Anda di halaman 1dari 8

Kode Etik Keperawatan

PENDAHULUAN
Sebagai perawat/ners selalu dihadapkan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
etik. Oleh karena itu etik menjadi sangat penting untuk dipahami oleh individu perawat sendiri.
Etik merupakan perilaku dan dalam skala yang lebih luas, etik merupakan sikap yang menuntun
perawat dalam bertindak sebagai anggota profesi.
Etika keperawatan sebagai tuntunan bagi profesi bersumber dari pernyataan Florence
Nightingale dalam ikrarnya (Nightingale Pledge) yang merupakan ikrar profesi keperawatan
kepada masyarakat yaitu profesi keperawatan berkewajiban:
a) membantu yang sakit untuk mencapai keadaan sehat.
b) membantu yang sehat mempertahankan kesehatannya.
c) membantu mereka yang tidak dapat disembuhkan untuk menyadari potensinya.
d) membantu seseorang yang menghadapi kematian untuk hdup seoptimal mungkin
sampai menjelang ajal (De Young, 1985).
Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai pohon pengetahuan (Body of Knowledge)
dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan berkelnjutan.
Pelayanannya dilakukan berasarkan ilmu dan kiat keperawatan demi kepentingan pasien / klien
serta masyarakat. Profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam mengatur dirinya sendiri, dan
salah satu ciri khasnya adalah patuh terhadap kode etik.
Di Indonesia melalui perjuangan yang cukup panjang, maka pada tahun 1976 telah disepakati
dan diterima kode etik perawat Indonesia yang merupakan salah satu langkah maju demi
pertumbuhan keperawatan profesional. Tujuan keperawatn adalah memberikan asuhan
keperawatn baik secara individu maupun berkelompok yang titik sentralnya adalah manuysia
dengan memperhatikan harkat, martabat dan penghargaan terhadap keluhuran insani.
Sebagai seorang profesional, perawat menerima tanggung jawab dan mengemban tanggung
jawab untuk memnbuat keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawat
yang diberikan. Perawat juga bekerja di berbagai tatanan dan mengemban berbagai peran yang
membutuhkan interaksi bukan saja dengan klien/pasien, keluarga dan masyarakat tetapi juga
dengan tim kesehatan lain.
Dalam melaksanakan tugasnya perawat akan sering mengalami konflik, baik dengan klien/pasien
beserta keluarganya maupun dengan tim kesehatan lain. Disamping itu perawat harus
mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya dalam praktek sesuai dengan perkembangan
IPTEK keperawatan dan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan perpanjangan hidup yang
sering menimbulkan dilema etik. Etik keperawatan berkaitan dengan hak, tanggung jawab dan
kewajiban dari tenaga keperawatan profesional dan institusi pelaanan dimana klien/pasien
dirawat. Pernyataan kode etik perawat dibuat untuk membantu dalam pembuatan standar dan
merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas, kewajiban dan tanggung jawab perawat
profesional. Kode etik merupakan ciri mutlak dari suatu profesi yang memberi makna bagi
pengaturan profesi tiu sendiri meliputi bentuk pertanggung jawaban dan kepercayaan yang
dilakukan oleh masyarakat.
Saat seseorang mulai memasuki profesi keperawatan, maka ia sceara langsung akan menerima
tanggung jawab, kepercayaan dan kewajiban yang melekat pada kode etik itu sendiri. Telaah
tentang maslaah etik dan isu/konflik yang mungkin timbul dalam praktek keperawatan dapat
dipakai sebagai landasan kerja bagi perawat dalam pendekatan yang sistematik terhadap perilaku
etis. Hal ini juga akan memberikan peningkatan kesadaran tentang bergam masalah etik dan
pengambilan keputusan dalam asuhan keperawatan.

Perawat dapat menjaga perspektif etis dengan jalan menyadari bahwa semua keputusan yang
diambil dalam praktek mempunyai dimensi etis. Hal ini disebabkan karena perawat bekerja
dengan berbagai urusan manusia yang berbeda dan membuat pertimbangan-pertimbangan
tentang apa yang perlu dilakukan untuk mereka. Regulasi menjadi penting karena regulasi
merupakan kebijakan/ketentuan yang menagtur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas
sprofesinya dan tekait kewajiban dan hak.Pada saat ini regulasi dilakukan dengan mengacu pad
akeputusan Menteri Kesehatan no. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktek keperawatan
yang dibuat oleh konsil keperawatan. Dengan adanya registrasi, lisensi dan sertifikasi, maka
mutu pelayanan dan tingkat kepuasan klien meningkat dan malpraktek dapat dicegah. Buku
pedoman kode etik perawat ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk memberikan landasan
tentang mengapa perawat harus mempelajari dan menghayati tentang etika profesi keperawatan.
2. MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEPERAWATAN (MKEK)
2.1. Landasan Hukum.
Berdasarkan UU no. 18 / 2002 tentang IPTEK sebagai berikut:Organisasi profesi adalah wadah
masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi atau
suatu bidang kegiatan profesi, yang dijamin oleh negara untuk mengembangkan profesinalisme
dan etika profesi dalam masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 butir
14 UU No. 18/2002 tentang IPTEK).
Dewan Kehormatan Kode Etik dibentuk oleh Organisasi Profesi untuk menegakkan etika,
pelaksanaan kegiatan profesi serta menilai pelanggaran profesi yang dapat merugikan
masyarakat atau kehidupan profesinalisme di lingkungannnya.
2.2. Visi dan Misi.
2.2.1. Visi.
MKEKep. Merupakan suatu lembaga yang memiliki kewenangan otonom terhadap pembinaan
perawat dan komunitas keperawatn untuk menegakkan etika profesi dan ikut kontribusi dalam
kebijakan kesehatan nasional yang berkaitan dengan masalah etik.
2.2.2. Misi
MKEKep, mempunyai misi sebagai berikut :
2.2.2.1. Proaktif untuk memberdayakan diri dalam pengendalian dan pemberlakuan standar
etik profesi.
2.2.2.2. Mengkaji kebutuhan untuk merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan
komitmen moral dasar.
2.2.2.3. Menyiapkan peoman etik keperawatan sebagai acuan dalam melaksanakan praktek
keperawatan.
2.2.2.4. Menyusun alur dan mekanisme penyelesaian masalah etik sebagai pedoman dalam
pelaksanaan praktek keperawatan.
2.2.2.5. Membina komunitas keperwatan dalam penyelesaian masalah etika.
2.2.2.6. Mengendalikan pendidikan dan praktek keperawatan dalam pelaksanaan etik untuk
melindungi serta menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat.
2.3. Kedudukan Majelis Kehormatan Etik Keperawatan.
Kedudukan MKEKep., ditetapkan sebagai berikut :
2.3.1. MKEKep adalah badan otonom PPNI yang bertanggung jawab kepada musyawarah
nasional, musywarah propinsi, musyawarah kabupaten/kota dan rapat anggota sesuai dengan

tingkat kepengurusan majelis.


2.3.2. MKEKep dibentuk pada tingkat pusat dan propinsi. Apabila diperlukan pada tingkat
kabupaten / kota dapat dibentuk atas pertimbangan dan persetujuan dari pengurus MKEKep.
2.3.3. MKEKep mengadakan koordinasi dengan pengurus pusat, propinsi, kabupaten/kota serta
komisariat PPNI sesuai dengan tingkat keperngurusan.
2.4. Kewenangan dan Tugas Pokok MKEKep.
Kewenangan dan tugas pokok MKEKep, dapat dirinci sebagai berikut :
2.4.1. Melakukan tugas bimbingan, pengawsan dan penilaian dalam pelaksanaan etika
keperawatan.
2.4.2. Memperjuangkan agar etika keperawatan dapat diteapkan dengan baik di Indonesia.
2.4.3. Memberikan usul dan saran kepada pengurus sesuai dengan tingkat kepengurusan
majelis.
2.4.4. Membina hubungan baik dengan aparat etik yang ada, baik Pemerintah ataupun
organisasi profesi lain.
2.4.5. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada musyawarah nasional, propinsi, kabupaten /
kota dan rapat anggota.
KEWAJIBAN PERAWAT
* Perawat wajib mematuhi semua peraturan rumah sakit dengan hubungan hukum antara perawat
dengan pihak rumah sakit.
* Perawat wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.
* Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati dengan pihak rumah sakit.
* Perawat wajib memberikan pelayanan / asuhan keperawatan sesuai standar profesi dan batas
kewenangannnya /otonom profesi.
* Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
* Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien / pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama /
keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.
* Perawat wajib bekerja sama dengan tenaga medis / tenaga kesehatan lain yang terkait dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada klien / pasien.
* Perawat wajib memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan kepada klien
/ pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
* Perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya.
* Perawat wajib memelihara pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional
yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
* Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
diperlukan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
HAK PERAWAT
* Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
* Menolak keinginan klien / pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode etik profesi.
* Mendapatkan informasi lengkap dari klien / pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
* Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kesehatan secara terus menerus.
* Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien / pasien dan atau keluarganya.

* Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya.
* Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh klien/
pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
* Menolak pihak lain yang memberi anjuran / permintaan tertulis untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan perundang-undangan, standra profesi dan kode etik.
* Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan /
ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
8.4.Perawat dan Profesi.
Praktisi dan Manager
- Menetapkan standar untuk praktek keperawatan, riset, pendidikan dan manajemen.
- Membantu pengembangan tempat kerja yang mendukung dilakukannya, disebarluaskannya
dan digunakannya penelitian yang terkait dengan keperawatan dan kesehatan.
- Meningkatkan peran serta dalam perhimpunan perawat nasional sehingga dapat tercipta
kondisi sosial ekonomi yang menguntungkan bagi perawat.
Pendidik dan Peneliti
- Memberi kesempatan belajar mengajar dalam menetapkan standar untuk praktek
keperawatan, penelitian, pendidikan dan manajemen.
- Melakukan dan menyebarluaskan serta memanfaatkan penelitian untuk memajukan profesi
keperawatan.
- Meningkatkan kepekaan para peserta didik tentang pentingnya perhimpunan profesi
keperawatan.
Perhimpunan Perawat Nasional
- Berkolaborasi dengan pihak lain untuk menetapkan standar bagi pendidikan keperawatan,
praktek, penelitian dan manajemen.
- Menyusun kebijakan, pedoman dan standar yang terkait denagn penelitian keperawatan.
- Melakukan lobby demi teciptanya kondisi kerja sosial dan ekonomi yang adil dalam
keperawatan.
- Menyusun kebijakan dan pedoman tentang berbagai isu tempat kerja.
8.5.Perawat dan Sejawat.
Praktisi dan Manajer
- Membangun kesadaran tentang fungsi-fyngsi khusus dan yang tumpang tindih serta potensi
terjadinya ketegangan interdisiplin.
- Membangun sister tenpat kerja yang mendukung nilai-nilai umum etika dan perilaku
profesional.
- Mengambangkan mekanisme untuk menjaga individu, keluarga atau komuniti apabila asuhan
mereka terancam oleh petugas pelayanan kesehatan.
Pendidik dan Peneliti
- Mengembangkan pemahaman tentang peran dari karyawan.
- Mengkomunikasikan etika keperawatan kepada profesi lain.
- Menanamkan dalam diri peserta didik kebutuhan untuk menjaga individu, keluarga atau
komunikasi apabila asuhan terancam oleh petugas pelayanan kesehatan.
Perhimpunan Perawat Nasional
- Mendorong kerjasama dengan disiplin lain yang terkait.
- Membangun kesadran tentang berbagi isu etik dari profesi lain.
- Menyediakan peoman, kebijakan dan berbagi forum diskusi dalam rangka mengamankan
masyarakat apabila asuhan mereka terancam oleh petugas pelayanan kesehatan.

9. Kode Perilaku Profesional.


Setiap perawat senantiasa berperilaku sebagai berikut :
1. Melindungi dan mempromosikan kepentingan pasien/klien secara individu.
2. Melayani kepentingan amsyarakat.
3. Memelihara kepercayaan publik.
4. Menegakkan dan meningkatkan kedudukan dan reputasi profesi tetap baik.
Sebagai perawat, secara pribadi bertanggung jawab dalam melaksanakan praktek dan dalam
menajlankan tanggung jawab profesionalnya :
1. Senantiasa bertindak sedemikian untuk mempromisikan dan melindungi kepentingan dan
kesejahteraan pasien/klien.
2. Tidak melakukan atau menghindar dari tanggung jawab perawat, yang merugikan kepentingan
atau keamanan pasien/klien.
3. Mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan profesionalnya.
4. Mengakui adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuannya serta bisa menolak setiap
tugas dan tanggung jawabnya jika tidak mampu, kecuali apabila ia dapat melakukannya.
5. Bekerjasama dengan klien dan keluarganya dalam suasana keterbukaan. Membantu
perkembangan kemandirian klien dan keluarganya serta mengakui dan menghormati keterlibatan
mereka dalam perencanaan dan pemberian asuhan.
6. Berkolaborasi dan bekerjasama dengan profesional kesehatan lain yng terlibat dalam
pemberian asuhan dan mengakui serta menghormati kontribusinya didalam tim asuhan.
7. Mengakui dan menghormati martabat dari tiap pasien / klien serta berespons kepada
kebutuhan asuhan keperawatan mereka.
8. melapor sedini mungkin kepada orang yng tepat/penanggung jawab tentang keberatan hati
nurani yang relevan terhadap praktek profesionalnya.
9. Menghindari penyalahgunaan hubungan dan akses istimewa dengan pasien/klien dan
keluarganya.
10. Melindungi semua informasi tentang pasien/klien yang bersifat rahasia yang dipeoleh selama
praktek dan melakukan penyingkapan bila diperlukan dengan persetujuan atau
mempertimbangkan untuk kepentingan publik yang lebih luas.
11. Melapor kepada orang yang tepat atau penanggung jawab, berkenaan dengan pengaruh fisik,
psikologik dan sosial terhadap pasien/klien, setiap keadaan di lingkungan asuhan keperawatan
yang bisa melanggar standar profesi.
12. Melapor kepada orang yang tepat atau penanggung jawab setiap keadaan dimana asuhan
keperawatan kepada pasien/klien yang aman dan tepat tidak dapat dilakukan.
13. Melapor kepada orang yang tepat atau penanggung jawab apabila tampak kesehatan atau
keamanan rekan kerja beresiko seperti keadaan yang mungkin melanggar standar prakltek dan
standar asuhan.Membantu reken kerja profesional dalam konteks pengetahuan, pengalaman, dan
suasana tanggung jawab untuk mengembangkan kompetensi profesional mereka dan membantu
yang lain dalam tium asuhan termasuk pelaku asuhan informal untuk membantu kontribusi
secara aman dan sesuai tingkat peran yang tepat.
14. menolak pemberian hadiah, keramahtamahan atau kebaikan dari pasien/klien dan
keluarganya yang saat ini berada dalam asuhan, yang mungkin dapat ditafsirkan sebagai upaya
untuk menggunakan pengaruh agar diperlakukan secara istimewa.
15. Memastikan bahwa status registrasi tidak digunakan dalam promosi produk atau jasa
komersial, mengumumkan setiap kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang relevan
dengan organisasi produk/jasa dan memastikan bahwa pertimbangan tidak dipengaruhi oleh

pertimbangan komersial apapun.


10. Hak Pasien.
Hak adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien.
1. Pasien berhak memperoleh infromasi menganai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2. Pasien berhak memperoleh infromasi mengani tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai standar profesi
kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan.
5. Pasien berhak memeilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepad adokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang merawat
8. Pasien berhak atas privacy dan kerhasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
9. Pasien berhak mandapat informasi yang meliputi : penyakit yang diderita tindakan medik yang
hendak dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya, alternatif terapi lainnya prognosanya dan perkiraan biaya pengobatan.
10. Pasien berhak menyetujui/memberikan ijin atas tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawabnya sendiri sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya.
12. Pasien yang dalam keadaan kritis berhak didampingi oleh keluarganya.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak menganggu pasien lainnya.
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit.
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
Kewajiban perawat.
11.1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan rumah sakit dengan hubungan hukum antara
perawat dengan pihak rumah sakit.
11.2.
Perawat wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.
11.3.
Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati dengan pihak rumah sakit.
11.4. Perawat wajib memberikan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar profesi dan
batas kewenangannnya /otonom profesi.
11.5.
Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
11.6. Perawat wajib merujuk klien/pasien kepad perawat lain/tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian / kemampuan yang lebih baik.
11.7. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien/pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan

agama/keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.


11.8. Perawat wajib bekerja sama dengan tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang terkait
dalam meberikan pelayanan kesehatan kepada klien/pasien.
11.9. Perawat wajib memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan kepada
klien/pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
11.10. Perawat wajib mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambuangan.
11.12. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan secara terus menerus.
11.13. Perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan
batas kewenangannya.
11.14. Perawat wajib merahasiakan sehala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/perawat
bahkan juga setelah klien/pasien meninggal kecuali jika diminta keterangannya oleh yang
berwenang.
12.Hak Perawat.
Perawat berhak :
12.1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
12.2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spsialisasi sesuai latar belakang
pendidikannya.
12.3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode etik profesi.
12.4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien / pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
12.5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kesehatan secara terus menerus.
12.6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien / pasien dan atau keluarganya.
12.7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya.
12.8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
12.9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
klien/ pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
12.10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran / permintaan tertulis untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standra profesi dan kode etik.
12.11. Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan /
ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
12.12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.
(Sumber : SK Dirjen Yan. Med. No. YM. 03.2.6.956 tanggal 19 Oktober 1998).
DAFTAR RUJUKAN
1. Bandman E.L. & Bandman B. (1990). Nursing Ethnics Through The Life Span. 2nd Ed.
Prentice Hall-Int. Edition.
2. Black, J.M. & Jacobs, E.M (1997). Medical Surgical Nursing, Philadelphia : W.B. Sauders.
3. Buxhaum B.S. et al. (1994). Illustrated Manual of Nursing Practice. 2nd Ed. Springhpouse.
4. Canadian Nurses Association. Everyday Rthics-Putting teh code into practice.
5. Depkes. (1997). Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit. Surat Edaran
Direktur jenderal Pelayanan Medik Nomor : YM.02.04.3.5.2504 tanggal 10 Juni 1997.
6. Depkes (1998). Hak dan Kewajiban Perawat dan Bidan di Rumah Sakit. Surat Keputusan

Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor : YM.00.03.2.6.956 tanggal 19 Oktober 1998.


7. Ellis J.R & Hartley C.L (1998). Nursing in Todays World-Challenges Issues and Trends. 3nd
Edition. Philadelpphia. JB. Lippincott Co.
8. Guido G.W. Concept and Issues in Nursing Practise. 2nd Ed.
9. ICN (2000). Code of Ethics for Nurses.
10. Koltz, C.J. (1979). Private in Nursing Development and Management. Aspen Publ.
11. Kozier B & ErbG. (1998). Concept and Issues Nursing Practise. California : Addison Wesley
Publ. Co.
12. Kozier B & Erb G. Blais K. (1997). Profesional Nurisng Practise-Concepts and Perspectives,
3nd Edition-Wesley.
13. Notter L.E & Spalding E.G. (1976). Profesional Nursing : Foundation, Prespectives,
Relationship. 9th Ed. Philadelphia : J.B. Lippincott Co.
14. PPNI (2000). Kode Etik Keperawatan Indonesia. Keputusan Munas VI.
15. ThompsonJ.B & Thopson H.O (1981). Ethics in Nursing. Macmillan Publ. Co.

Anda mungkin juga menyukai