Anda di halaman 1dari 8

PEWARISAN EKSTRAKROMOSOMAL

RESUME
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Genetika I
yang Dibina Oleh Prof. Drs. A. D. Corebima, M. Pd.

Oleh :
Kelompok 5/G
1.
2.
3.
4.
5.

Susi Ratnaningtyas
Meita Via Arini
Lulut Dwi N
Noviana M K
Ayu Sri Darmastuti

(308342410459)
(308342417621)
(308342417613)
(308342417616)
(308342410462)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April, 2010

DNA merupakan materi genetik yang paling penting. Seluruh sejarah


tentang genetika, laporan sporadic menunjukkan bahwa elemen sitoplasmik atau
ekstranuklear juga bertindak sebagai agen dalam transmisi pewarisan. Beberapa
kasus yang bergantung pada gen sitoplasmik dan telah diklasifikasikan dalam
pewarisan maternal ditunjukkan oleh investigasi terdahulu memiliki hubungn
dengan gen ibu. Fenotip diekspresikan dalam keturunannya, dan kasus tersebut
digolongkan dalam efek maternal. Pewarisan ekstrakromosomal didefinisikan
sebagai pewarisan non-Mendelian, umumnya melibatkan DNA dalam replikasi
sitoplasmik misalnya mitokondria dan plastid. Sebagian kecil bakteri dan virus
juga merupakan agen pewarisan ekstranuklear.
Patokan (kriteria) dalam pewarisan ekstranuklear
Ada lima kriteria utama yang dapat digunakan untuk membedakan antara
sifat yang dikontrol oleh gen nuclear dan sifat yang dikontrol oleh gen
ekstranuklear, yaitu
1.

Perbedaan dalam hal hasil dari

reciprocal crosses akan

menyebabkan penyimpangan dari pola transmisi gen autosom Mendelian.


2. Sel reproduktif betina umumnya memiliki lebih banyak sitoplasma
dan organel sitoplasmik daripada sel jantan dan akan diperluas untuk
mempengaruhi sifat non-Mendelian.
3. Gen kromosomal menempati sebagian tempat tertentu dengan
memetuhi gen lain.
4. Kekurangan

pemisahan

Mendelian

dan

karakteristik

rasio

Mendelian yang tergantung pada transmisi kromosomal pada meiosis akan


mendukung transmisi ekstrakromosomal.
5. Penggantian eksperimental pada nuclei dapat memperjelas
pengaruh relatif pada nucleus dan sitoplasma.
Organel Sitoplasmik Dan Simbion
Organel-organel hanya digambarkan sebagai proporsi sangat kecil dari
materi genetik, mungkin beberapa ratus gen, berdasarkan jumlah DNA fungsional
yang dilibatkan. Organel sitoplasmik memiliki khususnya fungsi yang dasar dan
signifikan, tentu saja, hingga eksistensi kehidupan yang berkelanjutan. DNA
secara langsung berhubungan dengan fenotip yang dasar dan vital tersebut. Yang
menarik dikemukakan oleh Margulis adalah bahwa mitokondria adalah bakteria
yang hidup bebas. Setelah beberapa periode, mereka membuktikan simbion

pewarisan dengan inang sel eukariot dan akhirnya ditempelkan dalam organel sel
hewan dan tumbuhan. Mereka mengambil dari unit hidup bebas pada DNA
mereka dan alat lain untuk mekanisme genetik.
Mitokondria merupakan organel sitoplasmik yang kecil yang memiliki
lapisan-lapisan interna (cristae) yang dibentuk dari invaginasi membran dalam
mitokondria. Mitokondria memiliki ukuran yang hampir sama dengan bakteria
dan ada pada sel eukariot namun tidak ditemukan pada bakteri dan virus.
Mitokondria terdiri atas DNA unit kecil dan banyak yang ada di luar genom
nuclear. Genom mitokondria kecil dan mengkode sejumlah struktur dan fungsi
yang terbatas. Mitokondria terdiri atas apparatus khusus yang mensintesis protein
denga ribosom spesifik, tRNA, tRNA asam amino sintetase.
Mutan pertama ditemukan dalam ragi, jenis koloni kecil disebut petite,
Petites kurang mampu untuk memanfaatkan oksigen dalam metabolisme
karbohidrat. Strain petite yang telah dianalisis menunjukkan hanya proporsi kecil
dari G dan C dan peristiwa pasangan basa AT yang berulang. DNA semacam ini
tidak mengkodekan informasi biologis yang bermakna. Tidak adanya sitokrom
oksidase dari mitokondria tidak berarti bahwa enzim ini dikodekan oleh DNA
mitokondria, tetapi ini menunjukkan bahwa perubahan mutasi DNA mitokondria
akan menyebabkan selang-seling yang turun temurun dalam fenotipe mitokondria.
David JB membandingkan DNA mitokondria dalam kultur sel mamalia
yang berbeda, termasuk tikus dan manusia, ia juga menghibrid sel mamalia yang
berbeda dalam kultur. Dalam sel tikus dan hibrida manusia, misalnya, dia telah
menunjukkan bahwa tidak hanya DNA mitokondria dari tikus yang homogen dan
manusia yang homogen yang dapat dideteksi tetapi juga DNA hibrid

yang

heterogen. Dalam satu rangkaian percobaan, 20 persen dari setiap unit DNA
sirkular adalah milik tikus dan 80 persen adalah DNA mitokondria manusia.
MtDNA ini biasanya keluar sebagai molekul sirkuler yang relatif kecil,
yang dapat dengan mudah diisolasi dan ditandai. sehingga informasi cukup
tersedia mengenai struktur genom mitokondria. MtDNA biasanya hadir dalam
beberapa salinan per organel. Sel HeLa Manusia mengandung sekitar 10 salinan
mtDNA per mitokondria dan memiliki sekitar 800 mitokondria per sel. Struktur
mtDNA sangat kekal pada hewan yang tingkat tinggi.

Genom mitokondria seluruh mamalia ditranskripsi sebagai salah satu unit


dari

sisi

promotor

tunggal,

dan

transkrip

primer

raksasa

membelah

endonucleolytically untuk memproduksi masing-masing molekul tRNA, rRNA,


dan mRNA. Dengan demikian, seluruh mtDNA, berlaku, setara dengan satu
operon pada bakteri. Mitokondria

merupakan

organel

kompleks

yang

mengandung sejumlah besar protein yang berbeda jauh melebihi dari 13


berpotensi dikode oleh genom mitokondria mamalia mayoritas protein
mitokondria harus dikode oleh gen inti.
DNA Pada Plastida
Kloroplas timbul dari partikel sitoplasma yang disebut proplastida yang
mengandung DNA dan duplikasi sendiri yang tidak tergantung pada bagian sel
lain. DNA didistribusikan kurang lebih sama selama pembagian sel. Beberapa
karakteristik pewarisan kloroplas dari sitoplasma biji induk
Banyak varietas tidak terwariskan, beberapa dikontrol oleh gen nuclear
dan hal lain pada pewarisan plastida. Plastida warna normal dan mutan mungkin
tergantung dengan mutasi plastida. Kloroplas diisolasi dan didapatkan dari sintesis
protein dengan adanya adenosine tripospat atau cahaaya.
DNA Kloroplas dan Pertahanan Obat
Mutasi DNA nonkromosomal mengekspresikan fenotif yang sama seperti
kromosom DNA mutan. Pertukaran resiprok menunjukkan bahwa pertahanan
antibiotic dikontrol oleh gen nonkromosom, uniparental pada pewarisan. Semua
keturunan dari masing-masing resiprok melakukan perkawinan (mating) seperti,
plus (+) type mating dengan memasuki ke famili lain yang melakukan pertahanan
streptomycin, kemudian menunjukkan pewarisan maternal. Hasil dari pertukaran
resiprok menunjukkan pewarisan non mendel yang disertai pasangan tunggal dari
pertukaran sifat.
Organisasi pada genom plastid
Macam dari tipe genom adalah plastid-cloroplas, amiloplas, dan kromoplas
yang dimiliki oleh lebih dari 200 spesies yaitu tumbuhan tinggi dan hijau. Pada
DNAs mitokondria, kloroplas sering mengandung penggandaan copian cpDNAs.
Semua genom kloroplas yang dianalisis mengandung kumpulan gen yang sama.

Namun, gen yang mengatur sangat bermacam-macam pada cpDNAs. Genom


kloroplas untuk tumbuhan tinggi memiliki ukuran 21 sampai 31. Pada prokariotik
dipercaya telah berkembang, kloroplas telah kehilangan materi genetik. Informasi
dari nenek moyang sangat bergantung pada gen nuclear dari sekumpulan sel untuk
banyak komponen esensial. Komponen dari mitokondria yang terakhir disintesis
pada ribosom sitoplasma dan disalurkan ke dalam kloroplas dengan bantuan
peptide amino

terminal yang diangkut dan membelah selama transportasi

berlangsung di dalam membran sitoplasma


Bakteria Symbiont Pada Paramecium Sitoplasma
Protozoa uniselular yang melakukan dua reproduksi yaitu secara aseksual
dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi akibat pembelahan sel ke hasil kloning
dari sel yang serupa secara genetik . Tahap seksual, paramecium berkonjugasi
secara periodik dan mentransfer materi genetik dari satu sel ke sel lain.
Paramecium dan Ciliate yang lain mempunyai dua macam nuclei, yaitu
makronukleus vegetative besar dan mikronukleus kecil. Ini mungkin untuk
laboratorium membuat persilangan seksual melalui. Meiosis berikutnya,
menghasilkan sel haploid, tetapi sampai autogami menjadi homozigot diploid.
Hal ini menyediakan sebuah tempat untuk pembanding ekstraselular dan nuclear
warisan, dan untuk memperlihatkan bahwa progeny dapat berbeda dari wild type
pada ciri yang dikendalikan oleh gen nuclear dan ekstranuklear.
T. M. Sonnoborn dan yang lain mempunyai investigasi sebuah efek
presisten eksraselular pada Paramecium. Beberapa strain dari P.aurelia
menghasilkan sebuah unsur yang mempunyai pengaruh yang mematikan dari
anggota strain lain pada beberapa spesies. Paramecium dari strain yang mampu
memproduksi unsur racun yang disebut killer. Efek racun juga mengurangi
divisi sel setelah mengalami pengulangan. Pemisahan elemen pada sitoplasma
telah menerima hasil dari subtansi racun. Killer kemudian diamati dengan
menggunakan mikroskop dan partikelnya disebut kappa. Partikel ini yang
diperlihatkan utuk menjadi bacteri symbiotic, yang diberi nama Caedobacter
taeniospirales (bakteri pembunuh dengan ribbon spiral).
Sebuah subtantasi toxic (Paramecin), dihasilkan oleh bakteri pembunuh,
yang difusikan ke medium cair. Paramecin tidak mempunyai efek pada killer,

yang berasosiasi dengan semacam partikel semacam kappa yang terjadi pada lebih
dari 20 persent populasi kappa. Virus toxic pada paramecium sensitif tapi tidak
beracun pada nonbright bakteri.
Bakteri kappa hanya mengabdikan diri pada organismee yang membawa
nuclear alel k dominan, yang memetapkan lingkungan yang diperlukan untuk
bakteri bereproduksi. Ketika killer konjugasi dengan sensitif dibawah kondisi
yang tepat (untuk menghidari membunuh pasangan) dan tidak terjadi pertukaran
sitoplasmik. Ada dua macam clones mucul, yaitu satu dari sel killer asli yang
mengandung alel K (Kk) dan bakteri kappa, dan yang lain dari sel sensitive asli,
yang membwa alel K (Kk) dan kekurangan kappa. Autogami selanjutnya, separuh
keturunan dari killer adalah killer dan separuh [paramecium sensitive. Selama
tidak ada sitoplasmik yang ditransfer pada konjugasi, hanya sel dari killer asli
yang menerima wariasan dari bakteri kappa. Kappa tidak dapat bereproduksi di
sel. Autogami menghasilkan sel homozigot KK dank k, yang yang menghasilkan
clone killer atau nonkiller, secara respective.
DNA PLASMIT DAN TRANSFOMASI TUMOR
Molekul ekstrakromosom DNA dapat mereplikasi dengan bebas dan
mempertahankan dirinya sendiri di dalam sitoplasma sel tumbuhan yang disebut
dengan plasmid. Plasmid biasanya berada bersamaan dengan kromosom
mitokondria dan plastid, tetapi plasmid tidak dapat diorganisasikan menjadi
organel yang vital di dalam sel inangnya. Plasmid memiliki kemampuan dapat
melakukan replikasi dengan bebas untuk melakukan kombinasi dengan DNA lain,
dan membawa DNA inti sel untuk melekukan aktifitas sinsesis, plasmid
digunakan untuk rekayasa genetika.
Steliritas Sitoplasma Pada Tanaman
Contoh lain dari pewarisan sitoplasma adalah dihubungkan dengan
kegagalan polen. Ini terjadi pada banyak bunga pada tanaman dan mengakibatkan
sterilnya jantan. Sterilitas jantan meupakan bagian yang penting ketika melelui
proses pembentukan biji. tanaman hybrid diproduksi secara komersial pada
jagung, timun, bawang merah, sorghum, dan tanaman hybrid yang lain.
Jantan Steril ketika melewati Proses Polinasi Tanaman

Contoh mekanisme pewarisan meteri adalah transmit jantan steril pada


jagung,yang diteliti dan dianalisa dengan hati-hati oleh M.M. Rhoades. Polen
digugurkan pada kepala putik pada tanaman jagung, mengakibatkan polen
menjadi jantan yang steril. Tetapi struktur betina masih normal. Gen nuclear tidak
mengontrol macam sterilnya, meskipun gen ditransmisasikan dari generasi ke
generasi berasal dari telur sitoplasma.
Fakta dari varietas jantan steril diproduksi hanya dari keturunan jantan
steril ketika diadakan fertilisasi dengan polen dari tanaman jagung normal. Jantan
steril pada tanaman biji akan terus mengalami perulangan dalam bentuk polen
hingga terbentuk jantan yang fertil. Dalam genetika bentukan steril dirubah, jantan
steril tetap terbentuk, menunjukkan bahwa pewariasan materi tidak dapat
dikontrol oleh gen kromosom. Dalam pemeriksaan berkembang, diantara bagian
kecil polen didapatkan dari bentukan jantan yang steril. Membuat resiprok sangat
mungkin. Ini semua melewati pembentukan keturunan dari jantan steril pada biji
tanaman kemuadian berubah menjadi jantan yang fertile. Keturunan dari materi
jantan steril tanpa memperhatikan pembentukan pada umumnya.
Besar sekala menngunakan jagung jantan yang steril untuk pembentukan
biji membawa penyakit dalam kelompok hasil pertanian jagung di tahu 1970.
Karena keuntungan keseragaman jagung dan keuntungan besar jantan steril dalam
pembentukan biji, sumber pertama sitoplasma, diketahui di Texas (T0 sitoplasma
jantan steril, yang telah digunakan dalam produksi biji untuk hibrid jagung
ditanam tahun depan.
Bahaya keseragaman
Apa yang menyebabkan penyakit pada hasil jagung? Sebuah mutans baru
berbentuk jamur Helminthosporium maydis (nisikado dan miyake) mulai menjadi
pathogen yang mematikan pada khusus jagung hibrida. Jamur ini merusak jagung
dengan (T) sitoplasma jantan steril. Ahli pathogen dan keturunan tanaman
memenukan wabah ini berasal dari varietas jagung yang resistan dengan jamur.
Karena sebelumnya, muncul penyakit daun tanaman yang berwarna kuning,
tahun 1970 produksi biji telah digeser dengan jagung tanpa T sitoplama. Jagung
ini dibutuhkan detasseling tetapi secara luas digunakan untuk tanaman musim
dingin tahun 1971. Ini juga memproduksi beberapa biji yang resistens untuk

tanaman umum pertanian. Beberapa tanaman diprediksi sekitar 20-30 persen hasil
pertanian mati bahkan resiko lebih banyak lagi tanaman hybrid mudah rentan.
Sebagian besar produksi biji tahun 1971 diselesaikan tanpa menggunakan
steril jantan dan T sitoplasma. Penyebaran T pada H. maydis tidak terlalu parah
pada tahun 1972. Perkembangan H.maydis yang lain dapat muncul atau salah satu
penyakit tamanan jagungdapat menjadi ancaman untuk jagung hibrida dengan T
jantan steril sitoplasma. Beberapa varietas dari jagung resistan dengan persebaran
T pada H. maydis yang sekarang telah diidentivikasi dan telah tersedia untuk
produksi benih.
Pertanyaan:
1. Bagaimana transmisi materi genetik pada Paramecium?
Paramecium melakukan transmisi genetik dengan cara reproduksi seksual.
Tahap seksual, paramecium berkonjugasi secara periodik dan mentransfer
materi genetik dari satu sel ke sel lain. Paramecium mempunyai dua
macam nuclei, yaitu makronukleus vegetative besar dan mikronukleus
kecil. Meiosis berikutnya, menghasilkan sel haploid, tetapi sampai
autogami menjadi homozigot diploid.
2. Bagaimana

hubungan

antara

mitokondria

dengan

pewarisan

ekstrakromosomal?
Mitokondria memiliki DNA unit kecil dan banyak yang ada di luar genom
nuclear. Genom mitokondria mengkode sejumlah struktur dan fungsi yang
terbatas. Mitokondria terdiri atas apparatus khusus yang mensintesis
protein denga ribosom spesifik, tRNA, tRNA asam amino sintetase.

Anda mungkin juga menyukai