siklus II
5

Pelaksanaan

siklus II
a) Pelaksanaan
perbaikan

V
5

SKH

b) Observasi

c) Refleksi

Penyusunan

Laporan

5) Karakteristik anak
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di TK Pertiwi 18 kelompok B dengan jumlah 17
anak yang laki-laki 10, yang perempuan 7. Mereka kebanyakan lahir dari keluarga
ekonomi menengah ke bawah, karena sebagian mereka bekerja sebagai petani dan dagang.

B. Deskripsi Per Siklus

Siklus I
1. Perencanaan tindakan penelitian tindakan kelas diperlukan perencanaan yang
matang sehingga dapat terlaksana sesuai yang diharapkan. Perencanaan
perbaikan untuk meningkatkan kreativitas

dan hasil belajar anak dalam

pembelajaran seni meronce dan mengurutkan pola melalui pemanfaatan bahan


alam lingkungan dengan penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam
lingkungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan setting dan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran
2) Menetapkan materi pembelajaran, yaitu kopetensi dasar kognitif dan fisik
motorik halus meronce dan mengurutkan pola.
3) Menyusun RKH lengkap dengan perangkat alat dan bahan pembelajaran.
4) Menyusun lembar penelitian dan pengamatan yang meliputi : lembar
penelitian ketrampilan merencanakan perbaikan kegiatanpembelajaran,
lembar hasil karya, dan lembar penilaian kreatifitas
5) melaksanakan perbaikan kegiatanpembelajaran.
6) Melaksanakan kegiatanpembelajaran.
7) Menyusun lembar refleksi kegiatan siklus I.
2. Pelaksanaan tindakan
a. Prosedur pelaksanaan PTK
Untuk menyelesaikan masalah kurangnya kreativitas dan rendahnya hasil belajar anak
dalam pembelajaran meronce dan mengurutkan pola melalui penerapan pemanfaatan bahan
alam lingkungan, di kelompok B TK Pertiwi Pandansari Sruweng, kabupaten Kebumen.
Prosedur PTK siklus I adalah sebagai berikut:
Hasil refleksi terhadap tindakan yang peneliti lakukan merevisi rencana tindakan juga
ternyata yang dilakukan belum berhasil. Tahap-tahap perbaikan pembelajaran penelitian
kelas tiap siklusnya dapat dilihat seperti gambar sebagai berikut:

Studi pendahuluan

Persiapan penelitian
1. Menetapkan solusi

1. Dokumen laporan
pendidikan anak.
Ide awal

3. Menyusun

lembar

observasi

2. Wawancara
dengan

2. Menyusun RKH

anak

4. Menyusun

lembar

evaluasi

didik
3. Observasi
dan

Tindakan Siklus

hasil belajar anak

5. Pelaksanaan

kreativitas
Replaining

Belum Berhasil

Siklus II

perbaikan penerapan
pemanfaatan bahan
alam

lingkungan

pada

pembelajaran

meronce

dan

mengurutkan pola.
6. Observasi
7. Diskusi refleksi
Bagan 3.1 Prosedur perbaikan siklus

b. Informasi tentang pengamat


Untuk memperoleh data tentang peningkatan kreatifitas dan hasil belajar anak
dalam pembelajaran meronce dan mengurutkan pola, maka dalam penelitian tindakan
kelas ini peneliti dibantu oleh:
Nama

: Tuminah

Pekerjaan

: Kepala Sekolah

Tugas

: Mengobservasikan kegiatan perbaikan pembelajaran meronce


dan mengurutkan pola

b. Informasi tugas pengamat


Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran, tugas pengamat adalah:
1. Menyusun lembar pengamatan bersama guru peneliti.
2. Menilai rencana perbaikan pembelajaran dan menggunakan format lembar
penilaian ketrampilan merencanakan perbaikan kegiatanpembelajaran (APKGPKP I terlampir).

1) Melakukan observasi tentang kegiatan seni meronce dan mengurutkan pola


dengan menggunakan format lembar observasi meronce dan mengurutkan pola.
2) Melakukan observasi tentang kreativitas dan hasil belajar anak dalam
pembelajaran meronce .
3) Mencatat penilaian pada lembar penilaian kemampuan melaksanakan perbaikan
kegiatanpembelajaran ( APKG-PKP 2 terlampir ).
Setelah melaksankan penilaian pembelajaran tugas pengamat adalah:
1) Bersama-sama peneliti melakukan refleksi setelah melaksanakan
kegiatan.
2) Memberikan saran untuk perbaikan pembelajaran siklus 2
c. Prosedur Kegiatan pembelajaran
Skenario perbaikan dengan tujuan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan
pembelajaran meronce dan mengurutkan pola pada anak kelompok B di TK Pertiwi 18
Desa Pandansari Sruweng adalah:
1). Kegiatanpembelajaran
Kegiatan anak yang lebih banyak melakukan sesuatu dan dilakukan dengan cara
bermain kreatif sesuai minat anak.

2). Pengelolaan Kelas


Penataan ruang di ubah sehingga kelas dapat digunakan untuk membentuk posisi
melingkar. Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi posisi duduk melingkar
dengan guru.

3). Langkah-Langkah Perbaikan


RKH ke-1
egiatan awal :
(1) Baris,salam, doa, dan mengabsensi kehadiran siswa
(2) Berbag cerita
(3) Mengkondisikan anak agar siap menerima pembelajaran dengan mengajak anak
bercakap-cakap tentang sub tema.
(4) Memberikan apersepsi dan kegiatan fisik berlari mengelilingi ruangan sambil
melompati rintangan.

a) Kegiatan inti:

(1) Guru telah menyapkan alat peraga berupa batang daun papaya.
(2) Guru memberikan penjelasan kegiatan meronce dan cara mengurutkan pola
dengan bahan alam lingkungan (batang daun papaya) yang akan digunakan
dengan menggunakan metode demonstrasi.
(3) Guru menugaskan pada anak untuk meronce dengan bahan alam di atas, anak
mengikuti kegiatan yang didemonstrasikan guru.
(4) Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada
yang belum jelas.
5).Kegiatan diarahkan pada kegiatan individu dari masing-masing kelompok
6).Guru memberikan motivasi bagi anak pasif dalam mengerjakan tugas.
7).Guru memberi penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya dengan
penguatan kata.

b) Kegiatan akhir
(1) Bermain pesan berantai..
(2) Bercerita tentang Khasiat Basmalah
(3) Mengulas kegiatan hari ini
(4) Menyanyi, doa pulang dan salam

RKH ke-II
a) Kegiatan awal
(1) Baris, salam, doa, dan mengabsensi kehadiran siswa
(2) Berbagi ceita
(3) Mengkondisikan anak agar siap menerima pembelajaran
(4) Memberikan apersepsi dan menyanyi lagu sesuai tema dan melaksanakan
kegiatan fisik motorik untuk menyegarkan badan
b) Kegiatan inti
(1) Guru telah menyiapkan dan memberikan alat peraga berupa benang, bahan
alam berupa biji jenitri .
(2) Guru memberikan penjelasan kegiatan meronce dan cara mengurutkan polanya
yang akan digunakan dengan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
tadi
(3) Guru menugaskan pada anak untuk
disampaikan.

meronce sesuai pejelasan yang telah

(4) Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada
yang belum jelas
(5) Guru memberikan motivasi bagi anak pasif dalam mengerjakan tugas.
(6) Guru memberi penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya
dengan penguatan kata.
c) Kegiatan akhir
(1) Bertepuk tiga pola Tepuk Gembira.
(2) Bercerita tentang si Kancil yang Malang
(3) Mengulas kegiatan hari ini
(4) Menyanyi, Doa pulang dan Salam

RKH ke-III
a) Kegiatan awal:
(1) Baris, salam, doa, dan mengabsensi kehadiran siswa
(2) Berbagi cerita
(3) Mengkondisikan anak agar siap menerima pembelajaran dengan menyanyi lagu
sesuai tema.
(4) Memberika apersepsi berupa tanya jawab tentang sub tema.
(5) Kegiatan fisik membungkukkan badan meniru gerakan petani menanam padi
Kegiatan inti:

(1) Guru telah menyiapkan alat peraga berupa biji jali..


(2) Guru memberikan penjelasan pelaksanaan kegiatan meronce dan mengenalkan
bahan yang akan digunakan dengan menggunakan penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan berupa batang daun singkong.
(3) Guru menugaskan pada anak untuk

meronce sesuai pejelasan yang telah

disampaikan.
(4) Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada
yang belum jelas.
(5) Guru memberikan motifasi bagi anak yang pasif dalam mengerjakan tugas.
(6) Guru memberikan penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya
dengan penguatan kata.
d) Kegiatan akhir
(1) Mengucap sajak Petani.

(2) Mengulas kegiatan hari ini


(3) Bercerita tentang Kerbau dan Burung Jalak
(4) Menyanyi, Doa pulang dan salam

RKH ke-IV
a). Kegiatan awal
(1) Baris, salam, doa, dan mengabsensi kehadiran siswa
(2). Berbagi cerita
(3) Mengkondisikan agar anak siap menerima pelajaran dengan menyanyi

lagu sesuai

tema.
(4).Memberika apersepsi berupa tanya jawab tentang sub tema
(5).Melaksanakan kegiatan fisik kegiatan fisik memindah bola menurut warnanya
b) Kegiatan inti
1) Guru telah menyiapkan alat peraga berupa, bahan alam berupa batang daun
singkong .
2) Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan kegiatan meronce
dengan menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan tadi.
(3). Guru menugaskan pada anak untuk meronce sesuai pejelasan yang

telah

disampaikan
(4). Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada yang
belum jelas
(5). Guru memberikan motivasi bagi anak yang pasif dalam mengerjakan.
(6).Guru memberikan penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya
dengan penguatan kata.
c). Kegiatan akhir:
(1). Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan oleh guru
(2). Mengulas kegiatan hari ini
(3). Bercerita tentang Pesan dari Seorang Pengemis
(4). Menyanyi, doa pulang dan salam

RKH ke-V
a). Kegiatan awal
(1) Baris, salam, doa, dan mengabsensi kehadiran siswa
(2) Berbagi cerita/ pengalaman

(3) Mengkondisikan anak agar siap menerima pembelajaran dengan menyanyi


sesuai tema dan melaksanakan kegiatan motorik kasar.
b). Kegiatan inti:
(1) Guru telah menyiapkan alat peraga berupa, bahan alam yaitu biji kara.
(2) Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan kegiatan meronce
dengan menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan tadi.
(3). Guru menugaskan pada anak untuk meronce sesuai pejelasan yang

telah

disampaikan
(4). Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada yang
belum jelas
(5). Guru memberikan motivasi bagi anak yang pasif dalam mengerjakan.
(6).Guru memberikan penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya
dengan penguatan kata.
a) Kegiatan akhir
(1) Menirukan kembali 4-5 urutan kata
(2) Mengulas kegiatan hari ini
(3) Bercerita sesuai kreasi guru untuk menyampaikan pesan dan harapan.
(4) Menyanyi, doa pulang dan salam

1) Observasi/ Pengamatan
Data merupakan bagian pertama yang sangat menentukan, sebuah kualitas penelitian
sangat ditentukan oleh kualitas data yang diperoleh (Saciati,2007:8). Berdasrkan data dan
pengamatan, perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Sumber data anak didik adalah tentang kreativitas dalam meronce

dan

mengurutkan pola melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan.


b. Sumber data kalaborator meliputi pengamatan penerapan pemanfaatan bahan
alam lingkungan.
c. Instrument pengumpulan data pada perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas ini adalah:
a). Lembar pengamatan untuk mengetahui tentang kreativitas dalam meronce dan hasil
belajar serta mengurutkan pola melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan.
b). Lembar wawancara untuk mengetahui data tentang kesan anak didik terhadap
pembelajaran.

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk engumpulkan data dan informasi
yang diujikan (Arya Jalil,2007:3). Pengumpulan data merupakan langkah yang penting
dalam prosedur penelitian, karena pada umumnya data yang dikumpulkan selain untuk
penelitian eksploratif. Juga untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan ke dalam
variable. Kecermatan dalam memlih objektivitas dan kualitas penelitian. Pada penelitian
ini teknik pengumpulan data yaitu teknik pengumpulan data non tes untuk mengetahui
kreativitas dalam meronce dan mengurutkan pola melalui penerapan pemanfaatan bahan
alam lingkungan.
Selain terkumpul data, maka langkah selanjutnya adalah teknik analisis data. Menurut
Suharsimi Arikunto, secara garis besar pekerjaan analisis dan data meliputi tiga langkah,
yaitu: persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan perolehan penelitian
(Suharsimi Arikunto,2000:238). Teknik analisis data yaitu dengan membandingkan
persiklus antar siklus.
Adapun tahapan observasi sebagai berikut:

a. Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 kegiatan pengamatan difokuskan pada persiapan guru dan alat peraga
pada kegiatan yang akan dilakukan.
b. Pertemuan 2
Observasi melakukan pengamatan terhadap respon anak pada kegiatan meronce melalui
penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dan cara peneliti menyampaikan materi.
c. Pertemuan 3
Pengamatan ke 3 observasi mengganti persiapan peneliti pada alat peraganya dan langkahlangkah yang digunakan dalam kegiatan meronce .
d. Pertemuan ke 4
Observasi memfokuskan pada penerapan langkah-langkah dalam penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan pada kegiatan yang dilaksanakan.
e. Pertemuan 5
Observasi memfokuskan pada cara anak melakukan kegiatan dan kreativitas anak.
2) Refleksi
Pembelajaran meronce dilaksanakan setiap hari selama lima hari. Pelaksanaan pada
siklus I keterampilan anak dalam membuat meronce

melalui penerapan pemanfaatan

bahan alam lingkungan belum berhasil karena hanya 4 anak atau 29% namun dalam
kreatifias dan hasil belajar baru mencapai 11 anak (64%) anak-anak pada awalnya dalam

menyusun belum selesai dan hasilnya juga belum rapi menyusun didalam pola dan belum
sesuai harapan guru.
Setelah peneliti melakukan diskusi dengan observer tentang pemberian meronce pada
anak-anak ternyata kreativitas dan hasil belajar anak belum muncul dikarenakan banyak
anak yang kurang memperhatikan pada saat peneliti menjelaskan.
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus ke II perlunya mengoptimalkan anak dalam
kegiatan menggambar dengan teknik meronce melalui penerapan pemanfaatan bahan alam
lingkungan dengan kegiatan yang lebih bervariasi dan alat yang lebih menarik.

Kekuatan dan kelemahan perbaikan.


Pada siklus satu hasil pengamatan menunjukan ada kenaikan kreativitas dan hasil pada
tema Pekerjaan, yang semula 5 anak menjadi 11, atau 64% ada hal yang positif dalam
kegiatan pembelajaran melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan yaitu:
1) Anak-anak aktif dalam pembelajaran
2) Anak-anak memperhatikan guru
3) Anak-anak kreatif dan senang dalam kegiatan meronce
4) Anak-anak mengerjakan meronce banyak yang tepat dan sesuai harapan.
Selain hal positif diatas, ada yang perlu mendapat perhatian dalam perbaikan
pembelajaran yaitu:
1) Pengelolaan kelas belum kendusif benar, khususnya di bagian belakang.
2) Anak didik masih suka berebut saat pembelajaran.
3) Keributan masih terjadi, hanya beberapa anak yang menurut peneliti yang mau
mengerjakan meronce dan mengurutkan pola dengan tepat.
a. Kekuatan dan Kelemahan dalam meracang dan melakukan sesuatu Tindakan
Perbaikan Kegiatan pembelajaran
Kekuatan peneliti dalam merancang dan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran
adalah:
1) Menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran
2) Menyusun atau merancang RKH yang akan dilaksanakan.
3) Menentukan scenario perbaikan
4) Merancang pengelolaan kelas
5) Melakukan pengamatan kreativitas kegiatan seni meronce dan mengurutkan pola
dengan menggunakan lembar observasi

Adapun kelemahan dalam merancang dan melakukan tindakan perbaikan adalah:


1) Pengelolaan kelas yang dirancang belum mampu membuat anak tenang.
2) Suasana kelas masih gaduh.
Adapun tahapan refleksi sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
Pada hasil refleksi pertemuan pertama pada kegiatan pembelajaran meronce adalah
persiapan yang dilakukan guru sudah baik, namun dalam memanfaatkan alat peraga belum
maksimal.
b. Pertemuan II
Pada refleksi pertemuan kedua alat peraga berfungsi dengan baik dan anak-anak aktif
dalam kegiatan. Namun guru belum memberikan motivasi pada anak dengan baik sehingga
anak merasa cepat kelelahan.
c. Pertemuan III
Penerapan langkah-langkah demonstrasi pada pertemuan yang di terapkan pada kegiatan
cukup berhasil sehingga kegiatan pembelajaran seni meronce berlangsung dengan baik.
d. Kreativitas anak dalam kegiatan meronce dan mengurutkan pola belum
menunjukan kreatifitas yang baik sehingga perlu dilakukan upaya tindakan
perbaikan pada siklus kedua.
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran siklus I. Tingkat keberhasilan anak masih jauh
dari yang di harapkan. Maka peneliti melakukan siklus ke II. Tindakan perbaikan dapat
melalui kegiatan-kegiatan:
a) Perbaikan dalam penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dandemonstras
yang lebih variable.
b) Guru menyiapkan RKH dan alat peraga yang lebih menarik.
c) Guru mengajak anak untuk melaksanakan kegiatan meronce dengan guntingan
kertas.
d) Guru memberikan bimbingan dan motivasi pada anak
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan perbaikan untuk meningkatkan kreatifitas dan penerapan bahan alam
lingkungan adalah dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menetapkan setting dan waktu pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran
dengan lima kali tatap muka.

b) Menentukan materi pembelajaran, yaitu kemampuan dasar kognitif dan fisik


motorik halus pada kegiata meronce melalui pemanfaatan bahan alam
lingkungan
c) Menetapkan tujuan perbaikan yaitu meningkatkan kreativitas anak pada kegiata
meronce melalui pemanfaatan bahan alam lingkungan
d) Menyusun RKH lengkap denag alat dan bahan pembelajaran
e) Menyusun skenario perbaikan pembela
f) Menyusun lembar penilaian dan pengamatan yang meliputi:
1).Lembar peneitian kreatifitas perbaikan kegiatan pembelajaran.
2).Lembar observasi/ penilaian meronce dan mengurutkan pola.
3).Lembar penilaian hasil karya anak dalam perbaikan pembelajaran.
g) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
h) Menyusun lembar refleksi kegiatan siklus II
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Prosedur pelaksanaan PTK
o Untuk menyelesaikan masalah kurangnya kreativitas melalui pemanfaatan
bahan alam lingkungan anak yang masih rendah dalam meronce

dan

mengurutkan pola maka perlu dilakukan pemecahan masalah dalam


penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan. Adapun

prosedur

Penelitian Tindakan Kelas siklus II jika digambarkan sebagai berikut:

Studi pendahuluan

Dokumen laporan

Siklus

1. Pelaksanaan perbaikan

pendidikan anak

pembelajaran meronce

Observasi Pelaksanaan

melalui pemanfaatan bahan

perbaikan pembelajaran

alam lingkungan

meronce melalui

2. Observasi

pemanfaatan bahan alam

3. Diskusi

lingkungan
Kesimpulan

Tindakan siklus II

Diskusi dengan observer


Keberhasilan

Bagan 3.2 Prosedur Pembelajaran siklus I


Prosedur Kegiatan Perbaiakan Pembelajaran
Skenario perbaikan dengan tujuan perbaikan untuk meningkatkan penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan adalah:
1). Kegiatanpembelajaran
Kegiatan anak yang dilakukan dengan cara yang sesuai dengan minat anak.
2). Pengelolaan Kelas
Pada pengelolaan kelas di siklus II ini anak-anak dibuat menjadi 3 kolompok yaitu
kelompok dengan jepitan baju warna merah, putih dan biru.
3). Langkah-langkah perbaikan.
RKH ke-1
a) Kegiatan awal
(1) Baris, sala, doa, dan mengabsensi

Persiapan penelitian

Menetapkan solusi

kelompok

Menyusun RKH

(3) Berbagi cerita

Menyusun lembar observasi

Menyusun lembar evaluasi

kehadiran siswa
(2) Mengatur

tempat

(4) Mengkondisikan
menerika

duduk

anak

pembelajaran

dalam

agar

siap

dengan

mengajak anak bercakap-cakap tentang tema.


(5) Memberikan apersepsi berupa tanya jawab tema hari ini, yang dilanjutkan
kegiatan fisik.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru telah menyiapkan alat peraga bahan alam berupa biji jenitri dan biji jali.
(2) Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan
kegiatan meronce dan urutan polanya dengan menggunakan bahan alam
lingkungan tadi.
(3) Guru menugaskan pada anak untuk

meronce sesuai pejelasan yang telah

disampaikan.
(4) Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada
yang belum jelas
(5) Guru memberikan motivasi bagi anak pasif dalam mengerjakan tugas.

(6) Guru memberi penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya
dengan penguatan kata.
c). Kegiatan akhir
(1) Menujukkan beberapa gambar yang diminta
(2). Mengulas kegiatan hari ini
(3). Bercerita tentang Cita- Cita Rio
(4). Menyanyi, doa pulang dan salam

RKH ke-II
a) Kegiatan awal
(1) Baris, Salam, Doa, dan Mengabsensi kehadiran siswa
(2) Mengatur tempat duduk dalam kelompok
(3) Berbagi cerita/ pengalaman
(4) Mengkondisikan agar anak siap menerima pembelajaran dengan mengajak anak
bernyanyi lagu sesuai tema, tanya jawab dan dilanjutkan kegiatan fisik.
b) Kegiatan inti
(1). Guru telah menyiapkan alat peraga bahan alam berupa biji jagung dan biji jali.
(2).Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan kegiatan
meronce dan urutan polanya dengan menggunakan bahan alam lingkungan tadi.
(3). Guru menugaskan pada anak untuk meronce sesuai pejelasan yang telah disampaikan.
(4). Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada yang
belum jelas
(5). Guru memberikan motivasi bagi anak pasif dalam mengerjakan tugas.
(6). Guru memberi penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya dengan
penguatan kata.
c). Kegiatan akhir
(1). Pantomim
(2). Mengulas kegiatan hari ini
(3). Bercerita sesuai kreasi guru dengan alat peraga wayang karton
(4). Menyanyi, doa pulang dan salam

RKH ke-III
a. Kegiatan awal
(1) Baris, Salam, Doa, dan mengabsensi kehadiran siswa

(2) Mengatur tempat duduk dalam kelompok


(3) Mengkondisikan anak agar siap menerima pembelajaran dengan mengajak anak
bernyanyi lagu sesuai tema, tanya jawab sub tema dan melaksanakan kegiatan
fisik.
b. Kegiatan inti
(1). Guru telah menyiapkan alat peraga bahan alam berupa batang gelagah, biji kara dan
gronong.
(2).Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan kegiatan
meronce dan urutan polanya dengan menggunakan bahan alam lingkungan tadi.
(3). Guru menugaskan pada anak untuk meronce sesuai pejelasan yang telah disampaikan.
(4). Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada yang
belum jelas
(5). Guru memberikan motivasi bagi anak pasif dalam mengerjakan tugas.
(6). Guru memberi penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya dengan
penguatan kata
c. Kegiatan akhir
(1). Menirukan kembali bunyi atau suara tertentu
(2). Mengulas kegiatan hari ini
(3). Bercerita tentang Rubah yang Serakah
(4). Menyanyi, doa pulang dan salam

RKH ke-IV
a) Kegiatan awal
(1) Baris, Salam, Doa, dan mengabsensi kehadiran siswa
(2) Mengatur tempat duduk dalam kelompok
(3) Berbagi cerita/ pengalaman
(4) Mengkondisikan anak agar siap menerima pembelajaran dengan mengajak anak
bernyanyi lagu sesuai tema, tanya jawab sub tema dan melaksanakan kegiatan fisik.
b) Kegiatan Inti
(1). Guru telah menyiapkan alat peraga bahan alam berupa pupus daun pisang, batang daun
papaya, bunga ganyong,
(2).Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan kegiatan
meronce dan urutan polanya dengan menggunakan bahan alam lingkungan tadi.
(3). Guru menugaskan pada anak untuk meronce sesuai pejelasan yang telah disampaikan.

(4). Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada yang
belum jelas
(5). Guru memberikan motivasi bagi anak pasif dalam mengerjakan tugas.
(6). Guru memberi penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya dengan
penguatan kata.

c) Kegiatan akhir
(1). Menyebutkan macam- macam gerakan
(2). Mengulas kegiatan hari ini
(3). Bercerita tentang Anak yang Budiman
(4). Menyanyi, doa pulang dan salam

RKH ke-V
a) Kegiatan awal
(1) Baris, Salam, Doa, dan mengabsensi Kehadiran Siswa
(2) Mengatur tempat duduk
(3) Mengkoordinasi agar anak siap menerima kegiatan dan mengajak anak bernyanyi
lagu sesuai tema, tanya jawab sub tema dan melaksanakan kegiatan fisik.
b) Kegiatan inti
(1). Guru telah menyiapkan alat peraga bahan alam berupa gronong, biji jali, jenitri,
kembang ganyong
(2).Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan kegiatan
meronce dan urutan polanya dengan menggunakan bahan alam lingkungan tadi.
(3). Guru menugaskan pada anak untuk meronce sesuai pejelasan yang telah disampaikan.
(4). Guru menanyakan kembali akan penjelasan yang telah diutarakan bila mana ada yang
belum jelas
(5). Guru memberikan motivasi bagi anak pasif dalam mengerjakan tugas.
(6). Guru memberi penghargaan bagi anak yang berhasil mengerjakan tugasnya dengan
penguatan kata.
c) Kegiatan akhir
(1). Menyebutkan macam- macam ciptaan Tuhan
(2). Mengulas kegiatan hari ini
(3). Bercerita tentang Hari Minggu ke Rumah Nenek
(4). Menyanyi, doa pulang dan salam

Observasi/Pengamatan
Adapun tahapan observasi sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 kegiatan pengamatan difokuskan pada persiapan guru dan alat peraga
pada kegiatan yang dilakukan.
b. Pertemua 2
Observasi melakukan pengamatan terhadap respon anak pada kegiatan meronce

dan

mengurutkan pola melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dan cara
peneliti menyampaikan materi.
c. Pertemuan 3
Pegamatan ke 3 observasi mengamati persiapan peneliti terhadap pada alat peraganya dan
langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran meronce dan mengurutkan pola.
d. Pertemuan 4
Observasi memfokuskan pada penerapan langkah-langkah dalam penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan pada kegiatan pembelajaran seni meronce dan mengurutkan pola
e. Pertemuan 5
Observasi memfokuskan pada cara anak melakukan kegiatan dan kreativitas anak serta
penerapan langkah-langkah penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan.
1) Refleksi

Berdasarkan diskusi refleksi bersama teman sejawat akhirnya disimpulkan bahwa


pembelajran pada siklus II telah memenuhi target yang diharapkan. Oleh karena itu,
pembelajaran dianggap cukup untuk mengetahui sejauh mana kreativitas dalam
pembelajran meronce dan mengurutkan pola melalui penerapan penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan pada anak didik dihentikan.
a. Kekuatan dan Kelemahan perbaikan
Pada siklus 2 hasil pengamatan menunjukan ada kenaikan kreativitas dalam kegiatan
melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan, yang pada siklus 1 ada 11 anak
didik atau (64%) mejasi 16 anak atau 94%. Ada beberapa hal positif dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan yaitu:
1) Anak anak aktif dalam pembelajaran
2) Anak anak memperhatikan tugas
3) Bertanya dan menanggapi pertanyaan

4) Berkomunikasi dengan teman dan sangat antusias


Selain beberapa hal positif diatas, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam
perbaikan pembelajaran yaitu:
1) Pengelolaan kelas belum bisa membuat anak anak tentang secara
keseluruhan.
2) Anak didik masih saling berebut pada saat pembelajaran meski
sudah dibagi perkelompok.
b. Kekuatan dan Kelemahan dalam Merancang dan Melakukan Sesuatu
Tindakan Perbaikan Kegiatan pembelajaran.
Kekuatan peneliti dalam merancang dan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran
adalah:
1) Menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam perbaikan
pembelajaran
2) Menyusun atau merancang RKH yang akan dilaksanakan
3) Menentukan scenario perbaikan
4) Merancang pengelolaan kelas
5) Melakukan pengamatan kreatifitas dan hasil belajar dalam meronce dan
mengurutkan pola melalui penerapan pemanfaatan bahan alam
lingkungan.
Kelemahan peneliti dalam merancang dan melakukan tindakan perbaikan adalah:
1) Pengelolaan kelas yang di rancang oleh guru belum dapat membuat
seluruh anak tenang
2) Guru belum maksimal dalam menyiapkan pembelajaran dalam
kegiatan anak
Adapun tahapan refleksi sebagai berikut;
a.

Pertemuan I

Hasil refleksi pertemuan pertama pada kegiatan pembelajara meronce dan mengurutkan
pola adalah persiapan yang telah dilakukan guru dengan baik, namun pemanfaatan alat
peraga masih belum maksimal.
b. Pertemuan II
Pada pertemuan kedua alat-alat peraga telah berfungsi dengan baik dan anak-anak pun
telah aktif malakukan kegiatan pembelajaran meronce, namun guru dalam memotivasi
anak belum mampu sehingga anak cepat lelah.
c. Pertemuan III

Dalam menerapkan langkah-langkah penggunaan penerapan pemanfaatan bahan alam


lingkungan belum dapat semaksimal mungkin karna pengorganisasian anak oleh guru
belum berhasil dan kurnag memuaskan bagi anak.
d. Pertemuan IV
Perbaikan penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan yang diterapkan pada
kegiatan ini cukup berhasil dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran seni meronce dan
mengurutkan pola berlangsung dengan baik dan anak-anak pun mengerjakan dengan
kondusif.
e. Pertemuan V
Kreativitas anak dalam kegiatan pembelajaran seni meronce

dan mengurutkan pola

melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan sudah berhasil maka kreativitas
dan hasil anak sudah cukup sampai siklus kedua ini.
Setelah dilakukan pembelajaran di siklus yang kedua, ternyata telah sampai kriteria
keberhasilan kreatifitas anak dalam pembelajaran meronce dan penerapan pemanfaatan
bahan alam lingkungan . Dari 17 anak yang berhasil ada 16 anak (94%), maka perbaikan
pembelajaran telah berhasil dan selesai pada siklus yang kedua.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Per Siklus


Rancangan perbaikan pembelajaran disusun oleh peneliti dalam 5 (lima) bentuk Rencana
Kegiatan Harian (RKH). Perencanaan scenario perbaikan Siklus I dan Siklus II terlampir.
Rancangan langkah-langkah perbaikan tiap siklusnya dapat dirinci sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
Pada siklus pertama peneliti bertanya tentang kreatifitas meronce . Peneliti memberikan
kesempatan pada anak untuk melaksanakan kegiatan meronce

melalui penerapan

pemanfaatan bahan alam lingkungan. Pada siklus ke-1 perbaikan pembelajaran belum
berhasil karena masih ada 6 anak (34%) yang belum berhasil dalam kegiatan..
2. Siklus Kedua
Pada siklus kedua, anak diberi kegiatan yang lebih bervariatif dengan alat pembelajaran
yang dilengkapi pola-pola baru. Dalam perbaikan pembelajaran disiklus kedua ini sudah
tercapai karena anak yang sudah berhasil dalam menyusun meronce dan mengurutkan pola
mencapai 94% (16 anak). Hal ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran meronce
berhasil dan berakhir pada siklus kedua. Tujuan perbaikan adalah untuk meningkatkan
kreativitas melalui pemanfaatan bahan alam lingkungan dalam pembelajaran meronce
pada anak.
B. Pembahasan Hasil Tiap Siklus
1. Pembahasan Tiap Siklus
a. Siklus pertama
1) Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesa yang telah dibuat peneliti mempersiapkan untuk membuat 5
rencana kegiatan harian beserta scenario perbaikan yang mencangkup lagkah-langkah guru
dan anak dalam perbaiakan pembelajaran. Terkait dengan 5 RKH, peneliti mempersiapkan
lembar observasi, alat pembelajaran serta mengajak anak untuk melaksanakan kegiatan di
dalam kelas dengan didemonstrasikan guru.

2) Pelaksanaan
Berdasarkan perbaikan pembelajaran dilaksanakan setelah 5 (lima) kali dengan jadwal
sebagai berikut:
a. Hari pertama

: Senin, 1 Februari 2016

b. Hari keedua

: Selasa, 2 Februari 2016

c. Hari ketiga

: Rabu, 3 Februari 2016

d. Hari keempat

: Kamis, 4 Februari 2016

e. Hari kelima

: Jum.at, 5 Februari 2016

f. Pelaksanaan perbaikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


(a) Kegiatan awal
Sebelum proses pengamatan dimulai anak berbaris masuk kelas lalu berdoa sebelum
belajar dan mengucap salam. Untuk membangkitkan semangat anak-anak penelit mengajak
anak didiknya untuk bernyanyi, kemudian mempersilahkan anak-anak untuk berbagi cerita,
dan melakukan tanya jawab kepada anak sesuai tema serta melaksanakan kegiatan fisik
motorik kasar untuk mengembangkan dan menjelaskan alat pembelajaran yang akan di
gunakan, dan menjelaskan cara menyusun meronce . Setelah itu peneliti meminta anak
memberi kesempatan bertanya kalau-kalau ada yang belum jelas, setelah siap peneliti
meminta anak-anak untuk melaksanakan kegiatan, kemudian peneliti member penilaian
dan pengamatan pada proses dan hasil anak.

(b) Kegiatan inti


Sebelum kegiatan ini dimulai, terlebih dahulu guru memperlihatkan dan menjelaskan alat
peraga, menjelaskan cara melaksanakan kegiatan dan mendemonstrasikan dalam kegiatan
meronce kemudian meminta anak melaksanakan kegiatan, dan memberi penguatan kepada
anak yang dapat melaksanakan tugas dan motivasi pada yang belum mampu, serta member
penilaian pada kemampuan anak.

(c) Kegiatan akhir


Peneliti mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksankan dari awal sampai akhir. Peneliti
memberikan penilaian dan penguatan saran kepada anak, lalu kegiatan ditutup dan anakanak bedoa untuk pulang.
3) Observasi
Observasi adalah melakukan observasi terhadap penelitian yang sedang dilaksanakan.
Disamping itu observer mewawancarai anak-anak dan memberi penguatan kepada yang
lebih mampu dengan baik serta membimbing anak yang belum terampil dalam menyusun
meronce melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan.
4) Refleksi
a) RKH ke-1

Anak-anak dikenalkan dengan alat peraga yang akan di gunakan untuk membuat meronce
seperti: biji jenitri, biji jali, dan bahan alam lainnya.
b) RKH ke-2
Pada pertemuan kedua peneliti menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam
lingkungan kegiatan meronce ternyata dapat meningkatkan keberhasilan anak sehingga
anak kreatif dalam membuat meronce bertambah 2 anak menjadi 4 anak namun baru 36%.
Untuk itu perlu diperbaiki metode, sarana dan media yang digunakan.
c) RKH ke-3
Pada pertemuan ketiga peneliti mendemonstrasikan kegiatan meronce berkali-kali dan
pelan sehingga anak lebih jelas dalam mengikuti kegiatan yang di demonstrasikan peneliti
dan peneliti juga memberi bimbingan pada anak yang pasif. Pada kegiatan hari ketiga
kreativitas anak bertambah 2 menjadi 6 anak (59%).
d) RKH ke-4
Pada pertemuan hari keempat guru mendemonstrasikan dengan mencoba menggunakan
bahan yang berbeda-beda dalam pola meronce . Mungkin dengan ukurannya lebih kecil
dan warna berbeda dapat memunculkan kreatifitas anak, sehingga anak mampu
mengoordinasikan anatar mata, tangan, dan otak. Ternyata kreatifitas anak dalam kegiatan
meronce bertambah anak menjadi 9 anak (63%).
e) RKH ke-5
Hari kelima pada hari kelima guru menugaskan pada anak untuk membuat meronce dari
ukuran lebih kecil lagi. Anak yang bisa mengerjakan meronce dengan benar dan kreatif
bertambah menjadi 11 anak (64%).

Pada siklus pertama perbaikan pembelajaran belum berhasil karena masih 6 anak (34%)
yang belum kreatif dalam kegiatan meronce (64%) yang sudah kreatif dalam menyusun
meronce 11 anak. Oleh karena itu pada siklus kedua dibuat kegiatan dengan teknik dan
alat yang lebih menarik dan menggunkan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan.

b. Siklus Kedua
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi peneliti mempersiapkan dan menetapkan rencana pembelajaran
untuk siklus kedua bersama skenario perbaikan. Skenario perbaikan berisi langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh peneliti kepada anak dalam kegiatan perbaikan-perbaikan
pembelajaran. Peneliti juga mempersiapkan alat peraga dan alat evakuasi.

2) Pelaksanaan
Kegiatan disusun pada RKH dengan jadwal sebagai berikut :
a) Hari pertama

: Selasa,9 Februari 2016

b) Hari kedua

: Rabu, 10 Februari 2016

c) Hari ketiga

: Kamis, 11 Februari 2016

d) Harii keempat

: Jumat, 12 Februari 2016

e) Hari kelima

: Sabtu, 13 Februari 2016

Pelaksanaan perbaikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


a) Kegiatan awal
Sebelum kegiatan dimulai anak berbaris masuk kekelas lalu berdoa sebelum belajar dan
mengucap salam. Kemudian peneliti mengabsen kehadiran anak. Untuk membangkitkan
semangat anak-anak peneliti menyanyi sesuai tema dan bercakap-cakap sesuai tema, serta
melaksanakan kegiatan fisik motorik kasar untuk mengembangkan oto-otot anak.
b) Kegiatan inti
Setelah kondisi kelas memungkinkan untuk dimulai kegiatan, trlebih dahulu guru
memperhatiakan dam menjelaskan alat peaga, menjelaskan cara melaksanakan kegiatan
dan mendemonstrasikan dalam membuat meronce kemudian diminta anak melaksanakan
kegiatan, memberi penguatan dan penelitian pada kreatifitas dan hasil karya anak.
c) Kegiatan akhir
Peneliti mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan dari awal sampai akhir.
Peneliti memberikan penilaian dan penguatan serta saran kepada anak, lalu kegiatan di
tutup dan anak-anak berdoa untuk pulang.

3) Refleksi
a) RKH ke-1
Guru mendemonstrasikan kegiatan meronce dengan bahan alam berupa jenitri dan jali
dengan pelan-pelan dan sejelas- jelasnya ternyata hasil belajar anak meningkat dalam
membuat meronce sehingga anak yang berhasil dalam membuat meronce bertambah 1
anak menjadi 12 anak.
b) RKH ke-2
Pada pertemuan kedua peneliti mendemonstrasikan kegiatan meronce

dengan ukuran

besar dan anak yang kreatif bertambah 1 anak sehingga menjadi 13 anak. Ternyata dihari
kedua disiklus ke-2 kreativitas anak dalam membuat meronce belum mencapai kriteria
yang diharapkan maka diadakan perbaikan lagi dihari ketiga.

c) RKH Ke-3
Pada pertemuan ketiga peneliti mendemonstrasikan kegiatan meronce dengan bahan alam
berupa batang gelagah, kara dan gronong untuk menggugah kreatifitas anak. Ternyata pada
pertemuan ketiga hasilnya bertambah 1 lagi anak yang kreatif menjadi 14 anak. Maka
dilanjutkan perbaikannya dihari ke-4.
d) RKHKe-4 :
Pada pertemuan keempat peneliti mendemonstrasikan cara menyusun bahan alam berupa
pupus daun pisang, batang daun papaya, dan bunga ganyong, anak lebih kreatif dan
nyatanya yang kreatif bertambah 1 anak dihari ke-4 menjadi 15 anak.
e) RKH Ke-5
Pada hari kelima peneliti tidak mendemonstrasikan pada anak karena dianggap sudah bisa
dalam membuat meronce , dipertemukan kelima dalam membuat meronce dengan
pemanfaatan bahan alam berupa gronong, biji jali, jenitri dan kembang ganyong hasil anak
yang kreatif juga tambah 1 jadi jumlahnya menjadi 16 anak (94%).
Setelah dilakukan perbaikan di siklus kedua ternyata sudah mencapai kriteria keberhasilan
dalam membuat meronce dan mengurutkan pola. Dari 17 anak jumlah anak yang berhasil
16 anak (94%) dan yang belum berhasil 1 anak ( 6%) maka dari itu pembelajaran
perbaikan dinyatakan selesai pada siklus kedua.

C. Hasil Pengolahan Data


Dari peroleh evaluasi di atas menunjukan adana peningkatan hasil belajar anak dalam
setiap siklus perbaikan pembelajaran. Hal tersebut disebabkan karena guru memakai
penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dan bimbingan yang intensif yang di
lakukan guru. Untuk lebih jelasnya perhatikan data berikut ini:

Table IV.1. Hasil evaluasi siswa pada studi siklus I dan II


NO NAMA SISWA

HASIL PENILAIAN
Data awal

Siklus I

Siklus II

Ahmad Saeful Munir

Aina Septiani

Alfiah Husna munyasarroh

Andri Nur Alfian

Bilqis Talita Sakhi

Dhika Yoga Firmansyah

Elka Rayhan Subagyo

Faris Barlinton

Fikri Nur Irawan

10

Ghani Febrian Nugraha

11

Iffah Habbibatul Khoriyah

12

Ilham Rahmat Rianto

13

Nur Aisah Putri

14

Sawar Pujiyanto

15

Refi Mariska Oktafia .L.

16

Tusifa Rahmadhani

17

Wahid Saputra

Pada saat melaksanakan kegiatan perbaikan, peneliti mengamati kegiatan mengenai


kreatifitas anak yang dilakukan pada studi awal, siklus pertama dan siklus kedua.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat diperoleh dara seperti berikut:
Table IV.2.Tabel Distribusi frekuensi keterampilan anak dalam meronce dengan melalui
penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan.
No Kegiatan
pembelajaran

Criteria Penilaian

jumlah

Kurang (0)

Sedang (v)

Berhasil (.)

jumlah %

jumlah

jumlah

Kondisi awal

13

76

24

17

Siklus I

36

11

64

17

Siklus II

16

94

17

Dari table IV.1 dapat diketahui adanya peningkatan keterampilan anak didik pada setiap
siklus. Pada saat studi awal anak yang kratif mengerjakan meronce 4 anak (24%). Dari
studi awal ke siklus I ke siklus II meningkat menjadi 16 anak (94%). Berdasarkan hasil
tersebut dapat dilihat dapat dilihat bahwa anak sangat kreatif dalam mengerjakan meronce
sesuai kriteria keberhasilan, yaitu setiap siklus hasilnya selalu meningkat. Apabila data
tersebut dipindahkan dalam siklus hasilnya selalu meningkat. Apabila data tersebut
dipindahkan dalam diagram batang akan terlihat sebagai berikut:

18
16
14
12
Kurang

10

Sedang

Baik
6
4
2
0
studi awal

siklus I

siklus II

Tabel.IV.I
Kreatifitas anak dalam meronce dengan teknik melalui penerapan pemanfaatan bahan
alam lingkungan. Berikut ini menjelaskan data anak yang sangat kreatif (bernilai baik)
hasil perolehan tindakan perbaikan sebagai berikut:
a. Siklus Ke-I, anak yang sangat terampil sebanyak 11 anak (64%) dari 17 anak.
b. Siklus ke-II, anak yang belum berhasil sebanyak 1 anak dari 17 anak (94%)

Sedangkan anak yang belum kreatif, hasil peroleh tindakan perbaikan sesuai dengan kriteri
pada setiap siklusnya mengalami penurunan yaitu:
a. Siklus ke-1, anak yang belum berhasil sebanyak 6 dari 17 anak (36%)
b. Siklus ke-2, anak yang belum berhasil sebanyak 1 anak dari 17 anak (6%)
c. Gravik.IV.2 Jumlah siswa yang berhasil dalam meronce dengan teknik meronce
pada siklus ke-1 dan ke-2

100%
90%
80%

Axis Title

70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Sedang;
Kurang; 0
studi awal

siklus I

siklus II

Dari grafik tersebut disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran yang telah dilaksankan
dari siklus I dan siklus II selalu mengalami kenaikan. Meskipun dalam kenaikan tersebut
persentasnya belum maksimal.
Hasil tersebut peneliti anggap sebagai suatu kewajaran dimana tipe belajar masing-masing
siswa berbeda dan siswa mempunyai latar belakang yang berbeda pula. Peneliti sudah
berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan informasi dan melaksanakn pembelajaran
yang efektif.
D. Deskripsi Temuan dan refleksi
Setelah meneliti melaksanakan kegiatan membuat meronce

melalui PTK yang

dilaksanakan dalam 2 siklus ditemukan hal-hal sebagai berikut:


1.Pembelajaran yang menyenangkan
2.Semangatnya anak-anak dalam melaksanakan kegiatan meronce
3.Rasa kemauan dan minat pada diri anak untuk kreatif dan menyusun pola dalam
kegiatan meronce .
4.Melalui refleksi terhadap perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, penelitian
menemukan beberapa kelemahan yang dapat mengurangi viliditas temuan antaranya:
1. Penelitian Tindakan Kelas memerlukan komitmen penelitian untuk terlibat
didalamnya.
2.

Faktor waktu ini akan menjadi kendala besar karena peneliti sebagai guru harus
membagi waktunya untuk melaksanakan tugas rutinnya dan melakukan penelitian.

3. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknis dasar penelitian pihak


peneliti sehingga peneliti (guru) pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan
penelitian juga merupakan kurangnya pemahaman tentang PTK.
E. Perbaikan kegiatan meronce yang dilaksanakan dalam 2 siklus ternyata menunjukan
peningkatan yang sangat menggembirakan. Pada tabel menunjukan adanya
keterlaksanaan kegiatan membuat meronce anak pada tiap siklus. Hal ini membuktikan
bahwa kegiatan perbaikan tersebut sangat membantu siswa dalam meningkatkan
kreatifitas..
Keberhasilan pelajaran di atas tidak lepas dengan adanya teori-teori pendapat para pakar
yang telah meneliti jadikan rujukan. Dalam setiap kegiatan pembelajaran, seorang guru
hendaknya mengusahakan media dan alat-alat bantu dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut sesuai dengan
enclycopedia of education resource (dalam Rusna Ristosa dan Prayitno, 2006) tentang
manfaat alat bantu bagi pendidikan.
Guru juga dituntut untuk dapat menciptakan situasi yang memungkinkan proses belajar
dalam diri siswa, dengan menciptakan kegiatan yang memungkinkan siswa mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal melalui pembelajaran yang efektif seperti diutarakan
oleh Whright (dalam Suciati,dkk:2004).
Perolehan hasil belajar siswa siklus pertama yaitu 17 anak, anak yang berhasil 11 anak
(64%) sedangkan anak yang belum berhasil 6 anak (36%). Hasil tersebut lebih baik
dibandingkan pada studi awal yang hanya 4 anak (24%) dan yang belum berhasil mencapai
13 anak (76%), pada siklus kedua naik yang sudah berhasil meningkat menjadi 16 anak
(94%) dan 1 anak (6%) belum berhasil dalam kegiatan meronce dan mengurutkan pola..
Dengan menggunakan penerapan pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan sangat
menjadikan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membawa anak mencapai
kreatifitas dan keberhasilan dalam mengurutkan pola yang menggembirakan sehingga
dalam kedua siklus perbaikan pembelajaran ini selalu mengalami peningkatan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dari hasil yang diperoleh berdasarkan data pengamatan selama
melaksanakan perbaikan pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penggunaan

penerapan

pemanfaatan

bahan

alam

lingkungan

dapat

meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran meronce .


2. Penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat meningkatkan
kreatifitas mengurutkan pola anak dalam pembelajaran mengurutkan pola .
3. Dengan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan kegiatan belajar jadi
lebih menyenangkan dan anak juga lebih bersemangat karena dari studi awal
sampai ke siklus II meningkat, dari 64% menjadi 94%.
4. Bimbingan intensif, pendekatan yang tepat, dan motivasi meningkatkan
semangat anak dalam kreatifitas dan hasil belajar yang lebih baik.
5. Penggunaan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan menjadikan
pelajaran jadi lebih bermakna dan optimal.
6. Media, alat, warna bahan, dan pola yang menarik juga meningkatkan kreativitas
dan hasil belajar dalam pembelajaran meronce dan mengurutkan pola.

B. Implikasi
Implikasi berdasarkan kesimpulan yaitu kegiatan pembelajaran seni meronce dan
mengurutkan pola melalui penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan untuk
meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar anak dilakukan secara berulang-ulang dengan
menggunakan alat yang berbeda dan bervariasi serta menarik. Pelaksanaan persiapan
kegiatan belajar mengajar diberikan secara terpadu dalam pembelajaran kopetensi dasar
dalam hal ini pembangunan fisik motorik halus dan kognitif.

C. Saran
1. Mengingat pelaksanaan penelitian ini baru 2 siklus maka peneliti lain
diharapkan dapat melanjutkan temuan yang lebih signifikan.
2. Guru hendaknya selalu memberi bimbingan dan perhatian juga kesempatan
yang lebih melalui pemanfaatan bahan alam lingkungan pada anak dalam

meningkatkan kreatifitas anak dalam pembelajaran meronce dan mengurutkan


pola .
3. Seyogyanya kepala sekolah selalu mendukung program peningkatan mutu
belajar pendidikan melalui pelatihan untuk mendapatkan inovasi-inovasi baru
lagi.
4. Bagi yayasan memberikan fasilitas yang mendukung untuk meningkatkan
professional guru dan mutu sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Cut Kamasih,dkk. 2007. Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas
terbuka
JG AK Wardani. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Universitas Terbuka
Moeslichatoen R.1999.Penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan danPengajaran di
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rinika Cipta
Oho Graha. 1983. Seni Rupa Media Pengajaran Dengan Kreativitas. Jakarta: Depdikbud
Pamadhi Hajar, Mareti Pokok Keterampilan Anak.1-9/PAUD 4403. Jakarta: Universitas
Terbuka
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas: PT. Absana

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat ijin penelitian
2. Surat keterangan telah melaksanakan tugas
3. Surat keterangan pengamat
4. Rancangan satu siklus
5. Rencana kegiatan
6. Skenario perbaikan siklus I
7. Skenario perbaikan siklus II
8. RKH
9. Lembar pengamat teman sejawat siklus I dan II
10. Lembar wawancara anak
11. Hasil observasi terhadap perilaku guru saat kegiatan
12. Catatan harian observasi
13. Foto kegiatan dan hasil kegiatan

TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 18


DESA PANDANSARI KEC.SRUWENG
KABUPATEN KEBUMEN

SURAT IJIN PENELITIAN


No : 1/ TK /PDS / I / 2016

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari Kecamatan


Sruweng Kabupaten Kebumen, Dengan ini memberikan ijin kepada:
Nama

: SUPARTI, S. Pd. AUD

Tempat, Tanggal Lahir


Pekerjaan
Alamat Rumah

: Kebumen, 27 Februari 1975


: Guru TK Pertiwi 18 Pandansari Sruweng
: Pandansari RT 01/ RW 07, Sruweng
Kebumen.

Untuk mengadakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pelaksanaan perbaikan


pembelajaran di TK Pertiwi 18 Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen.
Demikian Surat ijin ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Pandansari, 29 Januari 2016


Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari

TUMINAH, S. Pd. AUD

TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 18


DESA PANDANSARI KEC.SRUWENG
KABUPATEN KEBUMEN

SURAT KETERANGAN
No : 3 / TK /PDS / II / 2016

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari Kecamatan


Sruweng, Kabupaten Kebumen menerangkan bahwa:
Nama

: SUPARTI, S. Pd. AUD

Tempat, Tanggal Lahir


Pekerjaan
Alamat Rumah

: Kebumen, 27 Februari 1975


: Guru TK Pertiwi 18 Pandansari Sruweng
: Pandansari RT 01/ RW 07, Sruweng
Kebumen.

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul Pemanfaatan


Bahan Alam Lingkungan (BAL) untuk meningkatkan Kreativitas Meronce

dan

Mengurutkan Pola melalui Metode Demonstrasi pada anak didik TK Pertiwi 18 Kelompok
B Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Pandansari, 27 Februarai 2016


Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari

TUMINAH, S. Pd. AUD

TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 18


DESA PANDANSARI
KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN

SURAT KETERANGAN
No : 2 / TK /PDS / I / 2016

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari Kecamatan Sruweng,
Kabupaten Kebumen menerangkan bahwa :
Nama

: TUMINAH, S. Pd.AUD

Jabatan

: Kepala TK

Adalah teman sejawat dari :


Nama

: SUPARTI, S. Pd.AUD

Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 27 Februari 1975


Pekerjaa

: Guru TK Pertiwi 18 Pandansari Sruweng

Alamat Rumah

: Pandansari RT 01/ RW 07, Sruweng


Kebumen.

Yang akan membantu dalam pengambilan data pada pelaksanaan perbaikan


pembelajaran Meningkatan Kreativitas Meronce

dan Mengurutkan Pola melalui

Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BAL) dengan Metode Demonstrasi di Kelompok B


TK Pertiwi 18 Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pandansari, 29 Januari 2016
Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari,

TUMINAH, S. Pd. AUD

Lampiran 2
RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus

:I

Tema

: PEKERJAAN

Kelompok

:B

Tanggal

: 1 Februari 2016 s/d 5 Februari 2016

Tujuan perbaikan

: Meningkatan Kreativitas Meronce dan Mengurutkan Pola melalui

Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BAL) dengan Metode Demonstrasi di Kelompok B


TK Pertiwi 18 Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.

Identivikasi masalah :
1. Kreatifitas anak dalam kegiatan seni meronce dan mengurutkan pola rendah
2. Rendahnya hasil belajar anak dalam kegiatan meronce dan mengurutkan pola
3. Belum adanya pemanfaatan bahan alam lingkungan dalam kegiatan meronce dan
mengurutkan pola
4. Belim semua anak selesai dalam mengerjakan kegiatan meronce dan mengurutkan
pola
5. Kurangnya minat anak dalam kegiatan meronce dan mengurutkan pola

Dari keempat masalah tersebut yang teridentivikasi masalah yang akan di perbaiki adalah
Kurangnya kreativitas dan Pemanfaatan bahan alam lingkungan dalam kegiatan meronce
dan mengurutkan pola.
Analisis masalah :
1. Guru dalam menyampaikan pelajaran terlalu cepat
2. Guru belum menggunakan media yang tepat
3. Guru belum menggunakan media yang menarik
4. Anak dalam menyusun meronce belum diarahkan oleh guru
5. Guru terlalu kecil dalam memberi contoh
6. Guru belum menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan

Rumusan masalah :
1. Apakah

penerapan

pemanfaatan

bahan

alam

lingkungan

dapat

meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran meronce pada anak


kelompok B di TK Pertiwi 18 Pandansari ?
2. Apakah penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat
meningkatkan kreatifitas mengurutkan pola dalam pembelajaran meronce
pada anak kelompok B di TK Pertiwi 18 Pandansari?

RENCANA KEGIATAN
SIKLUS 1
RKH

Pembukaan

INTI

PENUTUP

1. Baris, salam, dan Doa

1. Meronce dengan batang 1. Pesan Berantai

KE
1

2. Berbagi cerita
3. Berlari
ruangan

2. Diskusi

daun pepeya

mengelilingi 2. Menghubungkan lambang


sambil

m-

lompati rintangan

bilangan dengan kelereng


3.Memberi

tanda

warna

hijau pada gambar ciptaan

kegiatan

sehari
3. Bercerita

tentang

Khasiat
Basmalah

Tuhan

II

1. Menirukan

suara 1. Melipat menjadi bentuk 1. Bertepuk

sebagai tanda

baju

2. Berbagi cerita

2. Meronce

3. Menangkap

dan

melambungkan bola

tangan

dengan 3 pola
dengan

biji 2. Diskusi

jenitri

kegiatan

sehari

3. Membuat berbagai bentuk 3. Bercerita


dari plastisin

tentang

si Kancil

yang

Malang
III

1. Tanya jawab sub tema

1. Meronce dengan biji jali

2. Berbagi cerita

2. Mengecap dengan batang

3. Meniru grrakan petani

daun talas
3. Mengecap dengan batang

menanam padi

daun talas

1. Menyany

lagu

Bapak Tani
2. Cerita

tentang

Kerbau

dan

Burung Jalak
3. Diskusi

kegiatan

sehari
IV

1. Tanya jawab sub 1. Meronce dengan batang


tema

daun singkong

2. Bermain

kereta 2. Menggunting bentuk zig-

merangkai gerbong
3. Berbagi cerita

zag
3. Mengerjakan maze

1. Menirukan
urutan

kata

sederhana
2. Bercerita
tentang
Pesan

dari

Seorang
Pengemis

3. Diskusi
kegiatan
sehari

1. Menceritakan
pengalamannya
2. Berbagi cerita
3. Melompat
tangga

1. Membuat gambar bebas

1. Menirukan

dari bentuk dasar titik

kalimat

2. Permainan warna dengan


dari

benang
3. Meronce
kara

sederhana
2. Menyanyi

dengan

biji

laguDoa
3. Diskusi sehari

Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : : Meningkatan Kreativitas Meronce dan Mengurutkan Pola melalui
Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BAL) dengan Metode Demonstrasi di Kelompok B
TK Pertiwi 18 Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.
Siklus

: 1

Hari/tanggal

: Senin, 1 Februari 2016 s/d 5 Februari 2016

Hal-hal yang diperbaiki/ditingkatkan:


1. Kegiatan pembelajaran:
a. Meronce dengan pemanfaatan bahan alam berupa batang daun pepaya
b. Meronce dengan pemanfaatan bahan alam berupa biji jenitri
c. Meronce dengan pemanfaatan bahan alam berupa biji jali
d. Meronce dengan pemanfaatan bahan alam berupa biji batang daun singkong
e. Meronce dengan pemanfaatan bahan alam berupa biji kara
2. Pengelolaan kelas :
Penataan ruang
a. Penataan ruang di bagi menjadi tiga kelompok tempat kegiatan dan tempat
duduknya
b. Posisi anak saat kegiatan berhadapan dalam kelompok
3. Media dan sumber belajar:
a. Bahan alam lingkungan
b. Benang plastik
c. Nampan
4. Langkah-langkah perbaikan :
a. Sebelum kegiatan guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan
b. Guru melakukan apersepsi mengenalkan kegiatan, alat dan juga bahan yang
akan di gunakan
c. Guru memberi petunjuk pada anak cara meronce dengan baik
d. Guru mendemonstrasikan cara menyusun urutan pola dan anak di minta untuk
memperhatikan
e. Setelah menjelaskan semua kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu guru
menanyakan pada anak-anak bila ada yang belum jelas
f. Guru memberikan tugas pada anak untuk meronce dan memberi motivasi pada
anak yang pasif

g. Guru mengawasi anak dan memberi bimbingan serta motivasi dan jika perlu
membantu anak yang pasif
h. Guru mengefaluasi proses dan hasil karya anak
4. Pengelolaan kelas
a. Tiap kelompok dengan penataan kelas anak-anak duduk saling berhadapan
dengan teman lain
b. Guru mengatur anggota kelompok agar seimbang
c. Posisi anak di ubah agar anak-anak lebih nyaman, dan konsentrasi dalam
melaksanakan kegiatan.

Skenario Perbaikan
Tujuan Perbaikan

: Meningkatan Kreativitas Meronce dan Mengurutkan Pola melalui

Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BAL) dengan Metode Demonstrasi di Kelompok B


TK Pertiwi 18 Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.
Siklus

:2

Hari/tanggal

: Selasa, 9 Februari 2016 s/d 13 Februari 2016

Hal-hal yang diperbaiki atau di tingkatkan :


1. Kegiatan pembelajaran :
a. Kegiatan meronce dengan bahan alam berupa biji jenitri dan jali
b. Kegiatan meronce dengan bahan alam berupa biji jagung dan jali
c. Kegiatan meronce dengan bahan alam berupa batang gelagah, kara dan
gronong.
d. Kegiatan meronce dengan bahan alam berupa pupus daun pisang,batang daun
pepayaa dan bunga ganyong
e. Kegiatan meronce dengan bahan alam berupa gronong, jali , jenitri, dan bunga
ganyong
2. Pengelolaan kelas
Penataan ruang:
a. Penataan ruang di bagi menjadi tiga kelompok tempat kegiatan dan tempat
duduknya
b. Posisi anak saat kegiatan berhadapan dalam kelompok
3. Media dan sumber belajar
a. Berbagai jenis bahan alam lingkungan
b. Benang plastik
c. Nampan plastik
4. Langkah-langkah perbaikan
a. Sebelum kegiatan guru menyiapkan alat peraga yang akan di gunakan
b. Guru melakukan apersepsi mengenalkan kegiatan, alat juga bahan- bahannya
yang akan di gunakan
c. Guru memberi petunjuk pada anak cara meronce dengan lebih baik dan rapi
d. Guru mendemonstrasikan cara mengurutkan pola dan anak diminta untuk
memperhatikan
e. Setelah menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu guru
menanyakan pada siswa bila ada yang belum jelas untuk di ulas

f. Guru memberikan tugas pada anak untuk meronce dan cara mengurutkan pola,
dan memberi motivasi pada anak yang pasif
g. Guru mengawasi anak dan memberi bimbingan serta motivasi jika perlu
membantu anak yang pasif agar semangat dan mandiri
h. Guru memberikan penguatan dan penghargaan pada anak yang telah
mengerjakan kegiatan dengan baik dan rapi
i. Guru mengevaluasi proses dan hasil karya anak
4. Pengelolaan kelas
a. Tiap kelompok dalam penataan kelas anak-anak duduk saling berhadapan
dengan teman lain.
b. Guru mengatur anggota kelompok agar seimbang.
c. Posisi anak diubah agar nyaman, dan lebih konsentrasi dalam kegiatan.

RANCANGAN SATU SIKLUS


Siklus

: II

Tema

: Pekerjaan

Kelompok

:B

Tanggal

: 9 Februari 2016 s/d 13 Februari 2016

Tujuan Perbaikan

: Meningkatan Kreativitas Meronce dan Mengurutkan Pola

melalui Pemanfaatan Bahan Alam Lingkungan (BAL) dengan Metode Demonstrasi di


Kelompok B TK Pertiwi 18 Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.
Identifikasi Masalah:
1. Hasil belajar anak dalam kegiatan seni meronce dan mengurutkan pola rendah
2. Kurangnya kreativitas anak dalam kegiatan meronce dan mengurutkan pola
3. Belum semua anak selesai dalam mengerjakan kegiatan meronce dan mengurutkan
pola sesuai waktu yang ditentukan
4. Kurangnya minat anak dalam kegiatan meronce dan mengurutkan pola

Dari keempat masalah tersebut yang teridentifikasi masalah yang akan diperbaiki adalah
kurangnya kreativitas anak dalam kegiatan seni meronce dan mengurutkan pola.

Analisi Masalah:
1. Guru dalam menyampaikan pelajaran terlalu cepat.
2. Guru belum menggunakan media yang tepat
3. Guru belum menggunakan media yang menarik
4. Anak dalam menyusun meronce belum diarahkan oleh guru
5. Guru terlalu kecil dalam memberi contoh
6. Guru belum menggunakan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan
Rumusan masalah :
1. Apakah penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat meningkatkan
kreativitas anak dalam pembelajaran meronce pada anak kelompok B di TK Pertiwi
18 Pandansari?
2. Apakah penerapan penerapan pemanfaatan bahan alam lingkungan dapat
meningkatkan kreatifitas mengurutkan pola pada anak kelompok B di TK Pertiwi
18 Pandansari?

PENGAMATAN TEMAN SEJAWAT


SIKLUS I
No
1

2
3

4
5

6
7
8
9

10

Uraian Pelaksanaan
Guru merencanakan langkah
kegiatan apa saja yang akan
dilakukan bersama anak.
Guru mengajak anak tanaya
jawab
Guru meminta anak untuk
membagi kelompok menjadi 3
kelompok.
Guru memperlihatkan contoh
dan media
Guru
menjelaskan
dan
mendemonstrasikan
cara
meronce
dan
mengurutkan
polanya
Guru meminta anak untuk
melaksanakan kegiatan meronce
Guru memberi motivasi pada
anak
Guru memberi penguatan pada
kemampuan anak
Guru memberi penilaian pada
proses dan hasil karya anak

Ya
V

V
V

Tidak

Keterangan
Sebagai
persiapan
pelaksanaan perbaikan
Untuk mengaitkan kegiatan
dengan tema
Untuk
pengorganisasian
kelas

Anak memperhatiakan

Agar lebih jelas apa yang


akan
dilakukan
dalam
kegiatan

Anak
melaksanakan
kegiatan dengan semangat
Anak bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan
Anak merasa senang karena
dihargai
Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan
kteativitas
anak
Untuk
mempersiapkan
kegiatan berikutnya

V
V
V

Guru mengajak anak untuk V


membereskan alat yang telah
digunakan

Mengetahui,
Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari

Tuminah, S. Pd. AUD

Observer

Tuminah, S. Pd. AUD

PENGAMATAN TEMAN SEJAWAT


SIKLUS II
No
1

2
3

4
5

6
7
8
9

10

Uraian Pelaksanaan
Guru merencanakan langkah
kegiatan apa saja yang akan
dilakukan bersama anak.
Guru mengajak anak menyanyi
sesuai tema
Guru meminta anak untuk
membagi kelompok menjadi 3
kelompok.
Guru memperlihatkan contoh
dan media yang akan digunakan
Guru
menjelaskan
dan
mendemonstrasikan
cara
meronce dan mengurutkan pola.
Guru meminta anak untuk
melaksanakan kegiatan meronce
Guru memberi motivasi pada
anak
Guru memberi penguatan pada
kemampuan anak
Guru memberi penilaian pada
proses dan hasil karya anak

Ya
V

V
V

Tidak

Keterangan
Sebagai
persiapan
pelaksanaan perbaikan
Untuk mengaitkan kegiatan
dengan tema
Untuk
pengorganisasian
kelas

Anak memperhatiakan

Akan jelas apa yang akan


dilakukan dalam kegiatan

Anak
melaksanakan
kegiatan dengan semangat
Anak bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan
Anak merasa senang karena
dihargai
Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan
kteativitas
anak
Untuk
mempersiapkan
kegiatan berikutnya

V
V
V

Guru mengajak anak untuk V


membereskan alat yang telah
digunakan

Mengetahui,
Kepala TK Pertiwi 18 Pandansari

Tuminah, S. Pd. AUD

Observer

Tuminah, S. Pd. AUD

LEMBAR WAWANCARA ANAK


Nama anak : Ahmad Saeful Munir
no

URAIAN

KETERANGAN
YA

Apakah kamu senang dengan kegiatan membuat meronce ?

Apakah kamu ikut dalam kegiatan membuat roncean

TIDAK

V
melalui V

pemanfaatan bahan alam lingkungan?


3

Apakah kamu mau jika ditugaskan membuat roncean

melalui V

pemanfaatan bahan-bahan alam lingkungan?


4

Apakah kamu mengikuti pada saat guru mendemonstrasikan V


kegiatan meronce ?

Nama Anak : Faris Berlinton


no

URAIAN

KETERANGAN
YA

Apakah kamu senang dengan kegiatan meronce ?

Apakah kamu ikut dalam kegiatan membuat roncean melalui V


pemanfaatan bahan alam lingkungan?

Apakah kamu mau jika ditugaskan membuat roncean

melalui V

pemanfaatan bahan alam lingkungan?


4

Apakah kamu mengikuti pada saat guru mendemonstrasikan V


kegiatan meronce ?

Observer

Tuminah, SPd.AUD

TIDAK

HASIL OBSERVASI TERHADAP PERILAKU GURU SAAT KEGIATAN

Hasil observasi terhadap perilaku guru saat siklus I


Senin, 1 Februari 2016
Observasi : Menilai Suparti saat memberikan penjelasan cara melaksanakan kegiatan
kurang menarik perhatian anak, karena alat pembelajaran dan bentuk kegiatan kurang
menarik.
Hasil observasi terhadap perilaku guru saat siklus II
Selasa, 9 Februari 2016
Observasi : Menilai Suparti saat menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan telah dipersiapkan
dengan matang dan menggunakan media pemanfaatan bahan alam lingkungan dan alatalat pembelajaran dengan contoh-contoh yang sudah jadi dan bentuk kegiatan lebih
bervariasi

Observer

Tuminah, SPd.AUD

CATATAN HARIAN OBSERVER

Catatan Harian Observer pada Siklus I


Hari/Tanggal

: Jumat, 5 Februari 2016

Materi

: Membuat Meronce

Pelaksanaan

: Membuat kegiatan meronce dengan pemanfaatan bahan

alam biji kara

Hanya beberapa anak yang dapat membuat


roncean

Guru memberi penguatan dan bimbingan pada


anak yang belum bisa membuat roncean.

Evaluasi

: Anak kurang kreatif karena media kurang menarik

Catatan Harian pada Siklus II


Hari/Tanggal

: Sabtu, 13 Februari 2016

Materi

: Meronce

Pelaksanaan

: Meronce dengan bahan alam lingkungan yang sangat variatif


menarik berupa gronong, biji jali, biji jenitri, dan bunga
ganyong

Hampir semua anak dapat melaksanakan


kegiatan meronce

dan anak juga kreatif

dalam membuatnya.

Guru memberi penguatan dan bimbingan pada


anak dalam membuat moaik

Evaluasi

: anak sangat antusias dalam kegiatan

Media yang digunakan lebih menarik

Pola lebih variatif

Dengan penerapan pemanfaatan bahan alam


lingkungan

FOTO-FOTO
BAHAN MERONCE

FOTO-FOTO
KEGIATAN ANAK MERONCE

FOTO-FOTO
HASIL MERONCE

Anda mungkin juga menyukai