Anda di halaman 1dari 23

PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

PARKINSON
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Neurobehaviour I

Disusun Oleh :
Nur Annisa Deviana

220110130045

Gadis Pratiwi Priyono

220110130097

Atin Janatin

220110130098

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Parkinson | 1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
Latar Belakang.....................................................................................................3
Tujuan...................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
Definisi.................................................................................................................4
Insidensi................................................................................................................4
Etiologi.................................................................................................................5
Manifestasi Klinis.................................................................................................6
Klasifikasi.............................................................................................................8
Patofisiologi........................................................................................................11
Pemeriksaan Penunjang......................................................................................12
Penatalaksanaan Penyakit Parkinson..................................................................12
Komplikasi.........................................................................................................15
Asuhan Keperawatan..........................................................................................15
Rencana Asuhan Keperawatan...........................................................................19
BAB III..................................................................................................................22
Simpulan.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23

Parkinson | 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Penyakit parkinson diketahui merupakan penyakit dengan biaya
pengobatan termahal di Amerika. Biaya pembuatan obat yang mahal dan
perawatan yang cukup memakan waktu

membuat penyakit parkinson

menjadi salah satu penyakit dengan pengobatan termahal dari penyakit lainya
(Hanifa, 2012).
Total kasus kematian akibat penyakit parkinson di Indonesia
menempati peringkat ke-12 dunia atau peringkat ke-5 di Asia dengan
prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002 (Novianti, 2010).
Penyakit parkinson disebabkan karena bagian otak Ganglia basalis
mengalami kelonggaran akibat produksi dopamin berkurang, sehingga
menyebebkan hubungan antar sel saraf dengan sel otot berkurang.
Penyakit ini bersifat progresif lambat dan kebanyakan menyerang usia
lanjut antara 50-60 tahun, tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak
ada pengobatan yang dapat menyembuhkanya oleh karena itu perlunya
deteksi dini serta pengenalan penyakit kepada masyarakat khususnya lansia
sebagai suatu upaya preventif dalam mengelola penyakit yang mungkin bisa
timbul kapan saja.

1.2.

Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan kembali mengenai penyakit Parkinson

Parkinson | 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Penyakit parkinson adalah suatu kelainan degeneratif sistem saraf pusat
yang sering merusak motorik penderita, seperti keterampilan, ucapan, dan
fungsi lainnya.
Penyakit parkinson ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia
(perlambatan gerakan fisik), kekuatan otot, dan hilangnya refleks-refleks
postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik
(produksi dopamin) yang menghubungkan substansi nigra dengan korpus
striatum (nukleus kaudatus dan nukleus lentikularis). Ganglia basalis adalah
bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali,
modulasi, dan mngakhiri pergerakan serta mengatur gerakan-gerakan
otomatis karakteristik yang muncul berupa bradikinesia, tremor, dan
kekakuan otot. Penyakit ini bersifat proresif lambat yang menyerang usia
pertengahan atau lanjut, dengan onset khas pada 50-an dan 60-an. Tidak
ditemukan penyebab yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkannya.
2.2.

Insidensi
Penyakit parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara
pria dan wanita seimbang. 5 10 % orang yang terkena penyakit parkinson,
gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang
penderita 50 tahun keatas. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya
mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari 0,6 %
pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 89 tahun.
Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di
Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada
sekitar 200.000 400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun
dengan rentan usia-sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa
Parkinson | 4

rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik


menunjukkan, baik di luar negri maupun di dalam negri, lelaki lebih banyak
terkena dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.
2.3.

Etiologi
Etiologi parkinson primer masih belum diketahui. Terdapat beberapa
dugaan, yaitu infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui),
reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, terpapar zat toksik yang
belum diketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi
nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak
dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan
gerakan-gerakan yang tidak disadarinya.
Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar, akan tetapi
ada beberapa faktor resiko (multifaktorial) yang telah diidentifikasikan, yaitu:

1. Usia : Insiden meningkat dari 10 per 10.000 pada usia 50 200 dari
10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi
mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada
substansi nigra pada penyakit parkinson.
2. Genetik : Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan,
yaitu mutasi gen a-sinuklein pada lengan kromosom 4 (PARKI) pada
pasien dengan parkinsonism autosom dominan. Pada pasien dengan
autosom resesif parkinson, ditemukan delesi dan mutasi point pada gen
parkin (PARK2) di kromosom 6. Selain itu juga ditemukan adanya
disfungsi mitokondria. Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga
meningkatkan resiko terkena parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang
dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat
jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinson tampak pada usia
relatif muda.

Parkinson | 5

3. Faktor Lingkungan
a) Xenobiotik : Berhubungan erat dengan paparan peptisida yang dapat
menimbulkan kerusakan mitokondria.
b) Pekerjaan : Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang tinggi
dan lama.
c) Infeksi : Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor
predisposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansi nigra.
Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan substasnsia
nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
d) Diet : Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif,
salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson.
Sebaliknya, kopi merupakan neuroprotektif.
4. Ras : Angka kejadian parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih
dibandingkan kulit berwarna.
5. Trauma kepala : Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit
parkinson, meski peranannya masih belum jelas benar.
6. Stress dan depresi : Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat
mendahului gejala motorik. Depresi dan stree dihubungkan dengan
penyakit parkinson, karena stress dan depresi terjadi peningkatan turnover
katekolamin yang memacu stress oksidatif.
2.4. Manifestasi Klinis
1. Gejala motorik
a. Tremor
Gejala parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap
sebagai suatu hal yang terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari
parkinson adalah tangan tremor jika sedang beristirahat. Namun jika
melakukan sesuatu tremor tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut
resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. Tremor terjadi di tangan
atau kaki, kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan dan
terjadi saat istirahat/ tidak sadar.

Parkinson | 6

b. Regiditas/kekakuan
Jika kepalan tangan yang tremor di gerakkan oleh orang lain perlahan
ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti
melewati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi
terpatah-patah.

Gerakan

kaku

membuat

penderita

berjalan

membungkuk untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak


jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek.
c. Akinesia/Bradikinesia
Gerakan menjadi serba lambat. Tulisan atau tanda tangan semakin
mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret.
Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik
dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng,
kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga
ludah suka keluar dari mulut.
d. Tiba-tiba berhenti atau ragu-ragu untuk melangkah
Hilangnya refleks postural disebabkan kegagalan integrasi dari saraf
propioseptif dan labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level
talamus dan ganglia basalis yang mengganggu kewaspadaan posisi
tubuh. Keadaaan ini menyebabkan penderita mudah jatuh.
e. Mikrografia
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa
kasus hal ini merupakan gejala dini.
f. Langkah dan gaya jalan
Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat,
stadium lanjut kepala di fleksikan ke dada, bahu membengkok ke
depan, punggung melengkung bila berjalan.
g. Bicara monoton
Hal ini dikarena bradikinesia dan rigiditas pernapasan, pita suara, otot
laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang
monoon dengan volume suara yang halus yang lambat.

Parkinson | 7

h. Demensia
i. Gangguan behavioral
Ketergantungan, mudah takut, kurang tegas, depresi.
j. Gejala lain
Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas
pangkal hidungnya (tanda Myerson positif).
2. Gejala non motorik
a. Disfungsi otonom
-

Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfinger terutama


inkontinensia dan hipotensi ortostatik.

Kulit berminyak dan infeksi kuman seboroik

Pengeluaran urin yang banyak

Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya


hasrat seksual, perilaku, orgasme.

b. Ganggaun suasana hati, penderita sering mengalami depresi


c. Gangguan kognitif, lambat menanggapi rangsang
d. Gangguan tidur, penderita mengalami insomnia
e. Gangguan sensasi
-

Kepekaan

kontras

visual

lemah,

pemikiran

mengenai

ruang,

pembedaan warna
-

Penderita sering mengalami pingsang, umumnya disebabkan oleh


hipertensi orthostatic, suatu kegagalan sistem saraf otonom untuk
melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan
posisi badan.

Berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau (microsmia


atau anosmia).

2.5. Klasifikasi
1. Penyakit Parkinson tahap dini
Penyakit Parkinson tahap dini penderita masih dapat melakukan
tugas sehari-hari tanpa merasa terganggu oleh penyakitnya. Gejala-gejala
pertama biasanya berupa perasaan lemas pada otot-otot yang cenderung
Parkinson | 8

untuk gemetar, terutama pada lengan dan jari-jari tangan. Kelemahan dan
gemetaran ini berkembang secara sedikit demi sedikit dan lambat sehingga
penderitanya jarang mendapat menceritakan sejak kapan iya mulai
merasakan tangan dan kakinya tidak lagi mengikuti perintahnya.Kegesitan,
ketangkasan, dan kemantapan gerakan makin lama makin didesak oleh
kelambanan, kecanggungan dan kekakuan gerakan. Kepada penderita
umumnya hanya diberikan psikoterapi suportif, fisioterapi, dan obat-obat
penunjang yang sesuai dengan gejala klinis.
2. Penyakit Parkinson tahap ringan-sedang
Penyakit Parkinson tahap ringan-sedang penderita sudah merasa
terganggu oleh penyakitnya dan sukar melakukan aktivitas sehari-hari
akibat tremor dan bradikinesia yang ditimbulkan. Sewaktu makan, tangan
yang memegang sendok suka mengambil makanan dan sukar pula
mengampaikannya ke mulut. Tulisan menjadi kecil-kecil, sehingga
akhirnya tulisan maupun tanda tangan menjadi berubah dan tidak bisa
dibaca.
3. Pada penyakit Parkinson tahap berat
Pada penyakit Parkinson tahap berat penderita sudah sangat
terganggu oleh penyakitnya dan ketergantungan penuh terhadap perawatan.
Penderita mengalami kesulitan untuk berbalik kanan-kiri. Perawatan tubuh
sehari-hari serta makan minum memerlukan bantuan orang lain. Tidak ada
gerakan otot wajah yang mencerminkan suka-duka atau sedih-senang.
Kesukaran bergerak yang mengenai otot rahang bawah serta otot wajah
akan membuat penderita sukar bicara, bicaranya pelan, serta air liur dapat
mengalir dari mulut. (Harsono, 2007)
Untuk kondisi Parkinson orang amerika membaginya dalam empat
stadium, yaitu :

Stadium I : sedikit unilateral mengalami gangguan keseimbangan dan


perasa, tetapi seluruh ADL setiap hari dapat di lakukan dengan baik.

Parkinson | 9

Stadium II : bilateral gangguan keseimbangan dan perasa terutama pada


badan sehingga mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
terutama dalam menyelesaikan aktivitas tersebut masih dapat dilakukan.

Stadium III : semua gejala Parkinson muncul, sehingga pasien


mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari terutama dalam berjalan.

Stadium IV : pasien tidak bisa lagi berjalan namun masih dapat duduk
dan berdiri sehinggga semua semua ADL harus di bantu.

Stadium V : Pasien tinggal tidur di tempat tidur

Parkinson |
10

2.6.

Patofisiologi

Faktor Usia

Toksin (Hydrogen Peroksida, Fe)

Dopamin di striatal
berkurang sampai
45%

Mekanisme proteksi
menurun

Virus
Invasi ke
jaringan

Kematian sel
meningkat

Menyerang
enchefalon

Dopamine berkurangke
globus pallidus

Menyebar ke
Nigra striatal

Globus palidus
mengeluarkan impuls
yang abnormal
Impuls globus pallidus tidak melakukan
inhibisi terhadap korteks piramidalis dan
ekstrapiramidalis
Manifestasi
otonom

Kerusakan kontrol gerakan


volunteryang memiliki
ketangkasan sesuai dan
gerakan otomatis
Aliran darah
serebral regional
menurun
Manifestasi
psikiatrik
Perubahan
kepribadian,
psikosis,demensia
Kognitif ,
persepsi
Kerusakan
komunikasi
verbal

Berkeringat, kulit
berminyak,lelah
berlebihan, kesulitan
dalam melakukan ADL

parkinso
n
gg. nervus
VIII
Rigiditas
deserebrasi
Perubahan gaya
berjalan, kekakuan
dalam beraktivitas
Hambatan
mobilitas
fisik

Perubahan
gastro

Defisit
perawatan diri

Perlambatan proses
makan
gg. intake
oral
Perubahan nutrisi
kurang dari keb.
tubuh
Parkinson |

11

2.7. Pemeriksaan Penunjang


1. Analisis cairan serebrospinalis
Pengambilan cairan serebrospinal dapat dilakukan dengan cara Lumbal
Pungsi, Sisternal Punksi atau Lateral Cervical Punksi. Lumbal Punksi
merupakan prosedure neuro diagnostik yang paling sering dilakukan,
sedangkan sisternal punksi dan lateral hanya dilakukan oleh orang yang
benar-benar ahli. Dilakukan dengan cara menginsersi jarum berongga ke
dalam ruang sub-araknoid diantara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga
dan lumbal keempat. Kemungkinan hasil menunjukkan adanya penurunan
kadar dopamin.
2. MRI / CT-scan kepala.
Untuk mengetahui gambaran internal otak. Pada penyakit parkinson
kemungkinan didapatkan gambaran pelebaran ventrikel.
3. PET (Positron Emission Tomography)
(PET) merupakan salah satu modalitas diagnostik kedokteran nuklir yang
lebih baik dibanding modalitas lain terutama di bidang keganasan. Prinsip
kerjanya dengan mendeteksi akumulasi bahan radioaktif pada suatu organ..
PETscan dapat memberikan gambaran fungsional aliran darah dan proses
metabolik di tingkat sel. PET dapat mengukur fungsi fisiologis dengan
mencitrakan aliran darah, metabolisme, neurotransmitter dan obat yang
dilabel zat radioaktif. Alat ini dapat menampilkan analisis secara kuantitatif,
mengikuti perubahan relatif selama pemantauan sesuai dengan perjalanan
dan pengaruh penyakit terhadap jaringan tubuh manusia atau respons
terhadap organ tubuh stimulus spesifik. Pada klien dengan parkinson
kemungkinan hasil PET scan menunjukkan penurunan metabolisme otak,
pengurangan cerebral blood flow terutama sekali di ganglia basalis.
4. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
2.8. Penatalaksanaan Penyakit Parkinson
1. Penatalaksanaan Non-Farmakologis
Dukungan dan edukasi merupakan hal sangat kritis saat seorang pasien
didiagnosis sebagai penderita penyakit Parkinson. Pasien harus mengerti
Parkinson |
12

bahwa penyakit Parkinson merupakan penyakit kronik progresif, dengan


tingkat progresifitas yang berbeda-beda pada setiap orang, dan telah
banyak pendekatan yang dilakukan untuk memperingan gejala. Adanya
group pendukung yang berisikan pasien penderita Parkinson tahap lanjut,
akan lebih membantu penderita yang baru saja didiagnosa sebagai
penderita penyakit Parkinson. Pasien harus diberikan nasehat mengenai
latihan, termasul stretching, strengthening, fitness kardiovaskular, dan
latihan keseimbangan, walaupun hanya dalam waktu singkat. Studi jangka
pendek menyatakan bahwa hal ini dapat meningkatkan kemampuan
penderita dalam melakukan aktifitas seharihari, kecepatan berjalan dan
keseimbangan. Sebagian terbesar penderita parkinson akan merasakan efek
baik atau positif dari terapi fisik. Pada pasien yang termotivasi, terapi ini
dapat dilakukan dirumah, dengan memberikan petunjuk atau latihan
contoh di klinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit parkinson
merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan
perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada
rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.
2. Rehabilitasi medik
Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta
mengatasi

masalah

sebagai

berikut

Abnormalitas

gerakan,

Kecenderungan postur tubuh yang salah, Gejala otonom, Gangguan


perawatan diri (Activity of Daily Living-ADL) dan Perubahan psikologik.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas dapat dilakukan tindakan sebagai
berikut :
a. Terapi fisik : ROM (range of motion) diantaranya Peregangan, Koreksi
postur tubuh, Latihan koordinasi, Latihan jalan (gait training), Latihan
buli-buli dan rectum, Latihan kebugaran kardiopulmonar, Edukasi dan
program latihan di rumah.

Parkinson |
13

Setelah dilakukan terapi, perkembangan evaluasi penyakit dapat


ditentukan dengan menggunakan skala Hoehn dan Yahr, yaitu dengan
perhitungan sebagai berikut :
Skala 0
Skala 1
Skala 1,5
Skala 2
Skala 2,5
Skala 3

Tidak ada tanda-tanda penyakit


Tanda-tanda unilateral
Tanda-tanda unilateral dan axial
Tanda-tanda bilateral tanpa gangguan keseimbangan
Penyakit bilateral ringan
Penyakit bilateral ringan sedang, tjd ketidak-seimbangan

Skala 4
Skala 5

tubuh, secara fisik masih mandiri


Penyakit parah, tidak mampu hidup sendiri
Tidak bisa berjalan atau berdiri tanpa bantuan

b. Terapi Okupasi : Terapi motorik halus untuk membantu pasien


mempertahankan aktivitas sehari-hari (ADL) diantaranya menulis,
menggambar, menggunting, mengancing baju, melipat, mengikat tali
sepatu dll.
c. Terapi Wicara
d. Psikoterapi
e. Terapi Sosial Medik
3. Penatalaksanaan Farmakologi
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:

AntikolinergikBenzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane).


Bergunauntuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk
menghaluskan pergerakan, mengontrol tremor dan kekakuan.

Carbidopa/levodopa. Merupakan preparat yang paling efektif untuk


menghilangkan gejala.

Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkankedalam


levodopa untuk mempelancar fluktasi klinis.

Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.Preparat antivirus,


Amantandin hidroklorida,digunakan untukmengurangi kekakuan,tremor
dan bradikinestesia.

Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine


Parkinson |
14

Obat-obat antidepresan

Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harusbenarbenar diperhatikan, karena kekakuan otot bisamenyebabkan penderita
mengalami kesulitan untuk menelansehingga bisa terjadi kekurangan
gizi (malnutrisi) padapenderita. Makanan berserat akan membantu
mengurangigangguan

pencernaan

yang

disebabkan

kurangnya

aktivitas,cairan dan beberapa obat.


2.9.

Komplikasi
1. Gangguan motorik
2. Kerusakan

berjalan,keseimbangan dan postur

3. Gangguan

autonom

4. Demensia
5. Depresi

2.10.

Asuhan Keperawatan
Anamnesis
1. Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, Umur (parkinson lebih sering pada kelompok usia
lanjut, pada usia 50-60 tahun), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki),
pendidikan, alamat, pekerjaan, agaman, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor regiater dan diagnosis medik.
2. Keluhan Utama
Hal yang sering terjadi pada pasein dengan parkinson adalah gangguan
gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot dan hilangnya
refleks postural.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pada anamnesis pasien sering mengeluh tremor, sering kali tremor
dirasakan pada satu tangan dan lengan kemudian ke bagian yang lain,
karekteristik tremor dapat berupa lambat, gerakan membalik pada lengan
Parkinson |
15

bawah dan telapak tangan. Keadaan ini meningkat jika pasien sedang
berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul pada saat pasien istirahat.
Keluhan lainnya pada parkinson meliputi adanya perubahan pada sensasi
wajah, sikap tubuh dan gaya berjalan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu di tanyakan kepada pasien meliputi ada tidaknya
hipertensi, diabetes, penyakit jantung, anemia, panggunaan obat-obatan
dalam jangka waktu lama.
5. Riwayat penyakit keluarga
Pada penyakit parkinson tidak ditemukan hubungan genetik yang jelas
tetapi pengkajian adanya anggota keluarga yang dulu pernah menderita
hipertensi dan diabetes melitus diperlukan untuk mengetahui komplikasi
penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.
6. Pengkajian Psikososial spiritual
Pengkajian yang dilakukan berupa mengkaji mekanisme pertahanan diri
(koping) yang digunakan pasien untuk menilai respons emosi pasien
terhadap parkinson danperubahan peran pasien dalam keluarga dan
masyarakat serta pengaruh dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
keluarga maupun di masyarakat.
Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan penyakit parkinson umumnya tidak mengalami penurunan
kesadaran. Adanya perubahan tanda-tanda vital meliputi bradikardia,
hipotensi dan penurunan frekuensi pernafasan.
Karakteristik penyakit ini memegaruhi wajah, sikap tubuh dan gaya berjalan.
Terdapat kehilangan ayunan tangan normal, kehilangan refleks postural dan
ketika pasien berdiri posisi kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan
gaya berjalan seperti di dorong.
Analisa Data
No
1

Data

Etiologi

Adanya tonus otot Parkinsongg.Nervus VIIIrigiditas

Masalah
Keperawatan
Hambatan
Parkinson |

16

meningkat,

deserebrasiperubahan gaya

kekakuan dan

berjalan,kekakuan dalam

kelemahan otot

beraktifitas hambatan mobilitas

serta tremor
Adanya

fisik.
Parkinsonmanifestasi

kelemahan

otonomberkeringat,kulit

neuromuskular,

berminyak,lelah berlebihankesulitan

kehilangan

dalam melakukan ADLdefisit

kontrol otot
Adanya kesulitan

perawatan diri
Parkinsonperubahan

dalam menelan

gastroperlambatan proses

nutrisi kurang

makanan

makangg.intake oralperubahan

dari kebutuhan

Adanya

nutrisi kurang dari keb. Tubuh


Parkinsonaliran darah serebral

perubahan pada

regional menurunmanifestasi

otot wajah

psikiatrikperubahan
kepribadian,psikosis,demensiakogni
tif,persepsi,kerusakan

mobilitas fisik

Defisit
perawatan diri

Perubahan

tubuh

Kerusakan
komunikasi
verbal

komunikasi verbal

Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,
menurunya kekuatan, kehilangan kontrol otot
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perlambatan dalam proses makan
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perlambatan bicara,
ketidakmampuan menggerakan otot wajah

Parkinson |
17

Parkinson |
18

Rencana Asuhan Keperawatan


No
1

Diagnosa Keperawatan

Kriteria Hasil

Hambatan mobilitas fisik - Pasien dapat ikut serta

Intervensi
- Lakukan

program

Rasional
latihan - Meningkatkan

berhubungan dengan

dalam program latihan,

kekakuan dan kelemahan

tidak terjadi kontraktur

kekakuan

fisik

sendi, bertambahnya

kontraktur

kekuatan otot

digunakan.

- pasien menunjukkan

kekuatan otot

koordinasi

ketangkasan,

- Lakukan latihan postural

dan

menurunkan

otot

dan

bila

mencegah

otot

tidak

- Latihan postural untuk melawan

tindakan untuk

kecenderungan kepala dan leher

meningkatkan mobilitas

tertarik ke depan dan ke bawah.


- Ajarkan

teknik

berjalan - Teknik

khusus

berjalan

mengimbangi
menyeret

khusus
gaya

dan

untuk
berjalan

kecenderungan

tubuh condong ke depan


- Anjurkan
dengan

pasien
air

hangat

masase otot

mandi - Mandi
dan

hangat

masase

membantu otot-otot rileks pada


aktifitas pasif dan aktif serta dapat
mengurangi
spasme

Parkinson | 19

dan

nyeri

yang

otot

akibat

mengakibatkan

kekakuan
- Kolaborasi
fisioterapi

dengan
untuk

ahli - Latihan fisik dari tim fisioterapi


latihan

fisik pasien

dialakukan untuk meningkatkan


kemampuan

dan

mobilisasi

ekstremitas.
2

Defisit perawatan diri

- Pasien dapat menunjukkan - beri dukungan kepada pasien - dukungan pada pasien selama

berhubungan dengan

gaya hidup untuk

kelemahan neuromuskular,

kebutuhan merawat diri

menurunya kekuatan,
kehilangan kontrol otot

selama aktifitas

aktifitas dapat meningkatkan


perawatan diri.

- pasien mampu melakukan - modifikasi lingkungan sekitar - Modifikasi lingkungan diberikan


aktifitas perawatan diri

pasein

sesuai dengan tingkat


kemampuan

utnuk mengompensasi
ketidakmampuan fungsi

- gunakan slide trail

- Slide trail digunakan untuk memberi


bantuan dan mendorong pasien
untuk bangun tanpa bantuan orang
lain.

- kolaborasi dengan dokter

- Supositoria digunakan untuk

pemberian supositoria dan

mencegah terjadinya konstipasi

terapi okupasi

dan terapi okupasi diberikan untuk


melengkapi kebutuhan khusus

Parkinson | 20

Perubahan nutrisi kurang - Pasien mengerti tentang


dari

kebutuhan

berhubungan

tubuh
dengan

pentingnya nutrisi bagi


tubuh

perlambatan dalam proses - Memperhatikan kenaikan


makan

- Observasi BB pasien

- Untuk mencegah terjadinya


kekurangan intake nutrisi

- Evaluasi kemampuan makan - Mencegah risiko terjadi aspirasi


pasien

berat badan pasien

akibat penurunan refleks batuk


pada pasien

- Anjurkan untuk pemberian

- Mencegah terjadinya dehidrasi

cairan 2.500 cc/hari selama


tidak terjadi gangguan
4

Kerusakan komunikasi

- Pasien dapat

jantung
- Menentukan cara

- Mempertahankan kontak mata akan

verbal berhubungan

berkomunikasi dengan

berkomunikasi misalnya

membuat pasien intens selama

dengan perlambatan

kemampuan yang ada

dnegan mempertahankan

komunikasi, bahasa isyarat dapat

kontak mata, bahasa isyarat.

di gunakan untuk memudahkan

bicara, ketidakmampuan
menggerakan otot wajah

pasien berkomunikasi
- Anjurkan keluarga untuk

- Mempertahankan kontak nyata

berbicara dengann pasein

merasakan kehadiran keluarga dan

dan memberi tahu keluarga

mencegah perasaan kaku.

mengenai keadaan paseien

Parkinson | 21

BAB III
SIMPULAN

3.1.

Simpulan
Parkinsonisme adalah suatu istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan

hilangnya refleks postural. Kelainan pergerakan terjadi karena defek jalur dopaminergik (memproduksi dopanim) yang
menghubungkan substansia nigra dengan korpus striatum.
Pentingnya peran perawat sebagai caregiver untuk selalu mengkaji keadaan pasien terutama dampak yang akan timbul dari
penyakit seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal dan
pandangan yang salah terhadap dirinya sendiri (gangguan citra tubuh). Semua hal yang mungkin akan pasien alami sebisa mungkin di
tanggulangi oleh perawat agar meningkatkan rasa penerimaan dan pantang menyerah pada pasien dalam menjalani penyakitnya.

Parkinson | 22

DAFTAR PUSTAKA

Disorders. 2007. Pustaka Cedekia dan Departemen Neurologi FK USU Medan. Hal 4-53.
Duus Peter. 1999. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Hal
231-243
Harsono, 2007. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jogjakarta: Gadjah Mada University
Press.
Isselbacher dkk. 2000. Harisons Principles of internal medicine. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arief. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Sjahrir H, Nasution D, Gofir A. Parkinsons Disease & Other Movement
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC

Parkinson | 23

Anda mungkin juga menyukai