Anda di halaman 1dari 20

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


1. BAB I
2. PENDAHULUAN

3.
4. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama
dikenal pada manusia misalnya diadihubungkan dengan tempat tinggal didaerah
urban linkungan yang padat,dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan
tulang thoraks yang khas TB dari kerangka yang digali di kuburan hedelberg pada
masa neolitikum,begitu juga penemuaan yang berasal dari mumi dan ukuran
dinding pyramid di mesir kuno pada tahun 2000-4000 SM.hipokratas telah
memperkenalkan terminology pthysis yang diangkat dari Bahasa yunani yang
menggambarkan tampilan TB paru ini.bukti lain dari mesir,pada mumi-mumi
yang berasal dari tahun 3500 SM jordania(300 SM),scandinavia (200
SM),nesperehan(1000 SM),peru(700 SM).
5.

Penyakit tuberculosis (TB) telah menginfeksi hampir sepertiga penduduk dunia


dan merupakan salah satu penyebab kematian utama, dengan insidens yang terus
meningkat sejak tahun 1980.baru pada tahun 1882 robert kock menemukan
kuman penyebabnya semacam bakteri berbentuk batang dan dari sinilah diagnosis
secara mikrobiologi dimulai dan penatalaksanaannya lebih terarah.apalagi pada
tahun 1896 rontgen menemukan sinar x sebagai diagnosis.(4)

6.

Word health organization (WHO) melaporkan bahwa tahun 2009 insiden


penyakit TB sebesar 9,4 juta (kisaran 8,9 9,9 juta) dengan prevalensi sebesar 14
juta (kisaran 12-16 juta) serta angka kematian 1,3 juta(kisaran 1,2 1,5 juta).
Indonesia saat ini menduduki peringkat ke empat didunia dalam hal jumlah
penderita. Insidensnya sebesar 528.063 kasus, prevalens 565. 614 kasus, kasus
baru dengan BTA (+) sebanyak 236.029, sedangkan angka kematian adalah
91.369.

7.
8.
9.
10.
3.

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

11.
12. BAB II
13. TINJAUAN PUSTAKA
14.
15. 2.1. Definisi
16.

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mycobacterium tuberkulosis. Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit
saluran pernafasan bagian bawah.(3)

17.

18.
19. Gambar.1 kuman TB pada lobus kanan
20.
21.
22.
23. 2.2. Etiologi

3.

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

24. Penyakit tuberculosis disebabkan mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini


terutama menyerang paru-paru, namun dapat juga menimbulkan kelainan di organ
tubuh lain.
25. Mycobacterium tuberculosis (MTB) Mycobacterium berbentuk batang, tidak
bergerak dan tidak memiliki spora, berukuran panjang 1 10 (biasanya 3-5) lebar
0,2 o,6. Setengah berat keringnya terdiri dari lipid berfungsi sebagai cadangan
energy, membuatnya bersifat hidrofobik, resisten terhadap jejas, termasuk
berbagai golongan antibiotika, bersifat tahan asam dan pertumbuhan yang lambat.
MTB dapat hidup intraseluler atau ekstra seluler pada kavitas. Kuman TB cepat
mati oleh sinar matahari langsung, tetapi dapat juga bertahan hidup beberapa jam
di tempat gelap dan lembab. Didalam daringan tubuh, kuman ini dapat dormant
selama beberapa tahun.
26. Struktur dinding sel Bagian dalam dari dinding sel mycobacteria terdiri dari
lapisan peptidoglikan. Terikat secara kovalen pada peptidoglikan tersebut adalah
arabinogalactan ( suatu polisakarida yang memiliki ujung luar teresterifikasi oleh
suatu molekul asam lemak yang disebut asam mikolik. Terdapat struktur-struktur
yang tertancap secara transversal pada seluruh bungkus (envelope) mulai dari
membrane plasma sampai bagian luar dinding yaitu suatu glikolipid seperti
fosfatidil mioinositol monosida, lipomanan (LM) dan arabinomanan (LAM).

27.

28. Gambar 2.mycobacterium tuberkulosis

3.

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

29. Pertumbuhan MTB membelah setiap 12-24 jam pada kedaan optimal. Waktu yang
sangat lambat bila dibandinkan bakteri lain yang berduplikasi dalam 15 menit
sampai 1 jam. Pertumbuhan lambat ini diakibatkan impermeabilitas dinding sel
terhadap asupan nutrient. Hal ini memperjelas keadaan sub akut dari perjalanan
alami penyakit tuberculosis dan waktu yang diperlukan untuk menumbuhkannnya
pada media. Harshey dan Ramakrishnan menemukan bahwa sintesis RNA
menjadi faktor utama yang berhubungan dengan lamabatnya pertumbuhan.
Mereka berhasil memperlihatkan bukti bahwa rasio RNA terhadap DNA dengan
laju elogasi rantai RNA sepuluh kali lebih lambat jika dibandingkan E.Coli.
30.
31. 2.3. Epidemiologi
32. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang sejarahnya dapat dilacak sampai
ribuan tahun sebelum masehi.sejak zaman purba penyakit ini dikenal sebagai
peyebab kematian yang menakutkan .sampai pada saat Robert Koch menemukan
penyebabnya,penyakit ini masih termasuk penyakit yang mematikan.istilah saat
itu untuk penyakit yang mematikan ini adalah consumtion.
33. saat itu masih dianut paham bahwa penularan TB adalah melalui kebiasaan
meludah disembarangan tempat dan ditularkan melalui debu dan lalat.hingga
tahun 1960,paham ini masih dianut diindonesia.
34. Dinegara maju seperti eropa barat dan amerika utara,angka kesakitan maupun
angka kematian TB pernah menurun secara tajam.diamerika utara,saat awal orang
erropa berbondong-bondong bermigrasi kesana.kematian akibat TB pada thahun
1800 sebesar 650 per 100.000 penduduk,tahun 1860 turun menjadi 400 per
100.000 penduduk ,ditahun 1900 menjadi 210 per 100.000 penduduk,pada tahun
1920 turun lagi menjadi 100 per 100.000 penduduk,dan pada tahun 1976 telah
turun menjadi1,4 per 100.000 penurunan angka kematian ini diyakini disebabkan
oleh :
1. Membaiknya keadaan sosioekonomi
2. Infeksi pertama yang terjadi pada usia muda.

3.

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


3. Penderita yang sangat rentan segera meninggal (tidak menjadi sumber
penularan )
4. Serta ditemukan obat anti TB yang ampuh.

35. Diindonesia,TB paru menduduki urutan ke-4 untuk angka kesakitan sedangkan
sebagai penyebab kematian menduduki urutan ke-5 menyerang sebagian
kelompok usia produktif dari kelompok sosioekonomi lemah.
36. Walaupun usaha pemberantasan TB telah dilakukan,tetapi angka insiden maupun
prevalensi TB paru diindonesia tidak pernah turun.dengan bertambahnya
penduduk,bertambah pula penderita TB paru,dan kini Indonesia adalah Negara
peringkat ketiga terbanyak didunia dalam jumlah penderita tuberkulosis
paru.dengan meningkatnya infeksi HIV/AIDS di Indonesia,penderita TB akan
meningkat pula.
37.
38. 2.4. Patogenenis
39. Patogenesis TB telah dipahami beberapa decade basil tubercle yang terhirup dan
bersarang pada alveoli. Sering kali, organisme ini dengan segera hancur, tanpa
gejala sisa kekebalan dan patologis lebih lanjut. Jika organisme tidak hancur,
mereka berkembang biak dan melukai dan menghancurkan jaringan alveolus
sekitarnya. Hal ini pada gilirannya menghasilkan sitokin dan faktor kemotaktik
yang menarik makrofag, neutrophil dan monosit. Biasanya pertumbuhan
organisme akan diperiksa sekali ada respons imunitas seluler yang adekuat
(imunitas bermedia seluker CMI) yang terjadi dalam 2-6 minggu. Sel dan bakteri
membentuk sebuah nodul, sebuah granuloma yang mengandung basil TB, yang
disebut suatu tubercle. Pada titik ini , tergantung pada faktor pejamu dan virulensi
dari strain, beberapa hasil akhir yang berbeda dapat dicapai. Pertama, jika tidak
lagi pertumbuhan tubercle merupan satu-satunya tempat penyakit dan organisme
bertahan pada stadium laten. Kedua, jika ada pertumbuhan lebih lanjut, basil
memasuki kelenjar limfe dan menginfeksi kelenjar getah bening hilus,
menyebabkan limfadenopati. Tubercle maupun kelenjar getah bening mengalami
kalsifikasi, sebagai konsekuensi jangka panjang proses jaringan parut dan
3.

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.

penahanan. Gabungan tubercle perifer dan kelenjar limfe hilus yang membesar
dan mengalami kalsifikasi disebut kompleks ghon. Sebagian besar infeksi yang
berkembang sampai titik ini biasanya menunda pemeriksaan, menciptakan infeksi
laten. Sebagain kecil pasien mengalami penyakit progresif diparu, dan sangat
sedikit pasien (seringkali kekebalan ditekan melalui satu mekanisme atau hal
lainnya) mengalami penyebaran hematogen , dengan produksi tubercle yang tak
terhitung diseluruh tubuh. Keadaan ini disebut tuberculosis milier dan
berhunungan dengan mortalitas yang sangat tinggi. Pasien memiliki respons CMI
sukses akan mencerminkan memori immunology infeksi dengan tes manthoux
positif. Tes ini terdiri dari suntikan protein TB intradermal steril dan megamati
tanda-tanda respons kekebalan, indurasi dari tempat suntikan 48-72 jam setelah
suntikan. Tes mantoux merupakan andalan tes paparan, yang tercakup dalam
rincian lebih besar pada bagian pengobatan dan oencegahan dibawah ini. Infeksi
laten tidak selalu tetpa laten sekitar 10% dari pasien akan mengaktifkan kembali
infeksi laten mereka dalam 3 tahun pertama setelah infeksi, berlanjut menjadi
infeksi nekrotik destruksi dengan gelaja konstitusi yang menonjol. Kerusakan
jaringan terlihat sebagai efek dari organisme dan respon kekebalan pejamu.
Sekelompok tambahan pasein akan terus berlangsung untuk dikemudian hari
mengaktifkan kembali decade setelah paparan, Karena usia, pengobatan, atau
penyakit kambuahn mengubah keseimbangan diantara pejamu dan organisme.
40.
41. 2.5. Faktor Resiko
42. Resiko tinggi terinfeksi TB meliputi:
-

Penderita HIV
Pasien dengan

transplantasi organ atau kondisi lain yang memerlukan terapi imunosupresif.


Kontak dengan penderita tuberculosis
Seorang dengan gambaran radiologis toraks yang sesuai dengan gambaran

tuberculosis lama.
Seseorang yang baru berpergian kedaerah dengan angka kejadian TB yang

kondisi

imunokompromised,

termasuk

diantaranya

tinggi
3.

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.
-

Petugas laboratorium TB
Petugas kesehatan serta petugas yang bekerja di tempat-tempat dengan
kejadian TB tinggi seperti penjara, nursing home dan fasilitas kesehatan

lainnya.
Seseorang yang memilikikondisi medis yang akan meningkatkan resiko
terjadinya infeksi aktif TB seperti diabestes mellitus, silicosis, kegananasan,

end stage renal disease, malnutrisi dan lainnya.


Anak berusia <4 tahun yang terpapar orang dewasa yang termasuk kedalam
kelompok berisiko tinggi terkena infeksi TB.

43. Gambar 3.penularan TB terhadap faktor resiko


tinggi.

2.6. Manifestasi Klinis


44. Tanda-tanda klinis dari tuberculosis adalah terdapatnya keluhan-keluhan berupa :
1.
2.
3.
4.
5.

Batuk
Sputum mukoid atau purulen
Nyeri dada
Hemoptysis
Dispneu
3.

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


6. Ronki basah diapeks paru
7. Wheezing (mengi) yang terlokalisir

45.
46.
47. Gejala-gejala umum :
1.
2.
3.
4.

Demam dan berkeringat,terutama dimalam hari.


Berat badan berkurang
Anoreksia
Malaise

2.7. Diagnostik Fisik


48. Keadaan umum : baik,sakit sedang,jelek pada kasus lanjut
1. Inspeksi : nafas cepat
2. Palpasi : nadi cepat,fremitus meningkat
3. Auskultasi :
1. suara nafas bronchial (ST)
2. Amfoik
3. Suara nafas melemah
4. Ronki basah seperti air mendidih
4. Perkusi : redup (bila ada pemadatan paru)
49.
5. Gejala sistemik
: dapat muncul gejala demam,penurunan berat
badan,dan lemah badan.
50.
6. Berat badan
: penurunan berat badan lebih sering ditemukan pada
TB yang telah berjalan lama.
7. Tenggorokan
: dapat ditemukan suara serak
8. Kelenjar getah bening : KGB dapat teraba
9. Paru paru
: dapat ditemukan adanya

rales,tanda-tanda

konsolidasi atau penemuan lain yang sejalan sejalan dengan efusi pleura.
(termasuk nyeri pleuritik).
10. Jantung
: takikardi, peningkatan tekanan vena,dan bunyi
friction rub dapat muncul pada penderita TB.
11. Abdomen
: asites,dinding abdomen seperti adonan roti,adanya
massa intraabdomen, dan hepatosplenomegali dapat ditemukan pada TB
diseminata atau TB abdomen.
3.

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.

12. Muskuloskaletal

: pembengkakan sendi, pembentukan gibus dan nyeri

yang terlokalisir dapat juga ditemukan pada TB.


13. Neurologis
: perilaku yang abnormal,nyeri kepala dan kejang.
2.8. Pemeriksaan Penunjang
1.

Radiologi
51. Gambaran radiologi dapat memperkuat dugaan adanya penyakit
tuberculosis paru lebih dini.gambaran radiolgi paru karena proses tuberculosis
sudah tampakterlebih dahulu kira-kira lebih 2-3 tahun sebelum ada gejala
klinik.
52. Macam macam gambaran kelainan paru :
1. Tuberkulosis paru menahun
53. Pada tuberkulosis paru menahun,tampak campuran bermacammacam proses di paru,yaitu proses tuberkulosis lama yang sebagian
jaringan paru telah mengalami penyembuhan yang disertai dengan proses
paru

disekitarnya,sehingga

pada

suat

daerah

tampak

gambaran

fibrosis,kavitas,kelainan noduler dengan bermacam ukuran serta eksudatif.


2. Kelainan akibat penyebaran hematogen,bersifat difus atau simetris kecilkecil (milier),jadi berbeda dengan penyebaran bronkogen yang tidak
simetris dan setempat.
3. Proses yang tampak pada foto thoraks menurut American thoracic
society dan national tuberculosis association :
3.1.
Lesi minimal (minimal lesion)
54.
Bila proses tuberkulosis paru mengenai sebagian kecil dari
satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dari volume paru yang
terletak diatas chondrosternal junction dari iga kedua dan
prosessus spinosus dari vertebra thorakhalis IV atau korpus
3.2.

vertebra thorakalis V dan dijumpai kavitas.


Lesi sedang (moderately advanced)
55.
Bila proses penyakit lebih luas dari lesi minimal dandapat
menyebar dengan densitas sedang,tetapi luas proses tetapi tidak
boleh lebih luas dari satu paru.atau jumlah seluruh proses yang ada
paling banyak seluas satu paru atau proses tuberkulosis tadi
mempunyai densitas lebih padat,lebih tebal (comfluent),maka luas
3.

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


proses tersebut tidak boleh lebih dari sepertiga luas satu paru dan
proses ini dapat/tidak disertai kavitas.bila disertai kavitas,maka
luas semua kavitas (diameter) tidak boleh lebih dari 4 cm.
Lesi luas (far advanced)
56.
Kelainan lebih luas dari lesi sedang.
Contoh TB paru miler :

3.3.
57.

58.

59.
Gambar 4.TB paru milier
2. Pemeriksaan bakteriologi,serologik,dan kimia.
60. Pada pemeriksaan ini dapat diambil bahan dari dahak,cairan
pleura,liquor cerebrospinal,bilasan bronkus.
a. Pemeriksaan pulasan sputum untuk basil TB
- Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
61. Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS) :
1. Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
3.

10

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.

2. Pagi (keesokan harinya)


3. Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi) atau setiap pagi
3 hari berturut-turut.
b. Pemeriksaan kultur basil TB
62.

3. Pemeriksaan penunjang khusus


a. BACTEC
63. Dasar pemeriksaan

biakan

radiometric.m.tuberculosis

memetabolisme

dengan

bactec
asam

adalah
lemak

metode
kemudian

menghasilkan CO2 yang akan diteliti


b. ELISA
c. MGIT (microbacteria growth indicator tube)
d. TSA (tuberculosteric acid)
e. ADA ( Adenosin deaminase)
f. PRC (polymerace chain reaction)
g. DNA finger printing,RFLP(restrictive fragment length polymerphim)
h. AMTDT (amphilict mycobacterium tuberculosis direct test)
i. Mycobacterium phage typing.
64.
2.9. Diagnosis
65.

Tuberkulosis sering mendapat julukan the great imitator yaitu suatu penyakit
yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit-penyakit paru lain dan juga
memberikan gejala-gejala umum,seperti kelemahan atau panas.(3)

66. Untuk Negara-negara yang jarang dijumpai penyakit tuberkulosis,kemungkinan


membuat diagnosis tuberkulosis paru pada seorang penderita dengan mudah
terlupakan.sebaliknya dinegara-negara yang tuberkulosis paru masih merupakan
persoalan utama,adanya kelainan radiologis,dengan cepat tanpa pertimbangan
yang lebih lanjut dianggap sebagai proses tuberkulosis.
1. Anamnesa
67. Keluhan : batuk,batuk darah,nyeri dada dan napas berbunyi yang
berlangsung lama.perlu diingat keluhan tersebut bukan hanya memonopoli
penderita tuberkulosis paru menahun. Keluhan tersebut dapat pula disebabkan
oleh semua penyakit paru menahun.
2. Pemeriksaan fisik
68. Dengan pemeriksaan fisik dapat diketahui :
3.

11

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


69.
2.1.

Lokalisasi proses karna banyak penyakit paru yang mengambil tempat


tertentu diparu,sehingga pemeriksaan fisik yang baik dan teliti sangat

2.2.

berguna.
Macam-macam proses seperti lambat atau cepatnya suatu proses
umumnya proses berlangsung menahun.pada penyembuhan terbentuk
jaringan fibrotik,kalsifikasi atau disertai kerusakan jaringan fibrotic

parenkim dengan meninggalkan kavitas.


3. Laboratorium
3.1.
Ditemukan basil tahan asam didalam dahak penderita atau dalam
3.2.
3.3.

cairan lambung,cairan pleura dll.


Radiologis,sesuai dengan gambaran tuberkulosis paru.
Darah rutin,menunjukkan gambaran proses kronis dan disertai L.E.D
(laju endap darah)yang cukup tinggi.

70.

DIAGNOSIS PASTI

71.

Diagnosis pasti dibuat bila ada kelainan paru dan ditemukan basil tahan

asam dalam dahak,cairan pleura,cairan lambung dan ditempat lain. Dengan


ditemukannya basil tuberkulosis,dapat dipastikan bahwa proses masih aktif
dan perlu diberikan pengobatan yang sesuai.
72.

DIANOSIS TERSANGKA (suspect)

73.

Diagnosis tersangka tuberkulosis paru dibuat hanya berdasarkan

kelainan fisik,tetapi tidak dijumpai basil tahan asam didalam dahak penderita.
74.

MENENTUKAN AKTIVITAS PENYAKIT

75.

Aktif : ditemukan basil tahan asam di dalam dahak

76.

Klinis diduga aktif bila masih ada keluhan khusus dan keluhan

umum.dalam pemeriksaan fisik ditemukan krpitasi,ronki basah atau ada


kavitas.hasil pemeriksaan darah yang sesuai dapat memperkuat dugaan
penyakit yang masih aktif.
77. Salah satu pemeriksaan lain yang dapat membantu menentukan aktifitas penyakit
ialah gambaran radiologis.kemungkinan seseorang menderita tuberkulosis paru

3.

12

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


aktif bila pada gambaran radiologis paru dijumpai bayangan lunak,ada kavitas
atau proses bertambah luas pada pemeriksaan berikutnya.

78. Bila dengan cara-cara tersebut belum dapat dipastikan etiologinya,pengobatan


tetap diberikan dengan anggapan penderita sebagai seorang penderita
tuberkulosis.bila dengan pengobatan spesik tuberkulosis memberikan hasil yang
memuaskan,maka diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan .cara ini disebutkan
pengobatan ex-juvantibus.dirumah sakit atau dipusat kesehatan lain dengan
fasilitas cukup lengkap,tindakan diagnostic yang masih dapat dilakukan adalah uji
tuberculin.
79.
80. Aktifitas penyakit dinyatakan dalam :
1. Aktif
1.1.
Bila dahak mengandung basil tuberkulosis.
1.2.
Bila ada kavitas (kecuali open case dengan basil tahan asam dalam
dahak negatif).
1.3.
Gambaran radiologis berbeda pada foto tunggal maupun serial.
2. Tenang (quiescent)
2.1.
Dahak tidak mengandung basil untuk jangka waktu paling sedikit 6
2.2.

bulan.
Gambaran radiologis,tampak proses stabil atau hanya mengalami

sedikit perubahan.
2.3.
Masih ada kavitas(tetapi open case dengan basil tahan asam negatif )
3. Tidak aktif (inactive)
3.1.
Bakteriologis negatif pada pemeriksaan dahak setiap bulan untuk
jangka waktu paling sedikit 6 bulan.
81.
Gambaran radiologis yang dibuat serial menunjuk proses stabil
3.2.

atau bertambah bersih sedikit atau berkerut.


Tidak tampak ada kavitas baik pada foto polos maupun pada
tomogram.

3.

13

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


82.

83.

Skema 1. Diagnosis TB Paru suspect

84.
2.10. Penatalaksanaan(5)
a. Terapi non farmakologis
3.

14

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.

85. Sebelum ditemukannya obat anti tuberculosis, penderita penyakit ini dirawat
di sanatorium sampai dinyatakan sembuh. Prinsip pengobatan yang diberikan di
sanatorium adalah penderita dapat beristirahat dengan baik, mendapat udara
segar, makan makanan bergizi dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
86. Bentuk pengobatan TBC yang lain adalah dengan tindakan operasi seperti
lobektomi, pnemoektomi, frenikotomi dan torakoplasti. Tindakan-tindakan ini
didasarkan pada pengetahuan bahwa dengan menghilangkan bagian paru-paru
yang terinfeksi akan menghentikan penyebaran penyakit ini.
b. Terapi farmakologis
87. Saat ini terdapat 10 obat yang disetujui oleh Food and Drug Administration
(FDA) Amerika Serikat sebagai terapi tuberculosis. Sebagi tambahan, golongan
fluroquinolon, meskipun tidak disetujui oleh FDA untuk terapi tuberculosis,
sering digunakan mengobati tuberculosis yang mengalami tuberculosis resistensi
untuk pasien yang intoleran terhadap beberapa obat lini pertama.
88. Obat anti tuberculosis ( OAT) harus diberikan dalam bentuk kombinasi
beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Pemakaian OAT kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan untuk menjamin kepatuhan pasien dalam
menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed
Treatment) oleh seorang pengawas Menelan Obat (PMO). Pengobatan TB
diberikan dalam dua tahap yaitu intensif dan lanjutan.
89. Tahap awal (intensif)
90.

Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila


pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi
tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA +
menjadi BTA (konversi) dalam 2 bulan.

3.

15

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.
91.

Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun

dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh
kuman persisten sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
92. Paduan OAT yang digunakan Indonesia
93.

Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian

Tuberculosis di Indonesia:
-

Kategori 1 : 2(HRZE)/4 (HR)3


Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3

94. Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
-

Kategori anak : 2HRZ/4HR


Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resisten obat di Indonesia
terdiri dari OAT lini kedua.
95.
96. Efek samping OAT(3)
97. Sebagian besar pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek
samping.namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping,oleh karena itu
pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan
selama pengobatan.
98.
99.
Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat ,bila efek samping
ringan bisa diatasi dengan obat simptomatis maka pemberian OAT
dilanjutkan.
100.
1. Isoniazid (INH)
101. Efek samping ringan dapat ditemukan tanda-tanda keracunan pada
syaraf tepi,kesemutan,rasa terbakar dikaki dan nyeri otot.efek ini dapat
dikurangi dengan pemberian piridoksin dengan dosis 100 mg perhari atau
dengan vitamin B kompleks.pada keadaan tersebut pengobatan dapat
diteruskan.kelainan lain ialah menyerupai defisiensi piridoksin(syndrome
pellagra)
102.
103. Efek samping berat dapat berupa hepatitis imbas obat yang dapat
timbul pada kurang lebih 0,5% pasien.bila terjadi hepatitis imbas obatatau
3.

16

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


ikterik.hentikan OAT dan pengobatan sesuai dengan pedoman TB pada
keadaan khusus.
2. Rifampisin
104. Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan
pengobatan simptomatis ialah :
a. Syndrome flu berupa demam,menggigil dan nyeri tulang.
b. Syndrome perut berupa sakit perut,mual,tidak nafsu makan,muntah
kadang-kadang diare.
c. Syndrome seperti gatal-gatal kemerahan.
3. Pirazinamid
105. Hepatitis imbas obat ,nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin)dan
kadang-kadang menyebabkan serangan gout artritis.
4. Etambutol
106. Dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya
ketajaman,buta warna untuk warna merah dan hijau.meskipun begitu
keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai.gangguan
penglihatn akan berhenti sesaat oabt ini dihentikan.
5. Streptomisin
107. Efek samping yang utama adalah kerusakan saraf keseimbangan dan
pendengaran.resiko efek samping seperti itu akan

meningkat seiring

dengan pertambahan dosis yang melebihi umur.


2.11. Pencegahan
1. Identifikasi segera pasien dengan tb aktif,isolasi penderita itu,dan membuat
pasien tidak menular secepat mungkin untuk meminimalkan penyebaran.
2. Kontak pasien itu di skrining untuk melihat konversi uji kulit,mengidentifikasi
individu yang mengalami infeksi laten.
3. Program skrining dilakukan secara berkala pada populasi yang beresiko
tinggi,untuk mengindikasi individu-individu yang mengalami perkembangan
infeksi laten sejak skrining terakhirSelain itu,penyaringan dapat diterapkan
pada pasien ketika mereka memasuki kelompok beresiko tinggi mis,menerima
hukuman penjara untuk mengubah status HIV mereka).Kemoprofilaksis
disediakan bagi converter untuk mrngurangi resiko TB reaktivasi dimasa
depan.kemoprofilaksis untuk kandidat yang tepat,dapat mengurangi resiko
reaktivasi dari resiko seumur hidup dari 10-15 % menjadi mendekati 1%
3.

17

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.

.dengan efek samping resiko yang minimal.program secara fisik ditempatkan


secara fisik mengurangi penyakit tak diketahui atau diketahui intervensi
isolasi masker pernafasan efisiensi tinggi bagi petugas kesehatan.(1)

2.12. Prognosis
108.

Sebelum ditemukan anti tuberkulosis,penderita tuberkulosis

paru mempunyai masa depan yang suram,seperti halnya pendrita


kanker paru pada saat ini.tetapi sejak ditemukan anti tuberkulosis
,apalagi ditemukan rifampisin dan lain-lain,maka masa depan
penderita tuberkulosis paru sangat cerah.kecuali penderita yang
mengalami relaps (kekambuhan),atau terjadi penyulit pada organ paru
dan organ lain di dalam rongga dada ,maka penderita-penderita
demikian banyak yang jatuh dalam kor pulmonal.bila terbentuk
kaverne yang cukup besar,kemungkinan batuk darah hebat dapat
terjadi dan keaadaan ini sering menimbulkan kematian ,walaupun
secara tidak langsung.untuk diabetes mellitus yang sulit dilakukan
regulasi,dapat menyebabkan penyembuhan penderita tuberkulosis
menjadi lama,walau telah memakai regimen yang adekuat.(3)
109.
110.
111.
112.BAB III
113.PENUTUP
114.

3.1. Kesimpulan
115.

116. tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
basil mycobacterium tuberkulosis.tuberkulosis paru merupakan salah satu
penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Penyakit tuberculosis disebabkan
mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, namun
3.

18

4.
5.

1.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.

dapat juga menimbulkan kelainan di organ tubuh lain. resiko tinggi terinfeksi TB
meliputi Penderita HIV,Pasien dengan kondisi imunokompromised, termasuk
diantaranya transplantasi organ atau kondisi lain yang memerlukan terapi
imunosupresif,Kontak dengan penderita tuberculosis,Seorang dengan gambaran
radiologis toraks yang sesuai dengan gambaran tuberculosis lama,Seseorang
yang baru berpergian kedaerah dengan angka kejadian TB yang tinggi,Petugas
laboratorium TB.Penatalaksanaan pada penyakit paru meliputi dua hal yaitu
terapi farmakologis adalah

Paduan OAT yang digunakan oleh Program

Nasional Pengendalian Tuberculosis di Indonesia:Kategori 1 : 2(HRZE)/4


(HR)3,Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3Disamping kedua kategori ini,
disediakan paduan obat sisipan (HRZE)dan non farmakologis Diagnosis pasti
dibuat bila ada kelainan paru dan ditemukan basil tahan asam dalam dahak,cairan
pleura,cairan lambung dan ditempat lain. Dengan ditemukannya basil
tuberkulosis,dapat dipastikan bahwa proses masih aktif dan perlu diberikan
pengobatan yang sesuai.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.

DAFTAR PUSTAKA

125.
1. Dahlan, Zul. Tuberkulosis in Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Internal
Publishing, Jakarta : 2010
2. Z.S, Priyanti, Tuberkulosis in Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia, PDPI, Jakarta : 2010

3.

19

4.
5.

1.

2.

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN


3. Mansjoer A, Wardhani WI, Setiowulan. Tuberkulosis in Kapita Selekta
Kedokteran, jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapis;2000
126.
127.
128.

3.

20

4.
5.

Anda mungkin juga menyukai