Pengaruh Tapioka Tehadap Pembuatan Sosis
Pengaruh Tapioka Tehadap Pembuatan Sosis
Ratio of Red Kidney Bean and Oyster Mushroom with Addition Tapioca and Taro
Flour on the Quality of Sausage)
ABSTRACT
The aim of this research was to find the effect of red kidney bean and oyster mushroom with addition tapioca and taro flour on
the quality of sausage. The research was using completely randomized design with two factors, i.e ratio of red kidney bean and
oyster mushroom (A): (100%:0%, 75%:25%, 50%:50%, and 25%:75%) and ratio of tapioca and taro flour (T): (100%:0%,
75%:25%, 50%:50%, 25%:75%, and 0%:100%). Parameter analyzed were moisture content, ash content, fat content, protein
content, crude fiber content, organoleptic value of colour, flavor, taste, and texture. The results showed that the ratio of red
kidney bean and oyster mushroom had highly significant effect on moisture content, ash content, fat content, protein content,
crude fiber content, organoleptic value of colour, flavor, taste, and texture. The ratio of tapioca and taro flour had highly
significant effect on ash content, fat content, protein content, crude fiber conten, organoleptic value of colour, dan texture.
Interaction of the two factors had highly significant effect on protein content and organoleptic value of taste, and had significant
effect on organoleptic value of colour. The ratio of red kidney bean and oyster mushroom of 75%:25% with addition tapioca and
taro flour of 25%:75% produced the best sausage.
Keywords: oyster mushroom, red kidney bean, sausage, tapioca, taro flour
PENDAHULUAN
Sosis merupakan salah satu makanan yang
banyak digemari oleh masyarakat baik anak-anak
maupun dewasa. Sosis umumnya dibuat dari bahan
baku daging (daging sapi, ayam, dan ikan) dengan
kandungan lemak, kolesterol, dan garam tinggi.
Sosis dengan bahan baku nabati diharapkan dapat
menjadi alternatif bagi penggemar sosis yang
khawatir akan penyakit degeneratif akibat tingkat
konsumsi sosis daging yang berlebihan. Sosis dapat
dibuat dari kacang merah dan jamur tiram.
Kacang merah merupakan tanaman lokal
yang tumbuh subur di beberapa daerah di
Indonesia, tetapi belum banyak dimanfaatkan
sebagai olahan pangan. Kandungan protein,
vitamin, mineral, dan serat yang tinggi serta asam
lemak jenuh dengan indeks glikemik yang rendah
sangat baik bagi kesehatan Kacang merah juga
mengandung banyak senyawa fitokimia yang dapat
menghapus radikal bebas untuk melindungi sel-sel
dari kerusakan dan perbaikan DNA.
Jamur tiram memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan karena mengandung lovastatin (obat
yang telah disetujui FDA tahun 1987 dapat
menurunkan kolesterol darah), leurotin yang bersifat
92
Pembuatan Sosis
Pasta kacang merah dan bubur jamur tiram
dibagi menjadi empat bagian dengan perbandingan
pasta kacang merah dan bubur jamur tiram masing
masing 100%:0%, 75%:25%, 50%:50%, dan
25%:75% sebanyak 68% dari berat total adonan.
Kemudian dibuat perbandingan bahan pengisi
sebanyak 15% dari total adonan sosis yaitu tapioka
dan tepung talas masing-masing 100%:0%,
75%:25%,
50%:50%,
25%:75%,
dan
0%:100%.Pasta kacang merah dan bubur jamur
tiram diaduk, ditambahkan campuran tepung dan
diadon hingga rata. Ditambahkan susu skim 6%,
minyak nabati 5%, gum arab 1%, gula 0,5%, garam
2%, lada putih 0,5%, bawang merah 1%, dan
bawang putih 1% dari berat total adonan sosis.
Dilakukan pengadukan hingga semua bahan
tercampur rata.
Adonan dimasukkan ke dalam selongsong/
casing sosis sepanjang 10 cm, diikat, dan direbus
hingga matang (10 menit). Setelah matang, sosis
diangkat lalu didinginkan dan dikemas. Dalam
penelitian ini digunakan selongsong yang terbuat
dari plastik polyamide merk Devro berwarna putih
transparan. Sosis yang telah dingin dikemas dan
disimpan selama 3 hari dalam lemari pembeku.
Dilakukan pengujian terhadap kadar air (AOAC,
1995), kadar abu (Sudarmadji, et al., 1997), kadar
lemak (Sudarmadji, et al., 1997), kadar protein
(AOAC, 1995), kadar serat (Sudarmadji, et al.,
1997), organoleptik warna, aroma,rasa, dan tekstur
(nilai skor dan hedonik) (Soekarto, 1985).
Analisis Data
Penelitian
dilakukan
dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial dengan 2 faktor yaitu perbandingan kacang
merah dan jamur tiram (A) sebagai faktor I dengan 4
taraf perlakuan yaitu A1 (100%:0%), A2 (75%:25%),
A3 (50%:50%), dan A4 (25%:75%). Faktor II adalah
perbandingan tapioka dan tepung talas (T) dengan 5
taraf perlakuan yaitu T1 (100%:0%), T2 (75%:25%),
T3 (50%:50%), T4 (25%:75%) dan T5 (0%:100%).
Setiap perlakuan dibuat dalam 2 ulangan. Setiap
perlakuan dibuat dalam 2 ulangan. Perlakuan yang
memberikan pengaruh berbeda nyata atau sangat
nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan
Multiple Range Test.
93
Tabel 1. Pengaruh perbandingan kacang merah dan jamur tiram terhadap mutu sosis
Parameter
Kadar air (%)
Kadar abu (%)
Kadar lemak (%)
Kadar protein (%)
Kadar serat (%)
Nilai hedonik warna (numerik)
Nilai hedonik aroma (numerik)
Nilai hedonik rasa (numerik)
Nilai hedonik tekstur (numerik)
Nilai skor tekstur (numerik)
Keterangan : Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada baris
yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata
pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji DMRT.
Tabel 2. Pengaruh perbandingan tapioka dan tepung talas terhadap mutu sosis
Parameter
Kadar air (%)
Kadar abu (%)
Kadar lemak (%)
Kadar protein (%)
Kadar serat (%)
Nilai hedonik warna (numerik)
Nilai hedonik aroma (numerik)
Nilai hedonik rasa (numerik)
Nilai hedonik tekstur (numerik)
Nilai skor tekstur (numerik)
T1=
100%:0%
58,524aA
2,102bB
13,184cB
11,068eE
1,866eD
3,650aA
3,492aA
3,358aA
3,258aA
3,192bB
T5=
0%:100%
58,713aA
2,247aA
13,955aA
11,564aA
2,305aA
3,500bB
3,458aA
3,367aA
3,358aA
3,367aA
Keterangan : Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada baris
yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata
pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji DMRT.
Kadar Air
Perbandingan kacang merah dan jamur
tiram memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) dan perbandingan tapioka dan tepung
talas memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap kadar air sosis yang dihasilkan
(Tabel 1 dan Tabel 2). Peningkatan jumlah jamur
tiram akan meningkatkan kadar air (Gambar 1). Hal
Gambar 1. Hubungan perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan kadar air sosis
94
Kadar Abu
Perbandingan kacang merah dan jamur tiram
serta perbandingan tapioka dan tepung talas
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar abu sosis yang dihasilkan
(Tabel 1 dan 2). Peningkatan jumlah jamur tiram
akan meningkatkan kadar abu sosis (Gambar 2).
Hal ini disebabkan jamur tiram mengandung mineral
relatif lebih banyak yaitu kalsium (33 mg), fosfor
(1348 mg), besi (15,2 mg), natrium (837 mg), kalium
(3793 mg) (Rahardjo, 2003) dibanding mineral pada
kacang merah yaitu kalsium (502 mg), fosfor (429
mg), dan besi (10,3 mg) (Hartayanie dan
Retnaningsih, 2006).
Gambar 2. Hubungan perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan kadar abu sosis
Gambar 3. Hubungan perbandingan tapioka dan tepung talas dengan kadar abu sosis
tapioka, sehingga semakin tinggi jumlah tepung
talas yang ditambahkan maka kadar lemak sosis
yang dihasilkan semakin tinggi (Gambar 5).
Kadar Lemak
Perbandingan kacang merah dan jamur
tiram serta tapioka dan tepung talas memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar lemak sosis yang dihasilkan (Tabel 1 dan 2).
Kadar lemak pada jamur tiram yang digunakan
(6,553%) lebih besar dibanding kacang merah
(1,948%), sehingga semakin banyak jumlah jamur
tiram yang ditambahkan, maka kadar lemak akan
semakin meningkat (Gambar 4). Tepung talas
memiliki kadar lemak 1,2% (Ridal, 2003) yang relatif
lebih tinggi dibandingkan tapioka yaitu sebesar
0,3% (Rahman, 2007). Selain itu tepung talas juga
mempunyai daya serap minyak yang baik yaitu 2,40
g/g
(Ridal,
2003)
sementara
tapioka
2,15 g/g (Otegbayo, et al., 2013) sehingga mampu
menyerap minyak/lemak lebih banyak dibandingkan
Kadar Protein
Kadar protein tertinggi terdapat pada
perlakuan perbandingan kacang merah 100% dan
jamur tiram 0% dengan penambahan tapioka 0%
dan tepung talas 100% (A1T5) yaitu sebesar
15,269% dan terendah pada perlakuan
perbandingan kacang merah 25% dan jamur tiram
75% dengan penambahan tapioka 100% dan
tepung talas 0% (A4T1) sebesar 7,698%. Pengaruh
interaksi antara perbandingan kacang merah dan
jamur tiram dengan penambahan tapioka dan
tepung talas terhadap kadar protein sosis adalah
semakin tinggi jumlah jamur tiram dan semakin
95
Gambar 4. Hubungan perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan kadar lemak sosis
Gambar 5. Hubungan perbandingan tapioka dan tepung talas dengan kadar lemak sosis
Gambar 6. Pengaruh interaksi antara perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan perbandingan tapioka
dan tepung talas dengan kadar protein sosis
dihasilkan. Peningkatan jumlah jamur tiram akan
meningkatkan kadar serat sosis (Gambar 7). Jamur
tiram yang digunakan mengandung serat yang lebih
tinggi (4,497%) dibandingkan kacang merah
(3,838%), sehingga semakin tinggi jumlah jamur
96
Gambar 7. Hubungan perbandingan kacang merah dan jamur tiram terhadap kadar serat sosis
Gambar 8. Hubungan perbandingan tapioka dan tepung talas terhadap kadar serat sosis
97
Gambar 9. Pengaruh interaksi antara perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan penambahan tapioka
dan tepung talas dengan nilai hedonik warna
(1995), enzim lipoksidase berperan dalam
mengkatalis oksidasi asam lemak tidak jenuh yang
akan membentuk senyawa peroksida organik
sehingga menghasilkan senyawa penyebab bau
langu (beany flavor). Penambahan jumlah jamur
tiram dalam jumlah yang tinggi menyebabkan
penurunan nilai hedonik aroma sosis. Jamur tiram
memiliki aroma khas yang disebabkan oleh adanya
senyawa volatil 1-okten-3-ol (Hasan, 2013), dimana
semakin tinggi persentase jamur tiram dalam sosis
aroma yang dihasilkan oleh senyawa volatil tersebut
semakin tajam sehingga tidak disukai panelis.
Gambar 10. Hubungan perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan nilai hedonik aroma
suka) dan nilai hedonik rasa terendah diperoleh
pada perlakuan A4T5 (kacang merah 25% dan
jamur tiram 75% dengan penambahan tapioka 25%
dan tepung talas 75%) yaitu sebesar 2,967 (tidak
suka-agak suka) (Gambar 11).
98
Gambar 11. Hubungan interaksi antara perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan penambahan tapioka
dan tepung talas dengan nilai hedonik rasa sosis
Gambar 12. Hubungan perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan nilai hedonik tekstur sosis
99
Gambar 13. Hubungan perbandingan kacang merah dan jamur tiram dengan nilai skor tekstur
protein pada tepung talas dapat meningkatkan WHC
sosis. Protein merupakan zat pengemulsi alami
yang sangat baik yang mampu mengikat air dan
lemak dan membentuk fase dispersi yang baik dan
homogen
(Hartomo
dan
Widiatmoko,
1992).Hubungan perbandingan tapioka dan tepung
talas terhadap skor tekstur sosis dapat dilihat pada
Gambar 14.
Gambar 14. Hubungan perbandingan tapioka dan tepung talas terhadap skor tekstur sosis
KESIMPULAN
1.
2.
100
3.
Universitas
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The
Association of Official Analitycal Chemist.
Association of Official Analitycal Chemist,
Washington D. C.
101