Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin, merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah perkakas untuk
menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh
tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga
alam. Berdasar pada pengertian tersebut, disadari bahwa mesin sudah ada sejak waktu
yang sangat lama dalam sejarah manusia. Bahkan, berdasar pada catatan, mesin sudah
digunakan pada tahun 3000an sebelum masehi di Mesopotamia.
Beberapa mesin dapat saja sangat sederhana. Sementara, ada juga yang sangat kompleks.
Salah satu contoh mesin yang sangat sederhana adalah gunting. Gunting, berdasar pada
cara penggunaannya, dikategorikan sebagai mesin karena merupakan perkakas yang
digerakkan oleh tenaga manusia. Selain itu, contoh dari mesin yang cukup kompleks
adalah engine. Engine merupakan suatu mesin karena merupakan perkakas yang
menggunakan motor penggerak dengan bahan bakar yang digunakan untuk
mempermudah kerja.
Pada tahun 1781, James Watt mematenkan mesin uap yang menghasilkan gerakan putar
yang continue. Adapun mesin ciptaan James Watt tersebut mampu menghasilkan 10
tenaga kuda. Karena tenaga yang dihasilkan cukup besar, penemuan tersebut pun
membuka sebuah revolusi besar dalam dunia industri karena dimulainya era mesin.
Periode ini dinamakan dengan masa revolusi industri. Selain itu, mesin uap tersebut juga
digunakan untuk menggerakkan kereta untuk menggantikan tenaga kuda, hingga akhirnya
tercipta lah kereta api.
Dengan ditemukannya mesin uap yang berujung pada terciptanya engine, maka hal ini
pun mempermudah proses penciptaan mobil. Bermacam produk yang mengarah pada
mobil pun mulai bermunculan. Pada tahun 1873, Amedee Bollee meniptakan kendaraan
yang dikenal sebagai mobil sesungguhnya. Akan tetapi, teknologi yang digunakan
belumlah sempurna. Teknologi pun semakin dikembangkan hingga akhirnya ditemukan
bermacam teknologi kendaraan oleh G.B. Selden, Karl Benz, Rudolf Diesel, dan
sebagainya.
1.2 Perkembangan Otomotif
Teknologi yang telah dikembangkan tersebut antara lain teknologi diesel, combustion
engine, hingga teknologi listrik. Teknologi combustion engine dengan memanfaatkan

bahan bakar gasoline ditemukan oleh Nikolaus Otto pada tahun 1861. Teknologi ini
merupakan teknologi yang umum dipakai dalam kendaraan bermotor . Adapun teknologi
ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan teknologi diesel yang ditemukan oleh Rudolf
Diesel. Perbedaannya adalah pada bagaimana cara kerja engine tersebut dan besar daya
yang dihasilkan.
Selain itu, dengan ditemukannya sistem baterai, maka pada tahun 1888 Andreas Flocken
menciptakan mobil listrik. Pada awal mula dipasarkan, mobil listrik cenderung lebih
diminati apabila dibandingkan dengan mobil berteknologi combustion engine. Hal ini
dikarenakan kemudahan dalam operasi apabila dibanding dengan teknologi combustion
engine pada masa itu. Akan tetapi dengan seiringnya waktu, teknologi pada mobil dengan
combustion engine dikembangkan untuk kenyamanan operasi kendaraan. Dengan
demikian, karena didukung oleh operasional yang mudah, jarak tempuh yang lebih jauh,
serta durasi penggunaan yang lebih lama, kendaraan dengan combustion engine menjadi
jauh lebih diminati dibanding dengan mobil listrik.
1.3 Persaingan dalam Dunia Otomotif
Dengan adanya minat yang besar dari masyarakat terhadap kendaraan bermotor, atau
mobil. Akhirnya muncullah perusahaan-perusahaan produsen mobil. Beberapa
perusahaan yang menjadi pioneer dalam dunia otomotif antara lain Daimler, Benz, dan
Ford Motor Company.
Pada masa-masa awal komersialisasi mobil, produksi masih dilakukan secara manual di
mana tiap mobil dirakit secara manual dan satu per satu. Hal ini mengakibatkan
ketidakefisiensi. Adanya persaingan antarperusahaan mengakibatkan tiap-tiap perusahaan
berupaya mengembangkan sistem produksinya. Hingga akhirnya pada Oktober 1908,
Henry Ford mengenalkan monil produksi perusahaannya yang dibuat dengan sistem
assembly line di mana mobil diproduksi secara massal hingga dapat menekan biaya
produksi. Hal ini pun membuat harga mobil menjadi cukup terjangkau bagi masyarakat
sehingga mobil pun menjadi kendaraan yang cukup populer.
Seiring dengan berkembangnya waktu, perusahaan produsen mobil pun semakin
berkembang dan bertambah jumlahnya. Lokasinya pun tidak hanya di Amerika Serikat,
Jerman, maupun Inggris. Tapi bahkan di Jepang seiring dengan terpisahnya Departemen
Kendaraan Bermotor yang mengurus produksi mobil pada Perusahaan Toyoda Automatic
Loom Works, Ltd menjadi perusahaan sendiri yang bernama Toyota Motor, Co., Ltd.,
pada tahun 1937.

BAB II
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
2.1 Pendirian Toyoda Automatic Loom Works, Ltd.
Pada awal abad ke-20, seorang Jepang bernama Sakichi Toyoda menemukan mesin tenun
otomatis. Berdasar pada temuannya, Sakichi kemudian membuat perusahaan yang

memproduksi mesin tersebut untuk dijual ke masyarakat. Perusahaan ini berdiri pada
tahun 1926 dengan nama Toyoda Automatic Loom Works, Ltd.
Seiring dengan berjalannya waktu, putera tertua dari Sakichi, bernama Kiichiro Toyoda
melihat bahwa industri mobil akan berkembang pesat. Untuk melihat potensi ini, maka
Kiichiro bepergian ke Eropa dan Amerika Serikat untuk memahami teknologi mobil
secara lebih dalam. Kemudian sepulangnya Kiichiro dari luar negeri, ia pun
mengembangkan engine baru yang ditenagai dengan bahan bakar gasoline sebagai
langkah awal pembuatan mobil. Kehendaknya ini pun didukung oleh ayahnya untuk
mewujudkan impiannya. Berbekal pengembangan dan dukungan tersebut, Kiichiro
kemudian mendirikan departemen baru pada perusahaan Toyoda Automatic Loom Works,
Ltd., yang bergerak di bidang pengembangan dan produksi mobil pada tahun 1933.
Pada tahun 1936, Perusahaan Toyoda mengadakan sebuah kompetisi untuk desain logo
baru perusahaan. Kemudian terpilih lah logo baru. Pemilihan logo baru ini pun berujung
pada penggantian nama perusahaan menjadi Toyota. Penggantian nama ini tak lain
bertujuan untuk merubah citra perusahaan. Hal ini tidak lain karena nama Toyoda
dalam bahasa Jepang berarti beras matang. Perubahan nama ini pun hendak
menghilangkan citra sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertanian.
2.2 Pendirian Toyota Motor, Co., Ltd.
Seiring dengan berjalannya waktu, terlihat bahwa masih keberadaan departemen
automobile menjadi sulit berkembang. Akhirnya, untuk meperbesar pangsa pasar dan
pengembangan mandiri, departemen automobile pun memisahkan diri dari perusahaan
induknya dan membentuk perusahaan sendiri yang bernama Toyota Motor, Co., Ltd.,
pada tahun 1937.
Kemudian setelah Perang Dunia II usai, perusahaan-perusahaan di Jepang dihendaki
untuk membantu rekonstruksi pascaperang dari negara tersebut. Toyota Motor, Co., Ltd.
pun tidak lepas dari kehendak ini. Akan tetapi, karena pengaruh inflasi pascaperang,
Toyota Motor, Co., Ltd., pun terkena imbas dan harus meminta bantuan dari kekuatan
ekonomi dunia. Adapun syarat dari bantuan keuangan ini adalah supaya Toyota Motor,
Co., Ltd., memisahkan departemen penjualannya menjadi perusahaan sendiri. Akhirnya
pada tahun 1950, Toyota Motor , Co., Ltd., terpaksa melepas departemen penjualannya
untuk menjadi perusahaan sendiri, yaitu Toyota Motor Sales, Co., Ltd.
2.3 Integrasi Toyota Motor, Co., Ltd., dan Toyota Motor Sales, Co., Ltd.

Karena perusahaan Toyota Motor, Co., Ltd., dan Toyota Motor Sales, Co., Ltd.,
merupakan dua perusahaan yang membutuhkan satu sama lain, maka hubungan
antarperusahaan tetap dipertahankan. Hubungan yang dipertahankan ini adalah dalam
bentuk koordinasi atas tiap tindakan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan.
Bahkan pada tahun 1962, dibentuk sebuah framework yang terdiri dari wakil para direktur
dari masing-masing perusahaan untuk membicarakan masalah-masalah yang penting.
Kerja sama ini terus berlanjut hingga ke pertukaran karyawan dan pelatihan gabungan
antarperusahaan. Tindakan-tindakan seperti ini akhirnya mampu menjadikan Toyota
sebagai perusahaan pemuka dalam industri otomotif.
Namun, walau sudah ada kerja sama seperti itu, tetap saja diperlukan integrasi antara
kedua perusahaan tersebut untuk memperluas pasar dan mempermudah pengambilan
keputusan. Akhirnya pada tahun 1982 timbul kesepakatan bersama antara kedua
perusahaan tersebut untuk melakukan merger. Merger ini pun dilakukan dengan
mempertahankan Toyota Motor, Co., Ltd., sebagai entitas tetap, dan Toyota Motor Sales,
Co., Ltd., sebagai entitas yang dilikuidasi. Akhirnya, berdasarkan kesepakatan,
digunakanlah nama Toyota Motor Corporation sebagai entitas baru.

BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN DAN KAPABILITAS INTERNAL
Analisis lingkungan dan kapabilitas internal dari perusahaan Toyota Motor Corporation dapat
dianalisis melalui metode analisis SWOT. Analisis SWOT sendiri merupakan analisis
terhadap kondisi lingkungan dan kapabilitas internal perusahaan. Dengan kata lain, analisis
terhadap bagaimana kapabilitas/kondisi internal perusahaan, yang menjadi kekuatan dan
kelemahan, serta kondisi eksternal perusahaan, meliputi kesempatan dan ancaman. Adapaun
analisis yang dilakukan sebagai berikut:

1. Memiliki karyawan lebih dari 300 ribu

1. Keputusan vital masih dipegang oleh

orang
2. Memiliki capital mendekati 400 triliun Yen.
3. Memiliki jaringan penjualan di seluruh

pihak inti perusahaan di Jepang


2. Pusat produksi masih berada di Jepang

STRENGTHS

dunia
4. Memiliki sentra perakitan di banyak negara

1. Pangsa pasar di Amerika Serikat sangat

WEAKNESS

1. Akan sulit menghadapi perusahaan-

besar karena bangkrutnya perusahaan mobil

perusahaan asal AS yang didukung

asli Amerika, General Motors.

kuat modalnya oleh pemerintah

OPPORTUNITIES

THREATS

Referensi:
Toyota. History of Toyota. Diambil dari: http://www.toyotaglobal.com/company/history_of_toyota (diakses pada 14 Maret 2015)

Toyota. Merger of Toyota Motor, Co., Ltd., and Toyota Motor Sales, Co., Ltd. Diambil dari:
http://www.toyotaglobal.com/company/history_of_toyota/75years/text/leaping_forward_as_a_global_corporati
on/chapter1/section2/item2.html (diakses pada 14 Maret 2015)
Anonim. (6 Februari 2007). The Creators of Toyotas DNA. Assembly Magazine. Diambil
dari http://www.assemblymag.com/articles/84596-the-creators-of-toyota-s-dna (diakses pada
14 Maret 2015)
Brain, Marshall. (5 April 2000). How Car Engines Work. HowStuffWorks.com. Diambil dari
http://auto.howstuffworks.com/engine.htm (diakses pada 14 Maret 2015)
Chiu, Y.C. 2010. An Introduction to the History of Project Management. Delft: Eburon
Academic Publisher

Anda mungkin juga menyukai